TRUE LOVE
Tittle : True Love (Chapter 10)
Author : Jellokey
Main Cast :
Kim Jong In (Kai EXO-K)
Oh Sehoon (Sehun EXO-K)
Luhan (Lu Han EXO-M)
Kim Joon Myun (Suho EXO-K)
Kang Jeo Rin (OC)
Shin Min Young (OC)
Support Cast :
Wu Fan (Kris EXO-M)
Park Chanyeol (Chanyeol EXO-K)
Kim Min Ra (OC)
Jang Mi Sun (OC)
and others
Length : Chaptered
Genre : Romance, Family, School Life
Rating : PG-17
Annyeonghaseyo^^ akhirnya chapter 10 jadi. Kai punya kejutan besar. Sehun makin pintar menggombal, wkwkwk.. walaupun partnya dikit. Sehun, tobat ya.
“Apa ahjumma ada?” tanya Kai pada sekretaris Nyonya Kang dengan senyum mautnya. Percakapannya dengan Jeo Rin beberapa waktu yang lalu tidak berarti sama sekali. Jeo Rin benar. Kai bisa menahan hasratnya akan yeoja karena ada Jeo Rin, ia menjadikan Jeo Rin sebagai pertahanannya dari godaan yeoja.
“Ne.” Kai langsung masuk ke ruangan Nyonya Kang tanpa mempedulikan yeoja itu yang mau mencegahnya. Tak sampai lima belas menit, Kai sudah keluar. Ia duduk di meja kerja sekretaris Nyonya Kang dan mengulurkan tangannya.
“Kim Jong In. Kau bisa memanggilku Kai.” yeoja itu membalas uluran tangan Kai.
“Yoon Nahyun imnida.” katanya setelah melihat keadaan sekitar. Tidak ada yang memperhatikan mereka, jadi dia tidak perlu formal pada Kai.
“Apa kau punya waktu sore ini? Aku ingin mengajakmu ke cafe. Hanya ingin saling mengenal.” Yeoja itu terlihat menulis sesuatu di sebuah kertas.
“Mian. Aku sibuk sampai Kamis nanti. Datanglah hari Jumat jam sembilan malam kalau kau mau. Ini alamat apartemen dan nomor handphoneku.”
“Baiklah. Aku akan datang ke apartemenmu hari Jumat nanti. Sampai jumpa.” Kai mengedipkan sebelah matanya.
—————————-
“Oppa, aku mau kabur dari rumah.” Sehun menatap Min Young terkejut. Mereka berada di atap sekolah sekarang.
“Aku tidak tahan melihat eomma yang terus melarangku berhubungan dengan oppa.”
“Kau tidak boleh melakukan itu, Youngie. Kau akan membuat ahjumma khawatir.” kata Sehun lembut. “Tapi, oppa..”
“Kau yakin dengan cinta kita kan?” Min Young mengangguk.
“Kau yakin aku akan menjadi pendamping hidupmu nanti?”
“Ne, oppa. Aku hanya ingin oppa yang menjadi pendamping hidupku.”
“Bersabarlah sampai saat itu tiba. Aku akan membuktikan pada ahjumma kalau aku pantas untukmu.” Sehun menarik Min Young ke dalam pelukannya. Sehun merogoh saku celananya, memasangkan benda yang ia ambil dari sakunya di jari manis kanan Min Young.
“Oppa..” Min Young terharu melihat cincin yang melingkar di jari manisnya, bukan cincin emas berhiaskan berlian, hanya cincin biasa.
“Suatu saat nanti aku akan menggantinya dengan emas berlian. Aku juga memakai cincin yang sama sepertimu. Di bagian dalam cincin milikmu ada ukiran namaku dan punyaku ada ukiran namamu.”
“Oppa, gomawo.” Min Young memeluk Sehun erat.
—————-
Kai menekan bel apartemen yang tertera pada kertas yang sedang ia pegang. Seorang yeoja masih dengan pakaian kerjanya membuka pintu.
“Kau datang?”
“Aku sudah bilang akan datang walaupun tak tepat waktu.”
“Masuklah. Aku juga baru pulang kerja.”
