Quantcast
Channel: EXOMKFANFICTION
Viewing all 317 articles
Browse latest View live

Con Gracia

$
0
0

baekyeol2

Title: Con Gracia

Author: Hangukffindo

Cast: Baekyeol (Baekhyun-Chanyeol)

Genre: Angst, Fluff, Romance

Rated: G

Length: 1882w

Summary:

Park Chanyeol tercipta di dunia untuk mengabulkan semua permintaan Byun Baekhyun.

*-*-*-*-*

 

Park Chanyeol tercipta di dunia untuk mengabulkan semua permintaan Byun Baekhyun.

Dia bukan malaikat. Bukan. Park Chanyeol bukan seorang malaikat yang punya sayap dan lingkaran emas di atas kepalanya. Chanyeol juga tidak memakai jubah putih, membawa panah kemana-mana, dan dia tidak bercahaya di malam hari.

 

Tidak.

 

Namun Chanyeol adalah seseorang yang sanggup mengabulkan semua permintaan Byun Baekhyun. Ini bukan sulap, juga bukan sihir. Hanya sebuah kekuatan yang entah datang darimana, menyanggupi Chanyeol memetik bintang di langit, mencuri bulan di malam hari, jika Baekhyun menginginkan awan jadi tempat tidurnya maka Chanyeol akan mencomot satu dari langit.

 

Namun permintaan Baekhyun tak setinggi itu.

 

“Chanyeol, bagaimana kalau kita buka sebuah restauran di spanyol?”

“Restauran?”

Baekhyun mengangguk antusias. Well, mereka tahu tak satupun dari mereka punya tangan ajaib seperti Kyungsoo atau Yixing yang pintar memasak, namun apapun itu mereka bisa mencobanya.

“Kau mau buka restauran di spanyol? Tidak kah itu terlalu jauh?”

Sekejap Baekhyun langsung cemberut sambil memainkan ujung kausnya, “Tapi pemandangan di spanyol sangat indah. Kita bisa membuka restauran di Barcelona, mereka bilang restauran di atas bukit adalah yang terindah dan…” Baekhyun berhenti bicara untuk menatap Chanyeol.

“Aku menginginkannya.”

 

Baekhyun tak pernah bercanda dalam omongannya. Dia ingin ‘ini’ dan itu berarti dia benar-benar menginginkannya. Chanyeol pun juga begitu. Saat dia pulang ke rumah pukul 11 malam, mengusik tidur Baekhyun untuk mengatakan:

 

“Aku sudah membeli lahan di Barcelona.” Dia menunjukkan sebuah gambar pada Baekhyun. “Dan restauran kita akan berdiri di bukit ini.”

Baekhyun kira dia masih berada dalam ambang mimpi dan kenyataan. Dia ragu. Namun melihat senyum muncul di wajah Chanyeol, dia tahu ini nyata. Baekhyun memeluk Chanyeol sambil menangis, “Sihirkah ini semua, Yeol?”

“Bukan. Ini bukan sihir, Baek,” bisik Chanyeol tertawa kecil.

Ini kenyataan.

Ini sebuah realita saat Baekhyun dan Chanyeol pindah ke Barcelona. Sekitar 6 bulan lamanya proses pembangunan restauran di atas bukit itu. Mereka berencana akan menjual pizza, tacos, burito, foi gras, pure terung dan aprikot. Setiap hari mereka menyusun resep dan mencari koki untuk dapur mereka.

Satu hal yang tak luput dari pikiran mereka adalah nama; nama restauran ini.

“Bagaimana jika namanya Baekyeol restaurant? Bukankah itu bagus?” usul Chanyeol bersemangat. Dia tersenyum bahagia membayangkan bagaimana nama itu akan dikenal orang sepanjang masa dan dia akan bangga menceritakan kisah dibalik nama itu dengan senang hati. Romantis.

 

Tapi Baekhyun…

 

“Tidak. Jangan Baekyeol,” Baekhyun menggelengkan kepala memandang papan reklame kosong restauran mereka. “Con Gracia.”

Con Gracia?”

“Yap!”

“Kenapa?”

“Eumm…” Well, Baekhyun pasti punya alasan memilih nama itu. Mungkin Gracia yang diambil dari kata Gracias berarti terima kasih atau mungkin Con dari kata Bacon karena Baekhyun suka daging…

“Entahlah,” Baekhyun mengedikkan bahunya. “Aku hanya suka nama itu.”

Dan Chanyeol mematuhinya; ukir nama Con Gracia besar-besar di papan dan setelah selesai, dia merangkul Baekhyun sembari memandang papan itu.

“Con Gracia,” tutur Chanyeol.

“Con Gracia. Perfecto,” tambah Baekhyun dan mempererat rangkulannya pada Chanyeol.

*-*-*-*-*

Con Gracia.

 

Restauran itu buka pukul 7 pagi, melayani para pengunjungnya sarapan sepiring pure terung aprikot dan secangkir espresso hangat. Chanyeol bekerja di belakang etalase roti-roti sedangkan Baekhyun di kasir.

Semuanya begitu menyenangkan di mata Chanyeol, apalagi melihat sikap ramah Baekhyun pada pengunjung setiap kali memberi uang kembalian pada mereka sambil berkata, “Gracias! Que tengas un buen día!” (terima kasih! Semoga harimu menyenangkan!)

Mereka akan menghitung keuntungan mereka di penghujung hari. Betapa besar penghasilan mereka dan Baekhyun bahagia. Mereka juga akan mencoba temukan konsep unik untuk restauran mereka.

“Hei, Yeol. Bagaimana kalau kita jadi pemilik restauran yang berkumis?” tanya Baekhyun di satu malam.

“Kumis?”

Baekhyun mengangguk. “Biar kita semakin mirip orang spanyol.”

Oh, tumbuhkan kumis tidak secepat yang Baekhyun mau, maka hari itu juga Chanyeol pergi ke toko mainan dan membeli dua kumis palsu. Baekhyun terkikik geli saat Chanyeol menempelkan kumis itu di atas bibirnya dan dalam sekejap…mereka punya kumis.

“Hei, ini bagus juga,” komentar Chanyeol. “Aku jadi terlihat tampan.”

Mereka tertawa melihat pantulan wajah baru mereka di cermin dan ya, menurut Baekhyun, Chanyeol tampan.

 

Terkadang…

Baekhyun tidak mengerti.

Chanyeol selalu mengabulkan permintaannya bahkan sampai menumbuhkan kumis sekali pun.

 

“Terima kasih, Yeol.”

 

Chanyeol mengedipkan sebelah matanya. “No problemo.

 

*-*-*-*-*

 

Mereka bahagia. Terlalu bahagia saat mereka sadar Con Gracia telah menjadi bagian dari Barcelona. Setiap pengunjung mengingat Con Gracia sebagai icon kota itu dan Baekhyun menangis haru mendengarnya.

Con Gracia…mimpi yang jadi kenyataan.

Tapi hari-hari Con Gracia kurang terkendali belakangan ini karena kesehatan Chanyeol yang menurun. Dia sering demam dan kondisinya tak memungkinkan dirinya untuk bekerja di restauran.

“Baek, aku tidak apa-apa. Aku bisa beker-”

“Chanyeol, suhu tubuhmu mencapai 39 derajat dan kau bilang itu tidak apa-apa?” pekik Baekhyun tak percaya. “Tidak. Kau tidak boleh pergi kemana-mana. Tetap di tempat tidur, Yeol!”

Itu terdengar seperti sebuah perintah; komando. Namun bagi Chanyeol itu adalah sebuah permintaan. Permintaan karena Baekhyun tak mau dirinya bertambah parah, permintaan karena Baekhyun cemas sekaligus menyayanginya.

“Kau harus bekerja sendirian tanpaku,” kata Chanyeol sedih.

“Aku tidak apa-apa,” Baekhyun tersenyum tipis dan memberikan sebuah kecupan di dahi sebelum pergi dari kamar.

Chanyeol memegang tangannya sejenak. “Janji padaku, jangan bekerja terlalu keras. Jangan sampai kelelahan.”

Baekhyun mengangguk. “Aku berjanji.”

 

Lalu Baekhyun melewati hari di Con Gracia tanpa Chanyeol dan itu…

 

Terasa sepi.

 

*-*-*-*-*

 

Baekhyun kira dia hanya akan menghabiskan harinya di belakang mesin kasir–sendirian–tanpa Chanyeol dalam dua hari, atau mungkin empat hari. Namun dia salah.

 

Itu bermula dari dua hari tanpa Chanyeol.

 

Tiga hari…

Satu minggu…

Dua minggu…

Tiga minggu…

Satu bulan…

Dua bulan…

 

Dan sampai bulan yang ke-empat, Baekhyun sadar selama ini dia pulang bukan ke rumah kecil mereka yang tak jauh dari Con Gracia, melainkan rumah sakit. Ya, kamar mereka seketika bukan menghadap ke arah pegunungan namun sebuah taman kecil milik rumah sakit dan kini kamar mereka punya nomor. 232.

“Hei…” sapa Chanyeol dengan suara parau. “Kau sudah pulang?” Chanyeol melirik jam di dinding. “Ini baru pukul lima.”

“Aku menutup Con Gracia lebih awal,” sahut Baekhyun seraya duduk di samping tempat tidur.

Chanyeol pun bingung. “Kenapa? Apa Con Gracia punya masalah, Baek?”

“Tidak,” Baekhyun menghela napas lelah dan memejamkan mata. “Aku hanya ingin lebih cepat kesini maka aku menutupnya.”

“Oh, Baek. Itu akan membuat para pelanggan sedih. Mereka tidak bisa makan malam di sana.”

Baekhyun kembali membuka mata dan yang ditemuinya adalah wajah cemas Chanyeol. “Tidak apa, Yeol. Mereka mengerti keadaanmu dan Con Gracia. Tenang saja.”

Ini aneh, pikir Chanyeol. Baekhyun bukan tipe orang yang mudah menyerah dan bagaimana Baekhyun tidak memintanya agar cepat kembali bekerja di Con Gracia. Baekhyun tak pernah meminta hal itu walau mungkin Chanyeol akan berusaha merealisasikannya.

*-*-*-*-*

 

Park Chanyeol tercipta di dunia untuk mengabulkan semua permintaan Byun Baekhyun.

 

Itu anggapan Baekhyun tiga tahun yang lalu.

 

Dan kini anggapan itu hancur berkeping-keping saat hari senin, Baekhyun tidak membuka Con Gracia sama sekali dan menghabiskan paginya dengan menggenggam tangan Chanyeol di samping tempat tidur.

Baekhyun memejamkan matanya dan berharap ini adalah sebuah mimpi buruk yang akan berakhir besok pagi, lalu dia akan meminta segalanya yang ada dunia. Dan Chanyeol akan mengabulkannya.

“Yeol, aku ingin bertanya padamu.”

“Apa?”

Baekhyun mengambil napas sejenak. “Bagaimana waktu itu kau bisa membeli tanah di Barcelona dan membangun Con Gracia?”

“Eumm…aku menjual tanah warisan ayahku di Gangnam.”

“Kenapa kau melakukannya?” tanya Baekhyun tak percaya. Bagaimana bisa Chanyeol menjual seenaknya tanah warisan?

Chanyeol tersenyum tipis padanya, “Karena aku menyayangimu, Baek.”

Jantung Baekhyun berhenti berdetak dan air mata mengalir di pipinya. Chanyeol akan menghapus air mata itu jika tangannya tak terlalu lemah dan penuh selang-selang infus. Dia benci melihat Baekhyun menangis.

“Yeol, jangan pergi,” isak Baekhyun.

“Jangan tinggalkan aku dan Con Gracia, kumohon.”

 

Itu sebuah permintaan. Itu sebuah permintaan. Baekhyun memintanya untuk jangan pergi meninggalkan Baekhyun dan mimpinya–Con Gracia. Itu sebuah permintaan dan Chanyeol seharusnya mengabulkan hal itu.

Tapi Chanyeol bukan seorang malaikat yang punya sayap dan lingkaran emas di atas kepalanya. Chanyeol juga tidak memakai jubah putih, membawa panah kemana-mana, dan dia tidak bercahaya di malam hari.

 

Maka…

 

Dia tidak bisa mengabulkan permintaan itu.

*-*-*-*-*

 

Con Gracia adalah icon Barcelona. Semua orang ingat hal itu. Restauran itu buka pukul 7 pagi, menyediakan pure terung aprikot dan espresso hangat setiap harinya. Ada dua orang yang melayani para pengunjung dengan ramah; satu yang bekerja di belakang mesin kasir dan yang satu lagi bekerja di belakang etalase roti-roti.

Namun mereka menyayangkan keputusan sang pemilik untuk menutup Con Gracia dan menjualnya. Tidak akan ada lagi Con Gracia yang berdiri di bawah cakrawala pagi. Tidak ada. Mereka merasakan kehilangan yang teramat besar.

 

Baekhyun juga merasakan kehilangan yang sama.

 

Dia kehilangan Chanyeol yang merupakan teman, sahabat, partner kerja, pasangan hidupnya. Dia berdiri di belakang counter Con Gracia sendirian dan bukan itu saja, dia akan selamanya hidup sendirian tanpa Chanyeol yang menemaninya.

Tidak akan ada Chanyeol yang siap mengabulkan permintaannya. Itu membuat Baekhyun sedih dan memutuskan untuk kembali ke Korea. Jalani hidup sambil berusaha lupakan Chanyeol, Barcelona, Con Gracia. Walau dia tahu itu sulit.

 

Hari itu adalah dua hari sebelum Baekhyun pulang ke Korea. Dia berdiri di depan Con Gracia, menatap bangunan itu lalu tiba-tiba ada seorang anak kecil menghampirinya.

“Halo.”

“Halo,” sapa Baekhyun.

Mata anak itu menelusuri wajah Baekhyun. “Apakah anda tuan pemilik Con Gracia?”

“Ya, itu aku.”

“Apakah anda akan menutup restauran ini?” cicitnya.

“Ya, aku akan menutupnya.”

Anak itu terlonjak kaget. “Oh, sayang sekali. Padahal aku dan adikku sering pergi ke sini untuk makan tacos dan susu cokelat. Adikku bilang restauran ini punya susu cokelat terenak, juga tacosnya dan dia tidak mau pergi ke tempat lain,” dia mengedikkan bahu kecilnya. “Maka itu sangat disayangkan jika anda menutup restauran ini.”

Hati Baekhyun terenyuh. Dia ingat Chanyeol selalu melarangnya untuk menutup Con Gracia sebelum waktunya karena dia takut para pelanggan akan sedih. Dan apa yang dia lakukan sekarang? Menutup Con Gracia selamanya dan merenggut kebahagiaan orang-orang?

Baekhyun berjongkok di depan anak itu. “Tapi jika restauran ini tetap buka, kau hanya bisa menikmati susu cokelat tanpa tacos. Karena—” Suaranya sedikit tercekat. “—karena si pembuat tacos telah tiada.”

 

Ya, Baekhyun pembuat susu cokelat, sedangkan Chanyeol pembuat tacos.

 

“Oh, tidak apa-apa. Aku dan adikku masih punya menu lain yang kami sukai. Tanpa tacos pun kami akan tetap pergi kesini.”

 

Bukankah ini sebuah jawaban? Walau tanpa tacos, si anak ini pun tetap akan mengunjungi Con Gracia dan mengapa Baekhyun tak melakukan hal yang serupa?

Mengapa Baekhyun tidak melanjutkan hidupnya di sini, meski Chanyeol tak bersamanya?

Baekhyun ingat dia adalah orang yang paling menyebalkan dan meminta ini itu pada Chanyeol. Lalu  inilah saatnya dia mengabulkan satu permintaan Chanyeol.

 

Hari itu Baekhyun mencabut papan ‘Sale’ di pekarangan Con Gracia dan menelepon pihak agensi untuk membatalkan penjualan Con Gracia. Dia tidak menutup restauran ini.

 

*-*-*-*-*

 

“Yeol,” Baekhyun menatap langit di atasnya. Langit Barcelona yang indah diwarnai semburat merah dan awan-awan jingga. “Aku tidak menutup Con Gracia karena…”

 

Dia ingat Chanyeol melakukan segala sesuatunya atas dasar ini.

 

“Aku menyayangimu.”

 

 

-THE END-

A/N:

Actually I really don’t understand with the pic—Baekyeol with the moustaches LOL XD

Sebenernya aku mau bikin cerita lucu dari gambar itu, eh tapinya malah angst begini T_T tapi happy end kan walaupun gada Chanyeolnya huhu ;;;;;

Needs your review :D



(LightHeaven’s STORY) WHITE DAY

$
0
0

tumblr_mb7jl942CP1qcjeqno1_500

(LightHeaven’s STORY) WHITE DAY

Author :: Seara Sangheera

Cast :: Byun Baekhyun of EXO-K, Hwang Sera (OC)

Suport Cast :: Rest Member Of EXO-K, Daeryong of Tasty as Hwang Yuki and

Soryong of Tasty as Hwang Haru

Genre :: Romance

Lenght :: Oneshoot

Rating :: General

::Author POV::

Pagi hari yang damai didorm EXO.

