Title : Autumn
Main Cast : Do Kyung Soo a.k.a D.O EXO K
Seo Joo Hyun a.k.a Seo Hyun SNSD
Support Cast : Cho Kyu Hyun Super Junior
Im Yoon Ah a.k.a Yoona SNSD
Kim Tae Yeon SNSD
All EXO member
Author : Baconyeojachingu
Genre : Sad Romance, Angst #gagal
Rated : T
Length : Oneshot
Hai, readers author baru bawa ff gaje… Mian cast nya super gajeh…. Pairingnya gaje, author nya gaje, semuanya gaje, mian ya… sekedar info, gg ini pernah dipublish di exofanfictionworld.wordpress.com
Buat Nanairu eonni makasi cover nya cantik bgt……. Aku suka aku suka aku suka… *jingkrak jingkrak
Author, gak pernah dan gak akan pernah bosan utk mengingatkan reders sekalian untuk meninggalkan jejak setelah membaca FF ini. Jangan asal baca lalu ngilang gitu aja, #yg ketauan saya bacok. Beneran, author benci bgt itu sama yg namanya SIDERS, gak tau diri bgt, uda baca main tinggal
aja. Itu namanya kamu sama aja kayak memperk*sa FF ini, udah dapat enaknya main lari aja, iuh gak bgt dah!!! Author tegaskan ya, SIDERS ITU TERKUTUK!!! ( buat yg komen, tolong jelaskan perasaanmu setelah baca FF ini, but NO BASH)
Haduh, serem bgt ya ngomongnya Author, #readers: biasa aja kali. Udah deh, daripada makin ngaco langsung aja baca, juseyo…
HAPPY READING
Kyung Soo’s POV
Musim gugur adalah musim yang paling kusukai diantara empat musim yang pernah kurasakan. Menurutku, dedaunan berwarna emas kecoklatan itu sangat indah apalagi berserakan di tanah.
Di musim gugur, aku sangat senang datang ke sekolah karena di sepanjang jalan menuju sekolahku banyak pohon berwarna emas kecoklatan. Sepulang sekolah, aku sangat suka duduk di kursi yang ada di bawah pohon sambil menikmati pemandangan yang sangat menyejukkan mataku ini.
“Yaaa! Do Kyung Soo, apa hari ini juga akan duduk di kursi di bawah pohon itu lagi?” Tanya Kai sahabat baikku sesaat setelah ia membereskan bukunya.
“Iya, kau pulang duluan saja !” ucapku.
Kulihat ekspresi Kai berubah kesal. Setiap pulang sekolah aku tak pernah lagi pulang bersamanya. Dia akan pulang sendiri karena diantara kami yang jumlahnya dua belas, hanya aku yang searah dengan rumah Kai. “Mianhae Kim Jong In!” ucapku tulus.
“Inilah alasannya aku tidak suka musim gugur!” Kai masih cemberut.
Tiba-tiba Hunhan Couple melintas dari depan kami. “Sehun, Luhan aku boleh ikut dengan kalian tidak?” Kai memasang ekspresi memohonnya.
Sehun menatap Kai sebentar. “Mianhae Kim Jong In, hari ini kami tidak mau diganggu. “ tanpa menunggu respon dari Kai mereka langsung berlalu begitu saja. Baiklah, aku tau kesibukan couple ini adalah menjelajah internet. Aku juga bingung, mereka sangat suka menjelajah internet berdua.
Kai belum menyerah mencari seseorang untuk menemaninya hari ini. Baekyeol couple lewat sambil saling berangkulan (?) “Baekhyun, Chanyeol aku boleh ikut dengan kalian tidak?”
“Mianhae Kkamjong-a.. hari ini kami ada proyek penting!” Chanyeol mengedipkan sebelah matanya. Baiklah, aku tau kesibukan couple ini mereka pasti sibuk menjahili orang. Couple ini memang yang paling rusuh di antara kami.
Setelah baekyeol couple, Taoris couple melintas lagi seolah memberi kesempatan pada Kai untuk mencoba lagi. “Tao, Kris aku boleh ikut dengan kalian tidak?” wajah Kai makin memelas saja membuatku iba. Tao dan Kris saling memandang lalu tersenyum getir dan dipaksakan kea rah kai. “Mmm… Jong In-a, mianhae hari ini kami ingin bermain videogame keluaran terbaru, HANYA BERDUA!” mereka tersenyum lagi lalu pergi. Couple ini memang sangat hobi bermain game berdua.
Aku semakin iba melihat Kai saat ia untuk kesekian kalinya gagal mengajak seseorang.
“Min Seok, Jong Dae, aku boleh ikut dengan kalian?”
“Yaa! Kim Jong In! Berapa kali harus kami katakan panggil kami Xiu Min dan chen. “ Bentak Xiumin. Ah, baiklah! Kali ini mereka pasti pergi ke perpustakaan untuk mempelajari bahasa mandarin lagi! Cople ini memang sangat tergila-gila dengan bahasa mandarin sampai-sampai mereka membuat nama mandarin mereka dan memaksa kami untuk memanggil mereka dengan sebutan Xiu min dan chen.
Kai menunduk pasrah. Jujur, aku sangat iba melihat Kai. Tapi, tak mungkin kan aku mengajaknya duduk bersamaku di bawah pohon sepanjang hari. Bisa-bisa Kai mati kebosanan nanti.
