Author : Jellokey
Main Cast :
Kim Jong In (Kai EXO-K)
Oh Sehun (Sehun EXO-K)
Luhan (Lu Han EXO-M)
Kim Joon Myun (Suho EXO-K)
Kang Jeo Rin (OC)
Shin Min Young (OC)
Support Cast :
Wu Fan (Kris EXO-M)
Park Chanyeol (Chanyeol EXO-K)
Do Kyungsoo (D.O EXO-K)
Byun Baekhyun (Baekhyun EXO-K)
Kim Min Ra (OC)
Jang Mi Sun (OC)
and others
Length : Chaptered
Genre : Romance, Family, School Life
Rating : PG-16
“Aku akan merebut Jeo Rin darimu.” Perkataan Kai sukses membuat Suho menghentikan langkahnya.
“Kau benar-benar ingin perang denganku rupanya. Kau pikir Jeo Rin sama seperti yeoja-yeojamu selama ini? Kau takkan bisa merebutnya dariku.” Suho berjalan meninggalkan lapangan basket.
“Apa maksud ucapanmu, Kai? Kau bercanda kan?” tanya Lu Han. Kai meringis karena sudut bibirnya yang luka akibat tonjokan Suho. ‘Lumayan juga.’ batin Kai.
“Aku serius, Lu Han. Aku akan merebut Jeo Rin dari Suho.”
“Apa yang kau pikirkan? Jeo Rin sudah punya namjachingu. Dan kau tak bisa mempermainkannya karena dia yeoja istimewa.”
“Justru karena dia istimewa aku harus memilikinya.”
“Apa… kau jatuh cinta pada Jeo Rin?” tanya Lu Han ragu. ‘Seorang Kai jatuh cinta?’ batinnya.
“Kalau itu menurutmu, mungkin iya. Dan aku harus memilikinya.”
“Kau gila, Kai. Mereka sudah pacaran selama tiga tahun. Dan yang aku tahu Suho sangat mencintai Jeo Rin begitu juga sebaliknya.”
“Aku tidak peduli. Bagiku cinta itu harus memiliki. Mian, kalau kelakuanku tidak sesuai dengan apa yang aku sarankan padamu waktu itu, Lu Han. Aku tidak bisa melihat Jeo Rin bersama Suho.” Kai meninggalkan Lu Han di lapangan basket.
“Kau pikir aku bisa melihat Min Young bersama Sehun, Kai? Aku tidak bisa, tapi aku berusaha selama hal itu membuat Min Young bahagia.”
Usaha Kai untuk mendapat perhatian dari Jeo Rin tidak membuahkan hasil. Jeo Rin tetap cuek seperti tidak mengenal Kai. Dan Suho benar-benar senang dengan sikap Jeo Rin. Jeo Rin benar-benar menjaga hatinya untuk Suho.
“Kau tidak bermain, Kai?” tanya Chanyeol setelah melepas ciumannya dari seorang yeoja. Saat ini Kai, Kris, dan Chanyeol sedang berada di club. Kai hanya asyik memainkan gelas winenya.
“Aku tidak menyangka kalau Jeo Rin bisa membuatmu sampai seperti ini.” tambah Kris.
“Tunggu sampai kalian merasakan apa yang kurasakan saat ini.” Kai menegu winenya. Ia mengalihkan pandangannya ke lantai dansa.
“Fiuuh… benar-benar tidak ada yang menarik selain Jeo Rin.”
“Jeo Rin?” Kai menyipitkan matanya melihat seorang yeoja sedang menggerakkan tubuhnya mengikuti alunan musik.‘Tidak mungkin. Apa karena minum aku berhalusinasi melihat Jeo Rin? Tapi satu gelas wine tidak berpengaruh padaku.’ batin Kai.
“Chanyeol!” Kai menepuk pundak Chanyeol yang ada di sampingnya.
“Heem…”
“Yaakh… hentikan dulu kegiatanmu itu.”
“Kau mengganggu, Kai.”
