Quantcast
Channel: EXOMKFANFICTION
Viewing all articles
Browse latest Browse all 317

[FREELANCE] Clumsy me (Chapter 1)

$
0
0

CM-Chap 1-2

Title : Clumsy me

Subtitle : First Impression

Author : NadyKJI (@nadyana1711)

Web : http://cynicalace.wordpress.com/

Genre : Comedy (a little?), romance, friendship, School Life

Length : Chaptered

Rating : G

Maincast:

  • Kim Jong In – Kai
  • Cha Naraya (OC)

Other : Oh Sehun, Lee Ria (OC), Min Chan Rie (OC), Park Chanyeol, Byun Baekhyun, D.O, Tao, Chen, (will be added)

Disclaimer : FF ini murni ide-ide khayalan author yang kelewat tinggi, dilarang meniru dengan segala cara apapun, jika tidak ff ini tidak akan dilanjutkan lagi. Terima Kasih.

Author’s Note :

Halo readers, ini pertama kalinya author bikin ff. Karena itu mohon maklum ya kalau masih pendek ceritanya…

Sebenernya kalau mau jujur dulu Author itu paling ga tau soal namja-namja korea yang kalau sekarang jadi ganteng banget dimata author. Ehemm tentunya berkat temen Author yang keren?! Namanya jangan disebut ntar ge-er dia. *apa sih thor?!

Author juga mau terima kasih sama yang udh bikin ff sebelum author, yang jadi bikin author kepikiran buat bikin ff ini. Author juga mau pesan, kalau author sangatlah banyak mandetnya dalam bikin ff ini, apalagi ini pertama kalinya bagi author.

Terakhir, pada readers jangan pundung dulu :s,

maaf banget notenya jadi panjang beruntun padahal tidak di rencanakan.

And Finally,

Selamat membaca, maaf kalau misalkan ff ini mungkin terlalu ngeyel atau blm sempurna. Maaf pula kalau ada beberapa adegan yg mirip-mirip novel apapun yang kalian baca – soalny author banyak inspirasinya dari novel. Maaf juga sekali lagi kalau nanti publish chapter berikutnya lama, maaf kalau kata-kata yang digunakan masih bahasa tidak baku/terdapat typo, maaf kalau bersambungnya gaje, dan beribu ribu maaf lainnya.

Ff ini sudah pernah author coba kirim ke exofanfiction.wordpress.com ehehe… tapi belum ada sih :D – hanya pemberitahuan dulu aja, Mian…

Kalau untuk yang di blog pribadi author belum coba post nunggu comment dulu aja #Plak

Happy reading,

Kritik dan comment kalian akan sangat membantu untuk mendongkrak semangat author buat lanjutin ff ini.

___

-:Naraya:-

Naraya ayo lari, lari, lari Naraya. Hari pertama sekolah masa udah telat…

Kugerakkan kakiku secepat mungkin menuju gerbang sekolah. Tak kuhiraukan Chen oppaku yang ngomel-ngomel sumpah serampah dari dalam mobil. Ini hari pertamaku masuk SMA, mana bisa aku telat. Lihat kelasku dimana saja belum, dapat teman saja belum – mungkin harus aku ralat pikiran terakhirku, karena Lee Ria sahabatku juga masuk SMA ini, belum lagi masih ada oppaku Chen – hehe.

Gerbang sekolah semakin dekat dimataku, tapi gawatnya nafasku sudah pendek-pendek. Rasanya gak sanggup kalau harus berlari lagi. Tas gendongku juga tidak mendukung, berat sekali mungkin 7 kilo. Pandanganku mulai kabur, kakiku sudah bergetar. Tapi akhirnya BERHASIL, aku berhasil melewati gerbang. U oh, rupanya aku senang terlalu cepat. Kakiku yang sialan ini malah terantuk sesuatu padahal selihatku jalanannya rata mulus tanpa hambatan, badanku oleng seketika, dan uhmm ada seseorang di depanku. Semua terjadi begitu cepat, aku hanya pasrah menutup mataku, berharap orang di depanku cukup cepat untuk menghindar…

Dan,

Aku tidak berani membuka mataku.

Bagaimana ini, sekarang semua pasti melihat ke arahku. Mungkin para sunbae akan mencapku sebagai murid baru aneh yang berulah, belum apa-apa masa SMAku sudah mendapat jaminan tidak menyenangkan…

-:Kai:-

Hoamm…

Aku menguap, berjalan santai atau malas-malasan tepatnya, memasuki gerbang sekolah – gerbang yang akan mengurungku selama kurang lebih atau hampir setengah hari hidupku. Aku tahu seharusnya aku tidak bergadang kemarin. Tapi dasar efek liburan, aku jadi terbiasa dengan pola tidur malam bangun siang.

Setelah cukup sadar, aku mulai memperhatikan keadaan di sekitarku,

Ada apa ini? Kenapa pagi-pagi sudah ada keributan?

