Tittle : True Love (Chapter 5A/ Holiday: Min Young Version)
Author : Jellokey
Main Cast : Kim Jong In (Kai EXO-K)
Oh Sehun (Sehun EXO-K)
Luhan (Lu Han EXO-M)
Kim Joon Myun (Suho EXO-K)
Kang Jeo Rin (OC)
Shin Min Young (OC)
Support Cast : Wu Fan (Kris EXO-M)
Park Chanyeol (Chanyeol EXO-K)
Do Kyungsoo (D.O EXO-K)
Byun Baekhyun (Baekhyun EXO-K)
Kim Min Ra (OC)
Jang Mi Sun (OC)
and others
Length : Chaptered
Genre : Romance, Family, School Life
Rating : PG-15
A.N : Annyeong ^^. Part lima ini aku bagi jadi dua. Liburan versi Min Young dan Jeo Rin. Keduanya terjadi di hari yang sama. Enjoy it! ^^
“Aku mencintaimu.” Sehun larut dalam pikirannya. ‘Aku tidak pantas untuk Min Young. Kenapa aku baru sadar sekarang? Min Young orang kaya sedangkan aku orang miskin. Lu Han, sepertinya Min Young eomma sangat mengenal Lu Han. Lu Han namja yang sempurna. Dia cute, kaya, pintar, baik. Dibandingkan dengan Lu Han aku tidak ada apa-apanya.’ Yang ada dalam pikiran Sehun ‘hanya aku tidak pantas untuk Min Young’.
“Aku mencintaimu, Sehunnie.” Min Young mengeratkan pelukannya karena Sehun belum membalas pelukannya.
“Aku juga mencintaimu, Youngie.” Sehun balas memeluk Min Young.
“Aku pulang dulu.” Sehun mencium kening Min Young.
“Masuklah.”
“Aku akan masuk setelah kau pulang.”
“Baiklah, aku pulang.”
############
“Apa kau tahu kalau Lu Han oppa sakit, Sehunnie?” tanya Min Young begitu mereka berada di atap sekolah.
“Ne, kau tahu dari mana? Aku belum memberitahumu.”
“Kai. Dia mengirimku pesan semalam. Jangan salah paham. Kami hanya berteman.”
“Kau mau berteman dengannya?”
“Aku tahu sebenarnya dia orang yang baik, hanya saja kelakuannya sedikit buruk.”
“Kita akan menjenguk Lu Han sepulang sekolah nanti.”
“Ne.”
#############
“Bagaimana keadaanmu?” tanya Sehun saat sudah berada di ruang rawat Lu Han. Min Young meletakkan buah yang ia bawa di meja samping ranjang Lu Han.
“Sudah lebih baik.”
“Kenapa kau bisa sakit, oppa?”
“Aku hanya kelelahan.”
“Dia tidak makan teratur.” kata Kai yang saat itu berbaring di sofa.
“Jangan dengarkan Kai, Young.” Sehun hanya terdiam melihat Lu Han dan Min Young.
“Dia stress.”
“Stress?” Min Young bingung. Lu Han sudah terlalu bahagia dengan hidupnya. ‘Apa yang Lu Han oppa pikirkan sampai ia stress?’
“Dia stress karena yeoja yang ia cintai tidak menyadari keberadaannya.” kata Kai.
“Siapa yeoja yang kau cintai, oppa? Apa aku mengenalnya?”
“Kau sangat mengenalnya, Min Young.” Sehun tahu siapa yeoja yang dimaksud Kai. Min Young. Baru Sehun sadari kalau cara Lu Han menatap Min Young berbeda. Tatapan sayang yang menunjukkan bahwa Lu Han mencintai Min Young. Sehun yakin Lu Han mencintai Min Young jauh sebelum ia mengenal Min Young. ‘Aku telah menyakiti Lu Han.’ pikir Sehun.
“Apa kau menyukai Jeo Rin, oppa?” Sontak semua orang yang ada di tempat itu menatap Min Young tidak percaya. Terutama Kai. Bagaimana mungkin Lu Han mencintai Jeo Rin? Sedangkan yeoja yang dekat dengan Lu Han hanya Min Young.
“Yang menyukai Jeo Rin itu aku, Min Young.” Saat Kai mengucapkan kata-kata itu, Suho dan Jeo Rin masuk ke ruang rawat Lu Han.
“Kau benar-benar cari masalah, Kai.” Suho hendak menghampiri Kai tapi ditahan Sehun.
“Tenanglah, Suho. Ini rumah sakit.”
