Quantcast
Channel: EXOMKFANFICTION
Viewing all articles
Browse latest Browse all 317

CONFUSED FEELIN’

$
0
0

kfTN7-tile_zpsb8cf892a-1_zps968ff5d8

Title : Confused Feeling

Author : @iamaleaa

Main Cast :

Sehun (EXO-K)
Sulli f(x)

Support Cast :

Kai (EXO-K)

Genre : Romance, Friendship

Rated : T

Length : Oneshoot

SEHUN POV

Akhirnya hari ini tiba juga, satu minggu telah berlalu sejak kami terakhir bertemu. Rasanya sulit sekali bertemu dengannya setiap saat. Semenjak lulus kuliah, aku disibukkan dengan pekerjaan kantorku. Hal ini hampir membuatku gila. Aku benar-benar merasa waktuku habis hanya untuk bekerja. Melelahkan, tapi aku bersyukur masih ada hari minggu, hari dimana aku masih bisa bertemu dan menghabiskan waktuku bersama sahabat terbaikku. Sahabat? Tidak. sebenarnya aku mulai menyimpan perasaan pada sahabatku itu sejak kami masuk Sekolah Menengah Atas, entah kapan tepatnya aku mulai merasa gadis yang aku kenal dari kecil itu tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik.

Aku memarkirkan mobilku diparkiran tak jauh dari kedai coffe tempat kami berjanji untuk bertemu. Entah mengapa setiap kali kami akan bertemu hatiku terus saja berdetak tak karuan, ini bukan pertama kali kami bertemu tapi mengapa aku tak bisa bersikap biasa saja seperti dulu. Aku melihatnya sedang duduk sambil membaca novel cinta kesukaannya disamping jendela kedai itu, cantik sekali. Aku tersenyum meyakinkan diriku sendiri dan menghampirinya. Jantungku berdetak semakin kencang tak karuan….oh kumohon hentikan.

“ sepertinya kau sangat senang, senyuman diwajahmu cerah sekali “ kataku membuatnya berhenti membaca, lalu duduk dihadapannya

“ Sehun, kau mengagetkanku. Dan seperti biasa kau terlambat lagi “ ia tersenyum sambil melirik jam tangannya, senyum diwajahnya benar-benar membuatku gila

“ maaf, aku bangun kesiangan. Beritahu aku apa yang membuatmu tersenyum secerah itu, tidak seperti biasanya” Dia menggelengkan kepalanya, membuatku penasaran “ apa karena Kai??.”

“ akh..temanmu memang lucu, beberapa hari ini kami terus berhubungan. Dia selalu menelponku setiap hari sebelum tidur hanya untuk menceritakan hal-hal lucu padaku.”

“ jadi dia yang membuatmu tersenyum seperti ini, Kai??” seketika raut wajahku mengeras,aku cemburu, aku tak suka topik pembicaraan ini, aku juga bisa membuatmu tersenyum.

“ kau itu kenapa ? Bukan dia yang membuatku tersenyum seperti ini. Bukankah setiap saat aku memang selalu tersenyum, kau terkadang sangat aneh.” Ujarnya bingung

“ aku mau memesan minuman dulu, tunggu sebentar “ kataku berdiri sambil meninggalkannya menuju tempat kasir. Sulli bodoh, apa yang kau pikirkan saat ini? Tak bisakah kau membaca raut wajahku. Aku benci kau membicarakan pria lain selain aku. Apakah kau tak tau? Menyebalkan sekali. Kini perasaanku benar-benar tak karuan, kupikir minggu ini akan kita habiskan dengan bersenang-senang, tapi kau justru membuka pertemuan ini dengan topik mengenai pria lain. Aku kembali ke tempat sulli menungguku dengan membawa segelas moccacino, dan apa lagi yang kulihat, wajah apa itu? Kenapa kau melamun seperti itu.

SULLI POV

Sehun melangkahkan kakinya untuk memesan minuman, aku melihatnya berjalan membelakangiku. Perasaan khawatir melanda hati dan pikiranku, kenapa kau terlihat bersedih. Kumohon tersenyumlah jangan memperlihatkan wajah kaku seperti itu dihadapanku, kau tau aku sangat membenci wajahmu yang seperti itu. Aku bahkan tidak marah saat kau membuatku duduk berjam-jam menunggumu setiap kali kau datang terlambat seperti hari ini. Beritahu aku kenapa kau bersedih, jangan membuatku khawatir.

