Quantcast
Channel: EXOMKFANFICTION
Viewing all articles
Browse latest Browse all 317

BEAUTY & BEAST [CHAPTER 6]

$
0
0

Beauty & Beast Chapter 6 Poster

Title : Beauty & Beast – Chapter 6

Author : Choi Seung Jin / @AureliaCelline

Genre : Fantasy, Historical, Supernatural, OOC

Ranting : General Audience

Leigth : Chaptered

Main Cast :

EXO in English Name

Supporting Cast :

Evanna Lynch as Amelia (OC)

Jessica SNSD as Jessica

Prolog | Chapter 1 | Chapter 2 | Chapter 3 | Chapter 4 | Chapter 5

Note :

  • SEMUA MEMBER EXO MEMILIKI UMUR YANG SETARA, YAITU 17 TAHUN!! Buat yang menurut readers gak cocok untuk usia 17 tahun, anggap saja muka mereka itu boros’-‘)
  • Ingatlah English name para member EXO. Karena author akan menggunakan nama itu daripada real name atau stage name mereka.
  • English name para member EXO author dapatkan dari http://ohsehunnie1.com/post/43130943930/exos-english-spanish-and-french-names

****

Annyeong readers^^ Ketemu lagi Jinnie, author paling cantik dan imut #plakk

Special buat hari ulang tahun Jinnie, Jinnie persembahkan Beauty & Beast Chapter 6 /yeaaaaay/ Maaf ya buat readers yang udah nungguin chapter ini. Baru bisa Jinnie post sekarang karena baru selesai ._.

Cerita semakin seru loooooooooh… Jangan bosen-bosen untuk nungguin Beauty & Beast yaa^^

Terima kasih untuk readers yang udah setia membaca persembahan Serial FF special Jinnie ini. Setiap komentar dari readers menjadi motivasi untuk Jinnie agar tetap semangat menulis FF. Sekali lagi terima kasih readers^^ Harapan Jinie kedepannya di umur yang ke-15 ini, Jinnie bisa terus mempersembahkan FF seru yang bisa menyenangkan hati readers sekalian.

Well, back to story^^ Happt reading ne..

***********

Bau ini… Apa aku di Rumah Sakit lagi?

Ini kedua kalinya Leo terlibat masalah yang berujung pada Rumah Sakit, membuatnya tidak asing dengan aroma khas yang dari obat-obatan dan alat-alat dokter.

Dia membuka matanya perlahan. Mengejap berberapa kali hingga pandangannya benar-benar kembali jernih.

Seperti dugaan sebelumnya, Leo benar-benar ada di Rumah Sakit. Tidur disalah satu ranjang disana. Dia bahkan masih mengenakan pakaian lengkap seperti yang terakhir dia ingat. Hanya saja alas kakinya yang sudah dilepas dan diletakkan di bawah ranjang dengan rapih.

Leo mencoba bangkit, namun kepalanya terasa seperti berputar-putar. Pusing, seakan dunia berputar atau bahkan memutarnya. Setidaknya hanya itu yang ia rasakan saat ini. Pandangannya menjadi kacau sehingga ia sendiri tidak tahu apa yang ada didepannya, seperti ia bisa merasakan bumi berotasi pada porosnya.

Dipaksakannya berjalan tak perduli kemana arahnya mengalangkah atau benda apa yang ditabraknya. Dia terus berjalan mencari jalan keluar. Bahkan yang ada dipikirannya saat ini adalah Amy yang dikhawatirkannya. Amy yang diketahuinya terluka karena vampire bernama Sulli itu.

Leo berjalan sempoyongan menuju pintu yang terbuka didepannya. Dia kehilangan keseimbangannya saat mencapai pintu Rumah Sakit, bahkan hampir jatuh jika seseorang tidak menangkap tubuhnya. Seseorang bertubuh jangkung dan ramping berhasil menangkap tubuh kecil Leo sebelum dia benar-benar jatuh menyentuh lantai.

“Kau ini kenapa? Apa kau bodoh? Kau tidak seharusnya bangun dari ranjangmu,” hardik orang itu dengan nada kasar. Tak ada pilihan lain untuk laki-laki itu selain menuntun Leo menuju ranjang terdekat.