“Namja-mu berguna juga, Min Young. Aku sedang malas meladeni orang itu. Lu Han, aku pulang sebentar. Hubungi aku kalau orang ini sudah pulang.” Kai meninggalkan ruangan Lu Han setelah memberikan senyum terbaiknya pada Jeo Rin.
###############
Sudah tiga hari Sehun menghindari Min Young. Min Young selalu mendatangi atap sekolah dan perpustakaan tapi tetap tidak ada Sehun di sana. Ia juga mendatangi ke rumah Sehun tapi Sehun juga tidak ada di rumah. Min Young juga selalu menceritakan masalahnya pada Lu Han.
“Hari ini aku juga tidak menemukannya, oppa.”
“Mungkin dia sedang sibuk, Min Young.”
“Tidak, dia pasti menghindariku.” Lu Han menatap Min Young tidak mengerti. Ia menepuk tempat kosong di sebelahnya, mengisyaratkan Min Young untuk duduk di situ. Saat ini Lu Han sedang duduk bersandar di ranjangnya.
“Buat apa dia menghindarimu?” tanya Lu Han.
“Eomma tidak menyukai Sehun oppa karena dia berbeda dengan kita, oppa.” ‘Hanya karena itu? Kau tidak mau mempertahankan perasaanmu hanya karena perbedaan status sosial? Kau pengecut, Sehun.’ batin Lu Han.
“Aku takut dia meninggalkanku, oppa.”
“Shun tidak akan meninggalkanmu, Young.”
“Benarkah?”
“Eeem… jadi, jangan sedih lagi. Kau jadi jelek.”
“Oppa…” Min Young mengerucutkan bibirnya.
“Oppa bercanda. Kau yeoja paling cantik sedunia.” Lu Han mencubit pipi Min Young.
############
Lu Han sudah keluar dari rumah sakit saat ujian semester. Dan saat itu Min Young baru bisa bertemu dengan Sehun. Min Young meminta Lu Han mengawasi Sehun begitu ujian selesai. Dan di sinilah Min Young berada. Di depan pintu ruangan kelas yang tidak dipakai. Ia membuka pintu ruangan itu dan mendapati Sehun sedang berdiri menghadap jendela.
“Kenapa oppa menghindariku?” Min Young berjalan mendekati Sehun.
“Aku tidak menghindarimu.” Jawab Sehun tanpa membalikkan tubuhnya. ‘Kenapa Min Young bisa tahu aku ada di sini?’ batin Sehun.
“Gotjimal. Kau menghindariku karena eomma kan? Aku sudah katakan padamu jangan pedulikan eomma. Aku mencintaimu, Hunnie.” Min Young memeluk Sehun dari belakang. ‘Aku juga mencintaimu, Youngie.’ batin Sehun. Sehun membalikkan tubuhnya menghadap Min Young.
“Let’s break up!”
“Mwo?”
“Kau tidak dengar? Aku tidak akan mengulanginya. Dan jangan tanyakan alasanku memutuskanmu. Annyeong.” Nae sarang. Sambung Sehun dalam hati.
############
Ujian semester telah berakhir. EXO High School mempunyai tradisi liburan bersama untuk mengisi waktu libur siswa. Yang mengikuti liburan hanya dua kelas tiap semester. Kelas yang sudah mengikuti liburan semester sebelumnya tidak akan mengikuti liburan untuk semester berikutnya.
‘Semoga bukan kelasku yang terpilih. Aku sudah punya rencana menghabiskan waktu liburanku belajar memasak dengan eomma.’ batin Min Young.
“Kenapa, Min Young?” tanya Jeo Rin. Saat ini Min Young, Jeo Rin, Mi Sun, dan Min Ra sedang berjalan menuju mading melihat pengumuman kelas yang mengikuti liburan.
“Aku tidak mau mengikuti liburan itu.” jawab Min Young.
“Aku juga.” sambung Min Ra.
“Kau Mi Sun?” tanya Min Ra.
“Kalau kelas kami terpilih aku ikut. Sepertinya seru.”
“Semoga yang terpilih kelasku dan Joonmyun oppa.”
“Huh.. Dasar.” Mereka segera melihat kelas yang terpilih setelah sampai.
“Kelas X-B dan kelas XII-B.” Mata mereka langsung menangkap kalimat itu.
“Bukan kelas kita, Min Ra.” Min Young dan Min Ra melompat riang.
“Ini kelas namja jelek itu kan?” tanya Min Sun.