“ Apartemenmu simple sekali.” Kata Kai begitu sampai di ruang tamu. Tidak ada sekat di apartemen Nahyun. Saat menoleh ke arah kanan Kai langsung melihat tempat tidur queen size milik Nahyun. Dan tak jauh dari situ terdapat sebuah ruangan dengan kaca sebagai dindingnya yang kai yakin itu bathroom. “Aku hanya tinggal sendirian. Kau mau minum apa? Soju, wine, orange juice, atau apa?” tanya Nahyun. “Wine saja.” Nahyun berjalan menuju mini bar setelah membuka blazernya. Kai mengikutinya dari belakang, memandangi tubuh sexy Nahyun yang berbalut kemeja putih tipis, memperlihatkan bra hitam milik Nahyun. Nahyun menuang wine ke dalam dua gelas.
“ Jadi, kau siapanya Kang sajangnim?” Nahyun memberikan satu gelas wine pada Kai. Kai memainkan gelasnya lalu meneguk winenya.
“Aku keponakannya.” Kai menatap Nahyun, lebih tepatnya belahan dada Nahyun yang sedikit terekspos karena dua kancing kemejanya terbuka. ‘Dia benar-benar penggoda yang baik. Atau dia benar-benar wanita penggoda.’ pikir Kai.
“Benarkah? Aku pikir kau namjachingu putri Kang sajangnim.” ‘Lebih dari itu. Aku jodohnya.’ batin Kai bangga. Nahyun berjalan mengitari meja bar lalu berdiri di samping Kai.
“Apa aku tidak boleh mengantar sepupuku?” Kai meneguk winenya lagi. Nahyun menghabiskan winenya lalu tersenyum seduktif pada Kai. Semua yeoja yang Kai jumpai agresif selain Jeo Rin. Nahyun merapatkan tubuhnya ke tubuh Kai, mengelus dada Kai lembut. Kai menunggu apa yang dilakukan Nahyun selanjutnya. Ini pertama kalinya ia bersenang-senang dengan yeoja yang lebih tua darinya. Perlahan Nahyun mendekatkan wajahnya ke wajah Kai. Menempelkan bibirnya di bibir Kai. Melumat bibir Kai lembut yang semakin lama semakin ganas. Kai hanya menerima perlakuan Nahyun. Sambil berciuman, Nahyun bergerak maju, membuat Kai mundur sampai akhirnya Kai terjatuh di tempat tidur Nahyun. Nahyun melepas ciumannya dan duduk di paha Kai.
“Apa kau sudah biasa melakukan ini?” Kai melihat Nahyun.
“Kau akan tahu setelah bermain denganku.” ‘Baru kali ini ada namja yang tidak membalas permainanku.’ batin Nahyun.
“Kau tidak mau membuka kemejaku?”
“Aku akan membukanya kalau kau berhasil membuatku hanyut dalam permainanmu.” Nahyun langsung mencium bibir Kai ganas. Merapatkan tubuhnya ke tubuh Kai. Belum lama Nahyun mencium Kai, handphone Kai berdering.
“Sebentar.” Nahyun berhenti. Kai duduk dan mengambil handphone di saku celananya. Nahyun tidak habis akal untuk menggoda Kai, ia mulai menciumi leher Kai sambil membuka kancing kemeja Kai.
My Girl calling..
Kai meletakkan handphonenya di kasur. Mengabaikan telepon Jeo Rin. Saat ini ia hanya ingin bersenang-senang. Nahyun berhasil membuka kemeja Kai.
“Kau memiliki tubuh yang bagus.” Nahyun meraba abs Kai. Handphone Kai terus berdering tapi Kai tetap tidak peduli sampai handphone itu tidak berdering lagi. Nahyun mendorong Kai tertidur di kasur. Ia hendak menciumi leher Kai tapi terhenti karena dering handphone Kai.
“Kenapa tidak diangkat?” Nahyun mengambil handphone Kai.
“My Girl? Yeojachingumu?” Kai terdiam.
“Apa perlu aku yang mengangkat?” Kai mengambil handphonenya, kembali meletakkan di kasur.
“Tidak usah. Jangan pedulikan.”
“Baiklah.” Nahyun melanjutkan aktivitasnya. Ia menciumi leher Kai, sesekali menghisap leher Kai. Tangannya bergerak membuka gesper Kai. Lagi-lagi kegiatan Nahyun terhenti oleh dering handphone Kai. Bukan telepon tapi pesan.
“Bereskan benda itu. Aku tidak mau permainanku terganggu.” Kai menggeser tubuh Nahyun dari atasnya. Duduk dan mengambil handphonenya. Membuka pesan dari Jeo Rin.