Tak lama Sulay couple datang menghampiri kami. “Yaa, kim jongin, ada apa denganmu?” Tanya Suho. “Tidak apa-apa, kalian juga pergilah urusi urusan kalian!” ucap Kai pasrah.
“ Eoh, baiklah, kami pergi dulu ya!” Lay melambaikan tangannya tanpa merasa berdosa lalu menraik Suho pergi. Pasti cople ini sibuk lagi dengan music mereka.
Kalian pasti bertanya-tanya apa hobiku dan Kai. Mmm, sebenarnya ini bukan hobi. Aku bersumpah aku hanyalah korban di sini. Kai yang menyeretku ke dunia peryadongan. Orang-orang menyebut kami couple teryadong. Sumpah, mereka salah paham. Yang yadong itu Kai, aku hanya korban dari keyadongannya. #Author:Halah udahlah.. semua orang juga udah tau kalo Kaido itu yg paling yadong. D.O: Hiks, kmu slah paham thor, aku hanya korban. Kai yg menyeretku ikut bersamanya. *nunjuk Kai* Kai: Kok aku sih? Kamu juga mau kan! *nunjuk Dio* Author:Udah-udah Jangan berantem di FF saya. Kaido: Woii, lu kan make kita jadi cast nya! *ABAIKAN *
“Jong in-a, aku pergi dulu ya!” pamitku lalu berlalu meninggalkan Kai.
###
Aku duduk lagi di kursi di bawah pohon ini. Aku memejamkan mataku lalu menghirup udara sebanyak yang kubisa. Mmm.. udara di sini sangat segar.
Ssshhh… aku merasakan angin sepoi bertiup semilir di balik punggungku. Saat aku menoleh ke belakang aku melihat seorang yeoja duduk membelakangiku tepat di kursi lain yang bertengger manis di balik kursiku. Karena dia duduk membelakangiku, yang dapat kulihat adalah rambut hitamnya yang tergerai panjang. Rambutnya bergerak ke belakang mengikuti arah angin bertiup. “Jeogito, Agassi!” sapaku namun tak direspon olehnya.
Aku berdeham sesaat. Yeoja ini sombong atau tuli ya? Dan akhirnya, sesuatu telah mendorongku untuk berpindah duduk di samping yeoja itu. Dari sini, aku dapat aku dapat melihat yeoja ini memakai dress putih sebetis dengan sweater panjang yang juga berwarna putih. Yeoja itu menatap lurus ke depan dengan mata yang berkaca-kaca. Yeoja itu sanagt cantik. “ Agassi kau suka musim gugur?” aku mencoba untuk berkomunikasi dengannya.
Walaupun aku tidak suka, aku harus berada di sini.” Suara yeoja itu terdengar lembut dan lirih. “Ne?” aku sama sekali tidak mengerti mksud yoja ini.
“Aku tinggal di sini.” Ucapnya lagi saat mataku menangkap sebuah perumahan. Kurasa aku mengerti maksud yeoja ini. Mungkin dia tinggal di perumahan itu makanya dia harus tetap tinggal di sini walaupun dia tidak suka musim gugur. “Oh, begitu.” Aku mengangguk-angguk paham.
“Mmm.. joneun Do Kyung Soo rago hamnida…” aku memperkenalkan diriku sembari mengulurkan telapak tanganku yang terbuka lebar ke arahnya.
Sudah beberapa detik tanganku terulur, yeoja itu tidak juga menyambutnya bahkan menatapku pun tidak. “Jeogi, mmm… kau tidak mau berkenalan denganku?” aku belum juga menarik tanganku yang masih setia menunggu sambutan dari tangannya.
Tak lama, dia membetulkan posisi duduknya hingga berhadapan denganku. Bruk! Rasanya jantungku sudah jatuh entah kemana melihat iris matanya yang teduh. Demi tuhan. Yeoja ini sangat indah.
Perlahan, yeoja itu menyambut uluran tanganku. Ia menggenggamnya erat. Sangat erat, hingga aku dapat merasakan kelembutan tiap inchi kulit telapak tangannya. Tangannya yang terasa sangat dingin serasa memberikan sensasi lain pada telapak tanganku yang tersa lebih hangat. “Seo Joo Hyun imnida.” Nama itu terlontar begitu lembut dan lirih dari bibirnya yang agak pucat.
“Ne Joo Hyun-ssi.” Aku memperhatikan lekat bola matanya yang memandang kosong ke arahku.
“Bukan Joo Hyun, tapi Seo Hyun!” suaranya masih saja terdengar lirih.
“Ah, ne seo hyun-ssi, “ kini aku beralih memperhatikan lekuk wajahnya.
Tak lama kurasakan Seo Hyun melepaskan tangannya lalu kembali menatap lurus ke depan. Sejenak, aku merasa bingung harus berbicara apa lagi dengannya. Dia begitu pendiam dan aku yakin dia tidak akan memulai percakapan lebih dulu.
“Kau tinggal dengan siapa?” akhirnya hanya pertanyaan bodoh itu yang dapat meluncur dari mulutku. “Aku tinggal sendiri. “ dia beralih menatapku.
“Orang tuamu?”