“Bantu aku. Kau belum ada minum kan?” Chanyeol mengangguk.
“Kau lihat yeoja itu?” Kai menunjuk yeoja yang ia kira Jeo Rin.
“Apa yeoja itu Jeo Rin?”
“Ne. Itu memang Jeo Rin. Kenapa dia ada di sini?” kata Chanyeol yang tidak ditanggapi Kai.
“Baby, I’m coming…” Kai turun ke lantai dansa.
Jeo Rin termasuk salah satu yeoja kaya yang suka ke club. Berawal dari ajakan temannya saat di kelas tiga JHS ia menjadi ketagihan. Dulu hampir setiap hari ia ke club. Tapi karena suho melarangnya, Jeo Rin mengurangi frekuensi ke clubnya menjadi satu kali seminggu. Suho melarang Jeo Rin karena ia belum cukup umur dan yang paling penting karena ia tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada Jeo Rin. Sampai saat ini Suho masih mentolerir kebiasaan Jeo Rin karena Jeo Rin memegang kata-katanya bahwa dia bisa menjaga dirinya. Bukan Suho tidak bisa menjaganya hanya saja Suho tidak suka tempat hingar seperti itu. Entah bagaimana Jeo Rin bisa masuk ke tempat itu. Mungkin karena ia orang kaya ia bisa masuk tempat itu dengan mudah.
“Aku tidak menyangka kalau yeojachingu seorang Kim Suho mau datang ke club.” kata Kai dengan suara keras agar Jeo Rin bisa mendengarnya. Jeo Rin tidak mempedulikan Kai.
“Apa jadinya kalau Suho mengetahui yeojachingunya berada di club?”
“Kau mau memberitahunya? Silahkan. Toh dia sudah tahu kalau aku ada di club.” Akhirnya Jeo Rin merespon Kai. Kai menarik Jeo Rin merapat padanya.
“Kenapa kau tidak pernah meresponku setelah kita kembali dari pantai?” Jeo Rin mendorong tubuh Kai.
“Kenapa kau selalu merusak kesenanganku?” Jeo Rin hendak meninggalkan tempat itu tapi Kai menariknya dan dengan cepat mencium bibirnya.
“PLAAK!”
Kebisingan di tempat itu seakan hilang digantikan bunyi tamparan yang baru dilakukan Jeo Rin pada Kai. Semua orang menatap ke arah mereka. Chanyeol dan Kris terkejut melihat hal itu.
“Aku sudah pernah bilang padamu untuk jangan menyentuhku dan dekat-dekat denganku.” Jeo Rin meninggalkan tempat itu. Tidak peduli dengan orang-orang yang menatap padanya. Bagaimana tidak? Baru kali ini ada yeoja yang menampar Kai sang casanova. Kai berjalan ke tempat Kris dan Chanyeol sambil memegang bekas tamparan Jeo Rin.
“Jeo Rin benar-benar yeoja yang hebat.” kata Kris . Chanyeol dan Kris menyuruh yeoja yang bersama mereka pergi. Lalu duduk di sebelah kanan dan kiri Kai.
“Kau tahu, tadi saat Jeo Rin menamparmu waktu seakan berhenti.” tambah Kris.
“PLAK!”
Kai dan Kris terkejut dengan apa yang dilakukab Chanyeol.
“Kenapa kau menamparku?” Kai menatap marah pada Chanyeol.
“Mian, he he he. Mana yang lebih sakit? Tamparanku atau tamparan Jeo Rin?” tanya Chanyeol. Kai masih menatap marah pada Chanyeol yang dibalas cengiran tak berdosa dari Chanyeol.
“Tamparanmu memang sakit, tapi masih lebih sakit tamparan Jeo Rin. Karena itu juga menyakiti hatiku. Dan Jeo Rin harus membayar sakit ini.” Kai menyeringai.
“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Chanyeol.
“Membuatnya menjadi milikku.”
“Sebenarnya kau jatuh cinta pada Jeo Rin atau hanya ingin mempermainkannya?” Kris menimpali.
