Quantcast
Channel: EXOMKFANFICTION
Viewing all articles
Browse latest Browse all 317

My Doll is Real (Chapter 1)

$
0
0

my doll is real 3

Title                    : My Doll is Real (chapter 1)

Author                : Shin Ji Sung/ Kkamjul

Main Cast            :

·         Oh Sehun

·         Shin Chan Chan (oc)

Other Cast          :

·         All member Exo

·         Park Hye Mi

·         Choi Hyun Ra

Genre                   : Romance, Comedy, School life

Rating                   : PG-13

Length                  : Chaptered

Disclaimer            : Sekali lagi saya nyatakan.. bahwa sesungguhnya cast yang berada di dalam ff ini adalah milik Tuhan Yang Maha Esa. Kecuali Oc-nya. Dan bahwa sesungguhnya Oh Sehun adalah milik author*digampar whirlwinds

Permisi.. kembali lagi dengan saya author Shin Ji Sung. Seperti biasa, saya selalu membawa ff dengan main castnya Oh Sehun. Karena Sehun adalah bias saya :D tapi gak selalu Sehun kok J  ff ini terinspirasi dari komik Jepang yang aku baca. Judulnya Journey. Hanya ada sedikit beberapa adegan yang terinspirasi dari komik tersebut. Selebihnya, itu murni hasil pemikiran saya sendiri. Dan, sebelumnya ff ini udah pernah author publish di blog pribadi author. Gak usah nunggu lama, silahkan membaca.. jangan lupa RCL nee..

Warning! Typo bertebaran..

Summary             : Sehun, si pemuda tampan yang selalu digilai oleh yeoja. Suatu hari, ia sedang berkeliling dengan mobilnya menikmati indahnya kota Seoul. Saat di perjalanan, ia melihat seorang nenek yang tengah kesulitan mengambil kucing di atas pohon. Merasa iba, Sehun pun membantu nenek tersebut mengambil kucing dari atas pohon. Sebagai imbalan terima kasih, sang nenek memberikan boneka pada Sehun. Di rumah, Sehun berniat membuang boneka tersebut.

“ Huh, buat apa aku memiliki boneka? Aku kan namja tulen “ Sehun pun membuang boneka tersebut dari atas balkonnya menuju kolam renang yang berada di bawahnya.

JBYURRR…

“ Yak! Siapa yang melemparku ke dalam kolam renang?!! “

“ … “

**

Author Pov

“ Oh Sehun… kencan denganku ya! “

“ Denganku saja “

“ Denganku “

Begitulah yeoja-yeoja di Performing Art School. Sangat menggilai pangeran sekolah mereka. Siapa lagi kalau bukan Oh Sehun. Kulitnya yang putih seperti susu, tulang pipinya yang tirus, sorot matanya yang tajam. Siapa yang tidak terpikat dengan wajah nyaris sempurna yang dimiliki oleh seorang Oh Sehun. Sehun memutar bola matanya. Terlalu malas melihat mereka yang lagi-lagi mengajaknya berkencan. Di mana harga diri mereka? Seharusnya, seorang pria lah yang mengajak berkencan. Bukannya seorang wanita.

Yeoja-yeoja itu masih sibuk dengan urusan mereka memperebutkan Oh Sehun. Mereka tak menyadari bahwa orang yang mereka rebutkan sudah menghilang sejak tadi.

“ Aish… kapan aku bisa hidup normal?! “ Sehun mengacak-acak rambutnya kesal. Masa remajanya yang seharusnya menjadi masa-masa yang paling menyenangkan, kini ia lalui dengan ketakutan. Bagaimana tidak? jika setiap hari ia selalu menjadi bahan rebutan oleh para yeoja saat sampai di sekolah. Belum lagi saat di rumah. Ia harus berhati-hati karena beberapa dari yeoja tersebut sering menguntitnya, bahkan pernah masuk ke dalam rumahnya dan dengan sengaja masuk ke dalam kamar Sehun untuk melihat warna pakaian dalam Sehun *author sarap

Awalnya, Sehun senang karena ia menjadi terkenal dan digilai. Tapi, setelah beberapa lama, ia menjadi jenuh akan sikap-sikap para yeoja yang menurutnya sangat tidak lazim.

“ Menghindar lagi Oh Sehun? “ pemilik suara yang sukses membuyarkan lamunan Sehun kini berdiri di samping Sehun.