“Aku sudah meninggalkan mereka. “
“Seo Hyun-ssi, kenapa kau meninggalkan mereka? Kalau kau ada masalah dengan mereka seharusnya kau tidak segegabah itu meninggalkan mereka begitu saja. Aku yakin semua masalah ada jalan keluarnya. Sebaiknya kau kembali pada mereka lalu menyelesaikan semuanya baik-baik. “
“Sepertinya kau tidak mengerti Kyung Soo-ssi. Orang yang sudah pergi tidak akan mungkin kembali lagi. Pergi itu berarti tidak kembali lagi.”
Yeoja itu membuatku benar-benar bingung. Jawabannya begitu sulit untuk kutafsirkan.
“Kalau begitu boleh aku tau kenapa kau meninggalkan mereka?” Tanyaku lagi. #Kyungsookepodeh, ABAIKAN!
“Karena aku sudah tidak punya alasan lagi untuk bersama mereka. “ ucapannya diiringi sebulir bening yang meluncur dari pelupuk matanya. Dia menangis. Sungguh, aku mengutuk diriku sendiri yang telah menjadikannya seperti itu, mungkin aku sudah menguak kembali luka lama Seo Hyun. ‘Kau memang payah kyung soo’ batinku meledek diriku sendiri.
“Mi..mianhae Seo Hyun-ssi..” sesalku.
“Jangan ucapkan kata itu. Aku justru lebih buruk setelah mendengarnya.” Kali ini suara Seo Hyun terdengar bergetar. Aku sanat kaget. Mulutku serasa dibungkam dan lidahku terasa kelu untuk mengucapkan sesuatu.
Seperti orang bodoh, aku duduk di sampingnya tanpa berucap sepatah pun. Aku membiarkan angin berhembus di antara kami dan terus membiarkan kebisuan melanda suasana dan menemani waktu yang terus berjalan beranjak semakin senja.
###
“Yaa! Do Kyung Soo! Hari ini kau tidak boleh duduk di bawah pohon itu lagi!” ucap Kai sesaat setelah bel pertanda jam pelajaran terakhir berbunyi.
“Wae? “ aku bertanya dengan kebingungan yang melanda.
“Kyung soo-ya jebal! Hari ini saja, hanya hari ini saja datnglah ke rumahku. Hari ini kami mengadakan perkumpulan dengan lima couple boodh sana ! Kalau kau tidak ikut, nanti aku akan terlihat bodoh di antara mereka!” Kai berbicara panjang lebar smabil menunjuk sepuluh temanku yang sedang berangkulan dengan couple masing-masing.
Aku menatap Kai sejenak lalu beralih menatap kesepuluh temanku. “ Mmm… Baiklah “ Kali ini aku mengalah. Aku juga bukanlah seorang yang egois. Musim gugur masih akn berlangsung dua bulan ke depan. Tak apala, aku memberikan salah satu hari musim gugurku untuk Kai. “Yess, asaa!!” Kai bersorak kegirangan sambil mengacungkan tangannya yang mengepal di udara.
Sesaat kemudian, Kai merangkul pundakku llau mengajakku berjalan beriringan dengannya. Sementara kesepuluh temanku yang lain berserakan di belakang sambil mengikuti langkah kami.
Saat aku melewati kursi di bawah pohon yang biasa ku duduki, secara refleks aku menoleh ke sana. Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling pepohonan itu, namun aku tak menemukan Seo Hyun di sana.
“Kau melihat apa?” Tanya Kai tiba-tiba
“A..aniyo…” aku menidakkan dengan cepat lalu membuang pandanganku dari pepohonan itu. Apakah Seo Hyun tidak akan datang lagi? Kuharap bukan seperti yang kuharapkan sekarang ini.
###
Deg! Jantungku menari-nari tak beraturan saat melihat seorang yeoja duduk di kursi si bawah pohon membelakangiku. Aku yakin yeoja itu adalah Seo Hyun. Aku begitu mengenali sosoknya. Dengan melihat rambutnya yang beterbangan saja aku sudah tau kalau itu dia.
Sejenak, aku menoleh ke belakang. Saat ini, aku tau bahwa tidak ada lagi orang di belakangku. Mungkin aku adalah orang terakhir yang keluar dari sekolah ini.
Perlahan, aku berjalan mendekat kea rah seo Hyun. “Annyeong!” sapaku saat berada tepat di sampingnya. Aneh, yeoja ini sama sekali tidak terkejut dengan kemunculanku yang bisa dibilang tiba-tiba dan tanpa aba-aba itu. Bahkan menatapku pun tak dilakukannya.
Aku mengelus tengkuk bingung lalu tanpa berlama-lama aku duduk di sampingnya. “Kemarin, kau tidak datang ke sini ya?” aku tau aku yang harus memulai pembicaraan. Dia diam sejenak lalu berujar selirih terakhir kali ia berbicara padaku. Suaranya masih sama, lembut dan lirih. “Aku selalu di sini, kau yang tidak datang.”
Baiklah, dia benar. Kemarin aku memang tidak datang ke sini, tapi saat aku melihat ke arah kursi ini, aku sama sekali tidak menemukan seo Hyun di sini. Apa maksudnya dia selalu ada di sini? “Jeogi seo Hyun-ssi, kemarin aku memang tidak datng ke sini. Tapi aku melewati tempat ini bersaam teman-temanku. Aku bermaksud mengenalkanmu pada mereka, tapi kemarin aku sama sekali tak menemukanmu di sini. “
Seo Hyun bungkam. Aku tak dapat menangkap makna diam yang diberikan oleh seo Hyun. “ aku tidak memerlukan teman-temanmu. Aku hanya memerlukanmu. Asalkan kau ada aku sudah tidak membutuhkan apa-apa lagi. “ kata-katanya begitu menghipnotis kesadaranku. Sejenak, aku lupa bagaimana mngedipkan mataku sanking bahagianya mendengar ucapannya. Benarkah dia membutuhkanku? Aku begitu bahagia, jika dia mau bersandar padaku. Aku akan melakukan yang ia inginkan, aku berjanji!