Suho yang pertama bangun, melangkah kedapur dan mengambil sebotol air dingin dari kulkas lalu meminumnya langsung dari botol. Chanyeol yang kedua bangun, menguap lebar-lebar lalu merebahkan tubuhnya lagi disofa. Member lain?? Tentu saja mereka masih nyaman didalam buaian mimpi mereka.

Pagi yang tenang hari itu, terganggu oleh suara bel dorm mereka. Whatt?? Siapa yang datang sepagi ini? Jangan-jangan PD reality show yang ingin merekam EXO Wake up time. Tapi mereka kan tidak ikut reality show apapun akhir-akhir ini. Boro-boro reality show, jadwal latihan saja sudah mampu membuat nyawa mereka putus-nyambung.

Suho dan Chanyeol berpandangan. Siapa yang akan membuka pintu?? Pintu dorm lebih dekat 10 langkah ke Chanyeol daripada Suho. Sempoyongan, Chanyeol beranjak kepintu dan membukanya.

“Ohayou gozaimasu, Chan!!”

Sapaan Jepang yang khas, senyum lebar dan wajah cantik yang sangat familiar menyembul dari balik pintu. Mata ngantuk Chanyeol langsung terbuka lebar.

“Sera-chan!! Ngapain kau pagi-pagi kesini??”

“Aighooo, langsung to the point ya?? Paling gak jawab dulu ucapan selamat pagiku, Chann…”

Chanyeol nyengir. Dia terlalu kaget sampai lupa membalas salam. Pagi-pagi Sera kesini, itu kejutan.

“Baekhyun belum bangun??”tanya Sera sambil masuk kedalam dorm. Chanyeol menutup pintu dibelakang Sera dan mengikuti gadis itu.

“Eo, masih terlalu pagi untuk dia bangun…”

“Eeeh, kebiasaan. Kalau begitu rejekinya bisa dipatok ayam. Ohayou, Joonmyun-kuunn…”sapa Sera saat melihat Suho didapur. “Hai, Hunnie!!” Kali ini dia menyapa Sehun yang baru keluar kamar dengan mata yang masih menempel.

“Noona… kenapa datang pagi-pagi??”Sehun mengucek matanya dan terseok-seok menghampiri Sera. “Anyyeong Haseyo!” Anak manis. Dalam keadaan setengah sadarpun dia masih ingat sopan santun^_^

“Annyeong haseyooo.. aku kesini karena ada urusan”jawab Sera sambil menepuk bahu Sehun.

“Dengan Baekhyun hyung??”

“Sepenting itu sampai datang sepagi ini??” Chanyeol yang sudah berada didapur ikut bertanya.

“Eo. Aku kan orang sibuk. Baekhyun juga. Jadi aku harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya…”

“Ya gak sepagi ini juga, noonaa…”

Sera nyengir.

“Aku langsung masuk kekamar ya Chan…”

“Eo! Lakukan sesukamu!”

Dengan langkah ringan, Sera menuju kamar Baekhyun. Tidak perlu tanya dimana posisi kamar itu, karena dia sudah hapal mati dengan ruangan-ruangan di dorm berisi enam jiwa tersebut. Ini bukan pertama kalinya Sera datang ketempat ini.

“Aighooo… Tidurnya masih saja berantakan. Baekkie, Ireonaaa!!” Sera berteriak dikuping Baekhyun berusaha membangunkan pria imut bersuara emas itu. Baekhyun mengerang pelan. “Byun Baekhyunnn~~”

“Asssh, Suho hyung jeballl…”gumam Baekhyun sambil mendorong-dorong tubuh orang didekatnya. Matanya masih saja lengket melekat. Sera geram.

“YA! Siapa yang kau panggil Suho hah?! Ireona!!” Dengan kejamnya Sera memukulkan bantal ketubuh Baekhyun secara bertubi-tubi. Mau tak mau Baekhyun membuka mata karena sakit yang melanda tubuhnya. Kalau fans EXO tau, member EXO tercinta mereka diperlakukan seperti itu oleh seorang Hwang Sera bisa-bisa hidup Sera akan berakhir di aliran Sungai Han.

“Ya! Ya! Apa-apaan… Ya!! Sera!!”teriak Baekhyun sambil sibuk menghalau bantal yang menghantam tubuhnya.

Suho, Chanyeol dan Sehun yang sedang ngopi dengan nikmat didapur hanya menggeleng-geleng pelan mendengar keributan dikamar Baekyeol.

“Yatta! Kau bangun juga akhirnya!”

“YAA!! Berhenti membangunkanku dengan cara brutal seperti itu! Aku kan pacarmu!”

Sera mengedikkan bahunya tidak peduli. Memangnya kenapa kalau kau pacarku?

“Kenapa kau kesini pagi-pagi, huh?”

Pertanyaan ketiga pagi ini. Sera langsung pasang tampang memelas andalannya. “Gomeeen. Karena aku sibuk hari ini, ada praktikum dan sebagainya dikampus. Kau bisa menyerahkan hadiahnya padaku sekarang, Baekkie. Jeongmal mianhae, karena aku tidak bisa dating denganmu hari ini. Padahal kemarin kau bilang ingin merayakannya…”

“Ne?”

“Aaah, Jebal, maafkan aku. Tahun depan pasti!! Oke?”

“Sera, kau bicara apa sih? Memangnya kita ada janji ya hari ini?” Baekhyun melihat kalender yang tergantung disamping lemari baju. Tanda merah menyala melingkari angka 14 dibulan Maret hari Kamis. Hari ini…

Wajah pria itu berubah pias.

“Jangan bilang kalau kau lupa hari apa ini…”desis Sera sambil memegangi kerah piyama Baekhyun.

“Eungg…” Baekhyun membuang muka. Tidak berani menatap sorot mata penuh amarah Sera. Gadis ini 100 kali lebih menakutkan daripada Kris saat dia marah.

“Jangan bilang kau tidak menyiapkan apa-apa untukku…”

Glek.

Baekhyun menelan ludah dengan susah.

“Oiya, ini kan White Day ya??” Chanyeol meletakkan gelas kopi susunya. Suho, Sehun dan Kyungsoo yang baru saja ikut bergabung ke meja makan saling bertatapan.

“Perasaan Baekhyun tidak membeli apapun kemarin. Bukannya seharian dia bersamamu ya, Yeollie?”Suho mendadak khawatir.

“Ahhh, iya. Aku juga tidak melihat kado atau apapun yang baru dikamar…”

“Ck, pasti Baekhyun hyung lupa…”Kyungsoo dengan kalem menyesap susu coklat hangatnya.

Sehun geleng-geleng. “Baekhyun hyung dalam masalah…”

“YAAA!!!! PACAR MACAM APA KAU INI HAH?!”

Teriakan menggelegar terdengar dari arah kamar Baekyeol. Kyungsoo sampai menyemburkan susu coklat dimulutnya saking kagetnya. Chanyeol meringis. Kai tersentak bangun dari tidurnya.

Pagi yang damai didorm EXO tinggal kenangan…

-

-

-

“Joonmyun-kun, coffee!!”

“Ara… ara…”

“Noona, mau sarapan disini sekalian??”

“Aku mau nasi goreng kimchi, hyung!”

“Ne, Kyungsoo-ah. Maaf ya merepotkan?”

“Kau sopan sekali dengan Kyungsoo. Kenapa denganku tidak??”

“Memangnya ada untungnya bersikap sopan padamu??”

“Ya! Dasar kau ini!!”

Sera menjulurkan lidahnya. Suho tertawa dan mengucek gemas rambut  gadis yang sudah menjadi kawannya selama beberapa tahun ini. Sementara itu, sepasang mata menatap mereka dengan pandangan jengkel yang tak tertahankan. Baekhyun manyun semanyun-manyunnya disofa ruang tamu. Kepalanya nyut-nyutan. Barusan Sera menjambak rambutnya dengan membabi buta. Sungguh mengherankan bagaimana seorang Hwang Sera yang memiliki senyum semanis itu bisa bertindak tidak manusiawi seperti tadi.

“Ckckck, sungguh malang nasib hyung. Punya pacar monster.” Kata Kai sadis. Dia masih kesal karena Baekhyun dan Sera telah mengganggu tidurnya tadi. Baekhyun menatap Kai yang duduk didepannya, matanya menyiratkan ungkapan persetujuan yang sulit dikatakan.

“Ya!! Apa kau bilang tadi Jongin-ah?!” Ternyata Sera dengar.

“Noona tidak salah dengar kok. Apa yang kukatakan tepat seperti apa yang noona dengar,”jawab Kai dengan cool-nya. Dia bangkit lalu dengan langkah disantai-santaikan kembali masuk kekamarnya. Sebenarnya anak itu takut juga akan kemarahan Sera. Selama masa trainee dulu tidak jarang Kai kena pukul Sera gara-gara ngomong sembarangan.

Kai, Suho dan Sera memang telah berteman sejak mereka sama-sama menjadi trainee di SMEnt. Jauh sebelum EXO lahir, jauh sebelum Baekhyun gabung di SMEnt. Namun karena suatu alasan, Sera gagal debut dan akhirnya ia kembali menjadi pelajar biasa.

“Aish, anak itu…”desis Sera. Ia menatap kesal pintu kamar Kai yang tertutup, lalu tanpa sengaja matanya bertatapan dengan mata Baekhyun. “Mwo???”semburnya.

“Mianhae, A-chann…”

“Kupikir kau ingin kita serius berpacaran. Tapi sejak awal sepertinya hanya aku yang berusaha. Napeun!”

Baekhyun mendesah pelan. Sera memang pantas marah. Seperti yang Sera bilang, Baekhyun lah yang menginginkan persahabatan yang sudah mereka jalin begitu kuat sejak kecil bertransformasi menjadi pacaran. Tidak ada ungkapan cinta. Hanya komitmen. Perjanjian kalau mereka akan menjadi pacar yang baik satu sama lain.

Valentine kemarin Sera membuktikan komitmennya. Walaupun Baekhyun sempat kesal karena Sera membatalkan janji nge-date mereka karena alasan yang sungguh menyebalkan—ada fan gathering dengan VIP Jepang—, Sera yang seorang fans Bigbang sejati itu, rela malam-malam datang kedorm EXO. Mengabaikan betapa lelah dan dinginnya hari itu, ia datang untuk menyerahkan sekotak coklat buatan tangan.

“Aku kan bilang kita tidak jadi ngdate, bukan berarti tidak ada coklat untukmu.”

Baekhyun begitu terharu hari itu. Walaupun Sera dengan polosnya mengaku kalau coklat buatan tangan itu bukan buatan tangannya tapi ibunya dan dia hanya berkontribusi mencetak dan menghias, rasa senang tidak luntur secuil pun dari hati Baekhyun. Ucapan cinta memang tak pernah keluar sekalipun dari bibir pacarnya, tapi Baekhyun tahu ada harapan disana. Harapan suatu hari perasaannya akan berbalas. Harapan kalau cintanya akan dibalas oleh Sera.

Tapi sebelum itu terjadi, Baekhyun malah dengan bodohnya lupa membalas Sera saat White Day.

Baekhyun mengeluh dalam hati. Rasanya ia ingin lompat saja dari gedung apartemennya ini dan hancur berkeping-keping.

“Sudah, jangan lesu begitu. Nanti kita sempatkan cari hadiah buat Sera, eo?”Chanyeol merangkul bahu Baekhyun, berusaha menenangkan hati sahabatnya itu.

Baekhyun mengangguk, walaupun tetap saja ia merasa kalau kado itu telah terlambat. Seharusnya hari ini, dia menemui Sera dengan kado ditangan. Membuat sedikit kejutan manis. Bukan seperti ini.

Tapi, tunggu dulu. Sera marah?

Bukankah itu berarti dia begitu mengharapkan hari ini akan lebih istimewa?

“Soo-kun, makasih sarapannya!!”

Baekhyun dan Chanyeol menoleh kesumber suara yang berada diruang makan.

“Noona mau pergi sekarang?”

“Eo, Hunnie!”

“Jangan terlalu keras belajar, nanti otak kacang noona bisa semakin mengkerut…” Kai iseng berteriak dari dalam kamar.

“Yaa~ Kau benar-benar cari mati ya kaiii…”balas Sera, anehnya ia tersenyum sambil mengatakan hal itu. Sepedas apapun kata-kata Kai padanya, Sera tahu anak itu sebenaranya sangat peduli pada Sera.

Tapi seketika senyumnya menghilang saat lagi-lagi matanya tak sengaja bertatapan dengan Baekhyun.

“Aku pergi.”

“Hati-hati dijalan, Sera-chan…”Chanyeol melambai-lambai. Sera tersenyum.

Baekhyun buru-buru bangkit berdiri saat Sera berjalan menuju pintu. Ia berlari kearah tempat kunci mobil Suho biasa diletakkan lalu meraih tangan Sera, menahannya.

“Aku antar…”

“Tidak usah.”

“Jangan membantah, jebal!”

“Byun Baekhyun, satu jam lagi kita ada jadwal!”Suho mengingatkan.

“Aku tidak akan lama, hyung…”

-

-

-

Sera menghela napas dalam dan menghembuskannya pelan.

“Jangan salah paham, aku tidak marah, hanya sedikit kesal. Benar-benar sedikit. Memalukan sekali kalau aku marah hanya gara-gara tidak diberi hadiah…”

Baekhyun tertegun. “Begitu ya? Padahal aku senang kau marah…”

“Kau senang?”

“Eo. Dengan begitu berarti kau benar-benar menganggap hari ini adalah hari yang spesial untukmu. Walaupun pada akhirnya aku menghancurkannya.”

“Aduh, jangan berlebihan. Tahun depan kita bisa merayakannya kok, mungkin aku akan mengingatkanmu satu hari sebelum hari H. Yah, semoga saja tahun depan kau tidak terlalu sibuk ya? EXO pastinya kan akan lebih banyak kegiatan daripada sekarang.”

“Sera-chan, aku…”

“Kata Joonmyun, tidak semua pasangan merayakan White Day, jadi kita juga tidak perlu seserius itu ya? Maaf aku tadi menjambakmu, hoho…”

Baekhyun terdiam. Salah. Tidak begini seharusnya…

“Ya! Makasih yaa, sudah mengantarku kekampus! Aku masuk dulu, Bye Baekkie!” Sera keluar dari mobil. Melambai dari luar dan melangkah pergi. Meninggalkan Baekhyun yang bingung memikirkan sesuatu yang salah ini.

White Day adalah hari yang istimewa, dimana seorang pria membalas perasaan yang diungkapkan seorang gadis saat Valentine. Satu bulan tenggang waktu yang mendebarkan akhirnya terlewati. Coklat yang berbentuk aneh dengan hiasan yang tidak rapi masih tersimpan dilemari es. Setiap hari tidak habis dipandangi. Hari ini, sudah sepantasnya Sera marah dan sepantasnya Baekhyun malu karena kebodohannya.

Lagi lagi, hari ini perasaan yang sebenarnya tak terungkap.

-

-

-

Sera mencomot keripik kentang dari tangan Yuki, kakaknya. Matanya terus tertuju pada laporan praktikum yang sedang ia kerjakan. Laporan itu sebenarnya baru dikumpulkan seminggu lagi, tapi Sera sedang ingin mengerjakannya. Ia tadi akhirnya tidak hadir dirapat BEM, ia sedang tidak selera lama-lama dikampus dan mendengar perdebatan ngalor-ngidul yang meninggikan tensi. Akhirnya dia pulang tepat waktu dan setelah makan malam sudah sibuk berkutat dengan laptopnya dikamar.

Keripik dimulut Sera habis tertelan, kali ini Yuki dengan baik hati menyuplai alias menyuapkan keripiknya kemulut Sera.

“Sera-chan, apa yang sebenarnya kau lakukan?”

“Menurutmu aku ini sedang apa, oneechan?”

“Kau sedang kesal dan melampiaskanny pada otakmu. Sejak kapan kau rajin mengerjakan tugasmu seperti ini? Kau tidak kencan dengan Baekhyun? Ini kan White Day.”

“Dia sibuk. Aku juga.”

“Kalian lagi ada masalah?”

“Hwang Yuki, urus urusanmu sendiri saja ya? Jangan ganggu aku.”

