Title : Clumsy me
Subtitle : The Clumsy Girl
Author : NadyKJI
Web : http://cynicalace.wordpress.com/
Genre : Comedy (a little?), romance, friendship, School Life
Length : Chaptered
Rating : G
Maincast:
- Kim Jong In – Kai
- Cha Naraya (OC)
Other : Oh Sehun, Lee Ria (OC), Min Chan Rie (OC), Park Chanyeol, Byun Baekhyun, D.O, Tao, Chen, Choi Minho (Shinee), Sulli (fx), (will be added)
Disclaimer : FF ini murni ide-ide khayalan author yang kelewat tinggi, dilarang meniru dengan segala cara apapun, jika tidak ff ini tidak akan dilanjutkan lagi. Terima Kasih.
Author’s Note :
Yak, setelah cukup lama, akhirny ff ini berlanjut lagi. Jari Author serasa keriting, padahal masih pendek begini *payah (-_-)
Sekarang lebih panjang dari yang sebelumnya *tiup terompet, lempar confenti* author seneng teu puguh *?* huehehehe…
Author blm tahu kira-kira ff ini sampai chapter berapa… tapi pengennya sih cukup panjang dan ga putus di tengah jalan.
Untuk memecahkan writers block itu susah banget. Mandetnya ga kira-kira. Author sampai stress berat kalau mikir ff ini bakalan putus di tengah jalan. Serem dan mengecewakan bukan? Makanya tolong dukungan para pembaca yaaa….
And happy reading all
___
-:Kai:-
Sial, Yeoja bodoh! Qwertyu#$%!
Aku berjalan cepat meninggalkan kerumunan. Sungguh kenapa hidupku ini yang harusnya tenang-tenang saja harus terkena sial karena gadis bodoh itu. Ternyata orang bodoh macam gadis itu masih ada, kupikir orang sebodoh itu sudah punah karena kebodohannya sendiri, heh.
“Kai! Where are you going? You walk without seeing me at all!”
Aku langsung menghentikan langkahku mendengar perkataan itu, suara yang sangat familier dan siapa lagi yang sangat fasih dalam bahasa inggris – sudah pasti Sehun. My best man, hehehe. Kubalikkan badanku menghadapnya, memasukan tanganku ke saku celana.
“Hey, sorry man. Seorang yeoja aneh membuatku sial pagi ini, itu menganggu konsentrasiku.” Kataku menceritakan kisah sialku pagi ini kepadanya sambil berjalan menuju kelas.
-
“Jadilah aku sial begitu. Menjadi pusat perhatian untuk hal tidak penting.”
Kataku mengakhiri ceritaku, seraya mengeser membuka pintu kelas. Kelas sudah cukup ramai, tapi yang membuatku lega adalah, masih tersisa kursi di paling belakang, walaupun di barisan tengah, masih kurang terpojok menurutku. Seperti sudah tahu dengan kebiasaanku Sehun sudah berjalan menuju kursi paling belakang itu.
Setelah berada di tempat dudukku yang nyaman, aku mencoba untuk tidur. Menunggu bel berbunyi.
-:Naraya:-
“Ya, akhirnya kita sampai Ria. Aku sudah tidak sabar melihat isi kelas ini. Semoga saja kelas ini menyenangkan. Aku ingin dapat kelas yang kompak. Haha.” Kataku sesampainya kami di depan kelas.
“Na-ra-ya… sudah pasti itu keinginan semua orang, babo.” Ria menepuk pundakku seakan aku orang aneh yang mengharapkan kelas yang kompak.
Aku langsung saja mayun. Enak saja dia berkat begitu, padahal dia juga pasti ingin.
“Ayolah, jangan cemberut begitu, saat kau manyun begitu pipimu jadi sangat chubby kau tau.”
Ria melihatku dari atas ke bawah, di susul muka mengejek dan juluran lidah. Aku semakin manyun, sekarang di tambah lipatan tanganku. Dasar mentang-mentang sudah sahabat lama, ia seenaknya saja menjahiliku tanpa beban begitu.
Mungkin melihat ekspresiku yang tidak akan berubah untuk beberapa saat, ia membuka pintu kelas, tugas yang seharusnya sudah kulakukan sebelum ia mulai menjahiliku.
Pintu tergeser dengan cepat, menandakan semangat dari Ria yang juga excite dengan kelas barunya. Cih, dasar menyebalkan, dia juga sama semangatnya denganku. Ria langsung memasuki kelas, di susul denganku.
