Title : You are my favorite Chapter 2
Main cast : Suzy (Miss A) , Sehun (EXO-K), Baekhyun (EXO-K)
Genre : Romance, tragedy, life
Rating : T
Length : multi chapter
Note : annyeong readers sebelumnya author minta maaf banget soalnya lama buat chapter 2 ini. Yah biasalah anak sekolah banyak tugas, jeongmal mianhae L
Well mian kalo banyak typo, typo itu indah(?)
OK happy reading ya ^^
Sehun pov:
Aku terus dan terus mencari, hingga ku dapati kamarku terkunci. “Eomma? Kau di dalam? Buka eomma!” aku mencoba membuka pintu namun tetap terkunci. Ku dengar suara teriakan dari dalam, ini membuatku semakin panik. Aku mendobrak pintu dan ku dapati. Ibuku bersimbah darah.
Tapi.. bukan darah miliknya, itu itu darah ayah….
Tubuhku lemas. Apa ini? Kenapa ? apa yang eomma lakukan?
Tangan eomma yang bersimbah darah sontak membuat jantungku berdebar kencang. Ku dapati tatapanya yang ketakutan sambil terus-menerus menatap kedua tangannya yang dihiasi darah suaminya itu.
“Eomma” kataku perlahan gemetaran
“Sehunnie!” ia menoleh ke arahku, kehadiranku membuat tangisnya pecah. Ia memeluk tubuhku degan tangan penuh darah itu. Bisa ku rasakan getaran hebat dalam tubuhnya. Ini? Ini getaran rasa bersalah, rasa takut serta rasa khawatir yang berkecamuk.
“Eomma, ada apa ini?” aku masih ragu bertanya. Tapi diam saja tak akan membuahkan hasil,
“telfon ambulan” ia menggeleng dan melepaskan pelukannya. Wanita paruh baya itu kini berjalan terseok-seok munuju sudut kamar dan menangis bisu sambil memeluk lututnya. Sedang tubuh ayahku terkulai penuh luka di lantai. Apa yang harus aku lakukan? Aku terlalu bingung.
Author pov:
Sore itu kediaman Nyonya dan Tuan Oh begitu ramai oleh kumpulan manusia. Bukan karena pembagian BLT atau sejenisnya. Tapi karena ayah sehun ditemukan bersimbah darah. Banyak yang berbisik bertanya-tanya siapa yang melakukan hal tersebut
“Perampok, kami kerampokan” sehun berkata pelan pada polisi yang menanyai kejadian yang terjadi.
“Sehunnie!” ibu sehun tercengang.
“Sudahlah eomma, biar aku yang mengurusnya. Pergilah mandi” sehun berdiri dari ketidak berdayaannya, dan melangkah mengiringi tubuh ayahnya yang sekarang dibawa ke rumah sakit. Sehun tak tau apa yang terjadi, tapi bagaimana pun wanita itu adalah ibunya.
Sehun pov:
Entah kenapa aku mebela ibuku, yah mungkin hanya insting. Siapa sebenarnya yang salah? Appa atau eomma? Ah aku tidak tau. Aku hanya bisa berharap semuanya baik-baik saja.
Aku duduk di depan ruang UGD, rasanya perasaan ini tak menentu, darah appa yang mengalir di tangan eomma masih menempel di bajuku. Rasanya ngeri mengigat kejadian tadi. Ah ini membuat kepalaku sakit!
Aku hanya mondar-mandir cemas di depan ruang UGD. Sekitar 3-4 jam seorang lelaki paruh baya melonjak keluar, ia memakai jas putih dan celana hitam, lengkap dengan stetoskop yang menggantung di lehernya.
“dokter!”
“Apa kamu keluarganya ?”
“Ne. Aku anaknya”
“Appamu sudah sadar, ia tidak apa-apa. Kau boleh masuk” ia mengelus kepalaku. Dan pergi meninggalkanku sendiri
“kleek” aku membuka pintu kamar appa perlahan
“Sehun” wajah namja itu mencerah, namun masih tersirat kepedihan dalam pada wajahnya
“Appa, gwencanayo?”
“Ne, kemari dan duduk” ia tersenyum
“Ne” aku menurutinya dan duduk di sampingnya.
“Sehunnie, kau melihatnya?” pertanyaan appa mengagetkanku.
“Lihat apa, appa?” mataku kini tak dapat melarikan diri, aku mengunci pandanganku padanya.
“Apa yang eommamu lakukan padaku” senyum di wajahnya memudar.
“Ne” aku memaligkan mukaku darinya. “Apa yang terjadi appa?”
