Judul : Beautiful Stranger
Author : summerkids
Genre : Romance, a little bit sad and action
Rating : PG-13
Length : Oneshoot
Main Cast :
- Byun Baekhyun (EXO-K)
- Jung Ha Young
Support Cast :
- Lee Minhyuk (BTOB)
Note : Ini fanfic debut author. Beautiful Stranger sendiri adalah Baekhyun untuk Ha Young. Uh, susah ini milih judulnya, jadi maafkanlah kalau tidak cocok._.
Authormenerima semua saran dan kritik dari readers semua, jadi jangan malu-malu (?). Comment adalah hak para readers dan saya tidak berhak memaksa kalian. Maaf untuk typo(s) dan kurang menyenangkan. Terima kasih semua! xoxo~
September, 2012
Hari itu mendung sepulang kuliah, Ha Young menunggu temannya di tangga depan gedung universitasnya. Siluet seorang Byun Baekhyun tertangkap oleh matanya yang indah. Bahkan, dirinya tidak sepenuhnya sadar saat matanya benar hanya melihat Baekhyun.
Apa benar aku ini jatuh cinta? Dibiarkannya hati yang memutuskan.
Ia tidak pernah benar-benar percaya pada cerita temannya tentang sebuah perasaan itu. Dan sekarang, ia merenung lagi dan membenarkan kalau ini memang ‘sebuah perasaan itu’. Sebuah perasaan yang terlalu dalam untuk ukuran cinta pertama.
Baekhyun memandangi gadis itu dari jauh. Ia tersenyum pahit seiring berubahnya warna matanya jadi coklat. Terlihat menyedihkan.
“Kau tidak seharusnya menaruh perasaan pada orang yang bahkan kau tidak tahu siapa. Itu bisa jadi sebuah kesalahan.” Baekhyun bergumam sambil berlalu dari tempat itu.
Ini salah.
Karena mereka berdua ada di dua dunia berbeda.
***
Semakin kau mencoba menyingkirkan cinta, semakin kuat itu akan menyita seluruh perhatianmu. Jadi Ha Young berdamai dengan perasaan itu. Dan itu jadi sulit karena gadis itu dan Baekhyun kini satu ruangan di kelas musik.
Sulit untuk tidak melirik kearah Baekhyun.
Sayangnya, semuanya jadi sulit karena ada Baekhyun dan pesona misteriusnya itu.
Waktunya pertunjukan bakat di depan kelas. Ha Young ingin meloncat karena lelaki itu memandanginya ketika bernyanyi sambil bermain piano. Lagu itu terasa lumayan panjang.
Ketika jatuh cinta, adalah wajar saat waktu terasa berjalan lambat bahkan berhenti ‘kan?
“Nal saranghajima.” Baekhyun duduk disebelah Ha Young dan dengan pelan menlontarkan kata demi kata. Pelan tapi menyakitkan dan menyesakkan.
“Kenapa? Ada yang salah?”
“Eo. Ada yang salah.”
Awalnya Ha Young agak terkejut dengan kedatangan Baekhyun, namun lebih terkejut lagi saat Baekhyun secara sengaja -atau tidak- memperlihatkan warna matanya yang berubah merah.
Ha Young menyentuhkan jarinya di punggung tangan lelaki itu. “Karena ini? Karena matamu merah dan kulitmu dingin?”
“Benar. Kita berbeda. Senang sekali kau menyadarinya lebih cepat. Jadi, ada baiknya kalau kau, aku, atau kita… tidak berdekatan.” Terlihat keputusasaan gadis itu ketika Baekhyun menyelesaikan kalimatnya.
“Kau tidak pernah menonton Twilight? Kita bisa melakukannya seperti mereka.”
Baekhyun memandang Ha Young dengan kesal lalu menjawab, “Kau pikir itu semudah membalikkan telapak tangan?! Apa kau tidak lihat bagaimana Bella tinggal diantara hidup dan mati? Aku sudah memutuskan.”
Raut wajah Ha Young terlihat tenang walau hatinya terasa sakit. “Jadi kau takut? Kau takut ya, tidak bisa bersikap seperti Edward?”
“Ada temanmu.” Baekhyun langsung mengalihkan pandangan kearah berlawanan. Teman Ha Young, Ji Yoon, memandangi mereka dengan tatapan aneh.
“Young-ah, sepertinya kau sedang ada keperluan-“ Ji Yoon memberikan tatapan aneh seraya menunjuk Baekhyun dengan gerakan mata, ‘Kau dan Baekhyun ada hubungan?!’