Detik berikutnya aku yang baru selesai manyun, manyun lagi, malah semakin keruh saja. Begitu masuk kelas sudah ramai. Hanya tersisa kursi di paling depan meja guru dan yang paling lumayan di barisan tengah kedua terakhir, tapi…. tentu ada tapinya, orang yang duduk di belakangku adalah namja yang tadi menjadi korban tabrakanku pagi ini. Mungki ada sisi baiknya dia bukan sunbaeku, tapi harus sekelas dan duduk berdekatan dengan orang itu juga suatu musibah bagiku. Seakan-akan tidak peduli, Ria langsung mengambil kursi baris kedua terakhir itu, sebelum ada murid lain yang lebih telat dari kami mengambilnya. Namun aku tetap diam di tempat, tidak bergerak, merengut.
Ria sudah menyimpan tasnya di atas meja, menyadari aku yang tidak beranjak dari posisiku ia berkata padaku, “ayolah, masa kau mau duduk di depan?” rupanya ia sudah tau aku pasti akan sedikit mengamuk.
Aku sudah yakin akan menyimpan tasku di kursi depan saja. Tapi seorang yeoja yang datangnya lebih telat dari kami sudah duduk di kursi itu, tepat sebelum aku beranjak menghampiri kursi tersebut. Yang baru aku sadari ternyata yeoja itu orang asing. Dengan rambut pirang, mata biru, ia sangat… berbeda. Aku mungkin bisa saja tetap duduk di sebelahnya, tapi ekspresinya yang sangat jutek membuatku mengurungkan niatku. Sepertinya yeoja ini akan sulit untuk diajak berteman?! Memikirkannya saja aku sudah merinding.
Akhirnya aku menyerah, dengan sangat malas aku menghampiri Ria yang sudah pasti memasang tampang sok polos tidak bersalahnya. Kududukan diriku di kursi sebelah Ria, sedikit membanting tasku yang berat. Tapi sial, walaupun sedikit, karena tas ku berat, ya, BERAT, jadi seakan aku membantingnya dengan keras. Sehingga setengah kelas melihat ke arahku, dan yeoja asing itu juga melihat ke arahku dengan tatapan kau-minta-kubunuh-orang-aneh. Detik itu juga aku langsung menunduk, menyembunyikan mukaku, menyesal akan tindakanku yang sangat gegabah.
KRINGGGGGG
Ahhh, untungnya bel berbunyi. Membuat semua anak yang melihatku berbalik dan duduk manis di kursi mereka masing-masing. Walaupun masih saja ada tipe anak nakal yang melihatku tanpa menghiraukan bel dan guru yang suda berada di ambang pintu. Dan itu adalah dua murid namja yang duduk di paling pojok kanan belakangku, aku merasa tatapan mereka seakan menembus punggungku, sekilas kudengar cekikikan tertahan mereka. Aku mengepalkan tanganku, tidak bisakah hari ini yang sudah diawali dengan buruk ini sedikit membaik, bukannya memburuk. Aku hanya ingin cepat pulang sekarang ini.
-:Author PoV:-
Minho-seongsaengnim memasuki kelas. Setelah cukup lama ia berdiri di ambang pintu, menunggu para muridnya untuk diam. Begitu mengetahui membutuhkan waktu cukup lama untuk murid-muridnya diam, ia menyimpulkan bahwa murid-muridnya ini calon anak-anak nakal. Ia hanya bisa menghela napas sesaat sebelum maju ke depan kelas.
“Ne, saya wali kelas kalian.” Kemudian menuliskan namanya di papan tulis.
“Sebagai permulaan, saya akan mengatur tempat duduk kalian menjadi namja-yeoja saja. Saya beri kalian waktu untuk pindah sendiri sebelum saya saja yang memindahkan dengan asal.” Katanya memberi ultimatum.
Semenit…
Dua menit…
Tiga menit…
Empat menit… belum ada yang bergerak dari kursinya satupun. Semuanya masih melirik-lirik.
Lima…
“Cukup!! Kalau kalian yang ingin, baiklah saya pindahkan sesuka saya saja ya!” Minho-seongsaengnim memberikan patah kata yang terakhirnya.
“Kau,” katanya sambil menunjuk Kai yang masih menundukan kepalanya, yang seketika langsung mengangkatnya, “pindah ke sebelah yeoja itu,” Menyuruh Kai untuk pindah ke depannya, tepatnya di samping Naraya, yeoja yang membuatnya sial pagi ini.
“dan kau,” sambil menunjuk seorang namja jail yang tadi dengan beraninya mengabaikan guru dan lebih memilih memelototi temannya – Naraya, itu ke ujung lainnya.