“Aku jatuh cinta sekaligus ingin bermain-main dengan Jeo Rin.” Perkataan Kai sukses membuat Chanyeol dan Kris bingung. Mereka saling berpandangan.
“Kami tidak mengerti apa maksudmu.”
“Kalian hanya perlu menunggu apa yang akan kulakukan.”
#############
Jeo rin langsung mengambil handphonenya begtu merasakan getaran di saku blazernya.
From: Min Young
Jeo Rin-ah, kau harus ke lapangan basket sekarang. Suho oppa berkelahi dengan Kai.
Ppali!
Jeo Rin langsung mempercepat langkahnya. ‘Ini pasti karena gosip murahan itu. Pantas saja dari tadi Suho oppa mendiamkanku.’ batin Jeo Rin. Saat sampai di sekolah Jeo Rin sudah mendengar gosip aneh tentangnya walaupun gosip itu benar.
Kai DITAMPAR Jeo Rin karenaMENCIUM paksa Jeo Rin. Ia tidak habis pikir dengan murid-murid yang ada di sekolah ini. Kenapa gemar sekali bergosip? Jeo Rin langsung menerobos kerumunan orang yang ada di tempat itu. Dapat ia lihat Sehun yang menahan Suho dan Lu Han menahan Kai.
“Oppa…” Suho dan Kai menoleh pada Jeo Rin bersamaan. Saat Sehun dan Lu Han lengah, mereka melanjutkan perkelahian mereka. Melihat itu, Jeo Rin berjalan mendekati Suho.
“Oppa, gumanhae..” Jeo Rin berusaha menenangkan Suho. Tapi Suho tidak mempedulikannya. Suho menarik kerah baju Kai, menonjok wajah Kai dan Kai pun membalas Suho.
“Gumanhae….” teriak Jeo Rin. Dan saat itu juga mereka berhenti. Suho melepaskan tangannya dari kerah baju Kai. Nafasnya terengah-engah. Kai menyentuh sudut bibirnya yang berdarah.
“Ini baru awal, Suho.” Kai benar-benar menyulut emosi Suho. Suho hendak menonjok Kai lagi tapi ditahan Jeo Rin dan Sehun.
“Tenang, Suho.” kata Sehun.
“Kupastika tidak lama lagi kau akan menjadi milikku, baby.” Kai mencium pipi Jeo Rin dan berlalu pergi.
“Kenapa kau menahanku hah? Namja brengsek itu harus diberi pelajaran.” Jeo Rin tidak mempedulikan kata-kata Suho. Saat ini ia harus mengobati luka di wajah Suho dan menenangkannya. Jeo Rin menarik Suho menuju UKS.
###########
Sesampainya di UKS Jeo Rin langsung mendudukkan Suho di kasur dan mengambil kotak P3K. Kebetulan tidak ada yang jaga UKS saat itu.
“Bisakah tidak berkelahi untuk menyelesaikan masalah?” kata Jeo Rin sambil mengobati luka di wajah Suho.
“Kau pikir ini masalah sepele? Dia menciummu. Dan aku tak bisa diam saja mendengar yeojachinguku dicium paksa oleh namja brengsek seperti dia.”
“Aku sudah memberi dia pelajaran.”
“Tamparanmu tidak berarti apa-apa untuknya. Ini sebabnya kenapa aku melarangmu ke club. Aku tidak mau ada orang yang melakukan hal yang tidak-tidak padamu. Kali ini dengarkan aku, Jeo Rin-ah. Jangan pergi ke club. Aku tidak mau hal seperti ini terulang lagi.” Suho memegang kedua pipi Jeo Rin. Menatap lekat mata Jeo Rin.
“Ne, oppa. Aku takkan ke club lagi. Demi oppa dan demi kebaikanku. Saranghae, oppa.”