“ Luhan hyung? “ didapatinya Xi Luhan. Namja terimut dan tercantik di sekolah ini sedang berdiri di dekatnya. Ayolah, siapa yang tidak kenal Xi Luhan. Namja yang memiliki paras seperti yeoja ini sama halnya dengan Sehun. Mereka sama-sama menjadi pangeran sekolah dengan 10 member lainnya. Saking cantiknya Luhan, para yeoja di sekolah itu pun selalu malu jika wajahnya dibanding-bandingkan dengan Luhan. Bukan berarti Luhan tidak memiliki penggemar. Bahkan penggemarnya juga banyak dari kalangan namja.

“  Mengapa kau tidak mencari yeojachingu saja Sehun? Agar mereka tidak mengejarmu lagi “

“ Apa? Aku? Yeojachingu? Yeojachingu macam apa yang akan ku dapatkan nanti Luhan hyung? Kalau seperti para yeoja centil  itu, lebih baik aku bertemu dengan nenek gayung saja “ Luhan yang mendengar tanggapan Sehun mengenai pertanyaannya langsung tertawa terbahak-bahak. Sehun yang kesal pada Luhan kini balik bertanya.

 “ Bagaimana denganmu hyung? Apa kau sudah menemukan yeoja yang lebih cantik darimu? “ goda Sehun.

“ Yak kau! “ Luhan segera mengejar Sehun yang sudah berlari terlebih dahulu menghindari amukan dari seorang Xi Luhan.

Teng… teng…

Akhirnya, bel pulang Performing Art School berbunyi juga. Seluruh siswa berhamburan keluar setelah lama menunggu bel keramat itu berbunyi. Sehun langsung menuju parkiran mobil di belakang sekolah. Dilajukannya mobil audit hitam miliknya dengan kecepatan standar.

Tuut.. tuut.. ponsel Sehun berbunyi. Segera di ambilnya ponsel tersebut.

“ Yeobboseo? “

“ Sehun, ini eomma “

“ Ne, eomma. Wae? “

“ Sehunnie, eomma dan appa harus menunda kepulangan kami menuju Korea karena masih ada beberapa pekerjaan yang harus kami kerjakan di sini dan.. “

Tut.. *backsound gagal. Sehun mematikan panggilan secara sepihak. Sudah berapa kali eomma dan appanya seperti itu. Selalu saja seperti itu. Tidak pernah memikirkan keadaan anaknya. Pekerjaan pekerjaan dan pekerjaan. Sehun muak dengan semua itu. Apa jika dewasa nanti ia juga harus seperti mereka.

“ Haahhh! “ dipukulnya setir mobil di depannya. Untung saja jalanan yang dilewati Sehun sedang sepi. Jadi tidak ada orang yang mendengar teriakan Sehun yang cetar membahana ulala *korban syahrini

“ Lebih baik aku berkeliling saja “ dinyalakannya mesin mobil yang sempat terhenti oleh perlakuannya tadi. Di jalan, Sehun tidak henti-hentinya menggerutu tentang kehidupannya. Bukankah dia sempurna? Mengapa menggerutu dan menyesali hidupnya? Hey! Ayolah, kalian pasti lupa. Seorang Oh Sehun juga butuh ketenangan. Bagaimana ia bisa tenang jika setiap hari ia harus berhadapan dengan puluhan yeoja yang menggilainya layaknya seorang superstar terkenal. Eomma dan appanya yang tak pernah peduli dengan dirinya yang juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Ya, dia menyesali itu semua. Ah tidak! lebih tepatnya membencinya.

Mobil Sehun tiba-tiba berhenti ketika melihat seorang nenek yang berada di pinggir jalan sedang menatap pohon mangga di depannya. Pakaian compang-camping, tikar, dan gayung yang di bawa oleh nenek itu serta wajahnya yang kusam mengingatkan Sehun akan percakapannya pada Luhan.

“Kalau seperti para yeoja centil itu, lebih baik aku bertemu dengan nenek gayung saja “ sekilas perkataan yang ia lontarkan pada Luhan membuatnya bergidik. ‘ nenek gayungkah itu? ‘ batinnya. Ia sibuk menerka-nerka sebenarnya siapa nenek itu. Kalau benar ia nenek gayung, maka matilah ia hari ini juga.

Sehun pov

Nenek gayung! Bagaimana ini? Bagaimana ini? Ah… tidak tidak aku tidak boleh takut. Siapa tahu itu adalah seorang nenek yang tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Oke, relax Sehun. Kulihat lagi nenek itu melalui kaca mobilku. Ternyata ia masih di situ. Mengapa nenek itu masih menatap pohon mangga di depannya. Apakah ia lapar? Lebih baik aku pergi dari sini. Aku tidak mau su’uzon sama orang. Walaupun aku bad boy begini,aku juga tau dosa. Kunyalakan mesin mobilku. Ada apa ini? Kenapa tidak mau menyala? Ayolah.. masa mobil semahal ini bisa mogok?