Begitu melihat tindakan sewenang-wenang wali kelas mereka. Murid yang lain langsung angkat kaki, memilih tempat duduk pilihannya sendiri. Setelah semuanya terkoordinasi dengan baik, ia tersenyum puas dan memulai tahap berikutnya.
Setelah perkenalan setiap murid, memilih ketua kelas, jadwal piket, jadwal pelajaran, dan sebagainya. Pelajaran akhirnya dimulai. Seakan para murid 1-B ini belum cukup hanya memiliki wali kelas yang lumayan killer, wali kelas mereka ini mengajar pelajaran Inggris dan FISIKA – pelajaran yang notabenya dibenci oleh para murid. Sialnya, jam pertama itu Minho-seongsaengnim di jadwalkan mengajar fisika. Hehe, selamat menderita murid-murid 1-B.
Sedangkan Naraya, sudah menganggap Minho-seongsaengnim ini sebagai musuh tidak langsungnya. Yeoja ini sekarang sedang melihat-lihat ke arah seluruh kelas. Membandingkan keadaan tempat duduk sebelum dan sesudah wali kelasnya datang dan jadwal serta susunan jadwal dan kepengurusan kelas yang masih tertulis di papan tulis. Ia tidak menghiraukan pelajaran gurunya, tidak untuk hari ini – dimana guru itu sudah membuat harinya menjadi bad daynya, mungkin ketika moodnya terhadap guru ini membaik ia bisa menjalani pelajaran yang diajarkannya dengan baik. Sedangkan namja yang setelah ia ketahui bernama Kai itu, malah asik tidur, membuat keki Naraya yang memang sudah keki itu.
Berikut ini nama anak penghuni kelas 1-B, denah, jadwal, dan kepengurusan yang dilihat oleh Naraya (mungkin karena blm terpikir, ada beberapa nama yg kosong).
Daftar Siswa:
- Y
- Mi Chan rie
- Do Kyungsoo
- y
- y
- y
- N
- N
- Lee Ria
- Cha Naraya
- N
- Tao
- Park Chanyeol
- Byun Baekhyun
- Kim Jong In – Kai
- Oh Sehun
- y
- y
(Y- Yeoja, N- Namja. Ketauan Author malesnya, xixixixixi)
Susunan bangku sebelum:
Y,Chan rie do,y y,y
N,N ria,naraya n,tao
Chanyeol,baekhyun kai,sehun y,y
Susunan bangku kelas sesudah:
Y,n y, n Chan rie, tao
Baekhyun,y kai, Naraya chanyeol, y
Y, DO Ria, sehun y,n
Kepengurusan kelas :
Wali kelas: Choi Minho
Ketua Kelas: Baekhyun
Wakil ketua kelas: Chanyeol
Bendahara: Tao, Chan Rie
Sekertaris: Ria, DO
Jadwal Piket :
Senin : DO,Tao,Y
Selasa : Naraya, Ria, Chan Rie, Kai, Sehun
Rabu : Baekhyun,Y,Y
Kamis : Chanyeol, N,Y
Jumat : N,Y,Y,N
(Sekolah Sabtu = Keg Eskul saja – piket terserah kesepakatan Ekstrakulikuler yang diikuti)
Jadwal Pelajaran :
Senin : Fisika, Vokal, IST, Biologi, Matematika, IST, Sejarah, Geografi, IST, Matematika : 17.00
Selasa : OR, OR, IST, Dance, Kimia, IST, Inggris, Sejarah, Biologi : 16.30
Rabu : Geografi, Matematika, IST, Desain, Desain, IST, Inggris, Kimia, IST, Biologi : 17.00
Kamis : Kimia, Sejarah, IST, Ekonomi, Fisika, IST, Tabog, Tabog, IST, Ekonomi : 17.00
Jumat : Ekonomi, Inggris, IST, Fisika, Geo : 13.00
Sabtu : Eskul, dari 09.00 sampai jam 12.00
Ket: Jam pelajaran: 60 menit, istirahat 30 menit
Masuk sekolah 08.30
-:Lee Ria:-
“Naraya…” bisikku perlahan menusuk-nusukan ujung pensilku untuk mendapat perhatian yeoja yang duduk di depan serong kananku.
Huft…
Aku menyerah, dasar Naraya. Apa yang kau pikirkan sampai mengabaikan temanmu ini yang mulai mati bosan hah?! Aishh, afghrty^&*#%!!