“Nado saranghae, Jeo Rin-ah.” Kedua orang ini saling mendekatkan wajahnya sampai bibir mereka bersentuhan. Memejamkan mata mereka dan saling melumat bibir, lama kelamaan ciuman mereka semakin panas. Suho menarik Jeo Rin padanya sampai tidak menyisakan jarak dan Jeo Rin meremas rambut hitam Suho. Merasa kekurangan oksigen, Jeo Rin menjauhkan wajahnya. Nafasnya terengah-engah begitu juga Suho. Suho mengelus pipi Jeo Rin.
“Kau haru memberitahuku kalau namja itu mengganggumu.”
“Aku bisa mengatasinya, oppa.”
“Dengarkan aku, dia berbahaya. Kau belum tahu seperti apa dia.”
“Ne, aku akan memberitahumu, oppa.”
#############
“Lebih baik kau lupakan niatmu itu, Kai. Kau lihat kan bagaimana Suho menghajarmu? Mungkin kalau tidak ada yang menahannya, kau pasti berada di rumah sakit sekarang.” Tiga hari Kai memutuskan untuk tidak sekolah karena luka-luka di wajahnya. Saat ini Lu Han, Kai, Chanyeol, Kris sedang berjalan menuju lapangan basket. Mereka tergabung dalam tim inti basket EXO High School bersama Suho dan Sehun. Hanya saja Kai, Kris, dan Chanyeol sudah lama tidak mengikuti latihan basket. Tidak ada keputusan yang mengatakan mereka dikeluarkan dari tin basket. Lu Han memaksa ketiga orang itu untuk latihan basket Ia ingin tim basketnya latihan bersama sebelum mereka semakin disibukkan dengan persiapan ujian akhir.
“Luka ini tidak berarti apa-apa buatku. Lebih baik kau perhatikan kondisimu, Lu Han. Wajahmu pucat dan kau semakin kurus. Kau yakin mau latihan?”
“Jeo Rin juga tidak menanggapimu.” Lu Han tidak mempedulikan kata-kata Kai.
“Kau tidak mendengarkanku? Lihat kondisimu, Lu Han!” Kai kesal karena ucapannya tidak didengarkan Lu Han.
“Buat apa kau mengejar yeoja yang sudah mempunyai namjachingu?”
“Sudah.. sudah. Kalian seperti anak kecil saja.” kata Kris.
“Lagipula percuma kau mengatakan hal itu pada Kai, Lu Han. Kai tidak akan menyerah sebelum ia mendapatkan apa yang ia inginkan.” kata Chanyeol.
“Kenapa aku bisa melupakan sikap buruk anak ini?” Kai melemparkan death glare-nya pada Lu han.
“Ayo cepat. Sehun dan Suho pasti sudah mulai latihan.” Lu Han seakan tidak terpengaruh dengan death glare yang Kai layangkan padanya.
############
“Kenapa kau mengajak orang-orang itu, Lu Han?” tanya Suho begitu melihat Kai, Kris, dan Chanyeol.
“Apa kau lupa kalau kami masih anggota tim basket EXO? Walaupun kami tidak pernah latihan, tapi pelatih tidak memutuskan untuk mengeluarkan kami.” kata Kai.
“Aku minta kalian melupakan masalah kalian sejenak. Hanya sampai latihan ini selesai. Waktu kita tinggal sebentar di sekolah ini. Aku ingin berlatih bersama dengan anggota tim inti basket EXO.” ucap Lu Han. Min Young dan Jeo Rin yang saat itu berada di bangku penonton hanya menyaksikan apa yang akan terjadi selanjutnya. Mereka baru tahu kalau ketiga namja bad boy itu anggota tim basket EXO High School.
“Baiklah, ayo kita mulai latihan basketnya.” Suho melemparkan basket ke arah Sehun. Permainan mereka benar-benar hebat. Mereka kompak, padahal ada ketidakcocokkan di antara beberapa anggota. Akhirnya mereka selesai setelah hampir dua jam latihan. Sehun dan Suho langsung menghampiri Min Young dan Jeo Rin. Yang dilakukan Min Young dan Jeo Rin sama, memberikan air mineral dan mengelap keringat namjachingu mereka dengan handuk kecil. Kai menatap tidak suka pada Suho dan Jeo Rin. ‘Apa maksud anak itu? Ingin menunjukkan padaku kemesraannya dengan Jeo Rin?’ batin Kai. ‘Aku ingin kau tersenyum seperti itu padaku, Young.’ Lu Han tersenyum kecut. Ia memegang kepalanya yang terasa pusing.