Kyaaa!! Nenek itu melihat ke arahku? Bagaimana bisa? Padahal kaca mobilku ini kan memakai flat hitam. Huufftt.. tenang Oh Sehun, mungkin saja nenek itu hanya tidak sengaja melihat ke arahku. Kualihkan arah pandanganku dari nenek itu sambil berusaha menyalakan mesin mobilku. Iseng, kulihat lagi ke arah nenek itu. Omona! Ia masih melihat ke arahku. Apa ia membutuhkan pertolongan? Aku segera keluar dari mobilku dan menghampiri nenek gothic yang tak henti-hentinya menatapku tajam.

“ Ada yang perlu saya bantu nek? “ kau tahu? Betapa sesaknya aku berbicara dengan nenek ini. Aku harus mengatur nafasku dengan teratur agar tidak terlihat seperti orang asma di depan nenek ini.

“ Bisakah kau mengambilkan kucing itu? “ katanya sambil menunjuk ke arah puncak pohon mangga. Oh, ini toh yang membuatnya sedari tadi menatap melas ke arah pohon ini. Tanpa menjawab permintaanya, aku segera memanjat dan mengambil kucing itu. Kini, kucing berbulu putih serta lingkaran-lingkaran seperti cincin yang menghiasi bulunya berada di tanganku. Ku serahkan kucing ini pada nenek gothic ini. Sepertinya ia senang, terlihat sekali dari raut wajahnya yang tadinya menatapku horor kini cerah ceria.

“ Baiklah nek, sepertinya tugasku sudah selesai “ aku berpamitan dan meninggalkan nenek ini. Karena berada di dekatnya, membuatku merinding disco.

“ Tunggu! “ aku menoleh. Ia menghampiriku. Apa aku akan dijadikan tumbal? Buktinya ia tidak membiarkanku pergi. Oh Sehun..!! buang pikiran itu jauh-jauh. Dia bukan nenek gayung! Bukan! Tapi mirip.

Boneka? Nenek itu menyerahkan sebuah boneka padaku. Lucu juga boneka ini. Teddy bear pula. Sepertinya hanya benda ini yang paling menarik dari benda-benda yang ia bawa. Karena seluruh benda yang ia bawa terlihat kusam. Tapi anehnya boneka ini terlihat bersih bahkan seperti baru. Aneh, perasaan tadi aku tidak melihat boneka ini dari mobilku.

“ Anggap saja itu hadiah dariku karena kau telah menolong kucingku “ baiklah Oh Sehun, kini kau mendapat wangsit dari kembaran nenek gayung. Kuanggukkan kepalaku tanda setuju. Tak menunggu waktu lama, aku berlari menuju mobilku dan segera masuk ke dalamnya.

Bruumm…

Wow! Ada apa ini? Kenapa mesinnya bisa menyala? Apa yang terjadi dengan mobilku? Tak mau jadi korban tumbal, langsung ku gas pedal mobilku dengan kecepatan di atas rata-rata. Aku tak mau melihat wajah nenek itu lagi. Sungguh terlalu wajahnya yang kelewat mirip dengan nenek gayung. Ini karena Luhan hyung yang mengajakku ke bioskop dan menonton nenek gayung di sana. Jadilah aku selalu terbayang-bayang wajah nenek gayung yang mengerikan itu.

@ Sehun house

Sesampainya di rumah, aku langsung berlari menuju kamarku. Tak ku pedulikan panggilan Han ahjumma yang menyuruhku makan malam dari dapur.

Blam

Kututup pintu kamarku dengan keras. Kurebahkan diriku di kasur king size milikku. Jujur saja, selama di perjalanan, aku selalu gelisah. Entah kenapa aku tidak tahu. Ini pasti gara-gara bertemu nenek gothic itu. Dan, boneka. Untuk apa nenek itu memberiku sebuah boneka. Apa ia tidak melihat kalau aku adalah namja? Asal nenek itu tahu saja, aku ini namja tulen. Bagaimana nanti reaksi para yeoja jika mengetahui kalau di kamarku ada sebuah boneka?