“Bagaimana ya? Sekarang pacarmu itu sedang meminta saran padaku.” Yuki membaca pesan diponselnya. “’Apa dia terlihat kesal, hyung? Apakah tidak apa-apa kalau aku menemui dia sekarang?’”

Sera mengalihkan tatapannya dari layar laptop. “Baekhyun?”

“Iyalah, siapa lagi pacarmu kalau bukan dia. Baekhyun bilang dia sudah diluar tapi takut masuk kedalam untuk menemuimu. Pantas saja, ada singa jutek disini.”

Sera tidak mendengarkan kata-kata Yuki. Dia sudah berdiri disamping jendela, mengamati keluar dan melihat mobil hitam metalik yang sangat dikenalinya diluar.

“Kenapa dia kesini malam-malam begini? Ck, dasar menyusahkan,”gerutu Sera. Tapi diam-diam didalam hatinya ia merasa senang. Langkah kaki cepatnya membuktikan hal itu. Yuki yang sudah seumur hidup satu atap dengan adik satu-satunya itu tersenyum melihat tingkah Sera.

“Dasar! Apa sulitnya jujur pada perasaan sendiri, Sera-chan,”gumam Yuki.

“Yuki-kun, kenapa ngomong sendiri?”kata seseorang yang memiliki wajah yang sangat persis dengan Yuki. Bagai pinang dibelah dua. Uh, salah, mereka memang pinang dibelah dua.

“Iee. Adik kita benar-benar lucu ya, Haru?”

Haru, kembaran Yuki itu menelengkan kepalanya tidak mengerti. Sejak kapan singa kecil dirumah mereka itu lucu?

-

-

-

Tok. Tok. Tok.

Baekhyun tersentak kaget saat seseorang mengetuk jendela pintu mobilnya. Ia menoleh dan mendapati Sera menatapnya dari luar. Kenapa dia tahu?? Ahhh, ini pasti kerjaan Yuki. Dasar! Seharusnya memang minta pendapat Haru hyung saja ya?

“Apa yang kau lakukan?”tanya Sera. Baekhyun telah berdiri dihadapannya sekarang. Kening Baekhyun nampak mengeryit sedikit. Lalu tiba-tiba dia membuka treanch coat hangatnya dan menyampirkannya ketubuh gadis keturunan Korea-Jepang itu.

“Kau ini? Apa tidak merasa dingin??”

Sera memandangi treanch coat yang kini menyelubungi tubuhnya. Hangat dan bau tubuh Baekhyun. Pipinya memanas.

“Waeyo? Bau ya?? Hehe, aku tadi selesai latihan langsung kesini…”

Sera hanya menggeleng. “Aku sudah biasa dengan bau keringatmu,”katanya datar. “Ada perlu apa?”

“Emmm, sebenarnya… Ini.” Baekhyun merogoh saku treanch coat yang dipakaikannya tadi pada Sera. Mengeluarkan sesuatu dari sana  yang membuat Sera membulatkan matanya.

“Dulu saat kita masih kecil, kita pernah membeli kalung murahan di pasar malam, kau ingat? Kau bilang saat besar nanti seseorang akan membelikanmu kalung yang lebih indah, seperti yang dipunyai mamamu. Karena itu aku membelikanmu ini…”

“Baekkie…”

“Ahh, sebenarnya ini kalung couple. Seperti yang kita beli dulu. Kau bintang dan aku bulan. Sayangnya aku tidak mungkin memakainya, miann.. Tapi aku berharap kau mau memakainya terus, setiap hari.”

“Baekhyun, kau tidak perlu. Sungguh. Lagipula kita kan berpacaran hanya karena…”

“Aku sunguh-sungguh…”potong Baekhyun. “Aku tidak peduli kau menganggap hubungan kita ini apa. Apakah hanya permainan seperti yang biasa kita lakukan dulu? Atau hanya hubungan yang terjalin karena kita sama-sama kesepian dan akan berakhir kapan pun kita mau? Aku tidak peduli. “

“Ya! Tentu saja aku tidak menganggap ini main-main, Baekkie…”

“Karena itu aku ingin melakukannya dengan benar. Saat pacarmu lupa kalau hari ini White Day, kau memang sudah sewajarnya menjambak rambutku seperti tadi. Dan sekarang seharusnya kau diam merajuk dirumah,biar aku saja yang datang memohon maaf darimu. Mana boleh kau memaafkanku semudah itu, ini White Day pertama kita sebagai pacar, Sera-chan.”

Tawa Sera pecah. “Kau terlalu banyak menonton drama korea, Baekkie. Kita kan sudah bersahabat lama, jadi—“

“Kita pacaran sekarang!! Kenapa kau tidak bisa memeperlakukanku sama seperti pacarmu dulu. Aku tahu kau tidak punya perasaan apapun padaku, tapi tolong…”Baekhyun terdiam. Ia menggigit bibirnya karena keceplosan menyinggung sesuatu yang sensitif bagi Sera.“Maaf, aku terlalu emosi…”

Sera menunduk,”Mungkin kau terlalu lelah…”

“Ya…”

Hening. Suasana canggung meliputi mereka berdua. Baekhyun mengeluh dalam hati, tidak seharusnya ia menyinggung-nyinggung orang itu lagi. Sera pernah berpacaran cukup lama dengan seseorang, dan Baekhyun yakin orang itu masih ada dihati Sera. Dia masih menjadi rival Baekhyun bahkan setelah hubungannya dan Sera berakhir.

“Kau tidak mau memakaikan kalung itu padaku?”tanya Sera tiba-tiba.

“Oh, nee…” Baekhyun memakaikan kalung itu keleher Sera. Ia bersyukur sekali memilih kalung itu, karena kalung itu sangat cocok dipakai Sera. Sederhana namun memikat.

“Arigatou…”

“E-eo…” Baekhyun menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Bingung menghadapi situasi yang canggung ini. “K-kalau begitu, aku pulang…”

“Eh? Kau tidak mau menciumku?”

“M-mwo?”

“Aku kan pacarmu, kau tidak mau menciumku? Ya! Kenapa menatapku seperti itu? Aku serius.”

“Nanti aku ditampar…”

“Tidak akan!!”

“Boleh beneran?”

“Eo! Kalau kau tidak mau ya sudah…”Sera berbalik hendak pergi tapi tangannya buru-buru ditahan oleh Baekhyun. Tangan Baekhyun terlalu kuat menarik lengan Sera, hingga membuat gadis itu terhuyung, Baekhyun reflek memegang pinggang Sera. Semuanya berjalan cepat, saat sadar, wajah mereka hanya tinggal berjarak beberapa centimeter saja.

Jantung Sera berdegup kencang saat melihat wajah Baekhyun yang begitu dekat dengannya. Efeknya ternyata sangat diluar dugaan. Dia gugup luar biasa dan wajahnya langsung memanas seketika. Apalagi saat wajah Baekhyun mendekat kearahnya. Ini bukan ciuman pertama mereka dan Sera sering sekali dibayang-bayangi wajah Baekhyun yang mendekat kewajahnya seperti saat SMP dulu. Tapi, ini nyata. Nafas hangat Baekhyun sunguh-sungguh terasa menyapu wajahnya. Tubuhnya menegang saat bibir Baekhyun tinggal satu centimeter lagi kebibirnya.

Tapi, hanya sampai disitu.

Bibir Baekhyun perlahan menyusuri wajah Sera naik kekeningnya dan mengecup hangat disana. Sera terhenyak.

“Jangan terlalu memaksakan diri, A-chann. Kita pelan-pelan saja, hm?”

Sera mengangguk pelan. Masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Rasanya seperti ada yang salah.

“Ja! Aku pergi ya? Nanti sesampainya aku didorm, aku telpon.”

“Ne…”

Sera masih berdiri ditempatnya walau mobil Baekhyun sudah melaju pergi dan menghilang ditikungan. Salju perlahan melayang turun. Sera merapatkan treanch coat yang ia pakai.

“Wangi Baekhyun…”

White Day Sera dan Baekhyun mungkin tidak sewajar dan semanis pasangan lain. Baekhyun yang terlalu bingung untuk mengungkapkan perasaannya dan Sera yang terlalu bingung dengan arti perasaannya. Mereka kenal dan bersahabat sejak kecil. Tapi saat perasaan berubah, perkenalan dan persahabatan itu ter-rewind kembali. Mereka menghadapi kesulitan lagi memahami satu sama lain.

White Day bagi Sera dan Baekhyun adalah sebuah pertanyaan. Apakah mereka saling mencintai? Ataukah hanya rasa sayang sebagai sahabat dan kebutuhan untuk saling mengisi? Apakah suatu saat semua bisa tersampaikan dengan jelas dan tidak salah arah? Atau akhirnya akan berakhir seperti ini saja tanpa tahu perasaan masing-masing karena saling menahan diri?

Semua pertanyaan itu suatu hari lagi mungkin akan terjawab.

Jadi minna, White Day bagi anda sekalian itu seperti apa ya??

^_^

 

END

Kenapa ep-epnya jadi seperti ini yak?? Aku juga bingung…huhuhu T^T

Maaf kalau gaje en gak jelas arah juntrungan ceritanya, ini pertama kalinya aku iseng ngirim ep-ep memalukanku kewp.

Mohon kritik dan sarannya ya…

^_^

Sekuel??

Mmmm, kalo ada yang minta, maybe akan aku kirim kesini.

Terima kasih buat admin yang udah nge-post ep-epQ..

Sayonara~

 

 

 


(LightHeaven’s Story) 100 Days

$
0
0

tumblr_mb5t6n9ikv1r317gxo1_500

(LightHeaven’s Story) 100 Days

Author :: Seara Sangheera

Cast :: Byun Baekhyun of EXO-K, Hwang Sera (OC)

Genre :: Romance, Friendship

Rating :: General

Karena galau tak kunjung hilang nunggu EXO comeback,,Baekkiee ma Sera jadi tak bikin abu-abu gak jelas kayak gini. Yasudahlah,,jika anda berkenan silahkan anda baca ep-ep saya…

Monggo-monggooo… Maaf ya kalau byk typo…

 

_Sera POV_

“Bisa cepat sedikit tidakk?!”kataku pada orang diseberang telepon. Wajahku sudah tertekuk sempurna. Kesal karena lagi-lagi orang ini melanggar janjinya untuk tepat waktu.

Orang diseberang telepon itu, Byun Baekhyun menjawab,”Arraseo-arasseoo, aku kesana. Astaga, Suho hyung benar-benar sulit ditembus.”

“Joonmyun? Ya! Aku sudah bilang padanya kalau aku akan meminjammu hari ini jam tujuh. Dasar Joonmyunie pengkhianat!”

“Nee. Tapi dia lebih takut pada manajer hyung daripada kau, Sera-chan, hahaha. Eo, Sera, Aku sudah dilobi. Kau pakai mobilnya Jaejoong Hyung atau mobil si kembar?”

“Aku pake mobil Jae. Jangan lupa pakai capuconmu. Tutupi wajahmu rapat-rapat. Aku nggak mau berurusan dengan fans-fansmu yang histeris itu.”

“Hahaha, arasseo, chagiya…”

Keningku mengeryit. “Jangan panggil aku ‘chagiya’!”

“Hahaha…”

Suara tawa Baekhyun menghilang diganti suara tut tut monoton. Aku menggerutu pelan.

Dasar tukang kabur.

Aku menghela napas panjang,menyandarkan tubuhku dengan lebih rileks kesandaran kursi mobilku. “Wah, salju turun,”gumamku pelan. Hari ini aku dan Baekhyun merayakan 100 hari jadian kami. Bukan sesuatu hal yang istimewa sebenarnya, karena kami sudah lengket sejak ratusan ribu hari yang lalu. Tapi kata Baekhyun, 100 hari ini perlu dirayakan. Apalagi setelah White Day kami gagal total kemarin.

Mungkin maksudnya yang perlu dirayakan adalah transformasi hubungan kami yang berhasil menginjak 100 hari. Karena sejak awal banyak yang pesimis pada hubungan kami. Yuki, kakakku yang tertua, tertawa saat mendengar bahwa kami pacaran. Dia bilang untuk orang sebesar kami, seharusnya kami berhenti bermain-main. Myungsoo, Minsoo, Hyuna, Mirae, dan teman-teman 92liners kami yang lain juga menasehati kami macam-macam. Menurut mereka, akan gawat jika kami putus karena bisa merusak persahabatanku dengan Baekhyun yang sudah terjalin sejak kami TK.

Aku tidak pernah berpikir kalau pacaranku dan Baekhyun adalah main-main. Hubungan kami juga tidak akan putus semudah itu. Tapi, mungkin memang tidak bisa dibilang serius seperti pasangan-pasangan pada umumnya. Tidak ada ungkapan cinta dan sebagainya, apalagi suasana romantis dengan lilin-lilin atau mawar.

Hari itu, Baekhyun libur dan main kerumahku seperti biasa. Kami ngegame dan nonton anime sampai tengah malam dikamarku. Mungkin karena terbawa suasana romantisnya Asuna dan Kirito di Sword Art Online, Baekhyun tiba-tiba menembakku.

“Bagaimana kalau kita pacaran?”

Bukan kata-kata romantis, tapi mampu membuatku shock untuk beberapa saat. Aku memandangnya, mungkin saja dia sedang menahan tawa sekarang karena berhasil membuat lelucon yang tidak lucu seperti itu. Tapi, anak itu tidak berani memandangku sama sekali. Matanya lurus menatap layar televisi, walaupun aku yakin tidak ada adegan apapun disana yang berhasil ditangkap oleh matanya. Hhh, ternyata dia serius…

“Hmm, boleh juga…”

Itu jawabanku.

100 hari lalu.

Aneh? Memang. Aku sendiri tidak percaya kalau hanya seperti itu awal mula pacaranku dan Baekhyun. Padahal kami berdua sama-sama berpengalaman dalam urusan berpacaran. Terutama Baekhyun, sewaktu SMP dan SMA dia sudah memacari banyak gadis. Aku jadi tidak bisa membayangkan caranya mengajak gadis-gadis itu berpacaran. Kalau caranya sama seperti yang dia lakukan padaku, mungkin gadis-gadis itu akan langsung angkat kaki dari hadapannya. Mana ada yang mau pada cowok yang tanpa tedeng aling-aling seperti itu? Atau ada?? Yahh, Baekhyun memang sangat populer sih dulu. Wajahnya mungkin bisa dibilang diatas rata-rata dan dia orang yang sangat supel.

Hmm, sebenarnya apa yang dipikirkannya ya saat itu? Kalau sebegitu kesepiannya dia karena lama menjomblo, kenapa aku yang kena tembak? Jawaban yang paling mungkin adalah karena tidak ada cewek lain selain aku dikamar itu. Yap!

“Sera-chann…”

Aku menoleh. “Eo, Baekie..”

Baekhyun masuk kedalam mobilku dan menghenyakkan tubuhnya kekursi penumpang.

“Kau tadi melamun ya?”

“Ani. Aku Cuma memandangi salju. Saljunya indah…”

“Melamunkan salju?”

Eung?? Telinga Baekhyun pasti bermasalah…

“Kan tadi aku bilang aku tidak melamun..”

“Bukan melamunkan salju, berarti melamunkan aku…”

Aish… Ternyata otaknya yang bermasalah.

“Yaa~!”seruku jengkel.

“Haha.. Senangnya…”

“Berhenti menggodaku, Baekkie!!”

“Eh? Aku? Kapan??”

Buk.

“Auww, kenapa kau menendang kakiku, A-chan? Sakitt!”Keluhnya sambil mengusap-usap kakinya yang beradu dengan sol tebal sepatuku.

Aku mendengus tidak peduli. Kujalankan mobilku dijalanan Seoul yang basah karena salju.

“Mau kemana kita?”tanyaku karena baru ingat kalau kami berdua sama sekali tidak punya rencana spesifik akan pergi kemana hari ini. Aku menyiapkan sesuatu tapi mungkin ada hal lain yang ingin Baekhyun lakukan.

“Ja.. Mari kita beri makan perut pacar tampanmu ini, Sera-chan!”

“Hoo? Aku tidak ingat punya pacar tampan, ada juga pacar cerewet yang sok kecakepan.”

“Aaah, kamu menceritakan diriku yang lain, eh? Aighoo, jangan keras-keras. Itu tidak termasuk imageku. Bisa gawat kalau fansku dengar”

“Tenang saja, mereka akan menerima sisi gelapmu yang itu juga…”

“Sepertimu ya, A-chan?”

Aku menoleh. Baekkie tersenyum kearahku.

“Kalau aku sih karena terbiasa…”

“Aighooo, A-chan tidak jujur nihh, hahaha”

Bukan.