Sesaat kemudian, aku baru menyadari Seo hyun memakai dress putih yang sama seperti dua hari yang lau. Untuk menjawab rasa penasaranku, aku pun bertanya padanya, “Jeogi seo Hyun-ssi, bukankah ini pakaianmu dua hari yang lalu?” aku sama sekali tak bermaksud membuatnya tersinggung.
“Semua pakaianku memang seperti ini!” ucapnya datar.
Jujur, aku sangat bingung dengan maksud yeoja ini. Normalkah seorang yeoja hanya memiliki satu model baju? “Apa menurutmu aku aneh?” Tanya seo Hyun tiba-tiba. Pertama kalinya ia bertanya sesuatu padaku. Ia mengarahkan sepasang bola mata hitamnya masuk jauh ke sebuah titik di iris mataku.
Kalau boleh aku jujur, aku ingin sekali mengatakan dia sedikit aneh, tapi bukankah aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk melakukan hal yang ia inginkan? Kalau begitu, aku tidak boleh menyinggung perasaannya. “Ti-dak.” Ucapku agak lambat dan ragu.
“Kyung Soo-ssi, aku kesepian!” lagi-lagi seo Hyun menatapku dalam hingga aku merasa terhipnotis untuk kedua kalinya. Aku rasa, matanya menyimpan kekuatan magis, karena setiap mataku bertemu dengannya, jantungku seketika berubah abnormal dan aku lupa untuk mengedipkan mataku.
“Ne?” ternyata aku masih tak sanggup mencerna kalimatnya dengan baik. Padahal sudah jelas kalimat yang dia ucapkan kenapa aku berusaha membuatnya agar mengulang kalimatnya lagi?
“ Aku selalu sendiri selama dua tahun ini. Sebenarnya, aku sangat takut sendirian, tapi tak ada lagi seorang pun yang menemaniku. Mereka semua membuangku ke tempat ini. “
Aku tertegun mendengar ucapnnya. Walaupun masih tak kumengerti seluruhnya, aku tau intinya dia kesepian dan mungkin dia membutukanku.
Tanpa kuperintah, tubuhku meraihnya dan menenggelamkan wajahnya dalam dekapanku. Dapat kurasakan kemejaku basah Karena air mata Seo hyun yang memang sudah mengalir sejak tadi. “Aku tidak akan membiarkanmu sendirian lagi, aku berjanji. “ tak kusangka sebuh ikrar janji begitu mudahnya kuucapkan pada Seo Hyun yang sebenarnya baru kukenal beberapa hari ini. Sudah kubilang kan, yeoja ini punya kekuatan magis di iris matanya. Dan kurasa, aku telah terjerat di sana.
“Berjanjilah, kau tidak akan meninggalkanku walaupun aku bukan seperti yang kau harapkan. “
“Ya. Aku berjanji.” Aku sama sekali tak pikir panjang untuk mengikrarkan janji pada yeoja ini. Magisnya begitu kuat.
###
Hari ini, aku dan kesebelas temanku sedang berkumpul di mejaku saat jam makan siang berlangsung. Hari ini, aku bermaksud memberitahukan mereka tentang Seo Hyun, tentunya termasuk perasaanku padanya. Tentu saja, aku akan memberitahukan mereka dulu, bagaimana pun mereka semua adalah teman terbaikku. Dan, setelah mereka mengenal Seo Hyun, aku bermaksud ingin mengungkapkan perasaanku pada Seo Hyun. Aku akan menjadikannya yeoja-ku.
“Teman-teman, sebenarnya aku ingin mengenalkan seorang yeoja pada kalian. Dia adalah yeoja yang kusukai.” Ucapku tanpa ada yang kututup-tutupi.
“Jinjja???” pekikan berat dari sebelas orang namja itu seolah merobek-robek gendang telingaku. Aku pun mengelus kedua telinaku dengan sayang. “Eoh!” walaupun gendang telingaku serasa ingin pecah, aku tetap mengembangkan senyuman, bagaimana pun saat ini aku sedang membicarakan calon yeoja cinguku..
“Wah, siapa namanya?” Tanya Lu Han.
“Apa dia orang yang kami kenal?” kali ini Kai yang bertanya.
“Eoh! Jangan-jangan dia teman sekelas kita ya!” tebak Lay.
“Ani, dia bukan teman sekelas kita. Kalian tidak mengenalnya. Aku sering bertemu yeoja itu di pepohonan tempat aku biasa menikmati udara musim gugur. Orangnya sanagt cantik!”
“Namanya?” Xiu min mendekatkan wajahnya membuat perutku sedikit bergolak.
“Namanya Seo Joo Hyun.” Senyumku mengembang saat menyebutkan namanya.
“Aigo, uri Kyung Soo akhirnya punya yeojachingu juga!” Kai mencekik ke dengan lenagnnya.
“Yaa, Ya, ya, lepaskan aku.” Aku menarik lehernya dengan lenganku.