Kini, aku berdiri di balkon kamarku. Menikmati indahnya pemandangan kota Seoul dari balkonku. Inilah kegiatan favorit yang kulakukan setiap malam. Karena dengan melakukan ini, pikiranku yang sedang kacau dan kalut, bisa hilang begitu saja tertiup angin yang berhembus. Dan lagi-lagi, pikiranku terganggu. Sekarang, bukan si nenek gothic itu yang menganggu pikiranku. Tapi pemberiannyalah yang mengganggu pikiranku. Ya! Boneka.

Boneka itu kini berada di genggamanku. Aku tidak tahu harus ku apakan boneka ini. Daripada bingung, mungkin ku buang saja. Ya, ku buang saja. Kulempar boneka itu dari balkon kamarku ke kolam renang yang berada di bawah balkon kamarku.

Jbyurr … byurr.. * ceritanya bunyi air. Kenapa bunyi riakan airnya besar sekali? seperti orang yang sedang terjun saja. Bukankah itu hanya sebuah boneka?

“ Yak! Siapa yang melemparku ke dalam kolam renang? “

“ …. “

“ Dingin sekali di sini!! “ apa itu? suara yeoja? Darimana asalnya. Lalu, kenapa tadi ia bilang ada yang melemparnya dari kolam renang. Ku alihkan pandanganku dari gedung-gedung pencakar langit Seoul ke arah kolam renang. Mwo! Se-seorang yeoja? Ba-ba-bagaimana bisa? Kulihat ia memeluk tubuhnya sendiri. Sepertinya ia menggigil kedinginan. Kenapa ada seorang yeoja di sini? Apa dia salah satu yeoja di sekolahku? Hey! Kemana perginya boneka tadi? Bukankah aku telah membuangnya tadi ke dalam kolam renang. Yeoja itu perlahan-lahan menuju tepian kolam renang. Mau apa dia?

Tak mau terjadi kekacauan dalam rumahku, aku segera keluar dari kamarku mencari yeoja itu. Kuturuni tangga secara perlahan-lahan. Kira-kira yeoja itu dimana ya? Ah! Mungkin ia di ruang tamu.

Author pov

“ Dimana aku? “ yeoja itu mengelilingi pandangannya ke arah sekitar.

“ Kena kau! “ Sehun langsung membekap mulut yeoja itu dengan tangannya. Yeoja itu memberontak sekuat tenaga. Berharap bekapan di mulutnya terlepas. Tidak tinggal diam, Sehun langsung membawa yeoja itu menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Dengan susah payah akhirnya Sehun bisa membawanya juga walau peluh bersimbah membasahi pelipisnya.

Blam *suara pintu ditutup

“ Kau siapa huh?! Berani-beraninya memasuki rumah orang tanpa izin! “ Sehun melepaskan bekapan mulutnya pada yeoja itu. Yeoja itu tidak kunjung menjawab. Membuat Sehun jengah.

“ Jawab aku! “ kali ini Sehun meninggikan nada suaranya. Berharap yeoja itu ketakutan dan segera menjawab pertanyaannya. Bukan satu atau dua pertanyaan yang akan Sehun lontarkan pada yeoja itu nantinya. Kalau sekarang yeoja itu masih tidak mau menjawabnya, bagaimana ia akan melanjutkan ke pertanyaan yang selanjutnya.

“ Sabar sedikit bisa tidak sih? “ yeoja itu mengambil nafas sedalam-dalamnya. Sepertinya bekapan tangan Sehun di mulutnya membuat pasokan oksigennya menipis.

“ Baiklah, perkenalkan Shin Chan Chan imnida “ akhirnya yeoja itu memperkenalkan namanya. Hening. Tak ada satu pun yang memulai pembicaraan setelah Chan Chan menyebut namanya.

“ Bagaimana kau bisa masuk ke dalam rumahku?!! “ Sehun mencairkan suasana. Di tatapnya lekat-lekat Chan Chan dengan matanya yang tajam setajam silet* mohon abaikan.

“ Aku pun tak tahu. Tiba-tiba saja aku sudah berada di kolam renang. Dan aku kedinginan “ gigi Chan Chan bergemeletuk menandakan betapa dinginnya suhu tubuh yang ia rasakan saat ini. Berendam di kolam renang. Tidak! lebih tepatnya, tercebur di kolam renang di tengah gelap malam, di tambah suhu AC kamar Sehun yang tidak kalah dingin membuatnya menggigil. Dimatikannya AC kamarnya oleh Sehun. Walaupun kita tahu, Sehun menyukai dingin. Tapi tak apalah, dari pada harus menunggu seabad mendengar jawaban dari yeoja di hadapannya.

“ Baiklah, kau darimana? “ dilanjutkannya interogasi pada Chan Chan.