“Aku pulang duluan.” pamit Lu Han.
“Kami juga pulang.” Suara Kris dan Chanyeol. Kai mengekor di belakang mereka.
#############
“Oppa, aku ingin main ke rumahmu.” kata Min Young pada Sehun saat mereka sedang berjalan menuju pemberhentian bus.
“Buat apa? Kau tidak akan nyaman berada di rumahku nanti.”
“Oppa bilang oppa punya yeodongsaeng yang seumuran denganku. Aku ingin bertemu dengannya.”
“Tapi rumahku kecil, Youngie.”
“Kenapa oppa mempermasalahkan itu? Aku bukan mau melihat rumahmu. Aku mau berkenalan dengan keluargamu, oppa. Jebal.” Min Young mengeluarkan puppy eyes-nya.
“Kau yakin?” Min Young menganggukkan kepalanya semangat.
“Baiklah. Kita ke rumahku.”
##############
@ Oh family’s house
“Bagaimana? Apa kau menyesal, Youngie?” tanya Sehun begitu sampai di rumahnya.
“Aniya. Rumah oppa bagus.” Min Young melihat rumah brtingkat di depannya. Jika dibandingkan dengan rumahnya yang seperti istana, rumah Sehun tidak ada apa-apanya. Bunga-bunga yang ada di teras memperindah rumah itu.
“Ayo masuk!” ajak Sehun begitu membuka pintu rumahnya. Menukar sepatu dengan sandal rumah, begitu juga Min Young.
“Oppa, kau sudah pulang?” suara adik Sehun.
“Anak eomma sudah pulang? Bagaimana sekolahmu, nak?” seorang wanita berumur sekitar empat puluhan menghampiri Sehun yang saat itu sedang berada di ruang tamu. Eomma dan adik sehun melihat ke arah Min Young.
“Siapa yeoja ini, nak?”
“Dia… umm… dia…
“Dia yeojachingu Sehun, eomma. Namanya Shin Min Young.”
“Bagaimana kau bisa tahu?”
“Aku melihat fotonya di salah satu buku oppa dengan tulisan Shin Min Young di belakangnya.”
“Aiish.. kenapa kau senang sekali merecoki barang-barangku?”
“Kau yeojachingu Sehun?” Ny. Oh langsung bersuara. Ia yakin anak-anaknya tidaka akan berhenti adu mulut kalau sudah seperti itu. Min Young mengangguk malu.
“Yeppuda..”
“Khamsahamnida, ahjumma.”
“Dia adikku yang paling menyebalkan, Youngie.” Sehun menunjuk adiknya.
“Annyeonghaseyo. Shin Min Young imnida.” Min Young mengulurkan tangannya.
“Oh Hayoon imnida. Bangapseumnida.” Hayoon membalas jabatan tangan Min Young.
“Min Young, anggap rumah ini seperti rumah sendiri. Ahjumma ke dapur dulu. Sebentar lagi ajjushimu pulang.”
“Ne, ahjumma.”
“Aku ke kamar dulu, Youngie. Jangan bicara macam-macam, Yoon-ah.” Sehun menaiki tangga menuju kamarnya.
“Bagaimana kau bisa jadian dengan oppaku yanh cerewet itu, Young-ah?”
“Cerewet?”
“Sepertinya dia belum menunjukkan sifat aslinya padamu.”
“Di sekolah dia dikenal dengan namja yang dingin. Banyak yeoja yang sudah patah hati karenanya.”
“Namja dingin? Tidak cocok untuknya.”