Leo mengangkat kepalanya untuk melihat laki-laki yang telah membantunya. Dia memperjelas penglihatannya dengan mengejap berberapa kali. Mulai terlihat sosok berambut hitam dengan wajah tirus. Dan pada akhirnya, dia mendapati wajah Edison deihadapannya, mengenakan piyam biru dengan sweater rajut berkerah tinggi.

“Se..dang apa kau disini?” tanya Leo pelan.

“Kevin menyuruhku melihat keadaanmu, apa kau sudah bangun atau belum. Tapi yang kudapatkan malah kau yang nyars pingsan lagi seperti ini,” ujar Edison.

“Dimana Amy?” tanya Leo langsung tanpa terbelit-belit lagi. Dia mencoba bangkit lagi, ingin mencari dimana Amy, namun Edison berhasil menahannya.

“Tenang, bung. Dia baik-baik saja. Safe and sound. Sekarang dia di rumahnya,” kata Edison mencoba meyakinkan. “Jika kau tidak percaya, kau bisa tanya pada Will. Dia sendiri yang mengantar gadis itu pulang dan memastikannya aman,” tambahnya.

Leo bisa bernafas lega, menghela nafasnya panjang. Dia tidak perlu mengkhawatirka Amy lagi, jika Will sudah memastikan gadis itu kini telah aman dan selamat sekarang. Mengingat kembali kejadian yang menimpanya dan Amy hari ini, sangat kecil kemungkinannya jika Amy baik-baik saja tanpa luka akibat serangan vampir Sulli itu. Seperti dirinya yang mengalami retak tulang punggung karena menabrak dan mematahkan sebatang pohon pinus di hutan.

Tunggu!!

Ada sesuatu yang mengganjal. Tulang punggung Leo… baik-baik saja. Utuh, tak ada cedera sedikitpun. Bahkan dia bisa menggerakkannya dengan bebas. Dia nampak kebingungan sendiri, meraba-raba begian tubuh dimana tulang punggungnya berada.

“Will yang membenarkan tulag punggungmu,” celetuk Edison yang bisa mencerna gerak-gerik kebingungan Leo. “Kau tahu, kan, dia seorang penyembuh.”

Leo diam, mencoba untuk memahami.

“Lalu dimana yang lainnya?” tanyanya.

“Yang lain ada di asrama. Sebagian sudah tidur dan sisanya belum. Ini sudah larut. Wajar kalau sudah ada yang tidur,” ujar Edison.

Leo mengalihkan pandanganya ke arah jendela. Langit memang sudah gelap. Bintang sudah bertaburan memenuhi langit. Bulan pun telah memancarkan sinarnya. Kedua tangan jam dinding sudah menunjukan pukul 11.43 malam. Pastilah Leo sudah pingsan hampir seharian.

“Ngomong-ngomong..” kata Edison memulai pembicaraan baru. “Ada yang ingin kubicarakan padamu. Kau bisa membantukku?”

****

Sulli diam saat kemarahan laki-laki yang ada didepannya meluap. Dia tahu benar kesalahannya, tidak dapat membawa salah satu remaja laki-laki kehadapan laki-laki yang menjadi pemimpinnya. Hal itu membuat laki-laki itu marah. Tapi mau bagaimana lagi, sulit untuk seorang vampire melawan seekor werewolf yang sedang marah sendirian. Lebih baik kabur daripada mati tercabik-cabik.

“BAGAIMANA BISA KAU TIDAK MAMPU MELAWANNYA?” teriak laki-laki itu marah.

“Aku tidak bisa melawannya. Dia sudah bisa mengendalikan serigala itu. Aku sudah pernah memberitahumu, bukan?” kata Sulli membela diri.

Kini laki-laki itu yang diam, mencoba membersihkan pikirannya dari rasa marah dan kecewa. Memang kesalahan ada padanya yang terlalu meremehkan para Mortem Wolf yang telah dikendalikan oleh penjaranya sendiri yaitu remaja berumur 17 tahun.

“Baiklah, Sulli. Aku mengerti. Semua ini salahku. Aku yang terlalu meremehkan mereka,” kata laki-laki itu sadar. Sedikit motivasi pada Sulli mungkin akan membuat wanita itu menjadi lebih buas. “Ingatlah Sulli! Ingat apa yang telah mereka perbuat pada hidupmu! Seharusnya kau memakai mahkota dengan kekuasaan ditanganmu. Tapi karena manusia serigala itu, kau menjadi terbuang. Bahkan Ibumu sendiri membencimu. Jadi jangan pernah beri mereka ampun, Sulli. Kau harus merebut semua yang telah mereka rebut. Ingat itu!”

