Title : Rainbow or Sun ?
Scriptwriter (Author) : ANONYXING (@DZ4908)
Main Cast : Kim Junmyeon & Ahn Hyun Joo (OC/YOU)
Genre : Romance – Fluff
Duration (Length) : Drabble
Rating : Teen
Summary : Kim Junmyeon seorang dokter muda adalah seorang pedofil?
Another version [Kai Vers - Baekhyun Vers - Sehun Vers - Kris Vers - Chanyeol Vers] you can read at my official wordpress kingdomfanfiction.wordpress.com
Rainbow or Sun?
Junmyeon mengetuk-ngetukkan bolpoint bertinta hitam itu ke meja kerjanya. Jika meja kerja itu bisa berbicara, mungkin dia akan mengeluh dan berkata Kim Junmyeon – ssi, kau kira tidak sakit apa? Itu jika meja kerja Junmyeon dapat berbicara, namun nyatanya? Tidak! Meja itu tak dapat berbicara dan hanya mampu berdiam diri.
Ugh,
Junmyeon kembali mendengus sebal. Pikirannya masih melayang mengingat kejadian beberapa minggu lalu, bagaimana tidak? Dia di jodohkan! Dia merutuki kegilaan orang tuanya yang sesuka hatinya menjodohkan dirinya dengan seorang wanita (Oh, jika ini wanita tak apa! Tapi ini masih seorang bocah di mata Junmyeon!) ya, gadis yang di jodohkan dengan Junmyeon masih berumur 16 tahun sedangkan dirinya? 22 TAHUN! 22 TAHUN DENGAN 16 TAHUN? bukankah gadis itu lebih pantas menjadi adiknya? Oh tentu saja!
Ugh, apakah ayah sudah gila? Apakah dia sudah tak waras menjodohkanku dengan gadis bernama Hyun Joo? Oh Tuhan! Kelakuannya saja masih seperti bocah!
Junmyeon kembali menyungut-nyungut jika mengigat tentang kelakuan Hyun Joo. Cish, dia benar-benar lebih cocok menjadi ayah Hyun Joo daripada kekasihnya.
Tuk. . . Tuk. . . Tuk. . .
Suara ketukan langkah kaki berhasil membuat Junmyeon sadar. Pria itu mendongakkan kepalanya dan memincingkan matanya saat melihat siapa yang datang. Ya, dia Ahn Hyun Joo – calon isterinya dan tentunya gadis itu masih lengkap dengan seragam sekolahnya serta sepatunya yang bermodelkan docmart.
“Hai, dokter. .” sapa Hyun Joo dengan senyum sumringah lima jarinya yang begitu polos dan bagaikan seorang anak kecil menemukan sebuah gulali kapas berwarna rainbow. “Hai. Kau mengapa kemari?” Junmyeon menjawab sekaligus bertanya dengan datar.
Hyun Joo hanya tersenyum, lalu menggeleng dan menggembungkan pipinya. “Oppa, aku, aku, aku, tadi-ada-temanku-yang-mengajakku-kencan-apakah-boleh?” Hyun Joo berucap tanpa spasi yang membuat Junmyeon tak paham sama sekali.
“Hei anak kecil, kau bilang apa tadi?” Hyun Joo mengerucutkan bibirnya, lalu kembali menatap Junmyeon dan mengulang kalimatnya sejelas mungkin. “Hei bodoh! Mana ada calon isteri yang meminta ijin kepada calon suaminya untuk kencan dengan pria lain?” Junmyeon menjawab yang lebih tepatnya menjawab dengan sebuah pertanyaan dengan keki.
“Oh, jadi kau tak mengijinkannya oppa?” Hyun Joo berucap dengan polos dan hal itu benar-benar membuat Junmyeon menjadi naik darah. “Ahn Hyun Joo – ku sayang, kau itu polos atau bodoh hah? Tentu saja tidak!” Junmyeon berbicara dengan nada tinggi, membuat Hyun Joo cemberut dan menatap Junmyeon sebal.
Mengapa aku menjadi seperti seorang ayah yang overprotektif pada anaknya? Ugh, aku tidak cemburu bukan? Mana mungkin aku suka padanya? Kita hanya baru mengenal sekitar 1 bulan, jadi tidak mungkin!
“Tidak usah menekuk mukamu seperti itu! Kau tahu, kau terlihat semakin jelek jika begitu, kau pergi bersamaku saja bagaimana?”