“ tadi kau tersenyum tak jelas, dan sekarang kau melamun “ katanya lagi mengagetkanku, air mukanya masih keras dan kaku, kumohon tersenyumlah

“ aku mengkhawatirkan seseorang “ aku hanya ingin mengatakan apa yang aku rasakan sekarang

“ khawatir? Apa yang membuatmu khawatir”  kini kulihat dia yang berganti cemas

“ bukan apa, tapi siapa” ujarku membenarkan, dia menatapku semakin cemas” kau yang membuatku khawatir “

“ aku ??”  Sehun terlihat bingung “ apa yang kau cemaskan dariku? Aku tidak apa-apa, aku sehat “

“ aku khawatir, sepertinya kau tidak suka bertemu denganku hari ini. Kau bahkan sama sekali tidak tersenyum padaku sejak kau datang tadi. Aku jadi terlihat bodoh senyum-senyum sendiri”

Pria dihadapanku kini tersenyum “ lihat, aku tersenyumkan, kupikir kau tersenyum seperti itu karena kau menyukai temanku. Aku tak suka”

“ aku tidak mau senyum dipaksakan seperti itu, kau memang  bodoh….” kataku sedikit kesal

sejujurnya aku suka melihat senyumanmu, tapi aku tidak suka dengan sifat bodohmu itu, kau selalu saja tidak bisa membaca pikiranku, kita sudah lama saling mengenal tapi kau tetap saja bodoh. Apa kau benar-benar tak tau?? Apa kau benar –benar tak tau siapa aku? Kau benar-benar tak tau bagaimana perasaanku? Atau hanya aku yang merasakannya? Aku menyukaimu Sehun, tidakkah kau menyukaiku juga?

Apa lagi yang harus aku tunjukkan agar kau dapat membaca pikiranku, aku bahkan sudah terang-terangan berkata bahwa aku ingin melihatmu tersenyum. Tapi kau tetap tak mengerti arti dari permintaanku, apakah kau selalu bodoh seperti ini? Aku ini wanita, aku ingin kau yang menyatakan perasaan padaku, bukan aku. Berapa lama lagi aku harus menunggu. Aku berdiri dihadapanmu hanya untuk menunggu kau berkata kau mencintaiku. Bodoh….

***

SEHUN POV

Sulli mengkhawatirkanku? Aku senang sekali mendengarnya. Dan aku bersumpah aku sama sekali tidak memaksakan senyumanku. Ini senyuman tulus yang hanya akan kuberikan padamu ssull, dan kini kau memintaku untuk menemanimu seharian penuh. Aku mau, tentu saja aku sangat mau menemanimu. Aku bahkan ingin bersamamu seperti ini terus menerus, menghabiskan waktu bersamamu adalah saat-saat yang sangat berharga bagiku. Saat –saat yang tak akan mungkin bisa kulupakan selamanya. Aku akan selalu mengenangnya sebagai memori terindah.

“ Sehun~a, ppali.. “ katanya padaku, sulli sudah berada dalam mobilku saat ini

“ sebentar, tidak perlu terburu-buru”  ujarku sambil menghela napas “ kita mau kemana??”

“ sekolah dasar kita, aku sangat ingin kesana. Aku ingin mengenang saat – saat kita masih kecil dulu” sulli terlihat antusias “ oh, tuhan ini sudah siang.. mau sampai jam berapa kita??” aku menggelengkan kepala melihat kelakuannya yang masih saja terlihat seperti anak kecil

Kenapa mesti terburu-buru, seharusnya kau tenang saja sulli~a, selama seharian ini aku pasti akan menemanimu, tidak peduli meskipun matahari tenggelam dan bulan menggantikannya. Aku akan terus bersamamu, kita nikmati saja waktu ini, pelan-pelan saja tidak perlu terburu – buru seperti itu.

Kau tahu, ini adalah waktu yang sangat berharga bagiku, jadi aku hanya ingin menikmatinya. Biarkan detik demi detik berlalu dengan indah, aku ingin sekali terus seperti ini bersamamu. Bahkan jika aku bisa menghentikan waktu, saat ini juga aku berharap waktu berhenti dan kita dapat melakukan apapun berdua tanpa khawatir oleh waktu. Arrgghh…terkadang aku ingin sekali kembali kemasa kita masih sekolah dulu, kemanapun kita selalu bersama, setiap saat dilewatkan bersama, tapi waktu membuatku menjadi seperti orang bodoh.