Sulli diam, mengingat kejadian puluhan tahun yang lalu. Kejadian pahit yang membuatnya dibuang dari keluarganya sendiri. Rasa benci dan dendam pada sekelompok manusia serigala yang membuat hidupnya hancur tidak akan pernah sirna begitu saja. Dendam adalah prioritas nomor satu untuknya. Dendam harus dibalaskan.

Henry, pria bermata sipit yang sedari duduk diam pada akhirnya harus angkat bicara, bukan hanya menonton pemimpinnya dan Sulli bercekcok dari tadi. “Lalu apa rencananya, Choi Minho?”

Laki-laki berdarah Korea bernama Minho itu berjalan memungut sebuah mutiara hitam diatas meja, memandangi benda cantik itu sebentar dan membalikkan tubuhnya ke arah jendela. Saat cahaya matahari memantul pada kulit pucatnya, memancarkan kilauan terang pada tiap senti kulit vampire yang menutupi selutuh bagian tubuhnya. Vampire jenis ini bukanlah vampire yang akan mati karena sinar matahari. Hanya tusukan belati peraklah yang akan membunuh mereka dan juga serangan werewolf yang menjadi musuh kaum vampire selama berabad-abad.

“Rancana kedua… Kita akan berburu Black Pearl, saudaraku,” ucapnya sambil tersenyum sinis.

****

Kegiatan sekolah kembali dimulai setelah libur natal dan tahun baru. Murid-murid XOXO Academy memulai tahun yang baru ini seperti tahun-tahun sebelumnya. Begitu pula dengan 12 Wolf Boys yang masih harus memikirkan urusan sekolah mereka ditengah-tengah ancaman vampire yang mengincar mereka.

Hari ini hari Senin jam 8. 30 pagi. Keduabelas murid special itu berada di kelas yang sama sekarang, yaitu kelas sejarah Inggris. Pelajaran yang cukup membosankan menurut mereka. Tapi mau tidak mau, mereka harus mendapat nilai A untuk pelajaran sejarah jika ingin lulus tahun ini. Meskipun mata pelajaran lain seperti fisika, matematika, dan bahasa juga tidak kalah penting. Keempat mata pelajaran itu harus mendapatkan nilai A untuk lulus dengan nilai bagus dan melanjutkan ke universitas yang bagus pula.

Bisa melanjutkan ke sekolah tinggi ternama di Inggris seperti Oxford dan Cambridge adalah impian semua pelajar sekolah menengah atas diseluruh Inggris, termasuk Leo dan kesebelas teman senasibnya. Maka dari itu, mereka harus belajar dengan giat meski masalah yang mereka hadapi sangat berat. Demi mimpi dan cita-cita, apapun akan dilakukan.

Pelajaran Sejarah kali ini membahas tentang ratu Elizabeth II. Guru menjelaskan berberapa hal detail tentang ratu Inggris itu. Berbekal buku paket yang diberikan sekolah, beliau dapat menjelaskan pelajaran dengan sangat jelas. Berberapa foto juga ditunjukkan agar mempermudah murid mengerti tentang materi kali ini.

Leo sedikit melamun kali ini. Dia tidak terlalu mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru didepan kelas. Dia hanya memandangi foto-foto yang ada didalam bukunya. Foto ratu yang istilahnya sudah sangat jadul bahkan wajah orang-orang yang ada difoto itu tidak terlalu jelas.

Dia tengah memikirkan masalahnya yang bertambah dengan hadirnya sosok vampire bernama Sulli yang mencoba menangkapnya berberapa waktu lalu. Terlebih kejadian itu melibatkan Amy dan membuat gadis itu tahu yang sebenarnya tentang dirinya. Dia mengalihkan pandanganya pada Amy yang duduk di arah serong kiri didepannya. Dia belum bicara dengan Amy sepanjang pagi ini. Gadis itu selalu bersama Will. Apa mungkin Amy takut kepada Leo yang ternyata seorang manusia serigala?