Kupelototi punggung Naraya, berharap tatapanku itu bisa mengeluarkan semacam sinar laser agar ia menoleh. Namun yang ada hanya aku yang semakin bosan, dan mataku yang perih memelototinya sia-sia.
Sementara namja teman sebangkuku hanya duduk kalem memperhatikan pelajaran. Sesekali kudengar tawa tertahan namja itu saat melihat aku sibuk mencoba menarik perhatian Naraya.
Dasar, kaupikir aku tidak tahu apa, kau menertawakanku diam-diam, batinku.
Baru juga lima belas menit pelajaran berlangsung aku sudah merasa sebosan ini.
Firasatku mengatakan Naraya tidak akan menengok dan namja di sebelahku ini terlampau alim sehingga tidak bisa kuajak bicara. Maka dari itu perlahan aku mengambil tasku dari laci meja dan menarik keluar ipodku. Dengan sigap aku memasang earphone di telingaku, menutupi kabelnya di balik rompiku dan menyembunyikan penyumbat telinga itu dengan rambutku. Dari dalam tas aku menyalakan ipodku, memilih lagu kesukaanku yaitu Ailee –Evening Sky.
Suara indah Ailee langsung saja membuaiku. Lagu slow memang selalu menjadi favoritku, berbeda dengan Naraya yang lebih suka musik yang ngebeat dan lagu barat.
Tanpa sadar kepalaku sudah kutundukkan ke meja, tanganku menjadi bantal yang sekaligus menutupi wajahku. Aku sudah masa bodoh dengan pelajaran…
-:Author PoV:-
Pelajaran Vokal jam ke 2 akan segera dimulai. Minho seongsaenim baru saja meninggalkan kelas. Sementara itu keadaan kelas sudah sangat kacau.
Naraya sedang mencorat-coret notebooknya asik dengan pikirannya sendiri, tanpa gadis itu sadari Ria sahabatnya itu tertidur sambil mendengarkan lagu di belakangnya.
Sedangkan Kai, namja yang berada di sebelah gadis itu sudah bangun dari tidurnya dan mengobrol dengan teman sebangkunya yang dulu. Yang secara tidak langsung mempengaruhi gadis itu, Naraya jadi enggan menengok Ria yang duduk di belakangnya. Malas saja melakukan sesuatu yang sama dengan musuhmu?! Mungkin bukan mungkin ia Naraya sendiri masih bingung dengan itu. Belum sempat gadis itu melamunkan berbagai hal lagi pintu kelas digeser dengan keras, sehingga menarik perhatian seluruh kelas.
Rupanya itu adalah ketua dan wakil ketua kelas Baekhyun dan Chanyeol yang sekaligus kedua namja yang menertawakan Naraya tanpa memperdulikan guru, mengumumkan anak-anak semua di suruh ke ruang vokal di lantai satu.
Satu persatu para murid beranjak dan keluar kelas menuju ke ruang vokal bersama temannya.
Setelah kelas mulai sepi atau lebih tepatnya Kai sudah pergi, Naraya baru berbalik untuk mengajak Ria.
“Ria, ppali, kita harus ke ruang vokal, nanti kita ketinggalan.”
Ria tidak menggubris perkataannya itu.
Gadis polos terlampau bodoh itu lalu menggoyang-goyangkan bahu sahabatnya itu, kaget kenapa Ria yang biasanya hiper itu malah diam.
Berkat goncangan dari Naraya,
TRAK.
Ada suara benda jatuh, begitu di selidiki oleh gadis itu. Benda itu adalah ipod Ria. Tanpa berpikir di tariknya benda itu, tanpa di sangka earphone ipod itu menyangkut di telinga sahabatnya itu.
Begitu melihat dengan lebih saksama ia tahu sahabatnya itu tertidur saat mendengarkan lagu.
Saat pelajaran?! Keterlauan, batin gadis itu.
-:Naraya:-
Dasar Ria, bisa-bisanya…
Melihat kelas yang sudah kosong itu,dengan terburu-buru aku asal taruh saja ipod Ria di mejanya dan sang empunya ipod itu masih tertidur dengan damainya.
Aku bilang saja dia sakit pada guru vokal, tapi sebaiknya aku bergegas dulu sebelum aku yang kena marah, pikirku cepat.
Aku berlari keluar kelas, lorong sudah sepi, kudengar suara rusuh anak kelas 1B yang lain menjauh. Panik aku berlari, mengabaikan kenyataan bahwa aku tidak pandai berlari. Tergesa-gesa menuruni tangga yang curam – menurutku.Dengan keajaibanku yang mudah jatuh, ceroboh dan yang lainnya tangga yang rendah pun bisa menjadi malapetaka.