“Apa maksudmu namja jelek itu kami?” suara Kris. Kai dan Chanyeol di belakangnya.
“Kau merasa? Bagus kalau begitu.”
“Matamu buta ya? Kau tidak lihat wajah kami yang tampan ini?”
“Kita memng berjodoh, baby.” Kai tidak mempedulikan Kris yang sibuk berdebat dengan Mi Sun.
“Aku tidak ikut, Mi Sun-ah.” kata Jeo Rin.
“Aku juga.”
“Ada catatan di bawah. Bagi siswa/siswi yang tidak bisa ikut harus memberikan surat keterangan dari orang tua. Jika tidak ada wajib ikut.” Suara berat Chanyeol.
“Aku ikut, Jeo Rin. Appaku takkan mau membuat surat konyol sperti itu.” kata Mi Sun.
“Kau pasti ikut, Rin-ah. Sampai jumpa liburan nanti.” Kai meninggalkan tempat itu bersama teman-temannya.
###########
“Min Young ada di bawah.” Hayoon tiba-tiba masuk ke kamar Sehun.
“Apa?” Sehun fokus pada bukunya.
“Jangan pura-pura tidak dengar, oppaku sayang. Min Young ada di bawah.” Sehun masih tetap tidak peduli.
“Temui dia. Aku tahu kalian ada masalah.”
“Apa yang dia lakukan di sini?”
“Belajar memasak dengan eomma. Cepat temui dia. Aku tidak sanggup melihat wajah menyedihkanmu itu.”
“Kami sudah putus.” Sehun menutup bukunya.
“Mwo? Wae?”
“Aku tidak akan memberitahumu. Ada lagi yang ingin kau sampaikan?”
“Semoga kau tidak menyesal, Sehun babo.” Hayoon keluar dari kamar Sehun. Sehun menatap kosong pintu kamrnya yang terbuka.
“Aku merindukanmu, Youngie.” Sehun langsung turun dari ranjangnya, menuruni tangga menuju dapur.
############
Dari sini Sehun bisa leluasa memandangi Min Young. Ia berdiri menyandar di pintu dapur dengan tangan terlipat di dada. Ia mengamati Min Young yang melakukan apa saja yang disuruh eomma-nya. Mencuci sayur, buah, daging, eomma-nya masih mengajari hal-hal yang mudah. ‘Aku hanya bisa memandanginya. Dia bukan milikku lagi. Aku tidak menyesal dengan keputusanku. Min Young lebih pantas dengan Lu Han.’ batin Sehun.
“Eomma, apa kau boleh tetap berkunjung kemari dan tetap memanggil eomma?” tanya Min Young pada nyonya Oh.
“Kenapa bertanya seperti itu, nak?”
“Aku dan Sehun oppa sudah putus.” Nyonya Oh terdiam sebentar. Mendengar itu Sehun langsung pergi menuju kamarnya.
“Tentu saja boleh. Kau sudah eomma anggap sebagai anak eomma sendiri. Kau tinggal di sini juga tidak apa-apa.”
“Auuww….” Min Young yang sedang mengiris bawang malah mengenai telunjuknya kearena mendengar kalimat terakhir nyonya Oh.
“Ommo… hati-hati, sayang.”
“Gwenchana, eomma. Ini pertama kalinya aku memegang pisau dapur.” Min Young meniup-niup lukanya.
“Kita obati dulu lukamu, Min Young.
############
“Sehun, ayo makan siang.”
“Apa Min Young sudah pulang?”
“Belum. Mungkin setelah makan siang. Kajja.”
“Aku mau tidur.” Sehun memeluk gulingnya.
“Eomma…….” teriak Hayoon.
“Baiklah. Aku makan.” Sehun turun dari ranjangnya, menatap Hayoon kesal. Sehun tidak amu eomma-nya yang membujuk ia makan. Eommanya bukan membujuk lebih tepatnya mengancam Sehun tidak boleh makan masakan eommanya selama satu hari. Dan ini hanya akal-akalan Sehun eomma.
#############
Suasana di meja makan benar-benar canggung untuk Min Young dan Sehun. Mereka duduk bersebelahan karena ulah Hayoon. Sehun hanya diam dalam makannya. Tidak mengomentari apa yang dibicarakan eommanya, Hayoon, dan Min Young. Saat hendak mengambil kimchi, tangan Sehun bersentuhan dengan tangan Min Young.
“Mian.” ucap Min Young. Begitu juga saat mereka hendak mengambil bulbogi.