Mencoba melupakan masalahnya, Leo kembali menfokuskan dirinya pada buku sejarah yang ada dihadapannya. Dia terpaku pada sebuah foto dimana ratu Elizabeth II bersama dengan keluarga kerajaan. Matanya menangkap seorang wanita kerajaan yang berjarak 3 orang disebelah kiri sang Ratu. Dia seperti mengenal wanita itu. Dia semakin mendekatkan matanya pada wanita dalam foto itu. Semakin dekat semakin terlihat familiar.

Sepertinya aku mengenalnya, batin Leo yakin.

Dia mencoba membuka memorinya tentang wajah-wajah orang yang dikenalnya. Mencoba mencocokan wajah yang ada difoto itu dengan wajah yang ada diingatannya. Wanita itu mirip dengan seseorang. Tapi sayangnya Leo masih belum bisa menemukan orang yang memiliki wajah yang mirip dengan wanita yang ada difoto itu.

Tunggu!! Bukankah dia….

“Leonardo!”

Seseorang memanggil namanya. Konsetrasinya pecah saat guru mendapatinya sedang sibuk sendiri, bukan memperhatikan pelajarang yang sedang diterangkan dan memanggil namanya. Perhatian kini tertuju pada Leo. Semua orang memperhatikannya sekarang.

“Ya, pak.”

“Apa yang sedang kau kerjakan sampai membuat mu sibuk sendiri?” ucap Pak Guru bertanya pada Leo.

“Emm.. Anu, pak..” kata Leo mencoba berpikir untuk mencari alasan agar dia tidak mendapat hukuman.

“Ah, saya ingin bertanya.” Leo mendapat ide sekaligus mencari tahu kebenaran tentang wanita yang ada difoto itu. “Kau ingin bertanya apa, Leo?” kata Pak Guru meladeni.

Leo menunjukkan bukunya ke arah Pak Guru. Mengarahkan jari telunjukkan ke wanita misterius yang ada didalam foto itu. “Saya ingin bertanya. Apa wanita ini bernama Sulli?”

Wanita itu sangat mirip dengan Sulli, vampire yang menyerang Leo dan Amy berberapa waktu yang lalu. Jika dicocokkan dengan umur Sulli dan tahun saat foto itu diambil, kemungkinan wanita itu memanglah Sulli.

“Ya, Leo. Dia adalah Sulli, salah satu putri kerajaan. Jika kau pernah membaca buku sejarah Inggris lengkap di perpustakaan, beliau pernah menjadi salah satu topik berita heboh dipenjuruh negri karena hilangnya beliau secara mendadak,” jelas Pak Guru.

Jadi benar Sulli adalah wanita difoto ini dan dia adalah seorang putri kerajaan yang hilang!

“Ada lagi, Leo?” tanya Pak Guru. “Tidak, pak,” jawab Leo singkat.

Dia memalingkan pandangannya ke Amy yang juga memandangnya. Sebagai orang yang mengetahui sosok Sulli yang sebenarnya, mereka berdua cukup terkejut bahwa vampire yang menyerang mereka berberapa waktu yang lalu adalah seorang putri yang hilang—The Lost Princess.

****

Waktu luang kali ini, Leo gunakan untuk mempelajari buku pemberian Pak Jim saat natal kemarin.  Buku yang memuat segala hal tentang telekinesis dan telepati. Mulai dari pengertian telekinesis dan telepati itu sendiri, pembelajaran awal, pembelajaran kelanjutan dan larangan-larangan.

Satu hal yang dapat dipelajari Leo kali ini. Untuk hal telepati, dia dilarang untuk melihat masa lalu orang yang sudah meninggal. Hal itu sangat berbahaya. Akibat yang ditimbulkan bisa fatal untuk dirinya sendiri bahkan bisa berujung pada kematian. Itu disebabkan energi seseorang sangat berhubungan dengan pikiran mereka. Jika orang itu sudah meninggal, itu artinya tidak ada energi yang terhubung dengan pikiran mereka. Sehingga saat seseorang melakukan telepati untuk melihat masa lalu pada orang yang sudah meninggal, maka orang yang bertelepati itu harus mengeluarkan energi yang besar, hampir 10 kali lipat dibandingkan energi yang biasa digunakan. Energi sebesar itu bisa mebuat seseorang kehabisan tenaga dan akan mati lemas.