“Ah eommamu, yeoja bodoh itu ia menghianatiku, jauh sebelum kami menikah” katanya sambil menghela nafas
“Mwo? Maksud appa?” aku kaget sekali. Apa maksudnya itu?
“Ne. Dia punya anak sebelum menikahiku padahal kami masih berpacaran. Appa lepas kendali dan membanting semua barang di rumah. Awalnya appa lah yang ingin memukul eommamu, tapi dia lebih lepas kendali, dan menusuk appa.” Dia berhenti dan menghela nafasnya lagi “Sehunnie, tinggallah dengan appa, janji ne?”
“Ah jadi begitu. Kenapa harus?”
“Ia membawa sodara tirimu besok. Apa kau mau tinggal dengannya? Tidak bukan”
“ehmm anni appa” ia menepuk kepalaku. Aku mengerti keadaan appa. Aku tak bisa membantah apapun.
Suzy pov:
Aku masih menatap kursi kosong di depanku. Aish kemana namja pabo itu? Eh? Kenapa aku memikirkannya? Ih siapa dia. “Tidak aku tidak suka” tanpa sadar aku berdiri dari mejaku dan berteriak di kelas.
“Apa yang tidak suzy?” guru matematika ku melempar pandangan sinisnya padaku.
“ha?” aku memandang sekeliling, semua anak tertawa
“Keluar! Angkat tangamu di luar kelas!” Ia membentakku kencang.
“Ah iya songsengnim” aish malunya aku. Ini semua gara-gara sehun.
Aku berdiri di luar kelas mengnangkat tanganku dan berharap tiada satu orang pun yang melihatku dengan keadaan seperti ini.
“Suzy-Ah” Aku terkejut dengan ke hadiran namja di depanku. Aduh kenapa harus ada yang melihatk begini sih.
“Kenapa kau disini? Di setrap ya? Hayo salah apa tadi?” namja itu tertawa kecil sedang mukaku sudah memerah seperti tomat matang.
“Ah anni baekhyun oppa, tadi aku hanya melamun” kataku menunduk malu.
“Melamun? Memikirkanku ya?” ia menepuk kepalaku dan mengusap rambutku. Aish GR sekali namja ini -___-
“Ah aannii” jawabku terbata-bata.
“Hahahaha, eh suzy-ah, mau kah kau jalan-jalan denganku besok?” ia menyimpulkan senyumnya yang manis itu.
“Ha? “ kencankah? Apa ini? Ah anni dia hanya ingin bermain saja. Jangan berfikir macam-macam suzy! jangan GR duluan !
“Aku anggap itu iya. Hari minggun ne, di dekat seoul station jam 8 pagi”
“Aih oppa. Aku kan .. “ belum habis aku berbicara baekhyun oppa sudah menyela “aku ke kelas duulu ya suzy-ah ku tunggu loh. Annyeong” kemudian ia berbalik, punggung namja itu semakin lama semakin tak terlihat.
“Huft” bagaimana ini, kesannya ia memaksa. Aigoo hari apa ini? Wae? Wae aku terkena kesialan begini. Oh tuhan apakah kesialanku akan berlanjut?. Aku menundukan kepalaku dan menahan rasa pegal pada tangannku yang sedari tadi melilit tanganku.
“Heh yeoja aneh!” seorang namja memanggilku pelan tepat di depanku. Aku mendongakan kepalaku ke atas hingga ku dapati mata ku dan dia bertemu. Dia namja pabo itu. Sehun
Aku dan dirinya sontak mengalihkan pandangan karena malu. Bisa kulihat wajah sehun memerah. Ditambah aku teringat dengan ciuman kami beberapa hari lalu
“Apa sih? Kok kamu sekolah jam segini?” aku menggigit bibirku sejenak mencoba melupakan kejadian itu.
“Bukan urusanmu!” air mukanya yang tadi malu-malu kini berubah. Ia berjalan ke kelas dan masuk ke kelas dengan membanting pintu kencang.
Sehun pov:
Rupanya ia masih mengingat kejadian itu, di saat aku khilaf, saat aku mengecupnya. Aku masih bisa melihat rasa takut tersirat dari matanya. Hm… lebih baik aku menjauhinya.
“Bukan urusanmu!” rasanya aku tak ingin mengatakan ini tapi huhhh ya sudahlah aku tak ingin ia merasa tidak nyaman denganku.
“Brak” aku membanting pintu. Entah karena apa.
Seisi kelas melempar pandangannya padaku. Aku hanya menunduk
“Sehun-ah akhirnya kau sekolah juga, sebenarnya ada apa?” Tanya nana songsaengmin- guru matematikaku
“Gwencanayo” aku melempar pandanganku ke arah lain.