Kulirik sulli yang sedang memainkan ponselnya, ia sadar aku memandangnya lalu sulli kembali tersenyum kepadaku. Senyuman itu….aku bersumpah demi apapun aku akan selalu membuatmu tersenyum manis seperti itu, tidak akan kubiarkan sesuatu apapun terjadi padamu. Sulli~a , aku ingin sekali kita dapat bersama setiap saat, aku ingin menghabiskan hidupku hanya bersamamu. Aku ingin kau terus memberikan senyuman manis itu disaat aku sedih maupun bahagia. Ingin sekali aku mengatakan hal ini padamu, tapi aku masih belum cukup berani. Aku takut kau hanya menganggapku sebagai teman baikmu, aku takut kau akan menolak permintaanku.

***

SULLI POV

Aku kesal, kesal sekali padamu Sehun. menyetirlah dengan benar, naikkan sedikit kecepatan mobilmu. Kumohon, aku sangat ingin cepat sampai, aku ingin cepat-cepat mengenang saat saat kita baru masuk sekolah dasar. Saat-saat aku masih dapat bersamamu tanpa peduli akan waktu dan terus saja bermain. Aku ingin kita kembali ke masa itu, masa saat kita duduk bersama dibawah pohon oak besar disamping parkiran sepeda sambil menunggu kakakku datang menjemputku. Aku ingin mengenang saat kau yang masih ingusan mencoba melawan kakak kelas yang selalu saja menggangguku. Aku ingin semua kenangan itu kita lalui lagi. Aku ingin memotret semua tempat kenangan kita

Tapi kau terus saja melarangku untuk terburu-buru. Asal kau tau Sehun, aku hanya dapat bertemu denganmu satu minggu sekali dan aku mulai merasa kita semakin jauh, untuk itu aku memintamu buru-buru. Karena masih ada banyak hal yang aku ingin lakukan dan datangi bersamamu. Kumohon mengertilah aku.

“ Sehun~a, biarkan aku yang menyetir mobilmu??” tanyaku, dia melirikku

“ huh ??” katanya heran “ kenapa?, aku tidak lelah aku masih bisa membawanya dengan benar. Lagipula aku tidak ingin membuatmu repot” jawabnya dengan lembut

“ tapi kau terlalu pelan membawa mobilmu, aku ingin cepat sampai Sehun”

“ tidak bisakah kau bersabar, sebentar lagi kita sampai. Kumohon jangan terus menerus memintaku untuk buru-buru, tidak biasanya kau seperti ini. Biasanya kau selalu memintaku berhati-hati”

Itu dulu, tidak sadarkah kau aku sudah lama sekali tidak naik mobilmu ini, Sehun kau itu tidak peka atau memang bodoh sih? Ingin sekali rasanya aku memarahinya karena sifatnya yang bodoh itu. Aku tau sebentar lagi kita sampai, tapi apakah kita masih bisa mendatangi tempat lain jika kau terus saja pelan-pelan seperti ini. Kurasakan mataku memanas, tapi aku tidak boleh menangis, karena jika aku menangis aku bingung harus memberikan jawaban apa jika ia bertanya

Mobil Sehun memasuki gerbang sekolah dasar tempat kami bersekolah dulu, seketika rasa kesalku menghilang melihat pohon oak besar itu, aku kembali tersenyum, mengingat masa lalu. Sehun mengarahkan mobilnya kesudut lapangan sekolah, mungkin agar tidak mengganggu anak sekolah jika mereka istirahat bermain nanti. Mobil berhenti dan Sehun terlebih dahulu keluar untuk membukakan pintu mobilnya untukku.

“ kita sampai….” katanya tersenyum sambil membentangkan kedua tangannya. Kuraih tangannya kugenggam dan kuajak ia berkeliling sekolah. Aku rindu sekali tempat ini.

 ***

NONE POV

Bangunan Sekolah itu sama sekali tidak berubah, hanya suasananya yang sedikit berbeda. Keduanya berkeliling sekolah mencoba mengingat kejadian yang membuat mereka semakin dekat dulu, memasuki satu ruangan keruangan yang lain, mendatangi setiap sudut sekolah tanpa satupun yang mereka lewati.