Bukan hanya itu saja, ternyata kekuatan telepati bisa sangat berguna jika dikombinasikan dengan kekuatan lain, seperti time control. Leo bisa memproyeksikan ingatan seseorang dan dengan bantuan time controler, dia bisa kembali ke waktu saat ingatan itu terjadi. Itu artinya dia bisa kembali ke masa lalu untuk melihat ingatan seseorang, meski dia tidak bisa berbuat apapun selain melihat kembali ingatan itu.

Sebenarnya sekarang ini bukanlah waktu luang. Yang sedang terjadi sekarang adalah Leo kabur dari latihan dengan Pak Jim dan 11 orang lain. Seharusnya dia sedang melatih kekuatannya sekarang. Tapi sekarang dia sedang tidak mood untuk melakukannya. Meskipun bukan latihan rutin, tapi Leo sudah merasa bosan untuk melakukan latihan seperti itu lagi.

Feeling Leo, akan ada seseorang yang menyusulnya dan menyuruhnya untuk bergabung dengan yang lain. Tidak mungkin Pak Jim akan membiarkannya tidak ikut latihan kali ini.

“LEO!”

Benarkan?

Leo mengangkat kepalanya. Sosok Bernard berlari ke arahnya, tergesa-gesa.

“Leo, kenapa kau tidak ikut latihan? Pak Jim mencarimu. Dia tidak akan memulai latihan jika kau tidak ikut,” ucap Bernard begitu antusias. “Ya, aku akan segera kesana,” kata Leo malas sambil menutup bukunya dan mengikuti Bernard berjalan.

“Jadi, apa benar vampire mengincar kita?” tanya Bernard penasaran. “Kau sudah tahu jawabannya, kan?” balas Leo dingin.

Bernard dia, mencoba mengerti alasan mengapa para vampire itu mengincar mereka. Pastilah karena para Mortem itu. Memangnya seberapa berhargakah mereka? pikir Bernard.

Bernard menuntun Leo ketempat latihan mereka di hutan belakang sekolah. Semua orang yang terlibat dalam latihan sudah ada disana, menunggu peserta latihan yang belum hadir, Leo. Bukan hanya para Wolf Boys yang mengikuti latihan ini. Ada satu tambahan orang. Amy. Bagaimana bisa ia terlibat dalam latihan ini? Batin Leo bingung.

Keterlibatan Amy dengan kejadian penyerangan pertama oleh vampire membuat Pak Jim memutuskan untuk memasukan Amy lebih dalam kedalam urusan ini. Karena gadis itu sudah terlanjur tahu dengan apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana 12 murid SMA bisa berubah menjadi serigala raksasa. Dan Pak Jim juga berpikir bahwa gadis ini membutuhkan latihan yang stidaknya bisa untuk menjaga dirinya sendiri. Karena  keterlibatannya juga Pak Jim berpikir para vampire itu akan memanfaatkan Amy suatu hari nanti untuk menangkap para Wolf Boys.

“Semua sudah berkumpul. Sebelum kita memulai latihan kali ini, ada yang ingin ku jelaskan pada kalian,” kata Pak Jim membuka sesi latihan ini.

“Ini tentang wujud kalian yang berubah menjadi serigala raksasa, bukan werewolf. Aku baru menemukannya tadi malam.

“Saat proses Prison Soul antara werewolf dengan manusia, werewolf dan manusia itu sendiri akan menyatu dengan cepat seiring dengan manusia itu menguasai werewolf dalam jiwanya. Saat werewolf dan manusia menyatu, proses Prison Soul akan hilang dengan sendirinya. Tidak akan ada penjara lagi. Tapi werewolf dan manusia itu akan menyatu seutuhnya menciptakan makhluk baru.

“Itu artinya saat kalian benar-benar menguasai para Mortem Wolf, kalian akan berubah menjadi makhluk lain. Kalian bukanlah manusia lagi ataupun Mortem Wolf. Kalian akan menjadi Quileute.

“Quileute sendiri adalah manusia –serigala raksasa yang berasal dari suku Indian, Amerika. Kalian akan menjadi quileute seumur hidup kalian. Bahkan kalian akan menurunkannya pada anak-anak kalian. Kalian masih akan berhubunga dengan para Mortem. Para Mortem akan bebas keluar –masuk tubuh kalian jika kalian mau. Hidup bersama kalian. Selamanya..”