Diam-diam Baekhyun tak dapat menahan senyumnya. Namun kembali serius sepersekian detik berikutnya. “–jadi aku akan pulang sendiri saja. Hati-hati, Young-ah.”
Ha Young tersenyum ceria saat membalas temannya itu. “Geurae. See Ya!”
Suara Baekhyun kembali terdengar tepat saat Ji Yoon menghilang dibalik pintu. “Aku takut kau malah akan hilang kalau terus ada didekatku.”
“Bukan, tapi sebaliknya. Tidak ada yang mampu melindungi Bella selain Edward ‘kan? Disini tidak ada Jacob. Hanya kau dan aku.”
“Berdebat dengamu sangat melelahkan. Sebenarnya aku hanya ingin bilang satu kalimat yang kuucapkan pertama kali.”
“Aku juga lelah. Jadi boleh ya, aku tidur disini?” Ha Young menyandarkan kepala di bahu yang terasa dingin itu. Tangan Baekhyun mengelus kepala gadis itu dan mengatur posisi yang paling nyaman. Lalu, ia merenung untuk waktu yang cukup lama.
***
Awal Oktober, 2012
Baekhyun tidak pernah muncul dimana pun selama berminggu-minggu. Dan itu artinya, Ha Young akan menungguinya di ruang musik berminggu-minggu pula. Walau menunggu sampai tertidur pun, Baekhyun tidak akan pernah muncul.
Inilah yang terbaik?
“Hah! Jadi ini keputusanmu? Lihat saja sampai kapan kau akan menjauhiku.” Ha Young terlihat berbicara pada angin. Membuatnya terlihat gila, bicara sendiri di ruang musik. Sebagian orang mungkin akan berpikir ia sedang berbicara dengan hantunya Beethoven.
Ji Yoon memandang khawatir temannya itu. “Ha Young, ayo kita pulang saja. Orang-orang bisa mengira kau gila.”
“Shireo!” Tolakan keras dari Ha Young membuat Ji Yoon tertegun. Seketika Ha Young meneteskan air mata pertama setelah diam cukup lama. “Aku- Mianhae…”
Ha Young menangis keras hari itu. Tak peduli apa pandangan orang, ia hanya ingin menangis. Ini pertama kalinya ia jatuh cinta dan cinta itu menjauhinya. Sungguh, ia tidak bisa kalau tanpa Baekhyun-nya.
Harusnya ia katakan pada Baekhyun agar jangan pergi. Harusnya ia menahan tangan Baekhyun waktu itu. Harusnya ia tidak tidur. Harusnya….
Ha Young hanya mengurung diri selama liburan. Tidak satupun hal yang membuatnya tertarik. Saat tidak melakukan apapun seperti ini ia malah ingat wajah Baekhyun dan membuatnya lebih sakit.
Setidaknya lebih baik kalau Baekhyun memberikannya sedikit kenangan indah dulu, ‘kan? Bukannya langsung pergi seperti ini dan tanpa sadar menbawa hati Ha Young pergi. Ah, tapi mungkin lebih baik tanpa kenangan seperti ini. Memiliki kenangan malah akan jadi lebih sulit dari ini. Ya, Ha Young pernah membacanya di novel.
***
Adalah seperti guntur di hari cerah saat ibunya mendengar Ha Young ingin ikut bermain dengan temannya di pantai setelah sekian lama.
“Kau yakin ingin pergi ke pantai itu?”
“Ne, Eomma, sudah lama aku tidak keluar rumah. Boleh ya?” Sebetulnya, sudah 3 bulan sejak Ha Young terakhir kali berjalan keluar rumah. Itu pun hanya ke rumah Ji Yoon.
“Pantai itu dekat dengan hutan, loh, gwaenchanani? Tapi… ya sudah, pergilah.” Ibu Ha Young agak ragu melihat lokasi pantai itu.
Senyuman ceria gadis itu menyambut izin Ibunya itu. Dipeluknya erat sang Ibu, namun agak berbeda dari biasanya. “Nde, Eomma!”
Suara Ji Yoon yang keras mengalahkan suara ombak. “Senang kau bisa ikut! Aku kira kau serius tidak akan keluar rumah sampai Baekhyun kembali. Tidak kusangka kau cinta mati padanya! Ha-ha-ha.”
“Hei, aku keluar rumah bukan untuk mengingat Baekhyun lagi. Ini semacam pelarian.”