“Chakkaman… namanya Seo Joo Hyun? Aku seperti pernah mendengarnya. Hmm.. Kenapa nama itu familiar sekali ya?” Sehun tampak berpikir.
“Mungkin saja namanya kebetulan sama, tapi biar kuperiksa laptop dulu sebentar.” Sehun melanjutkan kalimatnya sambil mengambil laptop yang ia simpan di lacinya.
Sehun dan Luhan berkutat di sana beberapa saat. Entah apa yang ingin mereka tunjukkan padaku. “Mana mungkin Seo Joo Hyun yang dikenal Kyung Soo itu adalah putri Mr. Nam Il. “ gumam Luhan pada Sehun. Entahlah, aku juga tak mengerti maksud mereka. “Ya, apa salahnya memperlihatkan smabil membandingkan kecantikannya, wkwkwkwkwk” Sehun tertawa aneh. Aku benar-benar tidak mengerti maksud dua orang ini. “Dasar kau!” Luhan mendaratkan sebuah jitakan di ubun-ubun Sehun.
“Apa maksudmu Seo Joo Hyun yang ini?” Tanya Sehun sambil menyodorkan laptop nya di depanku. Aku meliaht ke layar dan terfokus pada foto seorang yeoja yang menghiasi layar laptopnya. Aku begitu fokus pada lekukan wajah yeoja itu, sampai-samapi aku tak memperhatikan tulisan yang lumayan besar yang terpampang di sebelah foto itu.
Aku tersenyum mengembang. “Benar, dia orangnya. “ ucapku bersemangat. Apakah seo hyun itu orang ternama sampai-sampai sehun punya fotonya?
Kulihat Sehun tertawa keras. Ada apa ini? Apa yang lucu dari ucapanku? “Muahahahahahahahahahaha, kau mau membohongi kami kan? Yeoja itu tidak ada kan? Mana mungkin Seo joo hyun itu ini!” ucap sehun berapi-api sambil menunjuk laptopnya.
“Untuk apa aku berbohong? Memang inilah Seo Joo Hyun yang kumaksud! Mungkin kau saja yang iri karna dia cantik. Iya kan?” aku tentu tak terima dituduh berbohong olehnya lantas aku menuduhnya iri padaku.
“Ya, babo! Kau pikir kau bisa membohongi kami? Yeoja ini sudah mati, mana mungkin dia bertemu denganmu. Kau berusaha membodoh-bodohi kami ya, hah?” kulihat ekspersi Sehun begitu menyala-nyala. Aku yakin dia tidak bercanda saat ini. Dia mengira aku sudah membohonginya.
“Kyung Soo-ya, apa yang dikatakan Sehun itu benar. Yeoja itu sudah meninggal tidak mungkin kau bertemu dengannya. Dia sudah meninggal dua tahun yang lalu. “Kali ini Luhan yang berbicara. Ekspresinya seperti mengasihaniku bercampur dengan ketidakpercayaannya dengan ucapanku.
“Tapi Luhan-a, aku memang bertemu dengannya!” aku tak mau kalah.
“Coba kau baca artikel di sampingnya!” Luhan menunjuk tulisan yang ada di laptop
Aku mengalihkan pandanganku ke layar laptop. Sesaat setelah aku membaca judul artikel tiba-tiba saja jantungku berdegup taknormal, aku merasa ada yang sesak di dadaku, ditambah lagi sesuatu menohok tenggorokanku. Rasanya sangat perih. Aku menatap Judul artikel itu bergantian dengan wajah Seo Hyun yang tersenyum damai di sebelahnya.
Seo Joo Hyun Putri Semata Wayang Pengusaaha Besar Korea Selatan
Seo Nam Il Nekat Bunuh Diri
Seo Joo Hyun atau lebih akrab dipanggil seo Hyun putrid semata wayang Seo Nam Il sitemukan tidak bernyawa di apartemennya di Gwangju sekitar pukul 23.00 kemarin.
Diduga kuat Seo Joo Hyun nekat mengakhiri hidupnya karena stress berat setelah tunangannya Cho Kyu Hyun menikah dengan IM Yoon Ah putrid seorang pengusaha besar di Jeju.
Seluruh pihak keluarga sangat terkejut atas kejadian ini. Seo Nam Il dan Kim Rye Joo sampai saat ini masih enggan member komentar kepada pers.
Sebulir bening mengalir deras dari pelupuk mataku. Dadaku terasa makin sesak serasa dihantam benda besar berkali-kali. Jantungku serasa diinjak-injak, sangat sakit. Kenapa ada hal seperti ini? Semua ini tidak masuk akal! “Mungkin ini saudara kembarnya!” suaraku bergetar saat mengucapkan kalimat itu.
“Ani Kyung Soo-ya.” Luhan menunjuk tulisan SEMATA WAYANG yang ada di artikel itu.
Seo Joo Hyun anak semata wayang, aku hampir melupakan hal itu. Air mataku makin deras. Tak kupedulikan tatapan teman-temanku yang menatapku iba.
Aku mengingat kembali rupa Seo Hyun. Matanya yang bening, tangannya yang lembut, suaranya yang lirih, tak ada satu pun yang terasa samar untukku. Semua begitu nyata, bagaiman amungkin dia adalah seseorang yang sudah tidak ada sejak dua tahun yang lalu?