“ Seingatku, aku sedang tidur di kamarku. Tapi tiba-tiba aku terbangun karena ada yang melemparku ke dalam kolam renang “ jawabnya dengan polos sambil mengingat-ingat kejadian sebelum ia bisa sampai di sini.

“ Ayolah.. jangan bercanda. Mana mungkin kau berjalan sambil tidur lalu masuk ke rumahku dan tercebur ke dalam kolam renangku. Bahkan aku tidak pernah melihatmu sebelumnya. Apa kau yeoja di sekolahku yang sedang menguntitku? “ rentetan kata tidak henti-hentinya keluar dari mulut Sehun. Membuat Chan Chan menyerngitkan keningnya. ‘ apakah namja ini memiliki banyak pasokan oksigen? Bicaranya tidak di selingi nafas ‘ batin Chan Chan setelah menghitung-hitung berapa jumlah kata yang di keluarkan Sehun sambil melihat apakah Sehun mengambil nafas atau tidak.

“ Aku tidak bercanda. Lagi pula, kau siapa memberikan pertanyaan padaku. Dasar orang asing yang tidak tahu sopan santun! “

JDERR

Bagaikan tersambar petir milik Chen, Sehun membelalakkan matanya tak percaya apa yang di katakan yeoja di depannya barusan. ‘ Dasar yeoja tengik! Memang siapa di sini yang menjadi orang asing? ‘ umpat Sehun dalam hati. Sehun menghembuskan nafasnya dengan kasar. ‘ Tapi benar juga, aku belum memperkenalkan diri dari tadi. Selalu saja aku yang bertanya’ kali ini Sehun mengalah. Menyadari kesalahannya.

“ Perkenalkan Oh Sehun imnida. Dan mengapa kau bisa ada di sini! “ dengan tatapan seperti ingin membunuh, Sehun memperkenalkan namanya. Tak lupa berupa pertanyaan yang selalu menganggu pikirannya ia ucapkan dengan kasar. Tak mau kalah dengan Sehun, Chan Chan membalas perkataan Sehun sama seperti yang Sehun lakukan padanya.

“ Mana ku tahu!! “ kini, terjadilah saling tatap menatap. Bukan tatapan sebuah kasih sayang. Melainkan tatapan amarah dari masing-masing pihak. *entahlah siapa yang menang, author pun tak tahu.

Sehun menyelesaikan acara tatap menatap. Baru kali ini ia menemukan yeoja yang membentaknya. Bahkan berani menatapnya dengan tatapan seperti ingin memakan mangsanya. Chan Chan yang menyadari Sehun mulai melepaskan kontak mata dengannya segera mengakhiri tatapannya pada Sehun. Sebenarnya, Chan Chan juga takut kalau di tatap seperti itu. Tapi, ia juga tidak mau di intimidasi oleh Sehun terus menerus.

Kruyuk~ *anggep aja suara perut ya..

Suara aneh bin ajaib tiba-tiba mencairkan suasana. Sehun tertawa terbahak-bahak mendengar suara itu. Ia tahu pasti bahwa suara itu adalah suara perut yang sering di dengarnya dari perut Xiumin ketika Xiumin sedang menjalankan program dietnya. Chan Chan yang kesal melihat Sehun menertawakan suara keramatnya langsung menimpuk Sehun dengan bantal yang berada di dekatnya.

“ Yak! Apa-apaan kau? “ merasa tidak terima dilempari bantal, Sehun membalas melempari guling pada Chan Chan. Dan terjadilah lempar melempar yang dimenangi oleh pihak Sehun.

“ Sehun, aku lapar. Apa kau ada makanan? “ Chan Chan mulai mengutarakan maksudnya setelah lelah beradu lempar dengan Sehun.

“ Ada. Wae? Kau meminta aku untuk memberikannya padamu? “ Chan Chan mengangguk-anggukan kepalanya dengan riang. ‘ akhirnya aku makan juga’ batin Chan Chan dalam hati.

“ Setengah piring, 1000 won. Bagaimana? “ pernyataan Sehun sukses membuat mata Chan Chan seperti D.O. O.O

“ Ne, ne. Akan aku ambilkan. Tapi sebelumnya, ganti dulu bajumu yang sudah basah. Apa kau tidak kedinginan? “ selepas mengatakan hal itu, Sehun langsung melenggang pergi dari kamarnya menuju meja makan. Berharap masih ada makanan yang tersisa di sana.