“ Sehun~a, apa kau masih ingat saat kau dihukum berdiri didepan kelas karena kau memberikankan tugasmu padaku dan berkata kau belum mengerjakannya???” kata sulli saat mereka berdua berada dalam kelas menggambarnya dulu

Sehun mengangguk “ ya, aku masih ingat sekali, betapa polosnya kita saat itu”

“ tapi aku merasa bersalah sekali saat itu, kenapa kau harus melakukannya untukku. Seharusnya akulah yang dihukum bukan kau” kata wanita itu bersedih

Sehun memandangi wanita yang duduk disampingnya dan berkata lembut “ aku bersedia menggantikan segala kesulitan dan kesakitanmu. Aku tidak mau melihatmu susah apalagi sampai menangis saat itu”

“ kau membuatku semakin terlihat buruk, lagipula untuk apa kau menggantikan hukuman yang seharusnya jadi milikku itu??”

“ karena kau itu cengeng, kau pasti akan menangis terus menerus tanpa berhenti “ ejek Sehun, disambut cibiran dari Sulli

“hei… mau mengulang saat itu?? Aku ingin memotret kembali kenangan itu” tanya sulli antusias

“ mengulang?? Bagaimana caranya??” Sehun keheranan

“ kau berdiri disudut kelas sambil mengangkat sebelah kakimu dan biarkan kedua tanganmu memegang telingamu” gadis itu tersenyum sambil mengarahkan kamera yang dibawanya kearah sudut kelas

Sehun memenuhi keinginan gadis itu, entah mengapa dari mereka kecil hingga saat ini, Sehun sama sekali tidak dapat menolak apapun keinginan Sulli. Sulli terlalu berharga baginya, dan apapun yang ia lakukan ia hanya ingin membuat Sulli merasa bahagia. Membuat Sulli merasa nyaman saat terus bersamanya, tanpa perlu merasa takut hal buruk akan terjadi padanya .

***

SULLI POV

Aku kembali duduk dibawah pohon oak besar ini setelah 15 tahun berlalu. Kupandangi beberapa potret pohon oak ini, daun-daunnya semakin rindang dan batang pohonnya terlihat semakin kokoh, padahal umur pohon oak ini jauh lebih tua dibanding aku dan sehun. aku mengingat betapa senangnya aku duduk dibawah pohon ini setiapa kali istirahat dan menunggu kakakku menjemputku pulang sekolah dulu.

Kulihat sehun berlari menghampiriku dari arah lapangan, ia membawa kantung plastik hitam, sepertinya berisi minuman. aku tersenyum melihatnya. Sampai kapan aku harus menahan perasaanku. Aku ingin sekali berkata aku menyukai pria bodoh itu, tapi aku takut dan tidak memiliki keberanian. Aku ingin memastikan dahulu apakah ia memiliki perasaan yang sama denganku atau tidak

“ melamun lagi ???” tanya Sehun, aku menggeleng “ kau pasti haus, ini aku belikan kau minuman dingin”

Aku tersenyum sambil menerima sekaleng minuman isotonik darinya” terimakasih “

Beberapa saat kami terdiam, menikmati suasana tempat kami berada. Angin bertiup sepoi-sepoi, membuat suasana semakin sepi, kami berdua menutup mata mengingat semua kenangan yang pernah terjadi dalam hidup kami saat masih kecil. Dulu maupun sekarang aku sangat suka dengan tempat ini

Aku membuka mataku dan melihat sehun yang masih menutup matanya, kupandangi struktur wajahnya, aku sadar sehun semakin tampan, raut wajahnya keras, suara rendahnya, rambutnya yang tebal. Aku benar-benar jatuh hati padanya. Tuhan…aku mohon apa yang harus aku lakukan saat ini, haruskah aku berterus terang padanya tentang perasaanku. Perasaan yang sudah aku pendam selama ini, berkata padanya bahwa aku menyukainya semenjak dia menggantikanku mendapat hukuman dulu.