Apa yang aku tawarkan? Bagaimana bisa aku malah menawarkan kecan kepadanya? Ugh, Junmyeon-ssi sepertinya kau sudah tidak waras!
“Oppa? Sungguh? Ya! Aku mau! Aku tak pernah kencan sebelumnya, ayah selalu melarangku pergi dengan teman lelakiku, padahal banyak dari mereka yang mengajakku jalan.” Hyun Joo bercerita sembari menatap menerawang. Hyun Joo tidak bohong, memang banyak pria yang mengajaknya jalan, namun selalu ia tolak karena sang ayah tak pernah menyetujuinya.
Heh, dia tidak sadar atau memang sengaja? Dasar gadis bodoh!
“Hyun Joo, kau itu sengaja ya berbicara seperti tadi?” Hyun Joo mengerjapkan matanya, menggelengkan kepalanya dan tidak paham dengan apa yang dimaksud Junmyeon. “Kau bicara apa oppa? Aku tak mengerti.”
“Lupakan!” sahut Junmyeon datar dan berdiri dari duduknya, mengambil jas putih kebanggaannya dan segera memakainya. “Aku harus memeriksa pasien dahulu. Kau kalau mau pulang, pulang saja. Kalau masih mau menunggu, silahkan. Tapi ingat! Jangan usik barang-barangku!”
Hyun Joo mengangguk patuh, bagaikan seeokor anak anjing yang menuruti perintah majikannya. Junmyeon keluar dari ruangannya, lalu berjalan dengan santai dan sesekali menebar senyum kepada para perawat atau pasien yang menyapanya. Junmyeon? Dokter tampan dan berhati baik (bagi orang di rumah sakit dan keluarganya) namun amat sangat menyebalkan bagi Hyun Joo.
* * *
Junmyeon kembali ke dalam ruangannya, matanya mengerjap dan batinnya memencak sebal saat menemukan Hyun Joo tengah terlelap di sofa berwarna dark brown di ruangannya. Ia mendekati gadis itu, lalu mengguncangkan bahu Hyun Joo agar terbangun.
“Hyun Joo, bangun,” ucap Junmyeon sembari mendengus sebal karena Hyun Joo tak bangun-bangun. “Bangun Hyun Joo. . .” panggilnya lagi namun tak berpengaruh sama sekali. Ugh, gadis kerbau! umpat Junmyeon sembari dengan terpaksa (mau tak mau) menggendong Hyun Joo ber ala kan bridestyle.
Selama perjalanan keluar (dari ruangan Junmyeon menuju parkiran) banyak mata memandang Junmyeon dengan kagum, dan sesekali mereka menyapa Junmyeon sembari bertanya.
“Junmyeon -ah dia siapa? Adikmu? Kau tak bilang jika memiliki adik se imut dam secantik dia. Bolehlah aku mendaftarkan diri menjadi calon adik ipar mu?”
Begitulah salah satu pertanyaan ter-gondok bagi Junmyeon, dan pertanyaan itu berasal dari Minhyuk, sahabatnya yang terkenal playboy cap tengil. Lupakan masalah Minhyuk, karena sekarang mereka sudah berada di dalam mobil Junmyeon dan pria itu dalam keadaan menyetir menuju kediaman Hyun Joo.
Sesampainya di kediaman Hyun Joo, Junmyeon menghembuskan nafasnya lega. Ia merasa bosan dan sepi selama perjalanan karena tak ada ocehan berisik berisi curhatan dari Hyun Joo. Junmyeon keluar dari mobilnya, lalu berjalan menuju pintu penumpang dan menghampiri Hyun Joo yang masih setia nyenyak dalam mimpinya, dengan sangat terpaksa dan amat enggan, Junmyeon kembali menggendong Hyun Joo dan berjalan masuk ke dalam rumah itu.
“Nona Hyun Joo, tuan?” salah satu pembantu di rumah Hyun Joo bertanya, lalu Junmyeon hanya tersenyum dan menanyakan dimana kamar Hyun Joo.
Junmyeon membaringkan Hyun Joo di ranjang bertemakan pink miliknya, lalu menaikkan selimut itu sampai sebatas dada Hyun Joo. Sejenak, Junmyeon menatap Hyun Joo yang tengah tertidur dengan lelapnya, entah setan mana yang berhasil mengambil raga serta jiwa Kim Junmyeon, namun sekejap tapi pasti, ia telah mendaratkan sebuah kecupan manis di kening Hyun Joo.