Aku bukannya tidak jujur. Tapi aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskan perasaanku pada Baekhyun. Terlalu lama berada didekatnya, menjadi sahabat yang paling mengerti dirinya, membuatku sulit melihat perasaanku sendiri. Tapi…

Sejak lama aku telah memahami satu hal, bahwa bersama dengan Baekhyun adalah hal yang terpenting bagiku. Entah itu cinta atau bukan, aku hanya butuh Baekhyun berada disisiku.

-

-

-

_Baekhyun POV_

100 hari jadiku dan Sera-chan dirayakan direstoran daging. Aish, yang benar saja…

“Ya!! Dagingnya gosong, Baekkie…”seru Sera sambil buru-buru meletakkan ponsel yang barusan diutak-atiknya lalu dengan lincah mengambil sumpit untuk membalik-balikkan irisan daging yang terpanggang dihadapannya. “Kau ini melamun ya?”

“Aku masih tidak mengerti kenapa kita disini,”ujarku suram. Seiris daging disuapkan Sera untuk menyumpal mulutku. Wajahku pasti nampak kucel sekali sekarang.

“Siapa yang bilang lapar tadi?? Siapa yang tadi mengeluh belum makan dari siang? Kau kan? Makanya kita disini untuk makan! Gimana sih…”

“Aku kan minta kerestoran italia saja. Disana suasananya lebih bagus kan?”

“Memangnya disini nggak bagus? Ini kan restoran favoritmu. Lagipula, mana kenyang kalau makan spaghetti.”

“Ada steak disana…”

“Aku tahu kau sekarang sudah jadi artis. Tapi jangan lupa kalau kau baru 1 tahun jadi artis. Pergunakan uangmu dengan bijaksana, Baekkie…”

“Aku tidak akan bangkrut hanya karena menraktirmu makan direstoran mahal…”

“Tapi kau akan kehilangan banyak uang untuk sesuatu yang tidak penting…”

“100 hari jadi kita penting, Hwang Sera!! Karena itu aku menginginkan sesuatu yang istimewa. Bukannya di restoran daging seperti ini!!”

Sera terdiam. Aku juga. Ukh…aku lepas kontrol sampai membentaknya.

Sera menatapku tajam. Aku membuang muka. Takut.

Sera menunduk, berkutat dengan daging dan sayuran lotusnya. Lalu menyuapkannya padaku. Aku menurut. Merasa bersalah karena merusak suasana.

“Byun Baekhyun, habiskan makanmu. Setelah ini, aku ingin ke Sungai Han. Sepertinya asyik jika kita ngobrol dipinggir sungai. Aku bawa hanabi lho, kutaruh dibagasi mobil. Aku ingin lihat hanabi dibawah turunnya salju. Pasti indah. Aku juga bawa cemilan dan Hite. Tapi Cuma dua kaleng. Eotte??”

Aku menelan makanku dan menatap Sera dengan wajah merana. “Kau benar-benar pintar membuatku merasa bersalah…”

“Ani. Kau sendiri yang baka, Baekkie. Rasakan.”

Aku mengangkat tanganku tanda menyerah dan Sera tertawa melihatnya. Aku heran, selama bertahun-tahun aku mengenalnya, kenapa aku masih saja sulit menebak apa yang ada dibenak gadis ini. Kadang aku bisa merasa begitu mengenalnya, tapi tidak jarang aku salah paham seperti ini.

Sera tentu saja akan memilih berjalan-jalan denganku dipinggir sungai Han daripada dinner romantis di restoran mahal. Seleranya memang seperti itu. Mengajakku ke restoran daging ini memang hanya karena ingin mengisi perut dan sama sekali bukan bagian dari perayaan 100 hari. Ahh, seharusnya aku tahu.

Aku dan Sera sebelumnya adalah seorang sahabat. Kami kenal sejak TK dan memutuskan tidak akan terpisahkan sejak SD kelas 1. Kalau dihitung-hitung berarti sudah 13 tahun kami bersahabat. Saat kami kelas 4 SD, kami memutuskan untuk menjadi saudara kembar. Serius! Itu terjadi karena Sera iri pada oneechannya, Yuki-Haru, yang kembar identik. Menurutnya punya kembaran itu keren dan tidak mungkin bisa terpisahkan untuk selama-lamanya. Akhirnya, kami memaksa teman-teman untuk mengakui kami sebagai saudara kembar, memaksa orangtua kami membeli barang-barang kembar untuk kami berdua, bahkan kami tidur bersama (bergiliran senin dirumahku, selasa dirumah Sera, Rabu dirumahku, dst…) selama 2 tahun. Saat masuk SMP kami memperkenalkan diri kami sebagai saudara kembar pada teman-teman baru kami.

Itu adalah permainan tergila kami. Kadang kami bahkan pura-pura bertengkar selama beberapa hari hanya karena seumur-umur kami tidak pernah saling mendiamkan satu sama lain.

Kenangan-kenangan kami itu membuatku bertanya-tanya, kali ini apakah kami sedang bermain-main juga??

100 hari yang lalu, aku mengajak Sera berpacaran. Ajakan yang kusesali hingga sekarang. Astaga!! Kenapa aku melontarkan kata-kata tidak bermutu seperti itu!! Bisa-bisanya seorang Byun Baekhyun mengajak seorang gadis berpacaran dengan kata-kata dangkal seperti itu!!

“Bagaimana kalau kita pacaran?”

Ah sial… aku tidak akan menyalahkan Sera jika ia menganggapku tidak serius saat itu. walaupun pada kenyataaannya Sera menyanggupi untuk berpacaran denganku. Aku tidak yakin dia benar-benar  punya alasan kuat—cinta misalnya?—untuk menerimaku. Bagaimana tidak? Kami bersahabat dan tumbuh bersama permainan-permainan konyol yang kita lakukan setiap hari. Jadi kemungkinan besar ini juga merupakan bagian dari permainan-permainan itu.

Padahal aku sungguh-sungguh. Keinginanku menjadi pacar Sera bukan keinginan yang muncul begitu saja, tapi berkembang selama bertahun-tahun kebersamaan kami. Semakin aku menginginkannya, anehnya semakin sulit aku bisa mengungkapkannya.

Saat itu Sera juga masih berpacaran dengan orang lain, dan dia nampak begitu mencintai orang itu, bahkan mungkin sampai sekarang. Aku menyadari diriku patah hati saat pacarku menamparku karena kecewa. Dia bilang, aku tidak pernah berusaha sungguh-sungguh dengannya dan dia terluka karena aku hanya mempermainkannya. Dia benar dan aku tersadar, saat itu aku memang tidak pernah melihat gadis lain selain Sera.

Aku senang dia benar-benar memakai kalung pemberianku saat White Day. Tapi aku tidak merasa cukup. Sekedar memakai kalung itu tiap hari, apa susahnya? Kadang aku merasa pesimis, apa harapan itu benar-benar ada?

Aku tidak pernah bisa membaca isi hati Sera. Aku tidak pernah tahu dan tidak pernah menanyakannya. Chanyeol bilang aku berubah menjadi pengecut jika sudah berurusan dengan Hwang Sera. Sepertinya dia benar.

-

-

-

_Author POV_

Bum. Bum. Bum.

“Sughooiii!!”

“Wahh, daebakkk!!”

Langit diatas Sungai Han bersinar mejikuhibiniu. Gemerlap diantara salju putih yang melayang-layang pelan dan pekatnya langit di musim dingin. Sera dan Baekhyun menatap kembang api itu dengan senyum lebar dibibir. Memang tidak semegah kembang api pergantian tahun, tapi cukup untuk membuat malam itu menjadi malam yang menyenangkan.

“Hite! Hite! Ayo kita toast, Baekkie!”

“Eo!”

Baekhyun dan Sera mengambil kaleng bir masing-masing. Mereka sudah cukup umur untuk minum, walaupun Sera benci alkohol karena efeknya, tapi untuk saat-saat seperti ini tidak ada salahnya untuk minum sedikit (Bukannya author ngajarin jelek ya, tapi di Korea, minum itu udah kayak budaya. Liat aja drama-drama Korea, hampir pasti ada adegan minum n mabuknya. Tapi tetep, adegan ini tidak boleh dicontoh, hoho). Bunyi berdesis dan buih keluar saat keleng bir dibuka. Dengan semangat mereka membenturkan kaleng satu sama lain.

“One Shottt!” Glek. Glek. Glek.

“Aaahhh, aku menyerahh…”seru Sera setelah tegukan kelima. Kemudian ia bersorak menyemangati Baekhyun yang masih bertahan meneguk Hite tersebut sampai tandas. “Yaaa… Kau hebat.”

“Kkkhhh, beneran kau Cuma bawa satu??”tanya Baekhyun sambil meletakkan kaleng kosongnya.

“Ne. Satu saja cukup, Baekkie. Aku tidak mungkin membiarkanmu mabuk.”

“Ah, arasseo…”Baekhyun membuka kaleng minuman soda dengan berat hati. Sampai dorm nanti dia akan minum satu kaleng bir lagi.

“Setelah ini apa yang akan kita lakukan?”tanya Sera.

“Kau tidak ada rencana?”

“Sebenarnya hari ini aku hanya ingin jalan-jalan dan ngobrol denganmu,”Sera meneguk lagi bir kalengnya yang belum habis. “Semenjak kau debut dan aku kuliah, kita tidak punya banyak waktu lagi berduaan seperti ini. Kalau tidak kau yang menyempatkan mampir kerumahku menjelang tengah malam, dan aku yang merelakan weekend-ku untuk datang kedorm-mu, mungkin sudah sebulan ini kita tidak bertemu. Rasanya aneh, padahal dulu kita selalu kemana-mana berdua dan setiap hari bertemu karena kita bertetangga. Mungkin aku sedikit merasa kehilangan. Yahh… Mau bagaimana lagi ya, Baekkie?”

Baekhyun tertegun. Tidak pernah terpikir olehnya bahwa Sera ternyata merasa kehilangan. Gadis itu selalu terlihat normal dan tidak pernah menunjukkan perasaannya. Tapi tiba-tiba hari ini, dia mengeluh. Itu membuat Baekhyun sangat lega.

Selama ini, Baekhyun juga merasakan hal yang sama seperti apa yang dirasakan Sera. Sering dia merindukan Sera, pertemuan selama satu jam dan hubungan via ponsel sama sekali tidak cukup sebagai obat. Kadang Baekhyun masih merasa menyesal karena dia berhasil debut, sementara Sera tidak. Apalagi saat Baekhyun harus tur konser keluar negeri. Jika saja kecelakaan itu tidak terjadi, mungkin Sera sekarang sudah sukses bersama f(x) dan mereka bisa tur konser SMTown bersama-sama.

“Kembalilah ke SM…”ucap Baekhyun.

Sera tertawa. “Apa itu jalan satu-satunya supaya kita bisa bersama seperti dulu?”

“Eo. Aku kesal jika tidak melihat mukamu setiap hari.”

“Hahaha… Kau ini apa tidak bosan?”

“Kau juga, kan? Tidak bosan bersamaku.” Baekhyun tersenyum. “Kita ini benar-benar sudah melekat terlalu lama.”

“Sampai akhirnya terlalu keras untuk dipisahkan.”

“Gwenchana. Aku rasa aku bisa menghabiskan seumur hidup bersamamu.”

“Hahaha, aku juga. Karena itu kita pacaran kan?”

“Eo.” Baekhyun menelan ludah. Bukankah ini saat yang tepat? Mereka sedang mengungkapkan perasaan satu sama lain, bukankah Baekhyun harusnya mengatakan inti dari semua ini? Bahwa dia mencintai Sera dan dia butuh kepastian untuk mempercayai perasaan Sera padanya.

“Sera, aku—“

“Baekki, aku senang bisa bersahabat denganmu,”potong Sera yang membuat Baekhyun menelan kata-katanya kembali.

“N-ne?”

“Tidak semua orang punya seseorang untuk bersandar sepertiku, jadi aku merasa bersyukur sekali. Aku ingin kita tetap seperti ini, selamanya. Bisa kan?”

Dada Baekhyun terasa sesak. Maksudnya ‘seperti ini’ itu seperti apa, Sera? Berpacaran tanpa cinta?

“Asal aku bersamamu itu cukup. Aku tidak butuh alasan lain. Dulu, alasanku berpacaran adalah cinta, tapi ternyata kami tidak bisa bersama selamanya.”

Baekhyun mendesah lirih. Kenapa Sera bisa punya kesimpulan seperti itu tentang cinta? Apa yang sebenarnya terjadi saat ia putus dengan orang itu?

“Aku juga ingin selalu bersamamu,”jawab Baekhyun jujur. Walaupun pada kenyataannya ada hal lebih yang ingin dia katakan.

Sera terhenyak. Perasaan hangat meliputi dadanya. Buru-buru dia berdiri, karena rasa hangat didadanya telah merambat kematanya. Sera tidak akan membiarkan dirinya menangis, itu memalukan. “Ja. Sudah mulai dingin sekali disini. Kita berjalan-jalan yuk Baekkie, untuk menghangatkan diri.”

Baekhyun ikut bangkit. Dengan langkah panjang ia menyusul Sera yang berjalan didepannya. Sera yang melihat Baekhyun sudah berada disampingnya, tersenyum. Ia melingkarkan lengannya ditangan Baekhyun dan memasukkan telapak tangannya kesaku jaket. Baekhyun tersenyum dan melakukan hal yang sama, memasukkan telapak tangannya kesaku jaketnya (mudeng ndak? Tangan mereka jadi berbentuk silang gitu). Ini style mereka jika sedang berjalan bersama.

“Kenapa kita mellow sekali ya hari ini?”

“Kau kan yang pertama mulai…”

“Kekeke… Bagaimana kalau kita pergi ke-noraebang?”

“Ayo! Aku ingin menyanyi sepuasnya hari ini…”

“Yatta!! Kita buat duet maut Baekhyun-Sera!”

“Hahaha…”

Mungkin memang masih butuh waktu. Jika alasan ‘ingin bersama selamanya’lah yang membuat Sera selalu berada disisi Baekhyun, dia terima. Ada banyak hal yang telah menimpa gadis itu hingga ia jadi begitu bergantung pada Baekhyun, dan butuh dirinya. Baekhyun senang sekaligus sedih. Cinta bertepuk sebelah tangan selalu menyakitkan. Bagi Baekhyun cinta selalu menjadi alasan. Bagi Sera Baekhyun-lah alasannya.

100 hari ini, perasaan itu masih harus dipendam sedikit lebih lama. Ya, semoga benar-benar hanya sedikit lebih lama.

END???

 

Eottee??

Jelek ya?

Ck, sudah saya dugaaa…

Mohon kritik dan sarannya ya pembaca yang budimannn. Saya ini banyak kekurangan tapi kadang sulit introspeksi diri sendiri(-_-!!)

Gamsahamnidaaa…


(LightHeaven’s STORY) The Reason Why

$
0
0

tumblr_m6llf9jytj1rusej8o1_500

(LightHeaven’s STORY) The Reason Why

Author :: Seara Sangheera

Cast :: Byun Baekhyun of EXO-K, Hwang Sera (OC)

Cameo :: Kai of EXO-K

Genre :: Romance

Lenght :: Oneshoot

::Baekhyun POV::

Selama 3 bulan berpacaran dengan Sera. Aku menyimpulkan 3 kemungkinan kenapa Sera mau berpacaran denganku.

Pertama, karena dia nyaman saat bersamaku.

Gadis itu, saking ‘nyaman’nya saat bersamaku dia sepertinya lupa kalau aku ini laki-laki biasa. Ini sebuah contoh ya, kenapa aku bisa bilang begitu.

Kalau tidak salah kejadian ini sekitar satu-dua bulan yang lalu, saat itu aku sedang tiduran dikamar. Membaca komik lewat i-pad. Tiba-tiba Sera masuk kekamarku dan merebahkan tubuhnya disampingku. Memelukku erat dan sukses membuat jantungku hampir lepas dari sarangnya.

“Y-ya!! Sera! Apa yang kau lakukan??”ujarku panik. Sudah sejak lama sekali tidak ada kontak fisik antara aku dan Sera. Euh, bisa dibilang sejak aku tahu aku jatuh cinta padanya. Menyentuh Sera bisa membuat jantung dan otakku berhenti beroperasi, itu bahaya.

“Kalau Yuki-Haru mencariku, jangan bilang aku disini! Ara?”bisiknya.

“Wae??”

“Pokoknya jangan bilang! Dan malam ini aku akan tidur bersamamu, tidak boleh menolak!”

“Y-ya! Apa kata member lain kalau kau sampai…”

“Mereka setuju kok,”Sera mendongak menatapku. “Chan bahkan bilang akan pindah dan tidur bersama Joonmyun. Padahal tidak apa-apa kalau tidur disini, kan kamarnya dua. Kai tadi bahkan mau merelakan kasur queen-sizenya buat kita.”