Penjelasan Pak Jim barusan membuat harapan mereka untuk hidup normal hancur begitu saja. Selama ini yang mereka pikir akan segera terbebas dari kutukan ini saat mereka menemukan jalan untuk para Mortem. Namun kali ini mereka harus berpikir lebih jauh lagi dengan kenyataan mereka akan hidup seperti ini, dengan para Mortem selamanya.

Saatnya mereka harus berpikir tentang masa depan mereka yang mungkin akan menjadi suram dengan kondisi mereka saat ini.

“Kita bisa memikirkan cara lain. Sekarang kalian harus berlatih untuk melawan vampire itu. Kita belum tahu jumlah mereka keseluruhannya. Maka dari itu kita harus mempersiapkan diri,” kata Pak Jim memberi motivasi dan membuat ke-12 muridnya tidak terlalu larut dalam pikiran.

Terlepas dari pikiran kecewa mereka, ke-12 Wolf Boys mulai menyiapkan posisi mereka membentuk lingakaran besar. Tanpa diperintahkan oleh siapapun, mereka merubah diri mereka menjadi bentuk mereka yang lain, serigala raksasa.

****

Tok.. Tok.. Tok..

Pintu ruang kelas Biologi itu terdengar diketuk berberapa kali saat pelajaran tengah berlansung.  Guru biologi yang kebetulan sedang tidak melakukan apa-apa karena murid-muridnya sedang mengerjakan soal pun membukakan pintu untuk menemui orang yang mengetuk pintu kelas itu. Beliau terlihat terkejut. Saat pintu kayu itu dibuka, terlihat dengan jelas Pak Jim berdiri didepannya. Dengan perasaan bingung, Pak Guru pun bertanya maksud kedatangan Kepala Sekolah yang paling dihormati itu.

Aneh sekali jika Pak Jim tiba-tiba datang ke kelas sendiri untuk memanggil murid tanpa menyuruh seseorang untuk memanggilkannya. Jika sudah seperti itu pastilah ada masalah serius.

“Saya ingin menemui Amelia. Bolehkah saya meminjamnya sebentar?” pinta Pak Jim.

Amy berdiri dari kursinya saat Pak Guru memanggilnya dan memberitahunya bahwa Pak Jim ingin menemuinya. Dia dan Pak Jim pergi meninggalkan kelas menuju ruang Kepala Sekolah setelah memastikan tidak akan ada yang mendengar pembicaraan yang akan mereka lakukan.

Gadis itu duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan seluas 8 x 6 meter itu. Sedangkan Pak Jim duduk di sofa yang lain. Akan terjadi percakapan serius kali ini. Melihat raut wajah Pak Jim seperti memang begitu.

“Ini masalah 12 temanmu itu..” kata Pak Jim membuka percakapan. “Mereka semua mungkin menjadi incaran. Tapi ada salah satu dari mereka yang menjadi incaran utama para vampire.”

Amy memutuskan untuk diam sampai Pak Jim memintanya untuk berpendapat. “Yang menjadi masalah adalah saya tidak tahu siapa diantar mereka berduabelas yang menjadi incaran utama,” lanjut Pak Jim.

“Satu dari dua belas Mortem itu adalah Black Pearl. Satu yang paling special. Pemilik kekuatan khusus.”

“Lalu, bagaimana kita mencari tahunya, Pak?” Amy bertanya.

Pak Jim berpikir sejenak. Memikirkan cara bagaimana untuk mengetahui satu dari duabelas Wolf Boys yang merupakan Black Pearl yang disebut-sebut sebagai Mortem paling berharga. Dia hanya bisa menebak-nembak sekarang ini. Menyiapkanberberapa orang sebagai dugaan sementara.

“Aku berpikir bahwa Black Pearl yang dimaksud kemuningkan adalah Kevin atau mungkin Francis. Mereka bedua memiliki jiwa pemimpin. Mungkin Black Pearl yang dimaksud adalah seorang Leader,” kata Pak Jim menganalisis.

Pengertian dari Black Pearl sendiri masih belum diketahui secara pasti. Bahkan yang manapun tidak ada petunjuk sama sekali. Jika Black Pearl yang dimaksud adalah seorang Leader, kemungkinan yang dimiliki ada dua, yaitu Kevin dan Francis. Itu jika yang dimaksud dengan Black Pearl adalah leader para Mortem. Tapi kembali ke masalah pertama, pengertian Black Pearl sendiri belum diketahui, sehingga analisis yang dibuat belum diketahui benar atau salah.