Kulempar pandanganku kearah lapangan besar dihadapan kami. Kami berdua berdiri ditempat yang sama tapi pikiran kami sama sekali terpisah dan entah kemana. Haruskah terus seperti ini? Benarkah harus seperti ini? Perasaanku campur aduk, aku ingin Sehun hanya melihatku, Sehun memang selalu perhatian padaku, tapi apakah aku boleh mengartikan perhatian itu sebagai rasa cinta.

Sehun membuka matanya, dan ikut memandangku yang sedang melamun “ sepertinya kau tidak menikmati tamasyamu bersamaku hari ini “

“ye ??” kataku tidak mengerti

“ ini ketiga kalinya aku memergokimu melamun seperti itu, apa kau tidak suka bersama denganku??” wajah Sehun terlihat serius, aku menggelengkan kepalaku lagi tanpa menjawabnya

“ boleh aku bertanya padamu??” kataku sambil melirik pria disampingku, ia menganggukan kepalanya “ apa yang kau pikirkan tentang aku ??”

***

SEHUN POV

Lagi-lagi aku melihatnya melamun, apa yang sebenarnya kau lamunkan,sweetheart. Apa kau tidak menikmati saat-saat bersamaku. Jangan membuatku merasa bersalah karena tidak dapat membuatmu bahagia. Aku memandangi sulli yang sedang melamun, sulli benar-benar sangat cantik, kulitnya putih, rambut panjangnya terurai rapi, bibirnya yang berwarna pink itu selalu saja menggodaku untuk dapat merasakan semanis apa jika aku mengecupnya, juga senyuman manisnya yang selalu membuatku berdebar. Aku ingin sekali kau menjadi milikku sull, tapi aku benar-benar takut kau tidak memiliki perasaan apa – apa padaku.

“ boleh aku bertanya padamu??” katanya sambil melirik kearahku, aku mengangguk “ apa yang kau pikirkan tentang aku??”

Pertanyaannya yang secara tiba-tiba membuatku bingung harus menjawab apa. Aku bingung apa ini pertanda dia juga menyukaiku atau ia hanya ingin tau saja bagaimana dirinya sebagai seorang sahabat. Jawaban seperti apa yang harus aku berikan.

“ kenapa diam Sehun, apakah aku seburuk itu sehingga kau tidak bisa menjawab pertanyaanku??” kulihat wajahnya bersedih, aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu

“ kau tidak buruk, justru kau sangat cantik sull, aku juga sangat suka saat kau tersenyum, senyumanmu seakan membuat hari-hariku yang suram kembali berwarna” aku menjawab jujur pertanyaannya

“ kau bilang aku cantik dan kau suka saat aku tersenyum. Hanya itukah jawaban yang bisa kau berikan padaku? Jawabanmu seperti seseorang yang baru saja mengenalku, padahal kau mengenalku lebih dari 10 tahun. Aku sedikit kecewa”  gadisku terlihat semakin sedih

Tuhan, apa yang telah kukatakan, dia tidak suka dengan jawabanku bagaimana ini, apa yang harus kulakukan saat ini. Maafkan aku ssull aku sama sekali tidak bermaksud membuatmu kecewa tapi aku memang selalu berpikir kau itu cantik dan aku suka senyumanmu. Maafkan aku yang tidak  peka ini. aku mencintaimu ssull, aku ingin kau menjadi pendamping hidupku. Aku ingin sekali dapat mengatakan semua isi hatiku padamu. Tapi aku takut kau bertambah kecewa.

“ aku minta maaf sulli~a, aku tidak bermaksud membuatmu kece….” belum sempat aku melanjutkan perkataanku, sulli telah meraih lenganku dan tersenyum memintaku untuk mengantarnya pulang. Aku benar-benar sudah merusak hari ini. aku benci pada diriku yang naif ini, maafkan aku ssull, aku benar-benar tidak bermaksud membuatmu bersedih.

***

SULLI POV

Dengan penuh keberanian aku bertanya bagaimana penilaian Sehun tentangku selama ini. aku benar-benar takut mendengar jawabannya, aku merasa sangat cemas dengan apa yang akan ia katakan padaku. Dalam kecemasanku aku berharap semoga ia dapat memberikan sedikit saja petunjuk bahwa ia menyukaiku juga, menyukaiku lebih dari sekedar sahabat baiknya.