Lalu kenapa dia menampakkan wujudnya padaku? Kenapa dia membuatku tertarik padanya? Kenpa dia membuatku mengucapkan janji untuknya? Kenapa dia begitu nyata?
Sekarang, aku ingin sekali pergi menemuinya untuk meminta penjelasan mengenai masalah ini. Rasa takutku mengenai statusnya sebagai orang yang sudah meninggal akan kubelakangkan, yang terpenting saat ini, aku mendapat penjelasan yang sejelas-jelasnya langsung dari mulut Seo Hyun.
Aku mencoba berdiri dari tempat dudukku. Namun, tak sampai sedetik aku berdiri tegap, tubuhku langsung ambruk. Kurasakan perih yang teramat pada lututku yang menabrak lantai dengan keras. Selemah inikah aku hanya karena yeoja? Miris sekali!
“Kyung Soo-ya!!” kurasakan seseorang menuntunku untuk berdiri tegap kembali. Aku menatapnya sendu, aku siap jika orang itu akan menertawai sikapku yang cengeng begini. Namun aku salah, orang itu malah menatapku dengan tatapan yang tak kalah sendu. Orang itu Kai, aku yakin dia sangat mengerti perasaanku saat ini.
“Kenapa harus aku Jong In?” racauku pada Kai.
“aku juga sulit mempercayai semuanya Kyung soo.”
###
Sepulang sekolah, aku berniat untuk menyelesaikan semuanya dengan Seo Hyun. Tentu saja aku sendiri tanpa ditemani teman-temanku.
Dari jarak dua meter, aku sudah bisa melihat sosoknya yang seperti biasa duduk membelakangiku. Aku melihat dress putih yang sama. Pantas saja bajunya selalu sama, dia bukan manusia. Aku berjalan mendekati Seo Hyun dengan perasaan sedikit takut. Bagaimana pun, dia itu sudah meninggal. Dia bukanlah manusia normal sepertiku.
Aku duduk di sampingnya tanpa mengucapkan sepatah apa pun. Jujur, aku sangat bingung harus berkata apa. Aku diam, namun otakku terus berputar untuk menemukan kata-kata yang tepat untuk memulai pembicaraan ini.
“Kenapa kau diam saja?” tanyanya tiba-tiba.
“Kenapa kau menampakkan wujudmu padaku?” akhirnya hanya kalimat itu yang terlontar setelah lama memeras otak.
Seo hyun beralih menatapku. Tatapannya masih jernih, teduh, sunyi, dan dalam seperti dulu. Cih, bahkan aku menyebut kata ‘dulu’ seolah-olah kami sudah lama saling mengenal.
seketika aku menundukkan kepalaku. Aku takut, hatiku luluh melihat iris matanya lalu mendekapnya. “Aku sudah tau bahwa kau sudah meninggal dua tahun yang lalu. Kenapa kau menunjukkan wujudmu padaku?” akhirnya aku memberanikan diri untuk berbicara lebih jelas.
Dia diam sejenak sebelum kembali mengeluarkan suara indahnya, “ aku tidak brmaksud membohongimu! Sejak awal kita bertemu aku sudah mengatakan bahwa aku sudah meninggalkan orang tuaku.”
Aku menatapnya bingung. ‘bagaimana mungkin dia berbicara seperti itu?’ “Ya, tapi kau tak pernah mengatakannya dengan jelas. Kau hanya mengatakan bahwa kau meninggalkan orang tuamu, kau tidak pernah mengatakan bahwa kau sudah meninggalkan dunia ini!” kurasakan nafasku tercekat mengucapkan kalimat itu.
“Janjimu! Apa kau tidak ingat janjimu?” kulihat seo Hyun meluncurkan air matanya. Ingin sekali rasanya aku menyeka air matanya itu, tapi hatiku yang paling dalam menolak untuk melakukannya. Sebuah kalimat aneh terus bergemuruh di dalam hatiku, ‘INGAT DO KYUNG SOO, KALIAN BERBEDA’
Aku ingat janji itu. Ya aku ingat pernah berjanji padanya bahwa aku tidak akan meninggalkannya walaupun dia tidak seperti yang kuharapkan. Tapi bukan seperti ini ‘Tidak seperti yang kuharapkan’ yang kumaksud. Aku benar-benar tidak siap kalau dia ternyata adalah seseorang yang telah tiada. Sama sekali tidak.
“Aku tidak akan meninggalakanmu Seo Hyun-ssi, tapi kau yang harus meninggalkanku. Kau dan aku berbeda, dan akan selalu begitu.” Ucapku kembali menunduk.
“Kau tidak mencintaiku?”
“Aku… aku…. Sangat… sangat mencintaimu. Tapi seharusnya kita bertemu dua tahun yang lalu, sebelum kau pergi.”
“Nan moothae Kyung soo-ssi (aku tidak bisa kyung soo-ssi) “
“Aku juga tidak bisa Seo Hyun-ssi. Tapi aku lebih tidak bisa kalau harus berasmamu. Bagaimana pun, aku ini manusia biasa yang takut berada di dekat manusia yang sudah meninggal.”
“Nappeuda Do Kyung Soo!!! (Kau jahat Do Kyung Soo)” suaranya bergetar diiringi sebulir bening yang kembali mengalir membasahi lekuk wajahnya.