From: My Girl
Kenapa teleponku tidak diangkat? Aku tahu kau belum tidur jam segini. Dan aku tahu kau bukan orang sibuk seperti Joon Myun oppa, Sehun atau Lu Han oppa. Kecuali kau sedang sibuk dengan yeoja-yeojamu. Selamat bersenang-senang, Kai. Have a great night! Dan semoga kau tidak menyesal.
Rahang Kai langsung mengeras begitu membaca pesan Jeo Rin. Di sana ada nama namja yang ia benci. ‘Apa maksud kalimat terakhir Jeo Rin?’ Kai langsung menekan tombol satu speed dial ke nomor Jeo Rin. Kai berjalan menuju sofa meninggalkan Nahyun di ranjang. Nahyun tidak tinggal diam. Dia membuka kemeja dan roknya menyisakan bra dan cd-nya. Menunggu Kai dengan posisi yang menantang di atas kasur. Satu kali, dua kali, tiga kali, telepon Kai tidak diangkat.
“Angkat, baby.” Kai berjalan mondar-mandir. Telepon tersambung tapi tidak ada sahutan dari Jeo Rin. “Baby, apa maksud kalimatmu yang terakhir?” tanya Kai langsung begitu Jeo Rin mengangkat teleponnya.
“Kau bukan orang bodoh, Kai.”
“Baby, berapa kali harus kubilang padamu jangan…”
“Terserah.” potong Jeo Rin.
“Bersenang-senanglah. Aku bisa mendengar kecupan-kecupan menjijikkan dari sini. Apa kau sedang berhubungan intim?” Kai terdiam. Ia tidak sadar kalau Nahyun sudah memeluknya dari belakang sambil mencium bahu Kai.
“Maaf mengganggu. Dan aku senang akhirnya bisa lepas dari perjodohan konyol ini.”
Baby, baby, Rin-ah.. Aissh..” Kai melepas tangan Nahyun yang melingkar di pinggangnya lalu berjalan menuju tempat tidur, mengambil kemejanya dan memakainya asal. Ia menghampiri Nahyun dan melihat Nahyun yang hanya memakai cd dan bra.
“Anggap kita tidak pernah kenal. Dan kau lebih pantas bekerja di rumah bordil melayani ajjushi-ajjushi mesum.” Kai meninggalkan apartemen Nahyun.
“Apa-apaan namja itu?”
—————–
“Ahjumma, boleh aku minta alamat Jeo Rin di New York?” Kai menelepon Nyonya Kang sambil menyetir.
“Boleh. Ada apa”
“ Aku mau mengunjunginya, ahjumma.”
“Aigoo.. Kau merindukan Jeo Rin?”
“Ne, ahjumma.”
“Ahjumma akan kirimkan alamat Jeo Rin padamu.”
“Gamsahamnida, ahjumma.”
———————
“Apa yang kau dapatkan tentang Sehun?” tanya seorang pria sambil membuka file-file kerjanya.
“Oh Sehoon memiliki yeodongsaeng bernama Oh Hayoon yang bersekolah di Seoul Performing of Arts School, duduk di bangku kelas satu. Dan yeoja yang bersamanya saat itu yeojachingu bernama Shin Min Young. Hubungan mereka ditentang oleh ibu yeoja itu. Ini foto-foto keluarga dan yeojachingu Sehun.” “Kau boleh pergi. Aku sudah mentransfer bayarannya ke rekeningmu.”
“Gamsahamnida. Senang bekerja sama dengan anda, tuan.” Pria itu membuka amplop yang berisi foto Sehun, Hayoon, orang tua Sehun, dan Min Young. Ia mengambil foto Sehun dan Hayoon.
“Mereka benar-benar mirip denganmu, Se Joon.”
———————————-
Saat ini Jeo Rin sedang berada di balkon kamarnya, memandangi bintang sambil menelepon Min Young. Sungguh. Ia sangat merindukan temannya itu.
“Bagaimana keadaaan di sana?” tanya Jeo Rin.
“Kau menanyakan kami atau Suho oppa?” Goda Min Young. Di saat yang sama, Kai sampai di rumah Jeo Rin. Han ahjumma langsung menyambut Kai. Nyonya Kang menyuruh Han ahjumma untuk mengurus Jeo Rin di New York.
“Jeo Rin mana, ahjumma?”
“Ada di kamar, tuan. Mari saya tunjukkan.” Kai mengikuti Han ahjumma menaiki tangga lalu berhenti di sebuah kamar.
“Ini kamar nona Jeo Rin, tuan. Kamar tuan di sebelahnya.”