“Ehhh??”

Aku tahu wajahku pasti sudah memeraaaaah seperti kepiting rebus. Tapi Sera sepertinya terlalu rabun untuk melihatnya. Ukh, bagaimana mungkin ada gadis yang tingkat kepekaannya nol besar seperti itu?

Hari itu Sera diusir dari rumah gara-gara selama 3 hari tidak pulang dan bolos kekampus untuk pergi kerumah crayon G-Dragon. Handphone-nya mati karena tidak dicharge. Membuat Appanya yang galak itu cemas setengah mati. Saat aku bilang, kalau mungkin penyakit ‘Sasaeng’nya Sera kumat lagi, appa Sera langsung menutup rumah mereka rapat-rapat untuk Sera. Jadi saat Sera pulang, Okasannya menangis karena tidak berani membukakan pintu dan appanya berteriak mengusirnya. Setelah itu, aku terpaksa berbagi kamar dengan Sera selama 2 hari, sampai Yuki-Haru menyeretnya pulang.

Bukan suatu rahasia sebenarnya kalau kami pernah tidur bersama, tapi itu sudah bertahun-tahun-tahun yang lalu. Aku kadang heran kenapa Sera tidak berubah sama sekali. Apa dia masih menganggap aku bocah kecil seperti yang tidur bersamanya 10 tahun yang lalu?

Bukan hanya itu saja, Sera pernah melakukan hal yang amat sangat terlalu sembrono. Itu malam minggu, aku datang kerumahnya untuk menjemputnya pergi karaoke bersama teman-teman 92liners.

“Ya!! Kau belum mandi?!”semburku saat melihatnya tiduran santai sambil membaca komik dikasurnya. Rambutnya acak-acakan dengan piyama masih melekat ditubuhnya.

“Eo? Memangnya jam berapa ini?”tanyanya tanpa dosa.

“Ini sudah jam 7, Sera-chan. Cepat mandi sana!”

“Aku sudah mandi kok. Tadi Cuma belum sisiran…”kata Sera sambil beranjak dari kasurnya. “Ei, ini komiknya bagus.”

“Jincha? Series ya?”

“Eo.”

“Sepertinya seru. Gambarnya bagus. Hoho, karakter ceweknya cantik…”

“Iyaa kaann, karakter cowoknya juga tampan. Mirip Luhan Gege…aighooo.”

“Berarti mirip aku juga dong. Kan aku sebelas-dua belas dengan Luhan hyung.”

“Sehun bakal nangis lagi kalau denger omonganmu sekarang, baekkii. Lagipula sebelas-dua belas tuh gak ada mirip-miripnya kali.”

“Ck, sekali-kali setujuin ajalah apa yang aku omong. Gak suka ya liat orang seneng? A-chan, ini nomer 7, nomer 1’nya mana?”

“Dikasur gak ada? Tadi abis kubaca kayaknya kutaroh gitu aja dikasur.”

“Gak ada tuh, a-… “Kalimatku terhenti seketika. Mulutku mangap. Mataku nyaris keluar dari rongganya. ”Ya!! Sera! Apa yang kau lakukan?!”

Sera menoleh dengan tampang polos. Baju piyamanya sudah terangkat separuh. Celananya sudah ganti dengan celana jeans. Astaga, jadi selagi dia mengobrol denganku, dia sedang berganti baju? Didepan lemari, lima langkah dari tempatku duduk?

“Wae? Aku sedang ganti baju.”

See?

Sera memang ‘nyaman’ sekali denganku.

Lalu yang Kedua, dia butuh alasan untuk tidak merayakan Black Day dengan teman-teman sekampusnya.

“Mereka konyol. Kurang kerjaan,”gerutu Sera setahun yang lalu.

Black Day adalah hari untuk para jombloers. Pada hari itu, mereka akan makan mie china hitam dan meratapi nasib mereka. Dua tahun lalu, saat ia masih menjadi mahasiswa baru di Universitas Seoul, ia mendapat ajakan dari sunbae dan teman-temannya untuk ikut merayakan Black Day. Dia kira, mereka hanya akan makan-makan di restoran China, tapi ternyata setelah itu mereka melanjutkan pesta ke noraebang dan teman-temannya mabuk sampai Sera terpaksa harus mengantar mereka pulang. Bahkan ia harus melihat temannya muntah didepannya. Sera benci alkohol, tapi dia lebih benci lagi pada orang yang mabuk.

Setelah itu, dia berjanji untuk tidak ikut tahun depannya, walaupun sunbae dan teman-temannya menyeretnya dengan kejam.  Tapi ternyata, dia melanggar janjinya sendiri dan akhirnya mengalami hal yang sama seperti yang ia alami setaun sebelumnya.

Kali ini dia pasti benar-benar kapok. Jadi saat kata ‘Bagaimana kalau kita pacaran’ keluar dari mulutku, gadis itu pasti merasa seolah menemukan seberkas cahaya didalam perut goa yang gelap.

Yang Ketiga, ahhh.. sebenarnya ini sulit sekali aku akui. Sera-chan sepertinya butuh pelarian.

Mungkin kau sudah dengar cerita, kalau sebelum denganku dia pernah berpacaran lama dengan seseorang. Laki-laki itu adalah sunbaenya saat trainee di-SM, yang berarti juga sunbaeku saat ini. Aku tidak akan menyebut ‘merk’, cobalah menerka-nerka sendiri siapa pria itu. Saat berpacaran dengan Sera, ia sudah menjadi artis terkenal. Aku ingat, saat Sera bilang kalau dia berpacaran dengan orang itu, aku seperti kehilangan jiwaku. Bagaimanalah bisa seorang Byun Baekhyun dibandingkan dengan orang itu? Bagaimanalah seorang vokalis band sekolahan bisa dibandingkan dengan member boyband yang disebut-sebut sebagai harga dirinya Asia? Semenjak itu, aku berpacaran dengan banyak wanita. Berusaha mencari pelarian. Karena itu aku bisa tahu apa yang Sera rasakan.

Beberapa hari yang lalu, pria itu bicara direality show. Dia bilang kalau dia pernah jatuh cinta dengan beberapa gadis lain sementara ia masih memiliki pacar. Walaupun hubungannya dengan gadis lain itu tidak berkembang serius, tapi tetap saja ia mengkhianati perasaan pacarnya kan? Saat aku  mendengarnya bicara seperti itu, aku sejenak shock. Seumur-umur Sera tidak pernah mau menceritakan masalahnya dengan orang itu saat mereka berpacaran, bahkan saat putus pun, dia tidak memberitahuku alasannya. Tapi jika pacar yang disebut orang itu maksudnya adalah Sera, aku benar-benar tidak akan memaafkan laki-laki itu. Sera memang gadis serampangan yang egois, tapi dia adalah gadis yang sangat setia jika sudah berkomitmen dengan seseorang.

Tapi walau sudah 3 tahun sejak hubungan mereka usai, Sera-chan nampaknya masih sulit melupakan laki-laki itu. Pernah suatu kali aku memergokinya memandangi MV orang itu dengan tatapan yang membuat hatiku perih. Sera juga tidak pernah mau datang ke Backstage Smtown, sampai kemarin Amber memaksanya…

“Ngapain kau datang kalau kau tidak mau menemuiku!!”marah Amber saat Sera lagi-lagi menolak datang ke Backstage. Aku yang ada disamping Amber hanya diam mendengarkan dia bicara dengan Sera lewat telepon. “Kau tidak pengen bertemu dengan Victoria unnie, Donghae oppa, Sungmin oppa, Jessica unnie dan lainnya, huh? Mereka merindukanmu!! Kapan? Sudah lama sekali kita tidak kumpul bareng-bareng. Ya! Kapan lagi kau bertemu teman-temanmu? Kau sudah menolak ajakanku berkali-kali, Sera. Memangnya ada apa sih di backstage?? Kau mau ke Backstage YG, tapi kenapa kau tidak mau kebackstage SM. Kau masih sakit hati dengan kamii?”

Aku menoleh cepat. Astaga, Amber mulai keterlaluan. Aku buru-buru merebut ponsel dari tangan Amber. “Pulang saja kalau kau tidak mau kesini,”kataku.

“YA!!”Amber ngamuk.

Aku mendengar Sera menghela napas, lalu ia bilang, “Aku kesana…” Tut. Tut. Tut.

“Ya! Sera-chan…”

Saat itu aku benar-benar ingin memukul kepala Amber. Bisa-bisanya ia mendeklarasikan dirinya sebagai sahabat Sera, tapi malah menyudutkannya seperti itu. Tapi ternyata saat itu, hatiku-lah yang dipukul keras oleh Sera. Ia benar-benar datang ke Backstage Smtown, disambut gegap gempita oleh orang-orang yang mengenalnya baik saat dia trainee. Aku dengar, Sera-chan dulu sangat populer diantara trainee-trainee lain karena dia bersahabat dekat dengan artis-artis SM, seperti Jaejoong JYJ dan Jessica SNSD. Dan aku melihatnya sekarang. Ia seperti berada ditengah-tengah keluarga yang seharusnya ia miliki. Sera bahkan menangis saat itu. Aku tidak sanggup melihatnya.

Tapi semuanya berubah saat orang itu datang. Baru pertama kali ini aku melihat Sera yang begitu salah tingkah. Dia bahkan tidak benar-benar memandang laki-laki itu saat berbicara basa-basi dengannya. Sebegitu dalamkah bekas luka yang orang itu tinggalkan pada Sera? Sampai Sera sulit sekali melihat wajah dan mendengar suara laki-laki itu.

Aku tidak apa-apa jika memang hanya dianggap sebagai tempat pelariannya, setidaknya aku akan melindunginya dari perasaan sakit. Tapi jika seperti ini, aku mungkin tidak akan bisa menyelamatkan hatiku sendiri.

Itu 3 hal yang aku simpulkan dari pengalamanku bersama gadis itu. Tidak romantis ya? Ya memang begitulah. Mau bagaimana lagi? Kami pacaran bukan dengan cara yang benar, jadi mungkin kisah romantis hanya akan jadi impian. Walau tentu saja aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Suatu hari nanti, aku akan membuat Hwang Sera hanya mempunyai satu alasan kenapa ia mau berpacaran dengan seorang Byun Baekhyun, yaitu karena dia mencintaiku.

-

-

-

::Author POV::

“Ya! Kau sedang apa?”

Baekhyun buru-buru menutup laptopnya. Jantungnya nyaris copot karena tiba-tiba suara Sera muncul dibelakangnya. Aigho, bisa gawat kalau Sera membaca apa yang ia tulis tadi. Ia menyandarkan punggungnya kesofa dan mendongak kearah Sera yang berdiri dibelakangnya. “Ani. Aku tidak sedang melakukan apa-apa…”katanya berusaha nampak seinosen mungkin.

Sera yang menyandarkan depan tubuhnya kepunggung sofa, menatap Baekhyun dengan tampang curiga. Tapi dia tidak berminat untuk bertanya lagi, ada hal lain yang lebih mengganggunya. “Kenapa Joonmyun dan Soo-kun lama sekali belanjanya? Aku dan Kai sudah kelaparan.”

“Mana kutahu. Suruh saja Kai sms Kyungsoo…”

“Sudah, tapi tidak dibalas…”

“Mau kubuatkan ramyun?”

“Tapi nanti aku jadi gak selera makan karena udah kenyang…”Sera menaruh dagunya disofa. Memiringkan kepalanya menatap Baekhyun. Baekhyun balas menatap gadis itu.

“Wae?”

Sera beringsut lalu memeluk leher Baekhyun membuat pria itu kaget setengah mati dan membeku seketika. “Y-ya! Ada apa?”tanya Baekhyun gugup.

“Kau tahu tidak Baekkie, alasan sebenarnya kenapa aku mau berpacaran denganmu?”

Astaga! Jangan-jangan Sera tadi membaca tulisannya? Baekhyun kan tidak tahu sudah berapa lama Sera berdiri dibelakangnya sampai akhirnya gadis itu menegurnya tadi.

“Kau pasti tidak tahu,”lanjut Sera. “Ada 1 hal dan kau pasti akan suka mendengarnya.”

Jantung Baekhyun berdegup kencang. “Mwo?”

“Kau penasaran?”Sera jahil menggoda.

Kali ini Baekhyun terlalu penasaran untuk memperdulikan godaan Sera, ia mengangguk cepat.

“Karena kau adalah satu-satunya laki-laki yang bisa kupercaya. Aku tahu aku akan bahagia jika bersamamu.”

Baekhyun tertegun. Kata-kata itu begitu tulus keluar dari bibir Sera. Baekhyun jadi merasa bersalah karena menuliskan 3 hal konyol tadi. Sera yang polos itu, menganggap Baekhyun sebagai kunci untuk meraih kebahagiaan.

“Apa alasanku itu cukup?”

“Eo. Untuk saat ini itu cukup.”

“Yatta! Aku tahu kau akan bilang begitu. Lalu bagaimana denganmu? Apa alasanmu mau berpacaran denganku, hm?”

Baekhyun memandang lekat kearah Sera yang menyandarkan kepalanya dengan nyaman kebahu Baekhyun. Sera tersenyum, nampak tidak terganggu sama sekali dengan wajah Baekhyun yang begitu dekat dengan wajahnya. Berbeda 180 derajat dengan Baekhyun yang jantungnya sudah belingsatan sejak tadi.

Baekhyun menghela napas. Alasan Baekhyun dari dulu juga Cuma satu dan tidak pernah berubah sekalipun.

“Aku sendiri heran kenapa mau berpacaran denganmu. Kau bahkan tidak punya daya tarik seksual.”Baekhyun menggeleng pelan. Pura-pura prihatin pada dirinya sendiri.

“Maksudmu?”

“Dari semua pacarku, hanya kamu yang berbeda.”

Sera mengeryitkan dahinya tidak mengerti. Mereka berpandangan sejenak, lalu perlahan tatapan Baekhyun turun ke dada Sera. Baekhyun menghela napas prihatin. Sera mengikuti arah pandang Baekhyun, saat itu juga ia mengerti.

Buakk!

“Aww!!”Pukulan Sera mendarat keras dikepala Baekhyun.

“Dasar! Memangnya kenapa kalau dadaku rata, hah?!!”

“Itu masalah tahu! Asssh, sakit…”

“Dasar yadong! Apanya yang masalah?!”

“Semua laki-laki kan butuh itu…  ya kan Kaii?”

Kai yang ternyata melihat pertengkaran dua couple tak jelas itu mengangguk setuju. “Baekhyun hyung bisa selingkuh kalau noona tidak memperbaiki dada noona…”

“Ya!! Dasar kalian berdua sama saja!! Mata keranjang!! Hentai! Yadong!! Baka!!”Sera kesal. Langsung angkat kaki mencari perlindungan pada Chanyeol yang sedang main game dikamar.

Setelah Sera menghilang dari pandangan, Kai menghampiri Baekhyun dan duduk disampingnya. “Bilang saja kalau hyung suka pada Sera noona. Apa susahnya sih? Pake bawa-bawa dada rata segala buat ngeles…”

“Tapi emang itu penting kan?”Baekhyun tersenyum jahil.

Kai nyengir. “Iya sih, hehe…”

“Kai, mungkin benar kata Yeolli dulu, aku terlalu pengecut untuk mengungkapkan perasaanku pada Sera. Kepalaku ini terlalu penuh dengan pertimbangan-pertimbangan, tapi tidak pernah ada action-nya.”

“Ck, menyiksa diri sendiri itu tidak baik, hyung…”

“Aku tau. Seandainya kami tidak bersahabat lama mungkin ini akan lebih mudah. Aku terlalu takut jika suatu hari dia menjauh dariku. Melihat karakternya, dia pasti akan sangat bersalah jika tidak bisa membalas perasaanku dan memilih  untuk menjauh. Aku belum siap dengan kemungkinan itu…”

“Hyung…”

“Eo?”

“Kalau sudah berbicara tentang Sera noona, kau seperti bukan Byun Baekhyun yang kukenal.”

“Kekeke, benarkah? Apa aku terlihat keren?”

“Eo. Cinta ternyata bisa membuat seseorang terlihat begitu berbeda. Itu yang membuatku selalu iri dengan kalian berdua…”

Baekhyun tersenyum dan mengucek kepala dongsaengnya itu. “Kalau begitu, bantu aku mendapatkan cinta Sera, eo? Setelah itu kau pasti akan melihat hal yang lebih menakjubkan lagi.”

“Oke. Sebagai bayarannya aku minta setengah gaji hyung ya?”

“Ya! Dasar kau ini!!”

END?