“Jangan berpikir seperti itu. Aku tidak jahat Seo Hyun-ssi. Bahkan setelah hari ini, aku tidak bisa menjamin diriku masih dalam keadaan waras. Karena itu, jangan berpikir bahwa aku ini lelaki jahat. “
Seo Hyun diam masih dengan air mata mengalir deras. Tampaknya ia sedang memikirkan ucapanku.
“ Aku harap hari ini adalah hari terakhir kita bertemu. Kalau kau mau, ceritakanlah padaku kenapa kau bisa seperti ini. Walaupun terdengar bodoh, aku akui aku cemburu karena kau mengorbankan nyawamu untuk Cho Kyu Hyun. Aku ingin dengar sehebat apa dia!”
Seo Hyun menatapku penuh arti saat aku mengaku cemburu pada Cho Kyu Hyun. Ia tersenyum tipis lalu memulai ceritanya.
FLASHBACK
Seo Hyun’s POV
Aku sudah bertunangan dengan namjachinguku Kyu Hyun sejak dua bulan yang lalu. Keluargaku dan keluarganya sudah sangat akrab dan sudah sepakat untuk meresmikan penikahan kami tahun depan. Aku begitu mencintai Kyuhyun. Begitu juga dengannya yang begitu mencintaiku.
Kami sudah membeli sebuah rumah di kawasan Gangnam untuk kami jadikan tempat tinggal. Rumah itu sangat cantik dan asri.
Hari-hari kami selalu dihiasi tawa dan kebahagiaan. Namun belakangan ini, Kyuhyun cukup sering menghilang dengan alasan pekerjaan kantornya yang menumpuk. Sering kali, kencan kami harus batal, dengan alasan kyuhyun yang harus menemui kliennya. Aku benar-benar berharap kyuhyun tidak berbohong tentang alasannya yang menemui klien, tapi entahlah akhir-akhir ini perasaanku tidak enak dan aku cukup sering merasa gelisah terutama saat Kyuhyun membatalkan kencan kami.
Aku tidak pernah tau bahwa hari ini adalah hari yang akan menjadi hari terburukku sepanjang masa. Hari ini aku berkunjung ke rumah Taeyeon sahabat baikku.
“Kau mau kemana Taeyeon?” tanyaku yang sedang duduk di pinggir kasur kamarnya.
“Yoona salah satu temanku menikah hari ini.” Ucap Taeyeon sambil mematut dirinya di cermin.
“Apa maksudmu Yoona yang sering kau ceritakan itu?”
“Iya, aku juga tidak menyangka secepat ini dia menikah.”
“Apa ini undanagnnya?” tanyaku sambil meraih sebuah kertas undangan tebal berwarna putih di atas nakas di samping ranjangnya.
“iya itu undangannya.”
Deg! Jantungku berontak dan darahku berdesir hebat saat membaca nama kedua mempelai yang tercetak jelas pada cover undangan. ‘Cho Kyu Hyun dan Im Yoon Ah.’ #mungkin ada yg mikir taeyeon sahabatnya seohyun tapi kok gak kenal sama tungangan seohyun? Ok, di ff ini taeyeonnya selama ini tinggal di luar negeri, mereka berhubungan lewat email aja, dan baru ketemu satu minggu yg lalu, otomatis taeyeon belum kenal ama kyuhyun, ngerti kan?
Tanganku terasa bergetar saat membuka undangan itu. Setidaknya aku harus memastikan foto mempelai di dalam undanagn ini bukan foto kyuhyun tunanganku.
Hanya sepersekian detik, air mataku jatuh begitu saja melihat foto namja yg kukenal terpampang jelas di sana. Dia tersenyum sambil mendekap wnita lainyang mungkin saja akan sah menjadi istrinya bebrapa jam lagi.
“Kau kenapa?” Tanya Taeyeon yang saat ini sudah ada di depanku.
“Aniya. “ denagn cepat aku menghapus air mataku. Kulirik lagi undangan itu sambil melihat alamat gedung upacara pernikahannya. “Aku pergi dulu ya. “ pamitku pada Taeyeon.
###
Sekarang aku sudah berada di depan gedung upacara pernikahan Kyuhyun dengan seorang yeoja yang kuektahui bernama Im Yoo Na.
Perlahan, aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam gedung itu. Aku masuk lebih dalam hingga aku sampai di tempat upacara pernikahannya.
Aku terus berjalan di altar bak seorang pengantin. Aku berjalan perlahan mendekati Kyuhyun yang sedang berdiri dengan wanitanya di ujung altar. Aku tidak mempedulikan tatapan orang-orang yang kini terpusat padaku.
Kulihat dengan baik ekspresi Kyuhyun sangat panik saat melihatku. Ia mengucapkan namaku dengan terbata-bata.
“Mwoya? Siapa yang membiarkan yeoja gila ini masuk?” teriak seorang ajussi yang kuyakini adalah appa dari Yoona.
Belum sempat aku mengucapkan sepatah kata pun pada Kyuhyun, dua orang satpam sudah datang menariku. Aku berusaha berontak, namun tenagaku tak cukup untuk menghalau dua orang ajussi yang mencengkram kuat kedua lenganku. Aku menatap Kyuhyun berharap dia menolongku dari dua satpam ini, namun kyuhyun hanya hanya diam di tempatnya sambil memandang ke arah lain.