Aku kontan langsung menyimak bisik-bisik itu tidak mau ketinggalan, mungkin akan menyenangkan,

‘anak itu kenapa lari-lari.’

‘siapa tau hanya anak aneh.’

‘hei yeoja itu sepertinya menarik.’

‘hah? Kau gila ya ?!’

‘tapi saat berlari dia imut lho.’

‘aish dasar otak miring, masa yang begitu dibilang imut.’

Aku tertawa kecil mendengar bisik-bisik tersebut. Khususnya karena penasaran dengan percakapan terakhir, apakah benar yeoja itu imut, aku yang masih di dekat gerbang menoleh untuk melihat yeoja imut-?! yang sudah bikin heboh itu.

Kesan pertamaku melihat yeoja itu lumayan. Mungkin tingginya 160an, rambut panjang, pipi yang chubby tapi pas di mukanya.

Hanya saja kelakuannnya sedikit minus, untuk apa dia lari-lari, masih cukup pagi pula. Aku berasumsi ia mungkin orang yang terlalu tepat waktu… tipe yang sangat menganggu.

Kudengar bisik-bisik itu semakin jelas, malah sudah ada yang berteriak ngeri. Aku otomatis langsung kembali dari pikiranku yang asik sendiri,

Yang terakhir kulihat adalah yeoja itu kehilangan keseimbangannya dan sekarang dalam proses jatuh di depanku. Aku pasrah mengingat aku mau menghindarpun sudah terlambat, jadi kuterima saja yeoja yang jatuh itu, alih-alih berbuat amal sedikit.

-:Author PoV:-

Naraya yang kehilangan keseimbangannya itu hanya pasrah menerima nasibnya. Lagipula ia sudah sering menerima kesialan yang bertubi-tubi. Harusnya ia sudah kebal.

JEBRUKKK

Akhirnya dengan sangat sukses tokoh utama kita itu menabrak orang di depannya – yang tidak lain adalah Kai.

Semua para penonton hanya melihat dengan penuh keprihatinan pada Kai tentu saja. Kalau Naraya boro-boro, dia dengan selamatnya mendarat di atas tubuh namja itu sebagai bantal.

Bisik-bisk kembali terdengar,

‘gila juga yeoja itu..’

‘pasti sakit, kasihan, padahal namja itu ganteng lho.’

‘ya sudah sana bantu’ – orang sewot

‘malu ah, masa baru masuk udah terlibat insiden’

‘cih, dasar sok baik’

Dst yang tidak pelu di ungkit lagi.

Di sisi lain ada Lee Ria, melihat dengan ngeri. Sahabatnya Naraya yang sudah ia kenal sejak masik TK itu tidak pernah sembuh. Penyakit cerobohnya selalu saja kumat dan mengakibatkan yeoja itu selalu menanggung malu. Sampai sekarang yang dipikirkan Ria hanyalah apa yang terjadi waktu Naraya masih ada dalam kandungan ibunya, ngidam apa ibu Naraya, sampai anaknya begitu. Ya walaupun dilihat Naraya lumayan atau cantik sebenernya, tapi kelakuannya minus.

Beberapa detikpun berlalu, tokoh utama kita tidak beranjak dari posisinya, seperti di pause saja. Karena itu Ria dengan sukarela mengampiri Naraya. Ria tinggal beberapa langkah lagi dari TKP, tapi Naraya rupanya masih tahu diri, ia menunjukkan sedikit gerakan. Sehingga Ria tidak jadi mengampiri yeoja itu. Memilih untuk menjadi penonton saja.

-:Naraya:-

Uhm, kenapa semuanya hening?

Bertanya-tanya, aku akhirnya mengumpulkan sedikit keberanianku yang tersisa.

Kubuka mataku bertahap, dari yang kiri di susul yang kanan. Begitu penglihatanku pulih yang kulihat – korban tabrakanku, adalah seorang namja. Mukanya seperti baru bangun tidur, namun tampan. Cukup untuk membuatku salting. Kulihat bibirnya, oh?! Bibirnya itu sangat seksi,

M..mwo?! Naraya, apa kau sudah gila masih sempat berpikiran begitu?

…mengundang ciuman setiap yeoja yang melihatnya. Kupikir orang setampan ini hanya akan ada di lembar majalah saja.

Aishhh, babo, Naraya konsen!!

Sekarang matanya yang dingin itu membulat, melotot marah padaku lebih tepatnya.

Tamat riwayatmu Cha Naraya.

Jika saja aku masih bisa bergerak, aku mungkin akan menepuk jidatku. Tapi sekarang setiap persendianku kaku, menolak untuk di gerakkan. Rasanya seperti di hadapkan dengan seorang pembunuh bayaran, hanya saja lebih buruk karena kau tidak akan langsung mati – melainkan dipermalukan. Sungguh aku lebih baik mati di bunuh karena lebih mudah, daripada di hadapkan dengan orang asing, aku membuat kasus pula…

Aku benci orang asing.