“Tapi setelah kenal dengannya, dia tidak seperti yang dikatakan orang-orang padaku. Cerewet? Mungkin kau benar. Dia juga sedikit manja. Hayoon-ah, aku ingin melihat ahjumma masak.”
“kajja, kita ke dapur.”
#############
“Eomma…”
“Yoon-ah, tolong ambilkan sayur di kulkas.”
“Kau harus mencoba masakan eomma. Masakan eomma masakan paling nikmat sedunia.”
“Kau berlebihan, sayang.”
“Melihat ahjumma memasak, sepertinya memasak itu menyenangkan.”
“Memasak memang menyenangkan, Min Young. Apalagi kau memasak sambil memikirkan orang-orang yang kau sayangi.”
“Tapi aku tidak bisa memasak, ahjumma.”
“Kalau begitu ahjumma akan mengajarimu.”
“Jeongmal? Khamsahamnida, ahjumma.”
“Selesai. Kalian tolong bantu ahjumma memindahkan makanan-makanan in ke meja makan.” Setelah selesai memindahkan makanan ke meja makan mereka kembali ke ruang tamu.
#############
“Kau berdandan ya oppa, makanya lama berada di kamar?” kata Hayoon begitu melihat Sehun menuruni tangga.
“Kau tidak lihat aku habis mandi?” Sehun mengambil tempat duduk di samping Min Young.
“Ceritakan pada ahjumma bagaimana kalian bisa jadian. Apa Sehun menyatakan perasaannya dengan romantis? Ahjumma jadi ingat masa muda dulu. Tapi, ajjushimu tidak romantis sama sekali saat menyatakan perasaannya. Semoga anakku tidak meniru appanya.”
“Eomma…”
“Bagaimana, Min Young?”
“Itu rahasia kami, eomma.” kata Sehun dengan wajah memerah.
“Dasar anak pelit. Sepertinya ajjushi sudah pulang, Min Young.” Ny. Oh langsung berjalan menuju pintu begitu mendengar suara mobil.
“Ada tamu rupanya.” Min Young langsung berdiri dan membungkuk begitu melihat Tuan Oh.
“Dia yeojachingu Sehun, yeobo.” kata Ny. Oh.
“Benarkah? Anak appa sudah dewasa rupanya.” Ya.. itu kali pertama Sehun membawa teman yeojanya ke rumah. Sehun menampakkan wajah kesal mendengar ucapan appanya.
“Appa bercanda, Sehun. Siapa namamu, nak?”
“Shin Min Young, ajjushi.”
“Shin Min Young. Kalau begitu ajjushi permisi ke kamar sebentar.” Tuan Oh dan Ny. Oh berjalan bersama menuju kamar mereka.
“Appa dan eommamu mesra sekali, oppa.”
“Kita bisa lebih mesra dari mereka.” Sehun merapatkan duduknya kepada Min Young dan merangkul Min Young.
“Ehemm.. jangan lupa kalau aku masih berada di sini.” ucap Hayoon. Sehun langsung berdiri dan menarik Min Young berdiri juga.
“Mau ke mana?” tanya Hayoon.
Ke depan, biar kau tak menggangguku.” Sehun mengajak Min Young ke teras rumahnya.
##############
“Keluargamu menyenagkan, Hunnie.” Ucap Min Young begitu ia duduk di kursi panjang yang ada di teras.
“Apa Hayoon menceritakan yang aneh-aneh tentangku padamu?”
“Dia mengatakan kalau oppa orang yang cerewet.”
“Anak itu… aku cerewet karena dia selalu menggangguku.” Min Young terkekeh mendengar kata-kata Sehun. Sehun menatapnya heran. Min Young tersenyum kecil dan menangkupkan kedua tangannya di wajah Sehun.
“Wajah tampan ini, ekspresinya bisa berubah setiap saat…
“Kalau berada di dekatmu.” potong Sehun.
“Kadang dingin, senang, kesal, apa aku sudah pernah melihat wajah ini marah?”
“Sepertinya belum. Kalau bisa aku tidak mau memperlihatkan wajah marahku padamu, chagi.”