Chan Chan pov

“ Ne, ne. Akan aku ambilkan. Tapi sebelumnya, ganti dulu bajumu yang sudah basah. Apa kau tidak kedinginan? “ refleks aku menoleh ke arah bajuku. Aigoo.. pantas saja dari tadi aku menggigil kedinginan. Ternyata oh ternyata, bajuku sudah seperti orang yang habis mandi hujan. Sepertinya ia sudah pergi dari kamar ini. Apa ia benar-benar mengambilkan makanan untukku ya?

Oh iya! Bagaimana aku mau mengganti baju. Aku kan tidak punya baju salinan. Lagi pula, ini kamar siapa? Sengingatku, aku sedang tertidur sehabis di omeli oleh ayahku. Bukan tidak ada alasan kenapa ayahku mengomeliku. Ini karena aku yang kelewat nakal. Kelakuanku  yang seperti seorang namja, gayaku yang tidak mencerminkan yeoja sama sekali. Dan, hobiku yang suka berantem. Bukan berantem dengan orang sembarangan lho ya, aku berantem dengan orang yang suka membully orang lain. Jadilah aku di sekolah di kenal sebagai ‘ Betina Tangguh ‘. Aku cukup bangga dengan julukan itu. Dan eomma, ia hanya diam saja. Mungkin sudah menyerah mendidikku menjadi seorang yeoja tulen.

Sebelum aku tidur, aku sempat membentak kedua orang tuaku.

 “ Kalau kalian menginginkan aku berubah, tunggu sampai keajaiban terjadi padaku! “ dan sehabis mengatakan itu, aku segera tertidur. Sekarang, di sinilah aku. Di rumah seorang namja bernama Oh Sehun. Apa ini azab dari perkataanku tadi ya? Tapi ini memang ajaib sih. Ah sudahlah. Yang penting, bagaimana caranya agar perutku tidak meronta-ronta lagi di dalam sana.

“ Ini makanannya “ entah darimana Sehun tiba-tiba berada di sampingku sambil membawakan nampan berisi makanan. Mungkin karena aku terlalu lama melamun jadi aku tidak menyadari kehadirannya. Langsung saja kusantap makanan itu dengan rakusnya. Sehun bergidik melihatku dengan nafsu makan yang bisa terbilang berlebihan. Tapi tetap saja, walaupun aku banyak makan, tubuhku tetap segini-segini saja.

“ Kau ini yeoja atau namja? Mengapa makan seperti itu? “

“ Aku lapar. Kalau kau lapar, makan saja. Aku risih terus-terusan dilihat olehmu saat makan “ jawabku sambil menyuap ramyeon di mangkukku. Sehun sepertinya kesal padaku.

“ A… kenyang..!! “ aku menepuk-nepuk perutku yang sudah kenyang. Sehun menggeleng-gelengkan kepalanya.

“ Kau tidak ganti baju eoh? Bajumu kan basah. Nanti kalau kau sakit bagaimana? Aku tidak mau repot-repot mengurusmu! “ lagi. Ia mengucapkan serentetan kata tanpa henti, tanpa jeda, dan tanpa bernafas. Daebak sekali bukan?

“ Bagaiaman aku mau mengganti bajuku? Aku saja tidak memiliki baju lagi? “ Sehun segera menuju lemarinya. Apa ia ingin meminjamkan sebuah baju padaku untuk kupakai?

“ Pakai ini. Ini sudah lama tidak kupakai. Sepertinya ini muat denganmu “ Sehun menyerahkan sebuah piyama berwarna biru bermotif garis-garis padaku. Karena aku tidak mau mati kedinginan, segera saja kuambil piyama tersebut.

“ Dimana kamar mandinya? “ hening. Ia tidak menjawab pertanyaanku. Sebuah senyuman, tidak! sebuah smirk kini terpampang jelas di wajahnya.

“ Siapa yang menyuruhmu mengganti pakaian di kamar mandi? “ huh? Apa maksudnya?

“ Jadi, aku harus menggantinya dimana? “

“ Tentu saja di sini “ glek. Kutelan air liurku. Apa aku tidak salah dengar? Ia, menyuruhku mengganti baju di hadapannya. Dasar namja yadong! Sepertinya aku harus menggeledah kamar ini. Siapa tahu ia menyimpan sesuatu yang berkaitan dengan yadong.

“ Shireo! Cepat tunjukkan dimana kamar mandinya! “ ia tertawa terbahak-bahak. Mukaku pasti sudah merah sekarang.

“ Ne, ne. Itu di sana “ ditunjuknya sebuah pintu bercat putih. Kau menyebalkan sekali Oh Sehun! Aku segera berlari menuju pintu yang ditunjukkan Oh Sehun. Bisa kudengar tawanya yang masih membahana di ruangan ini.