“Apa mungkin Edison, Pak?” kata Amy berpendapat.

Pak Jim menggeleng pelan. “Tidak mungkin. Saya justru berpikir ke arah Richard. Kekuatannya Flame. Bukankah kekuatan itu sangat kuat?”

“Bagaimana dengan Leo?”

****

Entah kenapa kali ini Thomas terlihat sendirian di lapagan baseball yang terletak dibelakang gedung utama. Biasanya dia akan terlihat bersama Ricard, Bernard, Alex, ataupun Donald. Mungkin untuk kali ini dia membuat pegecualian.

Kegemarannya bermain baseball membuatnya memutuskannya untuk berlatih memukul bola yang dibantu alat pelontar bola. Sudah hampir 30 menit dia disana, memukul bola terus menerus. Dia akan berhenti jika dia sudah bosan.

Tiba waktunya saat mesin pelontar bola kehabisan bola untuk dilemparkan. Mau tidak mau, Thomas harus memugut semua bola dan memasukkannya ke dalam alat agar bisa berlatih lagi. Lebih dari 30 bola harus dipungut kembali oleh Thomas. Cukup melelahkan memang jika harus memungut semua bola.

Mungkin jika ada Richard, dia bisa menyuruh anak itu untuk memungut semua bola untuknya. Tapi sayangnya sekarang dia sendiri.

…Atau mungkin tidak.

Seorang laki-laki berwajah Asia berdiri 10 meter di depan Thomas. Laki-laki yang dibalut dengan jubah hitam berkerudung yang menurupi kepalanya, memberikan kesan misterius yang menyeramkan pada penampilannya.

Melihat laki-laki dengan pakaian aneh didepannya, membuat Thomas sedikit merasa tidak nyaman. Terlebih laki-laki itu memiliki mata keemasan jika diperhatikan lebih jeli. Jika diingat-ingat kembali perkataan Amy tentang deskripsi vampire yang menyerang gadis itu, vampire memiliki warna mata keemasan yang terang dan menyeramkan. Bukankah berarti laki-laki itu adalah vampire?

“Halo, Blackhowl,” kata laki-laki itu menyapa.

Merasa itu bukanlah namanya, tentu Thomas memberitahukan kesalahan pria itu. “Namaku Thomas, bukan Blackhowl. Kau salah orang. Maaf ya.”

“Aku memang sedang bicara denganmu, tapi yang kupanggil bukanlah namamu. Melainkan nama makhluk yang ada didalam dirimu, Thomas,” kata pria itu.

Cara bicara pria ini mulai aneh. Dia tahu tentang keadaan Thomas dan Mortem. Tidak salah lagi dia memanglah vampire. Jika sebelumnya ada vampire yang mencoba menangkap Leo, apa sekarang giliran Thomas?

“Siapa kau?” tanya Thomas tegas.

Pria itu tersenyum tipis. “Perkenalkan, namaku Choi Minho. Kau mungkin merasa sedikit aneh mendengar namaku. Aku berasal dari Korea. Kemudian pindah ke London tahun 1820,” kata Minho penuh misterius.

Thomas panik. Ada vampire yang mengincarnya sekarang. Disaat seperti ini. Dia tidak bisa memanggil teman-temannya untuk memanggil bantuan. Satu-satunya adalah menggunakan kekuatannya sendiri. Tapi bagaimana caranya? Dia tidak bisa langsung menggunakan kekuatannya begitu saja.

“Jadi, Thomas. Mortem special kesukaanku, Blackhowl,” ucap pria itu.

“Atau mungkin kau lebih nyaman jika kupanggil Black Pearl?”

To be continue

*****

Nah.. gimana? Makin seru, kan? Tetap setia tunggu Chapter selanjutnya yaa^^

Komentar, kritik dan saran sangat diterima. Readers boleh berpendapat secara bebas tentang chapter ini^^ Karena menurut UUD 1945 ayat 28, setiap warga negara berhak mengutarakan pendapat dan ide secara bebas hahah…

Thanks for read the FF, readers^^

Ditunggu Chapter 7 nya yaaaaaa :*



Viewing all articles
Browse latest Browse all 317

Trending Articles