 

Yak!! Galau lagiii…

Kapan ya EXO comeback sodara-sodara?? Itu pertanyaan yang benar-benar sangat amat menganggu saya akhir-akhir ini. Hampir setaon, dan tidak ada lagu baru. Bikin kesel gak sih?! Tapi anehnya, kok bias-bisanya saya masih setia menunggu mereka(=_=!!).

Sudahh… sudahhh…

Kok jadi curcol…

Ditunggu komennya ya??

Arigatouuu~


One Sided Love

$
0
0

One Sided Love

Author : Kim Hyora

Tittle : One Sided Love

Cast :

Byun Baekhyun [EXO]

Choi Sulli [f(x)]

Seo JooHyun [SNSD]

Other Cast :

Krystal Jung [f(x)]

Kang Jiyoung [KARA]

Park Chanyeol [EXO]

Cameo :

  Im Yoona [SNSD]

Choi Sooyoung [SNSD]

Rating : PG 13+

Genre : Romance

Summary : Aku menyukaimu, tapi kenapa tiba-tiba kau sedingin itu padaku?

Disclaimer : Cerita sedikit nyontek, tapi murni dari otak author-_-

Length : Oneshoot

 

***

 

Sulli’s

Tanpa sadar, aku menahan napasku saat melihat wajah Baekhyun di halaman depan majalah Punch!. Jujur saja, dia sangat tampan, dan aku menyukainya. Sangat amat menyukainya. Dan bukan hanya aku, tapi beberapa temankupun menyukainya. Tapi hanya Krystal dan Jiyoung yang tahu persis bagaimana aku menyukainya. Menyukai laki-laki itu, Baekhyun.

 

Hari ini, seperti biasanya ketika Punch! terbit. Ramai, di kelasku pastinya. Dan begitu Baekhyun masuk ke kelas, semua gadis langsung menghampirinya. Entah memuji fotonya di majalah atau malah bergenit ria dengannya. Jika aku boleh jujur, ingin sekali aku berteriak dan mengatakan kalau aku cemburu. Aku tidak suka. Sangat tidak suka. Tapi aku yakin, hanya akan menjadi pekerjaan yang sia-sia jika aku melakukannya.

 

Aku, seorang gadis bernama Choi Sulli. Seorang gadis yang tidak terlalu menonjol. Dilihat hanya pada saat murid-murid tidak mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Seorang gadis yang tidak bisa berbicara dengan seseorang yang disukai atau orang yang baru dikenal. Hanya bisa tersenyum senang di depan kedua temanku, dan tidak pernah bisa berkomunikasi dengan Baekhyun dengan baik.

 

Kadang-kadang aku ingin sekali bisa benar-benar berkomunikasi dengan baik di depan Baekhyun. Ceria seperti yang lainnya di depan Baekhyun. Tapi karena rasa sukaku, aku jadi tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa menunjukkannya. Hanya kepada krystal dan Jiyoung-lah aku bisa mengungkapkannya. Padahal kesempatan untuk berkomunikasi dengan baik jelas ada di depan mata.

 

Dari kelas lima SD, aku dan Baekhyun selalu satu kelas. Sampai hari ini pun, ketika di tahun ajaran terakhir, kami masih tetap sekelas. Dan posisi duduk kami tidak pernah berubah. Baekhyun selalu duduk tepat di belakangku. Dia yang ceria selalu memberikan aku semangat. Dia menularkan keceriaannya pada teman-teman yang lain, tapi padaku? Entah kenapa tidak berhasil…

 

“Sulli-ah, kau sudah belajar untuk ulangan Kimia nanti?” tanya Baekhyun saat aku sedang membaca Punch! di bagian lain. Aku mendongak dan tiba-tiba saja lidahku terasa kelu. “Sulli-ah? Gwenchana?”

 

“Ah, aku su, aww~!” teriakku saat lidahku tergigit. Apa kubilang, aku tak pernah bisa berkomunikasi dengannya lebih baik. Lidahku selalu kelu dan selalu saja tergigit. Kenapa aku ditakdirkan untuk menjadi sebodoh ini? Mengatakan hal sesepele itu saja lidahku bisa tergigit dan aku gemetaran. Dasar bodoh!

 

Baekhyun tiba-tiba saja tertawa mendengar ucapanku. “Selalu saja begitu.” Katanya sambil mengelus pelan puncak kepalaku. Aku tercengang, diam sebentar. Menatap kesekeliling, berharap tidak ada yang melihatnya. Dan aku bersyukur hanya ada Krystal dan Jiyoung yang dapat melihatnya. Mereka malah bertindak lebih bodoh.

 

Baekhyun kembali ke tempatnya, ia bersiul. Tepat seperti apa yang selalu ia lakukan jika ia sedang membereskan mejanya untuk belajar. “Oh ya, kau sudah melihat wajahku di cover depan itu, kan?” tanya Baekhyun yang entah sejak kapan sudah ada disampingku lagi. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. “Bagaimana penampilanku di cover majalah itu?”

 

Aku berpikir sejenak, lalu mengatakan padanya bahwa dia sangat keren di majalah itu. Dengan ekspresi yang senang, Baekhyun tersenyum lebar ke arahku. Aku hanya bisa membalasnya dengan senyum simpul yang sangat sederhana. Sekali lagi, kurasa keceriannya takkan pernah tertular padaku. Sampai kapanpun tidak akan pernah.

 

***

 

Memasuki masa-masa Try Out, mr. Kim memindahkan letak tempat duduk Baekhyun. Dia tidak lagi ada di belakangku, melainkan pindah jauh ke depan. Tepat di depan meja guru. Aku tertunduk lesu. Sebagai gantinya, Chanyeol duduk di tempat Baekhyun. Meski bisa lebih sering memandangi punggungnya yang lebar dan terlihat menghangatkan itu, tapi tetap saja aku merasa seperti ada sesuatu yang hilang.

 

Tapi, mau tidak mau aku harus menerimanya, kan? Keputusan mr. Kim tidak akan bisa di ubah. Lagipula, aku tak berhak meminta pada mr. Kim untuk mengembalikan tempat duduk Baekhyun seperti semula, kan? Bisa-bisa semua orang curiga padaku, terutama Baekhyun. Dan aku tidak ingin semuanya terjadi.

 

Chanyeol juga salah satu dari teman yang dekat denganku. Dia juga tahu aku menyukai Baekhyun lebih dari seorang fans kepada idolanya. Tapi dia tidak pernah mengetahui selebihnya perasaanku. Chanyeol orang yang cukup ramai, dia juga sering membawa keceriaan, dan keceriaan itu tentunya menular padaku. Aku bisa tertawa bersamanya, aku bisa lebih ceria saat bersamanya.

 

Tapi tentu saja aku tidak bisa menjadikan kedekatan ini, menganggapnya bahwa aku jatuh cinta pada Chanyeol. Meskipun tidak ada yang mengira begitu, tapi tetap saja aku hanya menyukai Baekhyun. Tidak ada yang lain. Bagiku, Chanyeol hanya sebatas teman, teman yang bisa membuat aku ceria.

 

Hari terakhir di Try Out keempat ini, aku melihat Baekhyun didatangi oleh seorang murid yang sangat cantik. Ku ketahui bernama Joohyun atau biasa dipanggil Seohyun. Dia diikuti oleh kedua temannya, Sooyoung dan Yoona yang selalu mengikuti kemanapun dia pergi. Mereka bertiga tidak pernah terlihat terpisah-pisah saat disekolah. Dan yang aku tahu, Seohyun juga berprofesi sebagai model.

 

Aku tidak tahu dan tidak mau tahu apa yang sedang dibicarakan oleh Seohyun kepada Baekhyun, tapi yang jelas, kepalaku terasa mendidih saking kesalnya. Aku mengalihkan pandanganku kepada Chanyeol, ia tampak serius memperhatikan seseorang. Saat kuikuti arah pandangnya, aku menyadari bahwa Chanyeol sedang menatap Sooyoung. Dan aku juga baru ingat kalau Sooyoung adalah mantan pacar Chanyeol.

 

“Chanyeol-ah, kau tidak menemui Sooyoung, eoh?” tanya Krystal yang sepertinya juga menyadari tatapan mata Chanyeol.

 

“Untuk apa? Kami sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Kalian kan, tahu.” Jawabnya angkuh, tapi kami tetap bisa melihat bahwa tatapan yang ia lontarkan bukanlah tatapan benci.

 

“Memang apa salahnya menyapa?” ceplos Jiyoung polos. Aku mengangguk, menyetujui perkataan Jiyoung. Chanyeol menghela napas, lalu pergi meninggalkan kami. Yang ku dengar dari mulutnya sesaat sebelum pergi adalah pernyataan bahwa ia menyukai orang lain, dan ia tidak peduli pada Sooyoung.

 

Orang lain?

 

***

 

“SULLI-AH!”

 

Aku menengok ketika suara Krystal dan Jiyoung pagi itu. Mereka membawa-bawa buku dan berlari di sepanjang koridor menuju kelas. Aku menunggu mereka hingga mereka sampai di depanku. Tidak biasanya mereka bersikap seperti ini. Mungkin ada hal penting yang haru mereka bicarakan sekarang juga agar tidak lupa.

 

“Ada apa?” tanyaku saat mereka sudah ada di hadapanku. Aku kembali menunggu mereka untuk mengatur napas, hingga mereka siap untuk mengatakan padaku.

 

“Baekhyun,” ujar Jiyoung pelan. Aku memiringkan kepalaku, ingin tahu ada apa dengan Baekhyun. “Dia akan melanjutkan kuliah di luar negeri.” Lanjut Jiyoung pelan. Aku membelalakan matanya. Tidak mungkin.

 

“Sulli-ah, kau tidak apa-apa? Kau baik-baik saja?” tanya Krystal sambil memegang bahuku. Aku diam saja, tidak tahu harus berbicara apa. “Sebaiknya, sebelum hal itu terjadi, kau nyatakan saja perasaanmu padanya. Mungkin dengan begitu, hubungan yang kalian jalin akan berbeda.”

 

Tidak, aku tidak punya nyali sebesar itu untuk menemuinya dan mengatakan bahwa aku menyukainya. Aku tidak bisa melakukan hal itu, hal yang menurut orang lain mudah, tapi menurutku, hal ini sama sekali tidak mudah. Hal ini justru membuat aku lemas dan makin tidak tahu harus berbuat apa.

 

Orang bilang, kita harus mengatakannya sebelum terlambat. Tapi hal itu bukanlah hal yang mudah. Aku bukan tipe gadis yang suka melakukan hal itu. Jadi, aku hanya bisa pasrah. Mungkin ini waktunya untuk aku berhenti menyukai dia, berhenti mencintainya dan melupakan perasaanku. Mungkin memang cinta tidak harus saling memiliki, mungkin juga berarti cinta itu rela berkorban. Jadi aku akan mengorbankan perasaanku, melupakannya.

 

“Ah, saputanganku dimana ya?” Baekhyun yang  kala itu ada di dekatku, sedang mencari saputangannya. Aku menatap wajahnya yang sangat aku sukai itu, lalu tanpa sadar mengeluarkan saputangan kesayanganku dan memberikannya kepada Baekhyun. “Ah, terimakasih Sulli-ah.” Katanya, lalu mengelap tangannya yang basah dengan saputangan itu. “Biar aku cuci dulu ya.”

 

“Eh, tidak usah, kau tidak perlu melakukannya.” Kataku tidak enak, Baekhyun menolak. Katanya, ia harus mengembalikan saputangan ini setelah ia cuci, lalu aku menyerah. Tiba-tiba saja aku teringat tentang rencana kuliahnya. Apakah aku harus mengatakannya? Mengatakan bahwa aku menyukainya, begitu? Haruskah? “B-Baekhyun-ah,” panggilku akhirnya. Lalu ia menoleh dan menatapku. “Ah, ti-tidak. Aku lupa aku ingin bicara apa padamu.”

 

Baekhyun tertawa, lalu mencubit pipiku gemas. “Hari ini kau tampak banyak bicara Sulli-ah. Kau sedang bahagia ya?” tanyanya, aku terdiam. Baekhyun menyentuhku, dia menyentuh pipiku dan tersenyum padaku. Aku, aku…

 

“SULLI-AH!” teriak seseorang, sehingga aku refleks menjaga jarak dengan Baekhyun. Aku menoleh dan mendapati Chanyeol mengintip di balik pintu. “Kau dipanggil oleh mr. Kim.”

 

Aku buru-buru meninggalkan Baekhyun dan pergi ke ruangan mr. Kim. Tapi sesampainya disana, mr. Kim bilang dia tidak memanggilku. Ah, Chanyeol menipuku. Dia mengganggu moment-ku bersama Baekhyun, dan dia harus mendapat balasannya. Maka aku buru-buru kembali ke kelas untuk menemui Baekhyun terlebih dahulu. Tapi ternyata ada Seohyun, Sooyoung dan Yoona disana. Aku tertunduk lesu menuju mejaku. Chanyeol juga sudah duduk di tempatnya.

 

“Kau mengerjaiku.” Ujarku dingin, Chanyeol terlihat merasa bersalah, tapi aku tak peduli. Dia merusak kebahagiaanku bersama Baekhyun.

 

***

 

Ketika hari semakin dekat dengan Ujian Nasional, aku benar-benar panik. Kami akan segera lulus dan Baekhyun juga akan pindah ke luar negeri. Apa yang harus aku perbuat? Haruskah aku memberikan sesuatu untuknya? Tapi sesuatu itu apa? Apa yang dia suka? Benda atau makanan yang paling dia suka. Tapi aku tidak mendapat jawaban apapun, aku sama sekali tidak mengetahuinya. Jadi, bagaimana caranya aku menyampaikan perasaanku ini padanya?

 

Aku membuka majalah Puch! yang baru kubeli tadi siang. Lalu membukanya atu persatu. Membaca beberapa rubrik yang menarik perhatianku. Dan tanpa sengaja, aku membuka resep untuk membuat coklat. Hal ini membuatku tersenyum senang, aku yakin semua laki-laki pasti suka jika diberikan coklat.

 

Maka hari itu, aku berlatih untuk membuat coklat yang enak untuk Baekhyun. Agar saat ujian di hari pertama berlangsung, Baekhyun sudah bisa merasakan coklat buatanku.

 

Hingga tiba saat kami akan menghadapi Ujian Kelulusan. Pagi-pagi sekali aku berangkat dan menyelipkan coklat itu di loker Baekhyun. Sambil berdoa dalam hati, semoga Baekhyun juga merasakan hal yang sama padaku. Lalu aku pergi ke kelas sambil merapal doa-doa khusus untuk coklat itu. Jujur saja, aku sudah percaya diri dengan nilaiku di Ujian nanti, jadi tak ada salahnya kan, aku mencoba berdoa untuk hal lain sedikit saja?

 

Sesampainya di kelas, aku langsung duduk manis di tempatku. Menunggu kedatangan Baekhyun yang kebetulan juga sekelas denganku. Senyum tak pernah pudar dari wajahku, jantungku juga berdebar sangat kencang. Akankah Baekhyun merasakan perasaan yang sama denganku?

 

Sekitar tiga puluh menit kemudian, Baekhyun datang. Aku segera menyambutnya dengan senyuman manis, tapi dia hanya memandangku sinis. Ah, ada apa ya? Apa yang terjadi pada Baekhyun? Apakah dia sudah mendapatkan coklat dariku? Lalu kalau sudah, kenapa dia bersikap seperti itu terhadap ku? Ah, jangan-jangan dia malah tidak menyukai coklatku. Atau bahkan dia tidak menyukaiku sama sekali.

 

Aku telah ditolak. Bahkan sebelum aku angkat senjata. Coklatku saja telah ditolak olehnya. Dia tidak lagi ingin berteman denganku. Tidak lagi ingin menyapaku. Dan hal ini terus berlangsung hingga upacara kelulusan. Hampir semua murid perempuan merasa kehilangan Baekhyun yang akan melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Tapi Baekhyun menanggapinya dengan santai saja. Dia mengatakan bahwa dia akan kembali lagi beberapa tahun kemudian dan menjadi artis yang sangat terkenal.

 

Dan mataku, sejak pagi tadi aku melihatnya memasuki gedung aula, tidak pernah bisa berhenti menatapnya. Sungguh, aku merindukan senyumannya yang hangat, yang ditujukan kepadaku. Aku merindukan sentuhannya yang ditujukan untukku.

 

“Kau tidak ingin pergi kesana dan mengucapkan selamat tinggal pada Baekhyun?” tanya Krystal. Mungkin dia melihatku hanya memandangi Baekhyun dari jauh. Aku dengan cepat menggeleng. Percuma juga jika aku mengatakannya dengan terus terang. “Wae? Kau malu?”