Dari dulu aku sangat canggung jika berhadapan dengan orang asing, dan keenggananku itu sama sekali tidak membantuku dalam hal seperti  ini, aku tidak bisa memikirkan apa yang akan aku katakan. Otakku malah mogok kerja karena di pelototi marah begitu. Aku jadinya hanya diam mengigit bibirku menunggu namja itu marah kepadaku. Kalau ia sunbaeku, aku mati, masa membuat masalah dengan sunbae di hari pertama.

Oh Tuhan, apa salahku di dunia ini… mengapa aku diberikan nasib sesial ini. Hambamu tidak kuat lagi sepertinya, hanya  terakhir yang aku minta jika ini memang akhir hayatku, setidaknya biarkan masalah ini berakhir dan tidak menjadi tranding topic…

Aku mengucapkan doa dalam hati untuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

“Ka! Ppali! Kau berat tahu. Pergi, menyingkirlah, dasar babo.”

Akhirnya setelah sekian lama ada juga suara, hah?! Suara siapa itu?

Perlahan aku menunduk mengandalkan indra pendengaranku untuk menggerakkan mataku melihat ke arah suara itu. Ternyata itu berasal dari namja yang aku timpa. Bukan main dinginnya suara itu, membuat merinding saja.

Namja itu semakin melotot, sepertinya menungguku untuk beranjak. Aku sangat takut, tapi perlahan namun pasti aku berdiri.

Namja itu dengan sigap berdiri menepuk-nepuk celananya yang kotor terkena debu. Wajahnya menunjukan ketidaksukaan yang sangat. Namun…

Ya, dia tampan walaupun sedang marah.

Ya! Apa yang kau pikirkan Cha Naraya, dalam situasi seperti ini kau masih mampu berpikir betapa tampannya namja itu. Keterlaluan.

Ayolah bicaralah, katakan sesuatu… jangan diam saja dan memperburuk keadaan.

Aku memaksa otakku untuk berpikir.

“Gwae…gwaenchana?” kataku terbata.

Hanya kata itu yang terlintas dipikiranku.

“Gwaenchana?! Ya!! Dasar babo. Berjalan di jalan yang mulus begini saja tidak becus.”

Itulah kata terakhir yang kudengar dari namja itu, kemudian dia menghilang menembus kerumunan meninggalkanku.

Apa yang dia katakan? Dasar menyebalkan. Memang aku ceroboh, aku tahu aku terkadang jalan di jalan rata saja bisa jatuh. Tapi beraninya dia mengataiku babo. Dasar namja ganteng sialan. Siap-siap saja dengan pembalasanku nanti. Adsfg#$%?!

“Naraya, gwaenchana?”

Aku menoleh ke arah suara yang sudah sangat aku kenal itu – Ria. Kulihat sahabatku itu sudah berada di sebelahku dan terlihat khawatir.

“Ah, sejak kapan kau datang dan sejak kapan kau bisa ada di sebelahku?” kataku seraya menganggukkan kepala mengkonfirmasi bahwa aku baik-baik saja.

“Ya! Yeoja ini. Masih saja tidak memperhatikan sekitarnya. Aku sudah ada di sini sejak kau berlari-lari konyol memasuki gerbang, aku berada di sebelahmu sejak namja itu pergi meninggalkanmu.” Ria sudah menunjukkan wajah pasrahnya akan kelakuanku yang ajaib.

“A…,”

“Ngomong-ngomong tadi aku sudah melihat papan nama… dan tebak, aku sekelas denganmuuu! Kita masuk kelas 1-B.” Potong Ria sebelum aku sempat bertanya.

Aku hanya mengangguk-anggukkan kepala mendengar apa yang dikatakan Ria, lagipula itulah yang ingin aku ketahui sejak bangun tidur.

Aku lelah, aku hanya ingin segera duduk. Kakiku gemetaran karena itulah, aku langsung menyeret Ria masuk ke gedung sekolah tanpa memperdulikan pandangan menghina dan bisik-bisik di sekelilingku. Lagipula aku sudah terbiasa dianggap orang aneh.

Seinginnya aku untuk mengabaikan bisik-bisik itu. Bisik-bisik itu kembali terdengar,

‘ye…yeoja itu cantik, tapi aneh..’

‘aku setuju, mungkin dunia itu adil heh?’

‘orang aneh…’

‘Ak…’

Suara itu semakin lama-semakin kecil dan lenyap seiring semakin jauhnya aku dan Ria memasuki sekolah.

Sial, belum apa-apa aku sudah dianggap aneh… batinku menanggapi setengah bisik-bisik yang masih bisa aku dengar.

-:Author PoV:-

Itu baru awal hari dari tokoh utama kita…..

TO BE CONTINUE…



Viewing all articles
Browse latest Browse all 317

Trending Articles