Sehun pov

Cahaya matahari menembus jendela kamarku. Aku menggeliat malas. Inilah kegiatanku di pagi hari. Setelah bangun, aku tidak langsung mandi dan siap-siap pergi ke sekolah. Aku masih terlalu mengantuk untuk melakukan hal itu. Kulirik jam wekerku yang bertengger di pinggir tempat tidurku. Ternyata masih jam 05:00 . Masih ada waktu satu setengah jam lagi untukku pergi ke sekolah. Lebih baik aku tidur saja lagi. Tiga puluh menit cukuplah.

“ Bangun Oh Sehun! “ segera ku tutup kupingku. Takut-takut jika mendengar teriakan itu lagi, bisa-bisa gendang telingaku akan pecah. Siapa lagi kalau bukan yeoja itu, Shin Chan Chan. Baru saja aku mengenalnya tadi malam. Kini, ia dengan seenaknya meneriakkan namaku di dekat kupingku. Seharusnya, ia menggantikan suara speaker di sekolahku yang kebetulan sedang rusak.

“ Apa kau tidak sekolah huh?! “ ia menarik-narik selimutku. Kutarik pula selimutku. Dan terjadilah tarik menarik pada pagi ini. Kutarik selimutku dengan keras. Dan..

Brukk

Ia jatuh dan menimpa tubuhku. Aku yang membelakanginya merasakan hangatnya tubuh yeoja ini. Lama kami dalam posisi ini. Aku tidak berniat sama sekali mengakhirinya karena entah mengapa aku merasakan sebuah kehangatan yang tidak pernah kurasakan selama ini. Tapi, aku harus kecewa. Tiba-tiba saja ia melepaskan dirinya dari tubuhku. Dan lagi, dilanjutkannya ritual yang sempat tertunda.

“ Oh Sehun!! Bangun!! Namja mesum!! “ apa? Apa yang ia katakan? Aku, namja mesum. Kubenarkan posisiku yang tadinya membelakanginya kini mengahadapnya.

“ Apa yang kau bilang huh? Namja mesum? “

“ Ne, kau mesum! Sudahlah Oh Sehun, cepat mandi. Nanti kau terlambat sekolah “ Suaranya mulai melembut saat berusaha menyuruhku mandi. Kenapa ia perhatian sekali denganku.

“ Kenapa kau perhatian sekali padaku? Kau suka padaku ya? “ dan sebuah bantal sukses mendarat di wajahku.

“ Aku hanya tidak mau kau terlambat sekolah. Aku tahu kau ini anak sekolahan sama sepertiku. Seandainya aku sedang berada di rumahku, aku pasti sudah mandi dan bersiap-siap untuk sekolah “ dia sekolah juga. Ku kira, yeoja bawel sepertinya tidak sekolah. Bahkan aku sempat mengira, ia mengambil les privat vocal di rumahnya untuk menjadi penyanyi. Kau tahu? Menurutku, suaranya itu sangat bagus. Tapi sayangnya, ia gunakan u ntuk hal yang tidak-tidak. Ya, seperti berusaha membuat gendang telingaku pecah.

“ Ne, aku mandi “ aku melesak menuju kamar mandiku. Aku tidak terbiasa mandi jam segini. Jadi, ini aneh menurutku. Aku mengingat kembali kejadian semalam saat aku mandi. Dia yang tiba-tiba berada di kolam renang, ia yang kelaparan, sampai kejadian saat kami beradu pancho untuk menentukan siapa yang berhak tidur di tempat tidurku. Dan kau tahu siapa pemenangnya? Benar sekali. Dialah pemenangnya. Aku sungguh kehabisan tenaga saat melawannya semalam. Kalian pasti bertanya, mengapa aku bisa tidur di tempat tidurku. Sederhana. Karena ini kamarku, jadi akulah yang berkuasa. Ia mendengus kesal. Terpaksa ia harus tidur di sofa kamarku.

Setelah menghabiskan beberapa menit untuk mandi, akhirnya selesai juga. Aku pun segera keluar dari kamar mandi. Tentunya dengan seragamku yang lengkap. Kulihat Chan Chan sedang duduk termenung di sofa kamarku sambil menatap keluar jendela. Apa yang ia pikirkan?

“ Hey kau kenapa? “ entah kerasukan jin darimana aku menegurnya.

“ Aku tidak apa-apa. Oh ya, kau mau sekolah ne? “ dialihkannya pandangan menuju ke arahku. Aigoo.. neomu kyeopta! Hey! Apa yang kau pikirkan Oh Sehun?