 

Aku kembali menggeleng, lalu pergi menuju toilet sebelum acara dimulai. Di toilet aku merasakan jantungku berdebar sangat kencang, mataku memanas dan tubuhku seketika menjadi lemas. Hatiku sakit saat melihat Baekhyun tersenyum pada orang lain, tapi tidak padaku. Apa yang terjadi padanya hari itu? Hari dimana aku memberikan coklat untuknya. Kenapa harus bersikap seperti itu jika memang tidak menyukainya? Kenapa dia tidak membicarakannya langsung padaku?

 

Kenapa…..

 

***

 

Empat Tahun…..

 

Author’s

“Sulli-ah, apa kau akan makan siang bersama kami?” tanya Jiyoung di ambang pintu, ketika Sulli sedang merapikan laptop dan buku-bukunya. Sulli menoleh, lalu menggeleng. Mengatakan pada sahabatnya itu bahwa dia akan menyelesaikan skripsi miliknya di apartement saja. “Baiklah, semangat ya. Aku akan ada di sekitar sungai Han bersama Krystal, Sehun dan juga Chanyeol.”

 

Sulli mengangguk sesaat sebelum Jiyoung menghilang dari pandangannya. Skripsi memang menyebalkan, tapi demi kelulusannya, ia akan lakukan apapun. Semua orang pasti berpikir seperti itu, kan?

 

Empat tahun berlalu tanpa terasa, semuanya juga telah berubah. Chanyeol dan Krystal kini berpacaran dan akan segera bertunangan. Jiyoung sendiri menemukan tambatan hatinya ketika menduduki semester kedua di mata kuliah baru yang ia ambil. Sementara dirinya? Hatinya masih lekat bersama Baekhyun dan tidak pernah kembali sejak upacara kelulusan SMA.

 

Ia merindukan Baekhyun, tentu saja. Semua yang ada pada diri Baekhyun benar-benar membuatnya merindu. Ingin segera bertemu dengan Baekhyun sesegera mungkin. Tapi, akankah sikap Baekhyun berubah setelah tidak melihatnya selama empat tahun? Dan tentu saja mengingat bahwa pertemuan terakhir mereka sangatlah tidak patut untuk dikenang.

 

Sulli buru-buru menyampirkan tasnya di bahu kiri, lalu mengangkat beberapa buku dan segera keluar dari ruang kelas. Hari ini ia akan tinggal di apartement hingga skripsinya selesai. Tinggal bab penutup dan semuanya akan selesai. Ia tidak memiliki waktu untuk memikirkan hal yang tidak penting, hal yang menurutnya paling indah malah membuatnya menjadi hal paling buruk dalam hidupnya.

 

Klik!

 

Kunci otomatis mobil terbuka dan Sulli segera merapikan barang bawaannya di jok belakang, setelah itu dia pindah ke jok supir dan langsung menyalakan mesinnya. Ia ingin cepat pulang dan bersantai sejenak, setelah itu kembali membuat skripsi. Kali ini ia ingin mengusir bayangannya tentang Baekhyun. Hanya kali ini saja, setelah skripsinya tuntas.

 

Sesampainya di apartement, Sulli mengecek ponselnya dan ternyata ada beberapa sms dari Jiyoung dan Krystal. Mereka mengatakan bahwa disekitar sungai Han ramai sekali pada hari ini. Sedikit iri, tapi jika ia ikut, sudah pasti skripsinya akan terbengkalai. Sudah jelas ia takkan mau mengulang di mata kuliah ini.

 

Sulli pergi ke dapur dan membuat segelas teh hangat dan menikmatinya di ruang tamu. Ia menyalakan televisi, lalu mencari berita yang menarik. Lalu tiba-tiba saja matanya terpaku pada satu acara yang menayangkan tentang Baekhyun. Merasa ingin tahu, Sulli mengeraskan volume televisi dan mendengarkan juga melihat dengan baik dan hati-hati.

 

“Seorang model bernama Byun Baekhyun akan segera tiba di Seoul beberapa hari lagi. Kabarnya, ia sudah selesai menjalani aktivitasnya sebagai pelajar di negeri paman Sam dan akan segera kembali untuk meneruskan karirnya di Seoul, Korea Selatan…”

 

Sulli diam, udara yang ia hirup seakan tak pernah cukup untuk mengisi rongga di paru-parunya. Baekhyun…

 

***

 

“Kapan kau sidang?”

 

Sulli menoleh sebentar, lalu kembali merapikan buku-bukunya yang berserakan di meja. “Minggu depan.” Jawabnya pelan. Krystal mengangguk mengerti.

 

“Sulli-ah, apa kau melihat acara gossip dua hari yang lalu?” tanya Krystal lagi. Kali ini Sulli menoleh dengan cepat. Sudah ia duga pasti Krystal ataupun Jiyoung tahu tentang berita itu.

 

“Ya, aku melihatnya.”

 

“Bagaimana menurutmu?”

 

“Apa?” Sulli berpura-pura tak mengerti tentang apa yang disampaikan oleh Krystal.

 

“Kau, apa masih menyukainya? Baekhyun?”

 

Sulli memaksakan senyum getir. Lalu mengedikkan bahunya, tanda bahwa ia tidak tahu apakah ia masih menyukai Baekhyun atau tidak. Tapi di lubuk hatinya, ia tahu persis bahwa perasaan itu masih ada. Tak pernah berubah sejak duabelas tahun yang lalu. Sejak Baekhyun berbicara kepadanya dengan ramah. Sejak Baekhyun meminta izin untuk duduk di bangku tepat di belakangnya. Sejak mereka berkenalan di kelas lima SD.

 

Bagaimana bisa ia melupakannya?

 

“Kau ingin bertemu sekali lagi dengannya?” tanya Krystal berkelanjutan.

 

Ya, jawabannya adalah ya, jika ia berani untuk mengutarakan perasaannya. Kali ini, untuk pertama kalinya, ia ingin menyembunyikan perasaannya. Ia ingin berpura-pura, ingin membohongi dirinya sendiri. Maka saat itu juga gadis itu menggeleng dan tersenyum lemah. Bagus, ia membuang kesempatannya.

 

“Dimana Jiyoung? Aku tidak melihatnya?” tanya Sulli mengalihkan pembicaraan. Krystal tidak keberatan. Karena ia cukup mengerti posisi Sulli saat itu.

 

“Ia diluar bersama Chanyeol dan Sehun. Kami berniat untuk mengajakmu makan. Skripsimu sudah selesai dan kau tidak punya alasan untuk menolak.”

 

Sulli mendesah, “Baiklah. Tunggu aku sebentar lagi. Aku akan mengembalikan buku-buku ini ke perpustakaan.” Ujarnya kemudian, setelah semua bukunya beres.

 

“Baiklah,”

 

Sulli berjalan keluar kelas bersama Krystal, lalu bertemu dengan Jiyoung, Chanyeol dan juga Sehun di depan kelas. Setelah menyuruh mereka menunggu, Sulli berjalan menuju perpustakaan yang lumayan jauh dari kelasnya. Sejujurnya Sulli malas sekali untuk mengembalikan buku ini, karena perpustakaan yang cukup jauh. Tapi buku-buku ini harus segera dikembalikan atau ia akan mendapat denda.

 

Begitu sampai di perpustakaan, Sulli segera mengembalikan bukunya ke penjaga perpustakaan, lalu keluar dari sana dengan cepat dan kembali kepada teman-temannya.

 

***

 

Sulli’s

Krystal mengajak aku, Jiyoung, Chanyeol dan Sehun ke sebuah restoran yang mengasyikan. Letak restoran memang seperti bangunan pada umumnya, tapi kami tidak akan makan di dalam gedung. Kami melewati gedung dan sampai disebuah taman yang indah. Seperti di negeri dongeng. Aku sangat menyukai tempat ini saat pertama kali melihatnya. Aku jatuh hati pada tempat ini.

 

Setelah makan, kami masih bisa bersantai-santai disana. Bermain bola atau ngobrol dengan santai. Tempat yang benar-benar mengasyikkan. Krystal yang membayar karena hari ini ia dan Chanyeol tepat satu tahun. Dan Jiyoung sendiri hampir genap dua tahun dengan Sehun. Jujur saja, aku agak iri dengan teman-temanku yang lain. Mereka memiliki pasangan, sementara aku?

 

Mungkin aku terlalu lama memendam perasaanku pada Baekhyun, hingga tak ada celah sedikitpun untuk orang lain di hatiku. Tapi entah kenapa aku tak pernah peduli. Ya, walaupun seringnya ada rasa iri dalam hatiku. Tapi tidak apa-apa, mungkin nantinya aku akan menemukan jodohku sendiri. Baekhyun… atau orang lain juga terserah sajalah.

 

“Sulli-ah, mengapa akhir-akhir ini kau sering sekali melamun?” tegur Jiyoung, aku hanya tersenyum lebar mendengarnya bicara.

 

Setelah beberapa menit kami bersantai, akhirnya aku memutuskan untuk pulang saja. Aku lelah dan ingin sekali tidur. Mungkin karena selama pembuatan skripsi aku jarang sekali tidur demi membuat skripsi dengan cepat. Akhirnya beginilah aku, tidak bisa bersenang-senang dengan teman-temanku yang lain.

 

Dimobil, aku menyalakan radio. Mencari siaran radio yang full music. Setelah mendapatkannya, aku segera menjalankan mobilku dengan santai.

 

“Kalian tahu tidak? Kalau besok sore, Baekhyun akan tiba di Seoul? Wow, kalian pasti para penggemar ingin cepat-cepat melihat Baekhyun di majalah, kan?”

 

Aku tertegun. Benarkah itu? Baekhyun akan kembali besok sore? Ah, Tuhan. Aku sangat merindukannya, aku ingin sekali bertemu dengannya. Tapi, bisakah aku bertemu lagi? Masihkah dia ingat padaku? Atau, apakah dia masih cuek terhadapku? Karena coklatku dulu?

 

***

 

Bisa kita bertemu sore ini? Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu.

 

Aku tercenung sesaat melihat pesan dari Chanyeol di e-mailku. Tidak biasanya dia meminta bertemu secara pribadi. Ada apa, ya? Aku segera membalas pesannya dan mengatakan bahwa aku bisa bertemu dengannya sekitar pukul tiga sore. Selebihnya, aku tidak ingin lagi keluar rumah. Aku ingin tidur, tidak ingin tahu apapun aktivitas di luar rumah.

 

Baekhyun pulang hari ini…

 

Tidak bisakah aku tidak memikirkan Baekhyun kali ini saja? Tidak bisakah aku berhenti memikirkan laki-laki itu dan tetap menjalani hidupku seperti biasanya? Jauh sebelum aku mengenal laki-laki itu? Tidak, baiklah. Aku ingat, dua belas tahun yang lalu. Aku sudah lupa bagaimana diriku sebelum berkenalan dengan Baekhyun.

 

Pukul tiga sore, aku sudah siap di sebuah cafe di dekat kampus. Chanyeol belum datang, itu artinya aku datang terlalu cepat. Huh, kelihatan seperti orang yang niat untuk berkencan. Tapi aku menepis pelan pikiran itu, lalu mencoba memberitahukam Chanyeol bahwa aku sudah sampai. Tak lama, Chanyeolpun datang.

 

“Maaf aku terlambat.” Kata Chanyeol sambil menaruh kamera-nya di meja. Aku tersenyum memaklumi. Chanyeol laki-laki yang sangat suka memotret, kemana-mana memang bawa kamera. Dan itu terjadi saat dia masuk kuliah di tingkat pertama.

 

“Aku ingin membuat pengakuan denganu,” ujar Chanyeol, membuatku mengerutkan kening sedalam-dalamnya. “Maaf karena aku telah menyembunyikan hal ini darimu selama empat tahun. Maaf karena membuat laki-laki yang kau sukai mengabaikanmu. Maaf.”

 

“A, apa maksudmu?” tanyaku tak mengerti. Maksudnya, dia yang membuat Baekhyun berubah padaku? Tapi bagaimana caranya?

 

“Waktu itu, aku mengambil coklat yang kau masukkan kedalam laci milik Baekhyun. Tapi Baekhyun memergoki aku yang sedang memegang coklat itu. Kukatakan padanya bahwa coklat itu darimu.” Aku menatap Chanyeol dengan padangan yang aku sendiri juga sulit pasti untuk mengartikannya. Tapi perasaanku sungguh kecewa, sangat kecewa.

 

“Maafkan aku,” aku menghela napas mendengar penuturannya. Tapi apa boleh buat? Mungkin dia memiliki alasan melakukannya. “Itu semua kulakukan karena aku menyukaimu. Dulu,”

 

Aku tersenyum, akhirnya. “Lupakan saja, Chanyeol-ah.”

 

“Kau tidak marah?”

 

“Sudah percuma kalau aku marah padamu Chanyeol-ah. Baekhyun sendiri juga mungkin tidak akan mengenaliku lagi.”

 

“Kau tidak ingin menemuinya? Kudengar dia pulang sore ini?”

 

Aku menggeleng. Kurasa aku tidak perlu menemui Baekhyun, karena hanya akan mempermalukan diriku sendiri. Bagaimana kalau Baekhyun tidak ingin melihatku lagi? Bagaimana…

 

“Baekhyun menyukaimu, terlihat sangat jelas ketika dia tahu bahwa aku mendapat coklat darimu.”

 

Aku tertawa, memaksakan diri. “Tidak perlu menghiburku, Chanyeol-ah. Aku takkan pergi menemuinya.” Ujarku pelan, lalu berpamitan padanya.

 

Di mobil, aku menyandarkan punggungku ke sandaran jok. Mataku basah, mengingat berapa lama aku berusaha untuk melupakan Baekhyun, tapi tetap saja aku tidak bisa melupakannya. Mengingat berapa keras perjuanganku untuk menghilangkan bayangannya dari otakku, tapi tetap saja aku tidak bisa. Baekhyun…

 

Tak ingin membuang waktu, aku segera menjalankan mobilku ke apartementku yang juga tidak terlalu jauh. Sepanjang perjalanan, entah kenapa air mataku susah sekali untuk berhenti. Mengalir, mengalir dan terus saja mengalir. Bahkan setelah sampai dikamar pun, aku malah menangis bertambah kencang.

 

***

 

Baekhyun’s

Aku sudah tiba di Seoul dua hari yang lalu. Tapi tetap tidak memiliki keberanian untuk menemui Sulli. Gadis itu, masihkah bersama Chanyeol? Sejak aku merasa cemburu terhadap Chanyeol, aku mengabaikannya. Aku tahu sikapku sangat kekanak-kanakan dan sangat tidak pantas untuk kulakukan. Tapi, aku merasa cemburu.

 

“Baekhyun-ah, apa yang kau lamunkan?” tanya Seohyun. Alih-alih bertemu Sulli, aku malah bertemu dengannya yang sengaja menjemputku ke bandara bersama eomma. Entah kenapa, eomma sangat menyukainya. Padahal Seohyun termasuk gadis yang angkuh.

 

“Tidak ada,” ucapku dingin.

 

“Kalau begitu, bersiaplah sekarang juga. Aku menonton di barisan paling depan,” katanya. “Bersama Marcus.”

 

Marcus? Dia membawa Marcus ke Korea? Benar-benar gadis gila.

 

Malam ini aku menggelar sebuah acara. Kembalinya aku ke Korea, atas usul manager dan orang-orang disekitarku. Sesungguhnya tujuanku hanyalah agar Sulli melihatku kembali. Apa yang akan dia lakukan?

 

***

 

Sulli’s

Tangan Krystal dan Jiyoung tidak sedikitpun merenggang dari lenganku. Sakit, pasti sebentar lagi tanganku akan memerah. Dan aku tidak tahu mereka akan membawaku kemana. Di mobil Krystal, aku duduk di jok belakang dengan manis.

 

Lotte Hotel.

 

Aku langsung tahu apa yang akan mereka lakukan padaku. Sekali lagi, Baekhyun…

 

Aku dengar, Baekhyun akan menggelar acara kembalinya ke Seoul di Lotte Hotel malam ini. Aku tidak pernah ingin menemuinya lagi, sungguh. Aku tidak ingin mempermalukan diriku sendiri dengan menemuinya, lalu dia sama sekali tidak ingin mengenaliku lagi.

 

“Kalian akan membuatku bertemu dengan Baekhyun?” tanyaku sarkatis. Jiyoung mengangguk pelan. “Berhenti sekarang atau aku akan berusaha mencelakakan kita bertiga di dalam mobil ini.” Ancamku.

 

Jiyoung berakting ketakutan, lalu kemudian tersenyum meledekku. “Coba saja kalau kau bisa, nona.”

 

Aku langsung menatap Jiyoung dengan pandangan apa-maksudmu-berkata-seperti-itu. Namun Jiyoung malah mengalihkan pandangannya ke depan. Sedikit lagi kami akan sampai di Lotte Hotel. Ah, loncatpun rasanya tidak mungkin. Karena selain aku tidak ingin melukai diriku sendiri, Krystal pasti mengunci mobilnya. Tidak mungkin tidak.