“Hmmm arraseo, duduklah” ia tersenyum. Tatapannya seolah ia mengerti perasaanku, mengerti keadaanku. Wanita itu, wanita yang biasanya melempar kami dengan spidol atau penghapus papan tulis, tiba-tiba terseyum tulus padaku. Apa ini hari ulang tahunku? Kenapa aneh sekali.
“Ne songsengnim” aku duduk tanpa komentar, semua anak sekelasku berhenti melempar pandangannya dariku.
***
“Kringgggggg” Bel berbunyi. Nana Songsaengmin keluar dan tak lama kemudian Yeoja aneh itu masuk sambil menunduk dan duduk kembali ke tempatnya semula, ya di hadapanku. Keadaan ini membuat kami canggung. Kami seperti pasangan kekasih yang baru putus. Ini menyebalkan, tapi bagaimana lagi, aku tak ingin membuatnya ketakutan atau parno dengan kejadian kemarin. Ya sudahlah ku putuskan untuk tidur saja.
Ya biarlah kami seperti ini, ini lebih baik.
Baekhyun pov:
Ini hari yang kutunggu, hari ini, yeoja yang ku idam-idamkan akan jalan-jalan bersamaku. Entah mengapa aku meyukainya, padahal hari itu pertama kali aku bertemu dengan suzy. ya biarlah hatiku yang tahu bahwa jantungku hanya berdegup padanya saat memandangnya dan saat membayangkannya. Ini terdengar naïf dan bodoh tapi apalah boleh buat, aku tak dapat mengontrol perasaanku.
Duh pakai baju yang mana ya? Aku memandang sekeliling kamar baruku yang penuh dengan baju berserakan. Baru beberapa hari ini aku disini namun rasanya sudah mulai nyaman. Ya sejak appaku meninggal, aku tinggal dengan eomma.
“Baekhyun, nak?” Eomma mengintip di balik pintu dan berharap bisa masuk ke kamarku.
“Ne eomma? Masuk sini”
“Kau mau kemana nak? Kenapa mengobrak-abrik lemarimu seperti ini?”
“Hanya jalan-jalan eomma”
“Bohong! Mau kencan ya?” Ia meledek ku
“Ah eomma. aaaanieyo” wajahku mungkin sekarang sudah seperti udang rebus
“Yah apapun itu, gunakan saja apa yang sering kau gunakan dan apa yang membuatmu nyaman” Ia mengelus kepalaku dengan lembut
“Suzy” satu kata terucap dari bibirku
“Mwo?”
“Eomma, namaya suzy. yeoja yang aku sukai.”
“Wah namanya bagus sekali. Pasti dia cantik. Apa dia sekelas dengamu nak?”
“Anni. Dia adik kelas. Dia cantik sekali eomma. Dia kelas 2-A” Mata eommaku tiba-tiba membelangak.
“Oh, Good luck” ia tersenyum lalu keluar dari kamarku.
Apa aku salah bicara? Ah sudahlah lebih baik aku melanjutkan memilih pakaianku.
Mataku terpaku pada jam dinding tua yang menggantung di atas lemariku yang menujukkan pukul 07.40 yang sontka membuat mataku membelangak.
Aishhh aku hamper terlambat!
Aku mengganti bajuku dengan cepat lalu berlari ke garasi dan mengendarai motorku secepat yang aku bisa. “Suzy tunggu oppa” batinku terpaku dengan kata-kata itu.
Suzy pov:
“kringggggg” alarm jamku berbunyi. Aku mengulurkan tanganku dan melihat jam berapa ini. 07.30 tertulis jelas disana. “Oh ya ya masih pagi” aku menarik selimutku dan tertidur kembali. “Suzy!!! ini jam 07.45 ayo bangun!” teriak ibuku di balik pintu. “hmmm? Apa? Jam 07.45? aigo aku telat” aku bangun dan langsung masuk ke kamar mandi.
Author pov:
Hari yang cerah itu seorang namja berdiri di depan seoul station dengan memakai kaos biru tua, celana jeans dan sepatu biru tua sambil memandangi jam tangannya.
“syukurlah tidak telat, tapi dimana suzy?” namja itu menggambil hand phonenya dan ulai mengirim pesan pada wanita pujaanya.
baekhyun: Suzy-ah, eodi?
Lumayan lama namja itu menunggu balasan dari suzy
Suzy: ya oppa changkaman.
Baekhyun: Arra. Aku menunggumu J
Suzy: Ne mian oppa L
Baekhyun: Gwencana ^^
Yeoja itu tidak membalasnya lagi. Baekhyun haya berdiri termenung cukup lama.