“kau tidak buruk, justru kau sangat cantik sull, aku juga sangat suka saat kau tersenyum, senyumanmu seakan membuat hari-hariku yang suram kembali berwarna” aku mendengar jawabannya, aku kecewa. Itu bukan jawaban  yang aku harapkan. Bagaimana mungkin kau yang telah bersamaku sedari kecil hanya dapat memberikan jawaban seperti itu?

Jawabanmu sama persis seperti semua orang yang baru mengenalku. Tidakkah aku memiliki sesuatu yang special dihatimu Sehun. kau sama sekali tidak memberikanku petunjuk bahwa kau juga menyukaiku. Mungkin aku memang salah mengartikan perhatianmu saja. Maafkan aku Sehun. ternyata bukan kau yang bodoh tapi akulah yang bodoh, aku tau kau tak bermaksud membuatku kecewa, tapi untuk saat ini aku sangat ingin sekali pulang kerumah. Aku ingin menangis didalam kamarku bukan dihadapanmu. Aku meraih lengannya, tersenyum dan memintanya mengantarkanku pulang

Aku melihat wajahnya yang khawatir selama ia menyetir, aku ingin sekali berkata jangan khawatir tapi rasanya mulutku terkunci rapat. Sekali lagi maafkan aku yang bodoh ini, aku memutuskan untuk berpura-pura tidur selama perjalanan pulang.

“ maafkan aku ssull….” aku mendengarnya mengucapkan maaf

***

SEHUN POV

Aku membuatnya bersedih, aku telah mengingkari janjiku sendiri untuk selalu membuatnya tersenyum. Aku marah pada diriku sendiri. Apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku khawatir sekali, aku bahkan tak dapat menyetir dengan tenang. Rasannya ingin sekali menariknya kedalam pelukanku.  Bodohnya aku berkata seperti itu tanpa berpikir terlebih dahulu.

“ maafkan aku ssull…”kataku, meskipun percuma saja aku berkata. Karena Sulli tidak mungkin mendengarnya, ia tertidur dengan perasaan kecewa dan sedih. Dan semua itu aku yang telah menyebabkannya.

Aku menepikan mobilku, untuk sesaat aku terdiam, ragu untuk membangunkan Sulli yang tertidur. Baru saja aku akan membangunkannya, ponsel gadis itu bergetar, dan ia terbangun dengan sendirinya, menatapku sebentar lalu menatap layar ponselnya. Dia tersenyum, siapa yang berani membuatnya tersenyum selain diriku.

Kulihat Sulli menekan tombol answer diponselnya, “ yoboseyyo…” katanya memulai percakapan, dia kembali melirik padaku, dan berterimakasih padaku yang telah mengantarkannya pulang, sepertinya dia benar-benar marah padaku, biasanya dia akan memintaku untuk menemaninya minum kopi sebelum dia tidur.

“ aku baru saja pulang Kai~ssi” sesaat aku mendengar nama Kai disebutnya, sebelum ia menutup pintu mobil. Arrgghhh… aku benci keadaan seperti ini.

Aku masih belum meninggalkan halaman rumahnya. Aku takut. Aku takut ia akan jatuh cinta pada Kai jika aku terus berdiam diri seperti ini. aku tidak akan pernah rela Sulli menjadi milik pria lain. Aku mencoba meyakinkan diriku untuk mengambil keputusan terbaik saat ini juga. Aku memutuskan akan mengatakan perasaanku padanya sekarang juga. Tidak peduli dia menolakku sekalipun.

Aku turun dari mobilku dan berjalan menuju rumahnya, aku harus mengatakannya sekarang juga atau aku akan menyesal selamanya. Detak jantungku berdetak sangat kuat, peluh keluar dari pori-pori kulitku, arrghhhh….aku benar-benar takut ia tidak memiliki perasaan yang sama sepertiku. Sehun~a, kau pasti bisa, kau seorang Oh Sehun yang tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan. Aku menarik napas panjang, kembali meyakinkan diriku.

Dengan tangan yang gemetaran aku mengetuk pintu rumahnya, meski dengan perasaan cemas aku tetap memberanikan diriku. Lama Sulli tak membukakan pintu rumahnya, sudahkah ia tidur? Ya mungkin dia sudah tertidur, lebih baik besok saja aku kembali kesini dan menyatakan perasaanku. Tiba-tiba saja nama Kai muncul dipikiranku. Mungkinkah Kai masih menelponnya. Kali ini aku benar-benar tidak akan tinggal diam. Memikirkannya saja sudah membuatku kesal. Untuk apa aku mengenalkan Kai pada Sulli.