“Gamsahamnida, ahjumma.” Kai mengetuk pintu kamar Jeo Rin, karena tidak ada jawaban, Kai langsung membuka pintu kamar Jeo Rin. Ia mengedarkan pandangannya di kamar Jeo Rin. Kosong, tapi pintu balkon terbuka. Kai berjalan menuju pintu balkon. Bisa ia dengar Jeo Rin sedang berbicara dengan seseorang. Kai melihat Jeo Rin menghela nafas begitu ia sampai di ambang pintu.
“Young-ah, namja yang dijodohkan denganku itu…” Jeo Rin berhenti. ‘Jeo Rin sedang bertelepon dengan Min Young.’ batin Kai. Kai berjalan mendekati Jeo Rin, memeluk Jeo Rin dari belakang yang sukses membuat Jeo Rin terkejut.
“Namja yang dijodohkan dengan Jeo Rin adalah Kim Jong In, Young-ah. Kau boleh memberitahu kabar ini di sekolah besok, saeng. Kalau bisa kau beritahu Suho sekarang.” Kai menyambung perkataan Jeo Rin.
“Young-ah, sudah dulu ya.” Jeo Rin memutuskan sambungan telepon.
“Apa yang kau lakukan di sini?” suara Jeo Rin datar.
“Menemui calon tunanganku. Aku merindukanmu, baby.” Kai mencium pipi Jeo Rin. Jeo Rin berbalik dengan wajah datarnya.
“Jangan pernah menyebut calon tunangan atau apa pun yang berhubungan dengan perjodohan, karena itu takkan terjadi.” Jeo Rin mengutak-atik handphonenya.
“Apa yang kau lakukan?”
“Kau akan tahu.” Jeo Rin menempelkan handphone di telinga kanannya.
“Yeoboseyo.. Eomma,..” Kai membulatkan matanya mendengar Jeo Rin menelepon Nyonya Kang. Dan Kai tahu apa tujuan Jeo Rin.
“Aku hanya mau..” Kai langsung merebut handphone Jeo Rin.
“Jeo Rin hanya mau memberitahu kalau aku sudah sampai, ahjumma.” kata Kai setelah berhasil merebut handphone Jeo Rin.
“Kai? Bagaimana? Apa rindumu sudah terobati?”
“Ne, ahjumma. Walaupun hanya sebentar, tapi rinduku sudah hilang.”
“Baguslah. Istirahat, Kai. Perjalanan Seoul-New York pasti melelahkan.”
“Ne, ahjumma.” Jeo Rin menatap Kai kesal. Kenapa eommanya begitu mempercayai Kai?
“Kembalikan handphoneku.”
“Tidak. Dan jangan pernah berpikir untuk membatalkan perjodohan kita karena aku tidak akan membiarkan itu terjadi.” Jeo Rin langsung masuk ke kamarnya, Kai mengikuti Jeo Rin masuk ke kamar.
“Aku masih punya cara agar tidak dijodohkan dengan namja sepertimu. Aku tidak mau punya pendamping hidup yang suka main yeoja.” Kai menarik Jeo Rin menghadapnya.
“Apa maksudmu, baby?”
“Jangan pernah panggil aku dengan panggilan menjijikkan itu. Jangan pernah samakan aku dengan yeoja-yeoja yang bermain atau bahkan tidur denganmu!”
“Aku tidak pernah melakukan apa yang kau katakan, maksudku.. tidur dengan yeoja.” ‘Hampir saja kalau kau tidak menyadarkanku.’ batin Kai.
“Terserah. Aku tidak peduli. Mau kau bermain yeoja atau tidur dengan yeoja aku tidak peduli. Asal jangan sekretaris eommaku!”
“Mwo?” Kai terkejut.
“Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau lakukan? Kau bermain dengan sekretaris Yoon kan?”
“Aniyo. Aku tidak melakukan itu.” bohong Kai.
“Kau mau membohongiku? Sekretaris Kim memberitahuku kau mendekati sekretaris Yoon. Sekretaris Kim adalah sekretaris kepercayaan eomma dari keempat sekretarisnya. Dia juga tahu tentang perjodohan kita.” Kai terdiam. Dia tidak bisa menghindar lagi.
“Ah.. Kenapa aku tidak meminta sekretaris Kim saja untuk memberitahu eomma? Dengan begitu perjodohan ini batal.”
“Baby..”
“Pulanglah! Tidak ada gunanya kau di sini, Kai!”
“Jangan panggil aku Kai!”
“Apa peduliku? Toh semua orang memanggilmu Kai. Pulanglah!”