“Ah, kalau begitu hari ni kita bersenang-senang! Aku ingin kau mencoba air laut pantai ini. Pasti kau akan suka!”
Ji Yoon menarik tangan Ha Young dan berlari seperti burung yang lepas dari sangkar. Menendang pasir di pinggir pantai lumayan menyenangkan. Namun saat air dingin menyentuh kulit Ha Young…
Yang teringat malah kulit Baekhyun yang dingin. Yang teringat malah kepergian Baekhyun dan kesedihannya. Ugh.
Diam-diam masuk ke hutan mungkin bukan keputusan yang bagus. Tapi, Ha Young pikir tidak ada salahnya mencoba mencari Baekhyun disana. Berharap vampire dingin itu sedang berburu dan mencium bau darahnya.
Mencintai makhluk yang berbeda memerlukan sedikit pengorbanan. Setetes darahnya tidak akan terlalu berarti. Langkah kakinya berhenti ketika melihat hamparan padang rumput.
Oke, dia berjalan terlalu jauh.
Sendirian di hutan yang sama sekali ia tidak tahu dimana letaknya.
Burung-burung terbang dari pepohonan menandakan ada sesuatu yang datang. Baiklah, ini mungkin Baekhyun. Atau mungkin makhluk lain. Ha Young berdiri diam di tempat dengan jantung yang berdetak cepat.
Ada seorang laki-laki. Wajahnya tegas menyatakan kalau dia adalah Lee Minhyuk.
“Halo,” sapa Minhyuk yang senyumannya membuat Ha Young bergidik. Tapi itu terlalu nakal untuk disebut senyuman, harusnya seringaian. Ia berjalan mendekat, memasang tampang sedih dan melanjutkan, “Hei, bau darahmu menyenangkan. Jarang ada manusia yang punya darah seperti itu.”
Ha Young dengan gugup membalas, “Um, mungkin. Masalahnya aku tidak tahu kalau darahku ini manis.”
“Tidak usah tegang, aku pasti melakukannya sepelan mungkin. Bagaimana?”
“Sebenarnya, aku sedang mencari seseorang yang sejenis denganmu.” Ha Young berbicara pelan sekali dan terkesan lambat.
“Jinjja? Vampire yang kau cari itu pasti hebat sekali sampai bisa tahan tidak minum darahmu, jadi siapa orangnya?”
“Namanya Byun Baekhyun. Kau melihatnya tidak?”
“Ah orang itu, pantas saja dia tahan. Um, tidak, kami dari dulu adalah lawan. Dan ini adalah wilayahku, sudah jelas dia tidak akan lewat sini,” jelas Minhyuk sambil tertawa kecil. Dalam sekejap ia sudah ada di samping Ha Young dan menjulurkan tangannya menyentuh leher Ha Young.
“Tenang, jangan putus asa. Kalau kau jadi seperti kami, kau akan lebih cepat menemukan Baekhyun tersayangmu. Sudah siap?” Minhyuk tersenyum lebar. “Tidak biasanya aku bertanya dulu kalau ingin minum darah. Kau ini tamu kehormatan.”
Ya, penawaran yang bagus. Vampire bisa berjalan sangat cepat, juga punya pendengaran dan penglihatan yang kuat, dan Baekhyun juga tidak perlu takut lagi berdekatan dengannya. Satu kata setuju darinya dan menjadi vampire.
“B-baiklah, aku siap,”
Mata Minhyuk berubah merah, lalu ia mendekatkan mulut ke leher jenjang Ha Young. Refleks, Ha Young menutup mata. Hidup tidak pernah terasa sedamai dan selama ini. Orang yang akan mati mungkin merasakan ini juga.
Terasa sakit dan membakar. Sekujur tubuh Ha Young gemetaran karena panas yang tak tertahankan. Dirinya terhuyung ke tanah berumput itu dan meringkuk disana. Seketika, pandangannya kabur dan suara angin terdengar begitu keras ditelinganya.
“Argh!” Erangan Ha Young terdengar menyakitkan untuk Baekhyun. Ya, namja itu sekarang ada disana dengan tatapan penuh kebencian.
Minhyuk terjatuh menyentuh tanah saat pukulan mengenai wajah mulusnya. Dia tidak membalas pukulan, namun kata-katanya terlihat cuek, “Aku melakukan sesuai keinginannya.”