Aku kembali mengetuk pintu rumah Sulli, lagi..ia begitu lama membuka pintu rumahnya. Pikiranku mengenai Sulli yang tertawa karena Kai membuatku semakin cemburu. Aku terus menerus mengetuk pintu rumahnya.

“ sebentar….” kudengar suara Sulli, akhirnya ia merespon juga ketukanku. Tak lama kemudian ia membuka pintu rumahnya, dan melihatku dengan pandangan bingung “ Sehun~a, ada apa kau kembali lagi??”

“ aku memang belum pulang kerumah” kataku kemudian. Aku kembali gugup “ ada yang perlu aku katakan padamu sebelum aku menyesal” sulli semakin bingung dengan ucapanku

“ kalau begitu kita bicara didalam saja” sulli menyuruhku masuk, tapi aku menggeleng. Aku ingin mengatakannya sekarang juga

“ aku mencintaimu” kataku tanpa menunda-nunda waktu lagi, Sulli diam tak merespon. Aku jadi merasa bingung, apakah aku kembali membuat kesalahan. Sudahlah aku tidak mengerti masalah cinta, yang pasti aku sudah mengatakan perasaanku. Aku terduduk lemas dibawah pintu rumahnya. Pandanganku kosong.

Sulli ikut duduk disampingku, mungkin saat ini dia juga bingung dan akan segera menolakku. Kalau memang dia tidak memiliki perasaan yang sama seperti, aku sudah tidak peduli. Selama aku masih bisa menjadi sahabatnya aku masih bersyukur

“ boleh aku mendengar lagi apa yang kau ucapkan tadi??” sulli memecah keheningan diantara kami

“ tadi siang kau bertanya bagaimana pendapatku tentangmu. Aku tidak berbohong saat aku bilang kau itu cantik dan aku sangat menyukai senyumanmu. Mungkin kau benar pendapatku seperti orang yang baru saja mengenalmu, tapi orang yang baru mengenalmu tak akan pernah tau betapa berartinya senyuman itu untuk seorang Oh Sehun ini, senyumanmu seperti air untukku yang akan selalu menyejukkan hatiku, senyumanmu seperti lentera untukku yang akan selalu menerangi hatiku disaat aku benar-benar buta terhadap sekitarku. Kau sangat berarti bagiku Ssull. Taukah kau betapa aku sangat mencintaimu, selalu berharap jika setiap hari adalah hari minggu hanya karena aku ingin terus bersamamu. Aku bahkan menganggap diriku gila karena setiap detik waktuku hanya memikirkan kau. Dan kau juga harus tau betapa cemburunya aku saat kau menelpon Kai tadi, aku merasa menyesal telah mengenalkannya padamu. Kalian baru bertemu sekali tapi begitu cepat akrab. Itu membuatku takut Ssul. Sekarang aku tak akan peduli lagi jika kau menolakku. Yang perlu kau tahu adalah. Aku sangat mencintaimu. Dan aku ingin kau menjadi milikku selamanya.

Aku telah mengungkapkan semua yang ada dihatiku, sedikit lega kurasakan meskipun belum tau jawaban apa yang akan diberikan sulli padaku. Sulli kembali diam, belum menjawab. Sulli menyenderkan kepalanya dibahuku, kucium aroma harum dari rambut lembut panjangnya.

“ kau tau tidak” katanya memulai pembicaraan” kupikir selama ini aku bertepuk sebelah tangan. Aku menyukaimu sejak kau menggantikan hukumanku saat kita masih kecil dulu, dan kupikir kau itu begitu sangat bodoh karena aku selalu memberiku petunjuk jika aku menyukaimu, dan aku ingin kau membalas rasa sukaku tapi kau sama sekali tak merespon. Aku terus bersabar dan bersabar sampai akhirnya aku merasa kesal sendiri dengan sifat tidak pekamu itu”

“ jadi…kau juga mencintaiku??” aku begitu bahagia mendengar ucapannya, ia menganggukan kepalanya. Aku merangkulnya kedalam pelukanku. Bersama kami menikmati damainya malam. Meskipun tak banyak bintang dilangit, namun bulan masih menemani kami menghabiskan waktu