Dan panjang umurnya… penyakit cerobohku muncul lagi.
Ouch… sial. Masa aku terjatuh lagi…
Aku mengaduh, terduduk di salah satu anak tangga. Pantatku yang mencium lantai sudah tidak usah dibilang lagi, sakitnya bukan kepalang. Tapi ada yang lebih buruk lagi, kurasakan pergelangan kakiku panas. Semakin dirasa semakin nyeri, kutarik kaos kaki hitam panjang yang menutupi kakiku. Melihat keadaan pergelangan kaki kananku.
… beberapa menit lagi pasti bengkak…
Pergelangan kakiku memerah.
Semakin lama semakin sakit saja. Air mataku sudah hampir menetes tidak kuat menahan sakit. Kugigit bibirku lebih keras dari yang tadi pagi, sehingga bisa kurasakan darah di lidahku.
Kuraih pegangan tangga, mengangkat badanku perlahan. Satu menit yang penuh perjuangan, akhirnya aku berhasil berdiri.
NYUT!!!
Aku mengigit bibir semakin keras agar aku tidak berteriak.
Aku mengangkat kaki kiriku, mencoba menuruni sisa tangga, berusaha sesedikit mungkin menyentuhkan kaki kananku ke lantai. Kulirik jam tanganku, sudah hampir 10 menit aku tertahan di sini. Kemungkinan yang kudapat adalah amarah dari guru vokal yang bahkan aku belum tahu namanya.
Kepalaku mulai berdenyut, efek samping dari rasa sakit di kaki kananku.
Tolonglah, aku bahkan baru sampai lantai dua. Siapa sih yang membuat kelas 1 di lantai 3. Hiks… seseorang tolong aku…
Punggungku menyentuh dinding, kusenderkan badanku, kuserahkan semua bobot tubuhku ke dinding.
Aku mencoba tabah, menunggu seseorang lewat atau waktu cepat berlalu sehingga jam istirahat datang dan seseorang akan menolongku…
-:Kai:-
Pelajaran itu tidak pernah ada enaknya, seperti yang selalu aku pikirkan. Kulirik jam tanganku,
Sepuluh menit lagi…
“Sulli-seongsaengnim, boleh saya permisi sebentar?”
Aku berdiri dan membuat senyum terbaiku. Menurut penilaianku selama pelajaran, Suli-seongsaengnim adalah guru yang lemah terhadap murid namja apalagi yang tampan. Semua itu kusimpulkan saat beberapa kali aku memergokinya melirik Sehun. Malangnya Sehun di taksir oleh guru, haha.
“Ne, silahkan Kai.”
Tanpa peduli lagi aku langsung berjalan cepat ke pintu, jalan kebebasanku.
Setelah berada di luar kelas, aku melonggarkan dasiku, berjalan menuju tangga, tujuanku adalah rooftop. Tempat paling enak, dengan semilir angin. Sangat cocok untuk menghindari keramaian saat istirahat.
Tap… tap… tap…
Kunikmati langkah kakiku yang berirama menuju rooftop.
Hah? Seorang… Yeoja?
Langkahku terhenti begitu saja. Di ujung tangga lantai 2, terduduk seorang Yeoja?!
“Uhm, uh….”
Suara rintihan terdengar dari gadis itu. Langsung saja aku mendekatinya dan melihat ada apa.
Tanpa aku bertanya, jawabannya sudah ada dengan jelas. Pergelangan kaki kanan gadis itu memerah bengkak dan ada luka kecil. Tidak mengeluarkan darah, namun membahayakan. Memperparah cedera yang dideritanya.
Ya?! Sejak kapan dia ada disana? Kakinya sudah mulai infeksi. Bisa gawat jika tidak di obati. Babo!
“Hei, gwaenchana? Lihat dirimu sampai berkeringat begini!” kataku seraya menyelipkan tanganku di bahwan lutut dan bahunya. Sekarang aku bisa melihat wajah gadis itu dengan jelas.
“YA! Kau yang tadi pagi? Bagaimana bisa, sekarang kau sudah membuat kakimu terluka? Dasar Yeoja babo.” Kataku tidak percaya.
Gadis ini, sudah membuatku malu pagi ini, dan sekarang masih bisa merepotkanku pula.
“Ne, aku Cha Naraya memang bodoh. Kau sudah tau kan aku ini memang gadis sial. Tadi pagi aku terjatuh padahal jalannya rata, dan sekarang aku jatuh dari tangga dan cede..r..a..”
Naraya…
TO BE CONTINUE…