Baekhyun terus-terusan memukul Minhyuk. Retakan sempat terlihat di wajah namja itu lalu menghilang dalam beberapa detik. Melihat Ha Young kesakitan, Baekhyun melesat ketempat gadis itu berada.
“Kau pasti sudah gila!” teriak Baekhyun sambil menghampiri Ha Young yang berteriak kesakitan. Segera dihisapnya racun vampire di tubuh Ha Young lewat bekas gigitan MInhyuk tadi.
“Baekhyun-ah, Baek-“
Perlahan Ha Young mulai tenang. Sedikit saja terlambat, Ha Young pasti sudah jadi seperti dirinya. Baekhyun yang marah beranjak dari tempatnya, ingin dirinya menghabisi orang yang melakukan hal gila pada gadisnya itu. Tapi, gadis itu dengan tangan lemasnya mencengkeram kaki Baekhyun.
“Jangan! Baek, biarkan ia pergi!“ ujar Ha Young dengan suara serak. Minhyuk tersenyum tipis dan segera pergi dari sana.
“Tapi, Youngie-“
“Aku ingin kau memelukku, Bodoh.” Saranghaeyo.
Baekhyun memeluk Ha Young sangat erat, tapi tidak sampai menyakiti gadis itu. “Aku tahu. Mianhae. Maafkan aku yang bodoh ini.”
***
November, 2012
Epilog
Ha Young dan Baekhyun sekarang sedang berbaring di padang rumput yang waktu itu. Gadis itu menggeliat manja di pelukan Baekhyun. Tangannya bermain di dada Baekhyun dan ia kelihatan sangat bahagia. Vampire tampan itu pun terus saja membelai rambut Ha Young.
“Hei,” panggil Ha Young lalu ia mendongak. Wajah mereka tidak sampai lima centi jauhnya. Kiss me.
“Andwae.”
Ha Young terus-terusan memaksa. “Baek-ah, ayolah ayolah!” Tidak main-main, lelaki itu malah pura-pura tidak tahu dan menutup mata. “Sekali tidak ya tidak.”
“Begitu ya! Baiklah. Aku akan mencari vampire lain yang mau menciumku.” Gadis itu melepas pelukan Baekhyun dengan kasar. Ia berjalan secepat mungkin. “Dasar namja jahat! Padahal dia belum pernah menciumku sekalipun. Argh!”
Tak butuh waktu lama, sepasang tangan menyambar lengannya. Tangan itu bergerak keatas dan melingkar di lehernya. “Aku cinta kau. Untuk itu aku tidak perlu menciummu karena tanpa itu pun, aku bahagia.”
“Aku ingin merasakan berciuman seperti pasangan lain. Mereka membuatku iri. Menyebalkan!”
Baekhyun lalu menarik tangan Ha Young dan membuatnya terhuyung kearahnya. Sekarang gadis itu berada di antara kedua tangan Baekhyun dengan lelaki itu diatasnya. Tatapan Ha Young menyiratkan keterkejutannya dan tak mampu berpaling dari pesona seorang Byun Baekhyun dihadapannya.
“Kau tahu, kan, kita ini pasangan yang berbeda.”
“Iya, tetap saja. Paling tidak kita pernah melakukannya satu kali,“
Sesuatu seperti aliran listrik memenuhi tubuh Ha Young saat Baekhyun menempelkan bibir pada bibirnya. Apalagi saat tangan Baekhyun menelusup dibalik kausnya. Ya, Baekhyun melakukannya dengan baik, lumatan pelan yang memabukkan.
Hampir saja Ha Young kehabisan napas kalau saja Baekhyun tidak berhenti. Melihat gadis itu mengambil napas dengan –sangat cepat, membuat Baekhyun tertawa.
“Baru begitu saja kau sudah seperti akan tenggelam. Lucu,” kata Baekhyun menyeringai jahil. Dalam sekejap, ia sudah berbaring disamping Ha Young.
“YA! Ini, kan, baru pertama kalinya! Kau juga melakukannya tiba-tiba,” ujar Ha Young. Ia mulai kembali bernapas normal.
Tangan kiri Baekhyun kembali merangkulnya erat. “Tadi itu menyenangkan. Sepertinya kita harus sering-sering berlatih supaya kau tidak mati kehabisan napas, Youngie.”
“YA!” seru Ha Young sambil memukul pelan perut Baekhyun.
Akhirnya mereka yang berbeda dunia dapat saling tersenyum, di padang rumput yang indah dengan awan putih diatasnya.
Fin.