“ Ne, kajja kita sarapan! “ kutarik tangannya bersamaku menuju meja makan. Ia tidak menolak. Sepertinya ia memang benar-benar lapar.

“ Tuan muda Oh, siapa yeoja ini? “ Han ahjumma bingung melihatku bersama Chan Chan. Karena seumur hidupku, aku belum pernah membawa seorang yeoja ke dalam rumahku. Kecuali yeoja di sekolahku yang selalu menguntitku.

“ Shin Chan Chan imnida ahjumma “ Chan Chan memperkenalkan dirinya pada Han ahjumma.

“ Kau kekasihnya Tuan muda ne? “ omo! Mengapa Han ahjumma berkata seperti itu?

Shin Chan Chan pov

“ Kau kekasihnya Tuan muda ne? “ jleb. Apa-apaan ini? Mengapa aku harus di pasang-pasangkan dengan namja mesum seperti dirinya. Tak bisa berkata-kata aku hanya tersenyum menanggapinya. Ku lihat Sehun pun sama halnya denganku.

“ Oh.. sudah ku duga. Ternyata Tuan muda memang benar-benar memiliki seorang kekasih. Pantas saja yeoja-yeoja itu kau tolak mentah-mentah Tuan muda “ oh..  pantas saja ia semalam mengira bahwa aku termasuk yeoja yang menguntitnya.

Acara makan pun dimulai. Aku dan Sehun tidak henti-hentinya berdebat. Dan satu lagi. Aku memiliki julukan baru sekarang. Shin Chan. Ya, julukkan itulah yang diberikan oleh Oh Sehun padaku. Sungguh benar-benar menyebalkan namja ini.

Setelah selesai makan, Sehun akhirnya pergi berangkat sekolah. Tentunya dengan ancaman jika ia tidak berangkat sekarang juga, aku akan mengobrak-abrik isi kamarnya. Dan Bingo! Ia menuruti perkataanku.

Sehun pov

Ada apa ini? Mengapa kelas menjadi gaduh seperi ini?

“ Hey! Katanya akan ada anak baru lho di kelas kita “

“ jinjja? “

“ Ne “

Apa? Anak baru lagi? Cukup sudah seorang Choi Hyun Ra yang menjadi anak baru di sini. Sungguh, jika anak baru itu yeoja, aku tidak ingin anak baru itu seperti Hyun Ra. Aku tidak tahan dengan sikap Hyun Ra yang selalu saja menguntitku bahkan aku ke kamar mandi saja ia ikuti. Yeoja di kelas ini pun diancamnya. Jika ada seorang yeoja di kelas ini yang mendekatiku, maka habislah riwayat yeoja itu. Kejam bukan? Memangnya aku peduli.

“ Hey.. Song seonsaengnim datang! “ seluruh murid di kelas ini pun langsung duduk di tempat masing-masing.

“ Pagi anak-anak “ sapa pria paruh baya itu.

“ Pagi pak “ sahut kami serentak.

“ Hari ini, kita akan mendapatkan seorang murid baru di sekolah ini. Nah, kalau begitu silahkan masuk dan perkenalkan dirimu “ seluruh mata kini tertuju pada pintu kelas. Masuklah seorang yeoja berambut coklat bergelombang. Tunggu, sepertinya aku tidak asing dengan rambut itu.

“ Anyeong haseyo Shin Chan Chan imnida “

“…..”

TBC

Waahh.. setengah 3??

‘3’ akhirnya selesai juga ngetiknya. Sebenernya ide dari ff ini muncul begitu aja. Dan, ini author selesaikan dalam 5 hari mungkin ya. Kenapa lama? Soalnya ide author lagi buntu. Trus lagi gak mood megang laptop XD gimana, gimana? Gajekah? Emang :D tapi terima kasih sekali lagi yang udah mau baca. Semoga pahalanya nambah banyak *amiinn. Menurut kalian, alurnya kecepettan gak sih :D kalo menurut author si, dikit-dikitlah kecepettan. Trus, masalah nenek gayung. Author sengaja masukin nenek gayung di sini. Karena entuh nenek walau pun gak pernah masuk tv tapi bisa terkenal. Daebak banget yak!  Segini aja deh cuap-cuapnya. Next chaptnya author publish secepatnya. Kalo ide author lagi gak buntu ya :D sangat sangat dibutuhkan RCL setelah membaca ff ini. Gomawo… J



Viewing all articles
Browse latest Browse all 317

Trending Articles