“Aigoo… kalian memang berjodoh. Bahkan kalian memikirkan makanan yang sama untuk diambil.” kata nyonya sambil tersenyum penuh arti. Yang dikatai hanya diam. Sesekali Sehun mencuri pandang ke Min Young. Matanya terpaku pada tangan Min Young yang diplester.
#############
“Aku pulang dulu, eomma, Hayoon.”
“Biar Sehun yang mengantarmu, Min Young. Yoon-ah, panggilkan Sehun.”
“Tidak usah, eomma. Aku dijemput kok.” Perkataan Min Young menghentikan langkah Hayoon.
“Dijemput? Mana jemputanmu?” tanya nyonya karena ia tidak melihat apa-apa di depan rumahnya.
“Di simpang jalan, eomma.”
“Biar Sehun mengantarmu sampai simpang.”
“Eomma…..”
“Putus bukan berarti kalian bermusuhan, Min Young. Kalian bisa berteman.”
“Tapi….”
“Aku akan mengantarmu sampai simpang.” Sehun tiba-tiba muncul.
“Kajja.”
“Annyeong, eomma, Hayoon.”
############
Sepanjang perjalanan Sehun dan Min Young hanya diam. Sampai akhirnya Sehun buka suara.
“Telunjukmu kenapa?”
“Kau masih peduli padaku? Ini hanya luka kecil saat mengiris bawang tadi. Tidak sakit.” ‘Dibandingkan luka di hatiku. Kau memutuskanku tanpa alasan yang jelas.’ batin Min Young.
“Youngie…. Aku….
“Min Young!” ucapan Sehun terputus karena seseorang memanggil Min Young.
“Oppa… kau sudah lama?” Sehun tidak sadar kalau mereka sudah sampai di simpang jalan.
“Kenapa diplester?” tanya Lu Han sambil memegang telunjuk Min Young. Ada perasaan tidak suka saat Sehun melihat perlakuan Lu Han pada Min Young.
“Kena pisau. Aku belajar memasak dengan Sehun eomma.”
“Kau belajar memasak?” Min Young mengangguk. Keberadaan Sehun tidak dipedulikan oleh mereka.
“Kau harus berhati-hati saat menggunakan benda tajam, Young. Aku harus mencoba masakanmu kalau kau sudah bisa memasak nanti.”
“Ne, oppa.”
“Sehun, kami pulang dulu. Annyeong.” pamit Lu Han.
############
“Aku masih belum tahu,oppa.”
“Mwo?”
“Tujuanku ke rumah Sehun bukan hanya belajar memasak. Aku ingin bertanya pada adiknya Sehun alasan Sehun memutuskanku. Tapi dia juga tidak tahu.”
“Aku mencintainya, oppa.” Min Young menangis.
“Young….” Lu Han tidak menyangka kalau ia bisa mendengar langsung dari Min Young. Hatinya sakit mendengar kata-kata Min Young kalau ia mencintai Sehun. Tapi ia akan lebih sakit lagi melihat Min Young seperti ini. Lu Han menepikan mobilnya. Lalu merengkuh Min Young dalam pelukannya.
“Sehun pasti mencintaimu..” Lu Han mencoba menenangkan Min Young. Ia mencium puncak kepala Min Young. ‘Kau harus bertanggungjawab karena sudah membuat yeoja yang kucintai menangis, Sehun.’ batin Lu Han.
#############
Sehun langsung menuju meja belajarnya begitu keluar dari kamar mandi, mengambil handphonenya yang berbunyi sambil mengeringkan rambutnya. Pesan dari Lu Han.
From: Lu Han
Aku ingin bicara denganmu. Sekarang aku berada di kedai ramen di simpang jalan rumahmu.
Sehun langsung berpakaian begitu selesai membaca pesan dari Lu Han. ‘Ada apa? Biasanya Lu Han langsung meneleponku.’ batin Sehun.
###########
“Lu Han…” sapa Sehun pada Lu Han yang sedang menikmati ramennya.
“Sehun… Kau mau pesan? Ramennya enak sekali.”
“Ani. Ada apa?” Sehun mengambil tempat duduk di samping Lu Han.
“Kenapa kau memutuskan Min Young?” tanya Lu Han begitu selesai minum.
“Aku tidak bisa bersamanya.”
“Wae? Apa kau tidak mencintainya lagi?” Sehun tersentak mendengar pertanyaan Lu Han. Ia terdiam cukup lama.
“Min Young bilang eommanya tidak menyukaimu karena perbedaan status sosial di antara kalian. Apa karena itu?” ‘Bukan karena itu Lu Han, aku tidak ingin menyakitimu.’ batin Sehun.