###
“KYYYYAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!” aku menjerit sejadi-jadinya di kamar apartemenku. Aku menghempaskan semua benda yang ada di depanku ke lantai. Bunyi-bunyian benda yang menghantam lantai menhiasi ruangan ini. Aku mengacak-acak rambutku yang sudah tak berbentuk sejak kuacak-acak sejak tadi. Pintu kamar yang kukunci terus digedor-gedor appa, eomma, dan si brengsek Kyuhyun yang entah sejak kapan menyusul ke apartemenku.
Setengah jam yang lalu tepatnya lima jam sesudah aku pergi dari gedung pernikahan Kyuhyun, aku baru mengetahui bahwa Kyuhyun menikahi Yoona karena dia tidak sengaja menghamili Yoona. Bahkan orang tuaku sudah tau sejak seminggu yang lalu.
Kudengar Kyuhyun terus meneriakkan kata maaf berulang-ulang dari luar. Namun kata maafnya justru membuatku semakin sakit, bahkan sekarang aku merasakan dadaku seperti dikoyak-koyak mebayangkan perbuatan ketidaksengajaannya pada Yoona. Prang!! Dengan sekuat tenaga aku melempar vas bunga kea rah pintu. Lalu aku menjerit lagi sampai-sampai aku merasa tenggorokanku sakit.
Saat ini aku butuh ketenangan. Tanpa pikir panjang aku meraih sebotol pil yang tergeletak di lantai. Aku mengambil seluruh pil yang ada di dalam botol dan mengunyahnya seperti singa kelaparan. Aku menelannya sekaligus dan BRUK!! Semua menjadi gelap dan aku benar-benar merasa tenang.
FLASHBACK END
Kyung soo’s POV
Aku tertegun mendengar cerita Seohyun. Yeoja ini sangat malang. Siapa pun itu Cho Kyu Hyun, aku membencinya lahir batin.
“Lalu kenapa kau menampakkan wujudmu padaku?” aku rasa pertanyaan ini sudah terlontar tiga kali dari mulutku.
“ Aku sudah jatuh hati pdamu sejak dua tahun yang lalu, sejak kau untuk pertama kali datang ke tempat ini. Kau berhasil membuatku tidak memikirkan Kyuhyun lagi. Aku sellau memperhatikanmu baik saat kau duduk di tempat ini atau pun saat kau sekedar melewati tempat ini. Tapi, aku belum bernai menampakkan wujudku padamu saat itu. Dan pada saat musim gugur tahun ini aku nekat menunjukkan diriku padamu.”
“Kau meninggal di apartemenmu, tapi kenap kau ada di sini?”
“Abuku ditebar di sini. Tempat ini adalah tempat favoriteku dulu.”
“Arasseo. Mulai sekarang tempat ini juga akan menjadi tempat favoriteku. “
Seo Hyun tersenyum. Senyumannya kali ini sanagt damai dan membuatku merasa hangat. Perlahan, aku mempersempit jarak di antara kami, semakin lama semakin sempit hingga ujung hidung ku menyentuh ujung hidungnya. Aku sama sekali tidak dapat merasakan nafasnya. Tentu saja, dia adalah seorang yang sudah tiada, tak mungkin dia masih bernafas.
Sebulir bening jatuh lagi dari pelupuk matanya membasahi wajahku yang hampir menmpel di wajahnya. Aku menciumnya lembut merasakan bibirnya yang sanat dingin. Normalkah aku mencium orang yang sudah tiada?
Perlahan-lahan kurasakan sentuhan bibirnya perlahan menipis, menipis, semakin samar, berkurang, dan perlahan sirna. Saat aku membuka kembali mataku, sosoknya benar-benar sudah hilang. Dadaku terasa sesak, bulir-bulir berharga berjatuhan dari pelupuk mataku. Saat ini aku berharap akan ada seseorang yang memberitahuku cara bernafas, karena aku benar-benar lupa bagaimana melakukannya dengan benar.
‘Semoga kita bertemu lagi dikehidupan selanjutnya.” Bisikku dalam hati.
Karena perpisahanku dengannya, aku sampai tak menyadari hari sudah hampir beranjak malam. Aku bangkit berusaah keras melangkah kakiku yang terasa bergetar untuk meninggalkan tempat ini. Aku menundukkan wajahku. Aku takut kalau ada orang yang melihat wajah sembabku ini, padahal aku tau dengan jelas bahwa tak ada seorang pun di sini. Namun tiba-tiba nafasku terasa sesak saat merasakan badanku hampir remuk didekap seseorang. Dia terdengar terisak. Perlahan ia melonggarkan dekapannya lalu dapat kulihat bahwa orang itu adalah Kim Jong In, sahabatku.
“Kau kenapa? Apa kau melihat Seo Hyun tadi?”
Jong In mengggeleng pelan masih dengan air mata yang bercucuran.
“Aku tidak melihat siapa pun bersama mu. Kau terlihat seperti orang gila dan itu membuatku sedih. Aku tidak ingin sahabat terdekatku gila.” Jong In menangis lagi.
Ya, aku tau itu. Aku tidak akan menyalahkan Jong In yang menyebutku gila karena bahkan aku tidak bisa mengatakan bahwa aku masih waras saat ini. Lagipula itu wajar, Karena dia tidak bisa melihat Seo Hyun. Hanya aku yang bisa melihatnya dan akan selalu begitu.
END
Gimana? Ada yang nangis abis baca ff ini? Pasti gak ya? Soalnya kan ini ff abal-abal, hehehe… Komennya ditunggu ya chingudeul… jangan jadi silent reader ne??? Ok, Babay…^_^