“  kau mau segelas kopi??” tawarnya kepadaku

Aku mengangguk “ itu yang aku tunggu dari tadi. Aku kesal kau tidak menawariku kopi sebelum aku pulang”

Sulli tersenyum. Senyumannya jauh lebih manis dari senyuman-senyuman yang pernah ia tunjukan selama ini. kau adalah milikku selamanya Ssull. Aku tidak akan pernah melepaskanmu untuk alasan apapun. Sulli melepaskan pelukanku dan berdiri, menjulurkan tangannya kepadaku. Dengan bahagia kusambut juluran tangannya.kami berdua pun masuk kedalam rumahnya

“ akh…aku lupa” kataku sambil menghentikan langkahku, Sulli berbalik dan memandangku bingung. Aku suka wajahnya yang seperti itu, terlihat sangat lucu dan semakin cantik, ku keluarkan ponselku dan aku melangkahkan kakiku semakin dekat pada Sulli, tanpa ragu lagi kini aku mencium bibir pink yang selalu menggodaku itu. Mata gadis dipelukanku ini membesar dan KLIIK. Aku berhasil mengabadikan ciuman pertama kami. Pipi Sulli memerah membuatku semakin menyukainya, belum pernah aku melihat pipinya semerah itu.

“  bukankah kau bilang kau ingin memotret semua kenangan yang terjadi pada kita berdua? Jadi jangan marah jika aku melakukan ini?” godaku pada Sulli yang masih terdiam ditempat “ aku baru tau kalau pipimu bisa melebihi merahnya kepiting rebus saat kau malu?” aku terus saja menggodanya

“ aku tidak jadi membuatkanmu kopi, lebih baik kau pulang sekarang saja” katanya tiba-tiba telah menguasai diri

Aku bingung “ wae??”

“ karena kau menyebalkan. Kupikir selama ini kau bodoh dan tidak peka tapi ternyata kau seorang ….” sulli terlalu malu melanjutkan perkataannya

“ aku seorang apa??” kataku penasaran

“ ani…lupakanlah..” katanya sambil masuk kedalam rumahnya “ kau mau pulang atau masuk dan minum kopi buatanku??” aku ikut masuk kedalam rumahnya

Aku tersenyum bahagia karena ternyata kami memiliki perasaan yang sama. Dan kami terlalu naif menyimpan perasaan masing-masing selama ini. betapa bodohnya aku yang telah dipermainkan cinta. Betapa tidak pekanya aku terhadap sikap Sulli yang selama ini terang-terangan mencoba mengungkapkan perasaannya. Tapi aku berjanji padamu Ssull bahwa aku akan menjadi satu-satunya pria yang akan selalu membuatmu seperti seorang puteri dan kau tidak akan pernah kubuat menangis ataupun kecewa padaku. Terimakasih telah memiliki perasaan yang sama terhadapku. Aku akan selalu mencintaimu, dan kumohon cintailah aku selamanya.

Drrrt…drrrtt…drrrrtttt…

Ponsel Sulli yang berada di meja bergetar, kulihat nama yang tertera dilayar. “Kai” lagi-lagi Kai. Untuk apa dia terus menelpon Sulli, Sulli sekarang adalah milikku.

“ ada telepon untukmu” kataku dengan nada kesal pada Sulli yang sedang membuatkanku kopi

“ dari siapa??”

“ Kai” kataku, dan dengan antusias Sulli mengangkat telpon darinya dan menghentikan kegiatannya membuatkanku kopi. Aku tidak pernah melihat Sulli merespon telpon secepat itu. Aku membelalakan mataku, sulli memandangku dengan pandangan –kenapa kau terlihat tidak suka-

“ jangan memandangku seperti itu, aku dan Kai hanya berteman. Lagipula aku harus berterimakasih pada Kai~ssi. Karena dia akhirnya pria bodoh yang saat ini bersamaku mengungkapkan perasaannya juga padaku” aku melihat Sulli tersenyum begitu manis padaku. aku pun ikut tersenyum. Terimakasih tuhan telah membiarkan kami mengungkapkan perasaan kami dan membiarkan kami bersama. Dan aku juga harus berterimakasih pada Kai. Karena rasa cemburuku pada dia akhirnya kini aku bisa mendapatkan wanitaku.

THE END



Viewing all articles
Browse latest Browse all 317

Trending Articles