“Kau pengecut, Sehun. Hanya karena itu kau memutuskan Min Young? Sia-sia usahaku merelakan Min Young padamu selama ini.”
“Mwo?”
“Aku mencintai Min Young. Dan aku sudah merelakan Min Young denganmu. Tapi kalau Min Young terus sedih karenamu, aku akan membuatnya berpaling padaku. Bertindaklah sebelum aku melakukan apa yang kukatakan padamu.” Lu Han meninggalkan Sehun.
###########
Ting… Nong…
Sehun langsung membuka pintu rumahnya begitu mendengar suara bel rumah. Ia terkejut melihat siapa yang datang.
“Yooungie….”
“Masuklah…” kata Sehun begitu berhasil mengendalikan dirinya.
“Eomma di mana?”
“Eomma dan Hayoon sedang belanja persediaan bahan makanan. Mungkin sebentar lagi pulang.” Min Young berjalan menuju dapur setelah mendengar kata-kata Sehun.
“Benar-benar kosong.” kata Min Young begitu membuka kulkas. Hanya ada air mineral di sana. Min Young tersentak menyadari dua tangan melingkar di pinggangnya begitu ia menutup kulkas. Sehun memeluknya dari belakang.
“Sehun…”
“Biarkan seperti ini.” kata Sehun pelan di telinga Min Young.
“Aku meridukanmu..” Sehun mencium pipi Min Young. Min Young berusaha melepas tangan Sehun.
“Kenapa kau berkata seperti tiu?” tanya Min Young begitu menghadap Sehun. Sehun mengelus pipi Min Young. Menatap Min Young dengan tatapan cintanya.
“Saranghae, Youngie.” Sehun merengkuh wajah Min Young dengan kedua tangannya lalu mencium bibir Min Young. Menempelkan bibirnya cukup lama di bibir Min Young sampai Min young memejamkan matanya. Melumat bibir bawah Min Young dengan lembut. Min Young memiringkan kepalanya membalas ciuman Sehun.
“Kenapa kau memutuskanku?” kata Min Young begitu Sehun melepas ciumannya. Masih dengan dahi yang menempel.
“Apa karena eomma?”
“Bukan. Aku tidaka akan memberitahumu alasannya. Maukah kau menjadi yeojachinguku lagi?”
“Beritahu dulu alasannya.”
“Karena aku tidak pantas untukmu. Masih ada namja yang lebih sempurna dariku yang pantas bersamamu.”
“Kau namja yang paling pantas untukku, Sehunnie. Jangan tinggalkan aku lagi.” Min Young memeluk Sehun.
“Ne.” Sehun balas memeluk Min Young.
“Jadi, apakah kau mau kembali padaku?”
“Menurutmu?”
“Kau mau menjadi yeojaku.”
############
“Kenapa eomma lama sekali, oppa?”
“Molla. Kau lapar, Yougie?”
“Ani. Oppa?”
“Nado.” Saat ini mereka sedang menonton tv. Tapi keduanya tidak fokus pada acara di tv itu.
“Aku ngantuk, oppa.” Sehun langsung berdiri lalu mengulurkan tangannya pada Min Young.
“Mau ke mana?” tanya Min Young bingung menerima uluran tangan Sehun.
“Ke kamar.”
“Kamar?” Sehun membawa Min Young menaiki tangga.
“Ke kamarku. Kau ngantuk kan?” Sehun menghentikan langkahnya di depan pintu kamarnya.
“Mwo?”
“Wae? Apa yang kau pikirkan, Youngie?” Sehun menatap Min Young dengan tatapan menggoda.
“Aigoo… yeojachinguku. Siapa yang mengajarimu berpikiran seperti itu? Kau belum cukup umur, Youngie.”
“Aniyo..” pipi Min Young memerah. Sehun membuka pintu kamarnya.
“Kamarmu bagus, oppa. Kau mendesain sendiri?”
“Ne. Sini, aku akan menidurkanmu seperti appa yang menidurkan anaknya.” Sehun menepuk tempat tidurnya.
“Kau bukan appaku, dan aku bukan anak-anak.”
“Baiklah. Aku akan menidurkan yeojachinguku.” Min Young naik ke tempat tidur, lalu menyandarkan kepalanya di dada Sehun. Sehun memeluk Min Young. Meletakkan dagunya di atas kepala Min Young. Min Young meletakkan tangannya di atas tangan Sehun yang melingkar di pinggangnya. Mendongakkan kepala dan tersenyum pada Sehun. Sehun balas tersenyum pada yeojachingunya dan mengecup bibir Min Young.