Kau milikku mulai dari sekarang. Itulah batin Junmyeon saat mengecup kening Hyun Joo dan segera setelah acara kecupan singkat itu, Junmyeon bergegas keluar dan kembali menuju rumahnya.
* * *
Hari berlalu dengan cepatnya, dan hari ini adalah hari sabtu, hari dimana Junmyeon dan Hyun Joo akan berkencan sebagai sepasang kekasih. Hari ini Hyun Joo berpenampilan seperti biasanya, menggunakan dress selutut berwarna putih bercorak bunga-bunga dan sepatu boot mini berwarna coklat, tampak cantik dengan rambutnya yang diurai dan bergelombang dibawah.
Suara klakson mobil membuat Hyun Joo tersenyum, karena ia tahu itu adalah Junmyeon. Hyun Joo berlari kecil menuju halaman depan. Ia tersenyum, Junmyeon disana, berdiri di depan mobil SUV-nya dengan pakaian casualnya, tentu tanpa jas putih dan sepati fantovel seperti yang biasa Junmyeon gunakan.
Tampan. Itulah kesan Hyun Joo pertama kali saat melihat Junmyeon. “Oppa,” teriak Hyun Joo sembari melambaikan tangannya dan tertawa riang. Ini kencan pertamanya, jadi harus sempurna dan menyenangkan. Ia tak mau kencan pertamanya hancur akibat Junmyeon merubah moodnya menjadi buruk.
Tidak. Jangan sampai oppa merubah ini semua. Ini harus indah. Batinnya dan saat ini, ia sudah berada di samping Junmyeon, pria itu membantunya membuka pintu mobil lalu membiarkan Hyun Joo duduk dan dia kembali ke kursi kemudi untuk mengemudikannya.
“Oppa, kita akan kemana?” Hyun Joo bertanya sembari mengotak-atik music player yang ada di mobil Junmyeon. Lagu K. Will – You Don’t Know Love terputar dan membuat Hyun Joo tersenyum.
“Kau tahu oppa? Menurutku lagu ini begitu romantis dan manis.” Junmyeon hanya menganggukkan kepalanya, menyetujui apa yang dikatakan Hyun Joo. Hyun Joo lupa, bahwa Junmyeon belum menjawab pertanyaannya.
* * *
Junmyeon dan Hyun Joo telah sampai di tempat kencan mereka. Ya, tempat itu adalah Myungdong dengan seribu pesonanya. Hyun Joo tersenyum senang, biasanya dia hanya melihat di drama kesukaannya, namun sekarang ia merasakannya sendiri. Junmyeon melirik ekspresi Hyun Joo sekilas, terbentuklah sebuah senyuman kecil saat ia melihat Hyun Joo merasa senang.
Entah ide darimana, Junmyeon membuat sebuah siku dari tangannya. Hyun Joo yang melihat hal tersebut mengerutkan dahinya. “Kau kenapa oppa? Tanganmu bengkok?” ucap Hyun Joo polos membuat Junmyeon menggerutu dan masih dengan perasaan sebalnya, ia mengambil tangan Hyun Joo dan menyuruh gadis itu untuk mengamitnya lalu berjalan bersama. Mereka berhenti di sebuah rumah makan. Ya, Junmyeon amat sangat lapar. Ia belum makan. Dengan langkah seksama mereka memasuki rumah makan itu dan duduk di tempat yang menurut Junmyeon nyaman.
Mereka memesan sesuai selera perut mereka, lalu tak lama setelah itu, makanan yang mereka pesan datang. Junmyeon menyantap dengan lahap, begitupula dengan Hyun Joo. Mereka makan bersama dalam diam, tak ada pembicaraan dan begitu hening.
“Hyun Joo?” pekik seseorang saat melihat Hyun Joo dari jauh. Orang itu berlari kecil menghampiri Hyun Joo dan memeluk dengan erat tanpa memperhatikan bahwa ada pria di depan Hyun Joo – pria itu Junmyeon.
“Kau benar Hyun Joo kan? Aku merindukanmu. Kau kemana saja Hyun Joo? Eh, dia siapa Jo? Setahuku kau tak memiliki kakak laki-laki, kaukan anak tunggal.” pria itu berbicara tanpa jeda sama sekali setelah melepaskan pelukannya.
“Daehyunnie, bisakah kau bertanya satu-satu?” Hyun Joo berkata sembari mengerucutkan bibirnya, terlihat begitu manja dan membuat Daehyun gemas lalu mengacak rambut Hyun Joo. Junmyeon yang melihat itu hanya berpura-pura bersikap acuh, dalam hatinya ia merasakan sesuatu, sesuatu yang panas yang ia tak tahu itu apa.