“Sepertinya sudah. Saat Kai memanggilku waktu itu.”
“Itu bukan marah. Itu… uumm…
“Apa?”
“Aku cemburu.”
“Cemburu?”
“Ne, aku merasa kalian dekat.”
“Baiklah, aku akan mengingat wajah cemburumu, oppa. Sedih juga belum.”
“Kau ingin aku sedih?”
“Tidak. Aku tidak ingin melihatmu sedih. Aku juga akan sedih kalau melihat wajah ini sedih. “ Min Young mengelus pipi Sehun.
“Aku akan sedih kalau aku kehilangan keluarga, teman, dan dirimu. Jangan pernah pergi dariku, Youngie.” Min Young mengangguk. Tangan Sehun berada di pinggang Min Young. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Min Young. Hidung mereka sudah bersentuhan.
“Sehun! Mereka saling menjauhkan diri begitu mendengar suara Hayoon.
“Ouups… maaf mengganggu. Appa mengajak kalian makan malam.”
“Kajja.” Sehun mengulurkan tangannya untuk digenggam Min Young.
##############
Di ruang makan Min Young duduk di sebelah Sehun. Keluarga Oh benar-benar hangat. Suasana makan di rumah keluarga Oh benar-benar berbeda dengan di rumahnya. Min Young hanya menatap makanannya.
“Kenapa tidak makan, Min Young? Apa masakan ahjumma tidak enak?”
“Aniyo, ahjumma.”
“Kau sakit, Youngie?” Sehun menyentuh kening Min Young.
“Aku baik-baik saja,oppa. Suasana seperti ini tidak pernah ada di rumahku. Aku selalu makan sendiri di rumah. Eomma selalu sibuk dengan pekerjaannya. Kalaupun eomma di rumah, saat makan tidak ada yang boleh bicara.”
“Appamu di mana, nak?” tanya Ny. Oh.
“Appa sudah meninggal.” Sehun mengelus punggung Min Young memberikan kekuatan.
“Jangan sedih, Min Young. Kau boleh menganggap kami sebagai keluargamu. Kau boleh menganggap ajjushi dan ahjumma sebagai appa dan eomma-mu. Ya kan, yeobo?” kata Tuan Oh.
“Ne, benar. Skarang ayo makan yang banyak, Min Young.”
“Ne, ahjumma.”
“Ahjumma? Panggil aku eomma.”
“Ne, eomma.” Mereka pun makan dengan suasana yang menyenangkan.
##############
Sehabis mengobrol dengan keluarga Oh, Sehun mengantar Min Young pulang menggunakan mobil kantor appanya.
“Sepertinya aku akan sering ke rumahmu, oppa. Aku akan belajar memasak dengan eomma.”
“Jeongmal? Aku tidak sabar mencoba masakanmu.” kata Sehun tetap fokus menyetir.
“Semoga masakanku bisa seenak masakan eomma.”
“Kalau bisa lebih enak dari masakan eomma.” Sehun menghentikan mobil di depan rumah Min Young. Turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Min Young.
“Oppa tidak mampir dulu?”
“Ani, ini sudah malam.” Sebuah mobil mewah berhenti di samping mobil Sehun.
“Eomma…” kata Min Young begitu seorang wanita keluar dari mobil mewah itu. Sehun langsung membungkuk hormat pada Min Young eomma.
“Jadi, ini alasan mengapa kau tidak mau memakai supir lagi? Eomma pikir kau berangkat dan pulang sekolah dengan Lu Han.” Ny. Shin menatap sinis pada Sehun.
“Tampan. Tapi kalau miskin tidak berarti apa-apa.”
“Eomma…”
Eomma tunggu kau di dalam, Min Young.” Ny. Shin masuk ke dalam mobilnya. Lalu mobil itu memasuki kediaman keluarga Shin.
“Oppa, jangan dengarkan kata-kata eomma.” Min Young berjinjit, mencium bibir Sehun lalu memeluk Sehun.
“Oppa, saranghae…”
TBC