“Tidurlah. Aku akan menemanimu.” Min Young menganggukkan kepalanya. Akhirnya Min Young tertidur dan lama-kelamaan Sehun juga ikut tertidur.
############
“Se……” Hayoon yang masuk ke kamar Sehun terkejut mendapati apa yang ia lihat dan segera mengubah ekspresi terkejutnya menjadi senyum penuh arti. Ia memanggil eommanya.
“Syukurlah mereka sudah baikan. Tidak sia-sia kita meninggalkan Sehun sendiri di rumah.” kata nyonya Oh.
“Yoon-ah, cepat foto mereka.” suruh nyonya Oh.
“Ne, eomma.” Hayoon mengambil handphonenya lalu mengambil foto Sehun dan Min Young.
“Mereka benar-benar membuat eomma iri.”
“Ayo, eomma. Nanti mereka bangun.”
#############
Sehun bangun dari tidurnya. Ia mengerjapkan matanya sebentar lalu melihat jam yang ada di kamarnya. ‘Jam empat sore. Lama sekali aku tertidur. Apa eomma dan Hayoon sudah pulang?’ batin Sehun. Lalu Sehun melihat bidadari yang sedang tidur di pelukannya. Mencium pipi bidadarinya.
“Aku turun ke bawah sebentar, Youngie.” Dengan pelan Sehun melepas pelukannya takut membangunkan Min Young. Membenarkan posisi Min Young di tempat tidur lalu mencium kening Min Young.
##############
“Anak eomma sudah bangun?” tanya nyonya Oh yang melihat Sehun.
“Ne, kenapa eomma lama sekali?” Sehun duduk di kursi makan.
“Yang sudah baikan sok romantis.” Hayoon mengacungkan handphone yang menampilkan foto Sehun dan Min Young tidur bersama.
“Kali ini kau membuatku senang. Kirimkan ke handphoneku. Kalian sengaja lama-lama di luar rumah?”
“Kalau tidak begitu kau tidak baikan dengan Min Young, Sehun.” kata Hayoon.
“Min Young mana, Sehun?” tanya nyonya Oh.
“Masih tidur, eomma.”
“Apa yang kau lakukan sampai Min Young tidur selama itu?”
“Eomma, lihat anak eomma yang satu ini. Pikirannya benar-benar kotor.”
“Memang apa yang kupikirkan?”
“Sudah… sudah. Kalian kalau sudah adu mulut tidak bisa berhenti. Sehun, kau tidak makan, nak?”
“Aku makan tapi aku bangunkan Min Young dulu, eomma.”
#############
“Chagiya, irreona..” Sehun mengelus pipi Min Young.
“Chagi…” karena tidak ada reaksi dari Min Young, Sehun mencium bibir Min Young.
“Eungg…” Min Young mengerjapkan matanya.
“Kau seperti putri tidur yang hanya bisa dibangunkan dengan ciuman.” Min Young tersenyum.
“Tidak apa-apa selama Pangeran Sehun yang menciumku.”
“Kenapa tidur lagi? Ini sudah sore, chagi.” Tanya Sehun yang melihat Min Young memejamkan matanya lagi.
“Aku masih ngantuk, oppa. Semalam aku tidak bisa tidur.”
“Wae?”
“Memikirkanmu.”
“Memikirkanku?”
“Alasan kenapa kau memutuskanku lebih tepatnya.”
“Jangan bahas itu lagi, Youngie. Sekarang bangun. Kita makan lalu jalan. Atau kau mau makan di luar? Tapi aku tidak bisa membawamu ke restoran yang mahal.”
“Kita kencan?” Min Young langsung mendudukkan dirinya. Hampir lima bulan mereka pacaran mereka tidak pernah kencan sekalipun.
“Eeemm… bisa dibilang begitu. Kau mau ke mana?”
“Aku mau nonton, oppa.” kata Min Young antusias.
“Baiklah. Tapi kita makan dulu.” Min Young menganggukkan kepalanya.
############
Sehun dan Min Young berkjalan menuju halte bus. Sesekali mereka bercanda. Lu Han yang kebetulan lewat di tempat itu melihat Sehun dan Min Young.
“Mereka sudah baikan? Baguslah. Jadi Min Young tidak sedih lagi. Walaupun menyakitkan asal Min Young bahagia aku juga bahagia.”
TBC