“Daehyunnie, aku merindukanmu juga. Kau yang meninggalkanku bukan? Kau jahat Daehyunnie!” Hyun Joo memukul dada Daehyun pelan, lalu kembali mengerucutkan bibirnya dan membuat Daehyun tersenyum geli. “Aku tidak pergi princess, akukan selalu ada di hatimu.” gurau Daehyun dan membuat Hyun Joo malu-malu.
“Junmyeon oppa, kenalkan ini Daehyun temanku. Daehyunnie, ini Junmyeon oppa dia eum eum, kekasihku hehe. . .” ucap Hyun Joo sembari tersenyum kikuk. “Kim Junmyeon.” ucap Junmyeon sembari membalas uluran tangan Daehyun.
“Princess Hyun Joo, aku pergi dulu ya. Aku masih ada acara setelah ini. Selamat bersenang-senang.” Daehyun berpamitan setelah berkenalan dengan Junmyeon, lalu dengan sengaja ia menarik Hyun Joo masuk ke dalam pelukannya dan mengecup kening gadis itu singkat.
“Errr, Ahn Hyun Joo, dia siapa heh?” tanya Junmyeon setenang mungkin, membuat suara dengan nada sedatar mungkin dan menghilangkan rasa amarah serta possesifnya. “Dia Daehyunnie oppa. Bukankah kau sudah mengenalnya?” Hyun Joo berucap polos dan kembali memakan makanannya.
“Ahn Hyun Joo, bukan itu maksudku. Dia siapamu? Mengapa kau terlihat dekat dengannya?”
“Dia temanku.”
“Kau bilang kau jarang bermain dengan lelaki.”
“Dia teman kecilku.”
Junmyeon mengangguk paham. Lalu kembali melanjutkan makannya. Setelah selesai dengan acara mengisi perut, mereka melanjutkan perjalanan menuju pantai yang memang biasa Junmyeon datangi.
“Oppa, tempat ini benar-benar indah! Aku menyukainya!” pekik Hyun Joo girang sembari berlari kesana kemari dan sesekali memainkan deburan ombak air pantai. Junmyeon berjalan mendekati Hyun Joo, gadis itu tengah duduk, duduk di pasir putih yang dekat dengan air.
“Hyun Joo,”
“Ya, oppa?”
“Jika kau disuruh memilih, kau memilih matahari atau pelangi? Mereka semua berharga dan memiliki peran masing-masing.” Hyun Joo menoleh, menatap wajah Junmyeon yang saat ini tengah menatap hamparan air di depannya. Aku harap kau memilih pelangi Hyun Joo.
“Ugh, aku tak tahu.” ucap Hyun Joo pada akhirnya setelah terdiam cukup lama. “Jawablah Hyun Joo. Aku tahu kau gadis pintar.” desis Junmyeon sebal.
“Baiklah oppa. Aku memilih matahari.”
“Mengapa? Bukankah pelangi lebih indah daripada matahari?”
“Eum, jika aku mengandaikan. Pelangi seperti seorang kekasih, kekasih yang hanya akan sempat mewarnai hubungan mereka, entah dengan kesenangan atau kesedihan. Sedangkan matahari? Aku menginginkan matahari, menginginkan memiliki pasangan yang seperti matahari, selalu setia dan menemaniku di setiap waktu. Baiklah, ada kalanya aku mandiri seperti matahari yang beristirahat, namun aku ingin memiliki pasangan yang selalu mampu menyinariku, melindungiku dan selalu setia hehe. . .”
Junmyeon yang mendengarkan itu hanya terperanjat, tak menyangka jawaban gadis itu akan sejauh itu dan jauh di pikirannya. Ia tersenyum. Lalu mengecup pipi Hyun Joo sekilas, dan akhirnya, mengecup bibir mungil Hyun Joo.
“Kau mulai merebut hatiku Ahn Hyun Joo. Rebut hati ini seutuhnya agar dia menjadi milikmu. Aku menyayangimu.”
F I N A L
Maaf abal. Maaf judul nggak nyambung sama isi. Maaf isi gajelas. Huhu maaf intinya kalo masih abstrak. Silahkan tinggalkan komentar dan beri saya kritik serta saran kalian. Makasih. Muah semuanya. Dan maaf alurnya enggak jelas banget. Ditunggu kritik sama sarannya hehe.
Visit my wordpress to check another stories from me ^^ kingdomfanfiction.wordpress.com