“Kau menyuruhku pulang malam-malam begini?”
“Kau pikir aku tidak tahu? Ajjushi membuka perusahaan baru di sini. Pasti ajjushi membeli rumah atau apartemen untuk ditinggali. Kalaupun tidak, kau bisa menginap di hotel.” Jeo Rin merebahkan diri di tempat tidur dan menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.
“Aku tidak mau pulang.” Kai masuk ke dalam selimut, tidur di samping Jeo Rin.
“Terserah! Aku tidak peduli!” Kai membuka selimut yang menutupi kepala Jeo Rin.
“Jangan menyentuhku dan keluar dari kamarku!”
“Shirreo..” Kai memeluk Jeo Rin yang membelakanginya.
“Singkirkan tanganmu!” Kai tidak mengindahkan kata-kata Jeo Rin. Ia malah semakin memperat pelukannya.
“Keluar dari kamarku!” Suara Jeo Rin bergetar. Entahlah. Dia ingin menangis sekarang. Jeo Rin melepas tangan Kai yang berada di pinggangnya dengan kasar.
“Kalau kau tidak mau keluar, biar aku yang keluar.” Saat itu juga cairan bening keluar dari mata Jeo Rin. Ia berjalan menuju pintu kamar. Kai langsung bangun, berjalan menuju Jeo Rin dan menarik Jeo Rin ke dalam pelukannya.
“Mianhae..” lirih Kai. Jeo Rin mendorong tubuh Kai.
“Kau tahu? Sulit bagiku untuk memberi kepercayaan padamu.” Kai menatap Jeo Rin. Dia tidak mengerti dengan kata-kata Jeo Rin.
“Aku sudah berusaha membuka hatiku untukmu sejak hari di mana kau mengucapkan ‘saranghae’ padaku. Tapi sekarang tidak. Aku akan meminta eomma untuk membatalkan perjodohan ini.” Jeo Rin membuka pintu kamar dan meninggalkan Kai yang terdiam di kamarnya.
“Nan jeongmal pabo.”
——————–
“Oh Sehoon!” Seorang pria yang keluar dari limosin memanggil Sehun yang baru saja keluar dari gerbang sekolahnya bersama Min Young.
“Ne?” Sehun melihat pria tua itu bingung. Ia tidak mengenalnya.
“Bisa bicara sebentar?”
“Anda siapa?”
“Kau akan tahu nanti. Saya pinjam Sehun sebentar, nak.” kata pria itu lalu berjalan menuju kafe yang berada tak jauh dari sekolah Sehun.
“Kau pulang sendiri tak apa kan, chagi?”
“Ne, oppa.” Sehun mencium pipi Min Young lalu berjalan mengikuti pria itu.
—————–
“Anda siapa?” tanya Sehun begitu duduk di hadapan pria tadi.
“Minumlah dulu. Tenang saja. Aku bukan orang jahat.” Pria itu meminum tehnya.
“Kau benar-benar mirip Se Joon.” Sehun semakin curiga dengan pria itu.
“Anda mengenal appaku?”
“Bagaimana kabar Se Joon dan Kim Hee Seul?” tanyanya lagi.
“Siapa anda sebenarnya? Kenapa anda mengenal orang tua saya?” Sehun sudah cukup penasaran dengan pria yang berumur sekitar enam puluhan itu.
“Aku Oh Sang Hun, appa dari appamu. Aku harabeojimu.”
——————
Kai sedang berdiri menyender di pintu mobilnya. Ia berada di sekolah Jeo Rin sekarang. Menunggu Jeo Rin pulang. Kai terus memperhatikan siswa-siswa yang keluar dari gerbang. Ia ingin memperbaiki semuanya. Kai tidak mau kehilangan yeoja yang ia cintai walaupun ia bisa bersama Jeo Rin karena perjodohan. ‘Sepertinya Jeo Rin belum memberitahu ahjumma. Kalau sudah, ahjumma atau appa pasti menghubungiku.’ pikir Kai. Ia hendak menelepon Jeo Rin tapi ia urungkan. Ia baru ingat kalau handphone Jeo Rin ada padanya. Kai melihat ke gerbang lagi. Senyum langsung terkembang di wajahnya begitu melihat Jeo Rin keluar dari gerbang.
“Rin-…” Kai berhenti memanggil Jeo Rin begitu melihat seorang namja merangkul Jeo Rin. Mereka terlihat dekat. Kai terkejut melihat namja yang merangkul Jeo Rin. Dia sangat mengenal namja itu.
TBC…