“Oppa!” suara manis yang datang dari kejauhan menghapus semua air mukanya yang sedari tadi sedih. Gadis itu berlari ke arah baekhyun.
“Suzy ah, gwencana?”
“Mwo? Aku hanya berlari-lari saja. Apa yang oppa cemaskan?”
“Gwencana. Aku hanya takut kau kenapa-kenapa” di belainya rambut panjang sang gadis manis itu.
“oh ne. mian oppa aku terlambat”
“Gwencana” ia menarik tangan suzy dan menggandengnya. “kaja naik”
“Eodiya?”
“Taman hiburan”
Suzy pov:
Ia menggandeng tanganku, ahhhh anni apa ini seperti kencan? Tapi kami bukan pasangan.
“Kaja” ia terseyum lembut padaku. sungguh ia tampan sekali, sungguh sempurna.
“eodiya?” aku mulai canggung
“Taman hiburan” ia menarikku naik ke motornya. di jalan kami banyak mengobrol. Ternyata baekhyun oppa sangat talkative. Aku senang
“Suzy-ah”
“Ne oppa?”
“Pegangan dong!”
“Aku sudah pegangan pada motormu oppa”
“Anni, berpegang padaku!” ia tertawa kecil
“Mwo? Shireo!” ledek lu
“oh jadi mau gitu? Arra” ia mengencangkan motornya hingga tubuhku tersetak maju dan tangaku otomatis memeluk tubuhnya. Tapi rasanya begitu nyaman, memeluk tubuhnya, mencium bau tubuhnya yang khas. Membuatku nyaman.
Aother Place
Author pov:
“Andai saja, aku tidak menghianati namja itu, mungkin tidak seperti ini jadinya, aku merindukan pelukan anakku, darah dagingku, sebagian dari hidupku. Tapi dia juga anakku, aku yang melahirkannya, dan ini kesalahanku bukan kesalahannya” seorang wanita paruh baya memeluk erat bingkai foto anak kecil yang tak lain dan tak bukan adalah baekhyun. Tak terasa air matanya pun mengucur deras dari pelupuk mata indahnya, di rangkulnya kembali foto anak keduanya yang sangat ia cintai, keadaan yang hening itu semakin memecah ruah tangisan wanita cantik itu.
“Kreek” pintu depan rumah berdecit. Suara pintu itu mencairkan suasana hening yang meliputi wanita paruh baya yang sedang menangis. Ia menoleh kea rah pintu, dan matanya membelangak
“Sehun-Ah, annaku” bingkai foto kedua anaknya pun jatuh “prang” tanpa menghiraukannya wanita itu berlalri kea rah pintu dan memeluk erat tubuh anak keduanya.
“Eomma, Bogoshipda” namja tampan itu memeluk erat ibunda tercintanya.
“Aigoo sehunnie, kenapa idak pernah mengunjungi eomma?” Tanya sehun eomma sambil terisak
“Appa”
“Dia pasti tidak mengizinkanmu, ne?”
“Ye eomma” sinar mata sehun meredup
“Dia sudah menceritakan semuanya bukan?”
Sehun hanya mengangguk
“Aigoo sehunnie, jeongmal mianhae” tangisan sehun eomma pun pecah kembali.
Keduanya larut dalam tangisan rindu dan penyesalan.
Sehun pov:
“Eomma, nuguya?” ia mengambil bingkai yang pecah di lantai
“Oh itu”
“Eomma Bilang itu siapa?” sehun kini berteriak. Matanya memerah dan membelangak
“neo hyung, anak pertama eomma. Namanya Baekhyun”
“Mwo? Byun Baekhyun? Nan Sunbaenim? Jinjayo?” sehun meremas bingkai hingga tangannya yang mulus bercucuran darah.
“Wae ? kenapa kau membencinya? Apa karena dia hyungmu yang kulahirkan sebelum aku menikahi appamu?” sehun eomma menangis
“Aniya, Dimana dia sekarang?”
“Pergi”
“Eodiga?”
“Entahlah, ke stasuin seoul dia kencan dengan seorang yeoja katanya. Wae sehun ?” Eomma sehun bingung
“Dengan siapa?”
“ehm itu… ehm suzy”
“Mwo? Suzy?” sehun membanting bingkai foto baekhyun dan berlari ke luar rumah
“Sehunnie? Waeyo? Eodiga?” Panggil eomma sehun panik
“Membawa suzy pulang!” namja itu langsung tancap gas tanpa menoleh ke belakang.
>>BERSAMBUNG<<
Duh mian lagi yah semuanya >,< *sujud sama readers* kemarin email author ke blokir jadi gak tau email blog blog ff, mana author pikun lagi sama alamat webnya, jeongmal mianhae >,<