 

***

 

Author’s

“Baekhyun, apakah alasanmu kembali hanya itu? Tidak adakah lagi yang lain?” tanya seorang presenter pada baekhyun. Baekhyun tersenyum malu.

 

“Yeah, aku memiliki seseorang yang kusukai. Aku berharap gadis itu menonton ini dan melihatku. Sejak kelas lima SD, aku selalu satu kelas dengannya. Aku selalu memilih tempat tepat di belakangnya. Agar aku bisa selalu mengawasinya setiap saat.”

 

Dari jauh, Krystal, Jiyoung dan ulli yang mendengar hal itu tercengang. Terlebih lagi Sulli yang tidak percaya dengan apa yang Baekhyun katakan di panggung. Sementara Krystal dan Jiyoung tersenyum senang mendengar itu semua. Jelas saja, tidak ada orang lain yang duduk di belakang Sulli selain Baekhyun sejak kelas lima SD. Dan hari ini Baekhyun mengatakannya.

 

Hear that, Giant Baby?” ledek Krystal dan langsung mendapat godaan dari Jiyoung. Sulli memanyunkan bibirnya, Krystal dan Jiyoung memang menyebalkan. “Dengar, dia menyukaimu sejak kelas lima SD. Dan hari ini dia mengungkapkannya di depan semua orang. Jadi, masihkah kau memiliki alasan untuk tidak ingin bertemu dengannya?”

 

“Ya, aku tidak ingin menemuinya.”

 

“Kau pasti sudah gila.” Desis Jiyoung kesal. Sulli tidak peduli, ia berjalan menjauhi kedua temannya untuk mencari taksi.

 

Tiba-tiba terdengar suara dibelakangnya, ia tahu dua sahabatnya pasti merencanakan sesuatu. Sulli menoleh ke belakang dan melihat Krystal sudah siap dengan alat pengeras suara dan Jiyoung memegang sebuah kain. Ia tidak tahu kain apa itu, tapi yang jelas, otaknya sedang memikirkan sesuatu yang sangat negatif.

 

“YA! BYUN BAEKHYUN, JIKA KAU MENCARI SESEORANG BERNAMA CHOI SULLI, DIA ADA DISINI, DIA INGIN MENEMUIMU!” teriak Krystal tiba-tiba. Sulli membelalakan matanya. Ia sama sekali tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Bertemu Baekhyun? Sudah jelas ia mau, tapi gengsi mengalahkan semuanya.

 

Jiyoung mengangkat tinggi-tinggi banner yang dipegangnya sendiri. Kain yang transparan dan lampu cahaya membuatnya bisa melihat semuanya. Tulisan ‘CHOI SULLI ADA DISINI UNTUK BERTEMU DENGANMU’ beserta foto dan dengan font yang besar terpampang dengan jelas di banner itu. Sulli membelalakan matanya sekali lagi. Kedua sahabatnya memang sudah gila.

 

“Ya!! Hentikan! Hentikan semua ini! Kalian membuatku malu, tahu!” teriak Sulli setelah sadar dari kekagetannya. Ia menyuruh Krystal dan Jiyoung menurunkan semua peralatan yang mereka pegang. Tapi Krystal malah tambah kencang memanggil Baekhyun. “Aish, kenapa kalian ini senang sekali membuat aku malu?! Paboya! Cepat lepaskan, aish!” jerit Sulli frustasi.

 

Beberapa menit kemudian, Sulli menyerah, ia berbalik dan dengan cepat berjalan menjauhi kedua sahabatnya itu. Ini benar-benar memalukan. Bagaimana kalau satpam sampai mengusir mereka? Bagaimana kalau satpam-satpam itu membawa mereka ke kantor polisi? Bagaimana….

 

“ARGHH!!!” teriak Sulli kesal, ia menendang batu yang ada dihadapannya, lalu berjongkok dan menangis. Bahunya bergetar dengan kencang, ia menangis begitu hebat.

 

Tak lama, sebuah benda lembut menyentuh telinga kanannya. Sulli menoleh dan mendapati saputangan berwarna pink dan bergambar Piglet milik Winnie The Pooh ada dihadapannya. Matanya menelusuri tangan siapa yang memegang saputangan itu. Saputangan yang empat tahun lalu ia berikan kepada Baekhyun. Baekhyun…

 

“Berhentilah menangis..” katanya sambil menyodorkan saputangan itu lagi. Sulli mengambilnya, lalu mengelap air matanya.

 

“Untuk apa kau kemari?” tanya Sulli dingin. Baekhyun mengambil tempat disebelahnya. Sulli menjaga jarak, lalu duduk di jalan dan menekuk kakinya. Baekhyun mengikuti hal yang sama yang dilakukan oleh Sulli. Sementara Krystal dan Jiyoung bersembunyi di mobil yang ada di dekat mereka. “Dan kenapa kau kembali ke Korea? Bukankah kau telah meninggalkan semuanya?”

 

“Untuk bertemu dengan seseorang.” Sulli menatap Baekhyun lama, lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Aku sengaja tidak mengembalikan saputanganmu, karena aku harus memiliki kenang-kenangan darimu yang membuatku ingat kalau tujuan-ku bermodel hanyalah untuk dirimu.”

 

Sulli kembali menoleh, menatap Baekhyun dengan pandangan yang sulit diartikan. Lalu Baekhyun menghela napas, “Kau, masihkah bersama Chanyeol?” dan kali ini, giliran Krystal yang mengerutkan kening. “Dulu, saat kau memberikan coklat itu pada Chanyeol, jujur saja hatiku sakit sekali. Tidakkah kau menyadarinya?”

 

“Baekhyun-ah,” panggil Sulli pelan. Baekhyun menoleh, menunggu Sulli berbicara. “Ini tidak seperti yang kau pikirkan selama ini.” Baekhyun mengerutkan kening, apa maksudnya? “Chanyeol menyukaiku, dan saat itu, aku sama sekali tidak tahu dengan perasaannya. Dan kudengar, kau akan melanjutkan kuliahmu di luar negeri.” Sulli menarik napas panjang, “Maka aku memutuskan untuk mengutarakan perasaanku padamu, lewat sebuah coklat yang kubuat sendiri dan sepucuk surat.”

 

“Jadi,”

 

“Coklat itu sebenarnya untukmu.”

 

Baekhyun mebelalakan matanya, ia tak percaya kalau semua ini hanyalah salah paham. Coklat itu, coklat yang sempat ia cemburui karena jatuh ke tangan Chanyeol adalah miliknya. Seharusnya menjadi miliknya. “Maaf, aku memang pengecut.” Sulli tersenyum, hangat. Perasaannya mendadak berubah. “Dari dulu, aku senang melihatmu saat membaca majalah Punch!, kau tahu?” Sulli menggeleng. Ia tak pernah menyangka Baekhyun memperhatikannya.

 

“Makanya, aku bertekad untuk menjadi model di majalah itu, agar kau selalu melihatku setiap kali kau melihat majalah Punch!. Aku benar-benar menjadi model dan terkenal, tapi aku heran, kenapa kau tidak seperti teman-temanmu yang lain? Yang mengejarku, menggodaku, bahkan mengajakku kencan. Kenapa kau tidak melakukan hal itu? Hingga akhirnya aku berpikir bahwa kau memang sudah memiliki kekasih, atau tidak tertarik padaku.”

 

Sulli menggeleng.

 

“Jika aku memiliki kesempatan, aku ingin sekali mengungkapkannya padamu. Memintamu untuk bersamaku. Tapi, apakah aku punya?” tanya Baekhyun lirih. Sulli refleks langsung memeluknya.

 

“Sampai kapanpun, kesempatan akan selalu ada untuk semua orang. Termasuk dirimu.”

 

***

 

END


JONGJAE (Chapter 3) a Little Mission

$
0
0

Author            : Shin Jae Jae

Judul              : JJ (JongJae?)

Genre              : Romance, friendship

Rate                : PG-13

Length            : Multi Chapter

Cast                : Main cast : Shin Jae Jae (you), Kim Jongin (Kai)

Other cast : EXO K, Kim Jonghyun (SHINee) , Park JunHae

Hai chingudeul.. :D come back with JJ story. Mian lama, soalnya dari admin emang ngantri FFnya, jadi publishnya lama. Penasaran apa yang dilakukan Kai? Checkidot.. :D

Happy reading :D

Part 3

Shin Jae Jae POV

Aku masih terkejut dengan kehadiran Kai yang tiba-tiba berada di hadapanku. Tiba-tiba Kai menarik tanganku yang sejak tadi membatu, kemudian membawaku ke balkon. Aku masih mematung, menatap punggungnya dengan berbagai pertanyaan di kepalaku. “Apa Kai mendengar semuanya tadi? Apa Kai tadi hanya berpura-pura tidur? Apa yang harus kukatakan padanya nanti?”

“Noona, katakan padaku yang sejujurnya. Kenapa kau lakukan semua itu? Wae?Kenapa kau menyembunyikannya dariku?”, tanya Kai padaku. Posisi kami kini berhadapan. Kai menatapku tajam. Aku bahkan tak mampu membaca arti tatapannya.

“Mwo? Memangnya apa yang aku sembunyikan darimu?”, jawabku bingung.

“Kau tak usah berpura-pura noona. Aku dengar semua yang kau bicarakan dengan Baekhyun hyung. Kenapa kau sembunyikan itu dariku noona?”, tanyanya semakin memojokkanku.

“Mmm..aku..aku..hanya..”, jawabku terbata-bata. Bingung harus menjawab apa, namun memori manajer yang memarahiku tadi kembali datang ke kepalaku.

“Kenapa kau yang harus dimarahi manajer hyung? Kau tak bersalah, aku lah yang salah. Kenapa kau mengatakan kau yang mengajakku?”, tanya Kai sambil menggoyang-goyangkan badanku. Aku tak mampu berkata apapun. Kepalaku menunduk. Air mataku berlinang mengingat apa yang dikatakan manajer tadi siang. Aku pun juga merasa bersalah telah menyembunyikan ini dari Kai.

“Aku tadi yang mengikutimu, kenapa kau malah menyalahkan dirimu sendiri di depan manajer hyung? Kenapa kau tak bilang aku lah yang bersalah? Kenapa noona? Kenapa?”, suara Kai kini semakin terdengar tinggi. Entah kenapa aku merasa ada rasa khawatir dalam nada suaranya itu. Tapi aku masih tidak bergeming dengan posisiku. Kai pun semakin menggoyang-goyangkan badanku semakin keras.

“YA! APA KAU PIKIR DENGAN AKU MENGATAKAN YANG SEBENARNYA MANAJERMU AKAN BEGITU SAJA PERCAYA? APA AKAN ADA ORANG YANG PERCAYA SEORANG ARTIS MENGIKUTI FANSNYA SAMPAI LUPA JADWALNYA? JADI AKU MENGATAKAN YANG SEBENARNYA ATAU TIDAK, TIDAK AKAN MEMENGARUHI KEADAAN! TETAP AKU PASTI AKAN DIMARAHI!!”, jawabku sambil mengangkat wajahku, menatap mata Kai lekat-lekat. Tanpa kusadari air mataku semakin berlinang deras.

“KAU PERGI DENGANKU SAAT ITU, JADI OTOMATIS KAU ADALAH TANGGUNG JAWABKU KAI! KAU PAHAM!”, suaraku bergetar saat mengucapkan itu. Kai yang mendengar jawabanku diam, tak berkata apapun. Namun mata kami masih bertatapan.

 

Grepp

“Mianhe noona. Jeongmal mianhe.”, kata-kata itu lembut terucap dari mulut Kai.

Udara tengah malam musim dingin yang sedari tadi menusuk tulangku kini seperti tak terasa lagi. Hangat. Ya, aku merasa hangat. Kata-kata Kai tadi benar-benar membuat semua emosiku hilang seketika. Hanya dua kalimat, namun aku tak mampu menjawabnya. Bahkan aku tak mampu melihat ekspresinya saat mengatakan itu, karena tangannya yang besar telah meraih badanku. Dia memelukku. Erat sekali. Hangat. Nyaman yang kurasakan. Tubuhku seperti membatu, bahkan tak bisa hanya untuk membalas pelukannya. Entah berapa lama kami bertahan pada posisi itu. Hanya malam yang tahu.

D-1 ( malam sebelum acara memasak untuk Suho)…

Shin Jae Jae POV

Ear phone ini masih setia di telingaku, mengalunkan lagu-lagu yang kusukai. Aku masih berkutat dengan novel di hadapanku ini, menyelami alur demi alur. Sampai tiba-tiba kurasakan ponselku bergetar, ada sebuah pesan dari nomor yang tidak kukenal.

Dari: 001-5087-xxx

Jae-Jae ah. Apa yang sedang kau lakukan? Kuharap kau masih ingat untuk membuatkan masakan Indonesia untukku besok. J

Leader Suho.

Mwo? Suho oppa mengirim pesan padaku? Bagaimana dia bisa tahu nomor ponselku?Hmm,,pasti karena formku waktu itu.”, kalimat itu berputar-putar di kepalaku. Lalu secepat kilat aku membalas pesan itu.

Untuk: 001-5087-xxx

Kyaa~oppa ^^. Kau mengagetkanku. Benarkah ini nomormu oppa? Akan kusimpan. Tentu saja aku tak lupa untuk memasak untukmu. Dan novel yang sedang kubaca ini sangat membantuku.^^

 

Dari: Suho oppa

Oh ya? Mianhe mengagetkanmu. Nde, ini nomor ponselku, gomawo untuk menyimpannya :) Baiklah, besok pagi seusai sarapan kita pergi berbelanja. Oke? ^^

 

Untuk: Suho oppa

Arasso oppa. Tapi jangan menyesal ya, karena pasti akan melelahkan saat berbelanja. ^^

 

Dari: Suho oppa

Hehehe,,pastinya tidak akan. Sudah malam, cepatlah beristirahat. Semoga tidurmu nyenyak. ^^

 

Untuk: Suho oppa.

Nde, gamsahamnida oppa. Semoga tidurmu nyenyak juga. :D

 

Sampai disitu kami saling mengirim pesan. Aku tersenyum-senyum melihat pesan yang dikirimkan oleh Suho oppa.

“Ya! Noona! Kenapa kau tersenyum-senyum sendiri? Apa kau sudah gila?”, tanya Kai yang berbaring di tempat tidurnya. Telinganya tersumpal earphone nya.

“Biarkan saja. Memangnya kenapa? Toh, aku juga tidak mengganggumu.”, cibirku padanya.

“Kau ini noona. Cepatlah tidur. Sudah malam.”, katanya sambil menarik selimutnya sampai badannya, tubuhnya pun ia balikkan membelakangiku.

“Terserah aku mau tidur jam berapa. Memangnya kau? Dasar kau ini tukang tidur!”, jawabku kesal. Namun sejurus kemudian kudengar suara hembusan nafas lembut, pertanda Kai sudah tidur.

“Dasar kau ini tukang tidur. Tidur cepat sekali.”, kataku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku. Kututup novel yang ada di tanganku, lalu beranjak ke tempat tidur Kai. Kutarik selimutnya hingga menutupi pundaknya.

“Selamat tidur Kai”, aku mengucapkan dengan suara pelan. Setelah kupastikan penghangat ruangan bersuhu nyaman, aku pun segera beranjak ke tempat tidur.

 

Kai POV

Aku sebenarnya ingin berbincang-bincang lebih banyak dengan noona. Namun ini sudah malam, tidak mungkin pembicaraanku kulanjutkan.

“Kau ini noona. Cepatlah tidur. Sudah malam.”, kataku sambil menarik selimutku kubalikkan tubuhku membelakanginya.

Aku berpura-pura tidur agar noona bisa segera tidur. Tiba-tiba dia datang ke tempat tidurku dan menyelimutiku.

“Selamat tidur Kai.”, aku mendengar kalimat yang diucapkan noona padaku saat menyelimutiku. Mataku terbelalak kaget, namun seketika pula aku tersenyum. Setelah kupastikan noona tidur dengan mendengar suara tarikan nafasnya, aku berani menjawab ucapannya.

“Selamat tidur juga noona, semoga kau bermimpi indah.”, senyum masih menghiasi wajahku.

D Day (acara memasak untuk Suho)

Hari itu seperti biasanya, kami sarapan di meja makan. para dongsaengku (yeoja) yang berpakaian seragam pun segera berangkat ke sekolah seusai menyelesaikan makannya. Dan seperti biasanya pula, aku dan Suho oppa yang harus membersihkan semua piring kotor.

“Kai, kau ada pemotretan dengan Sehun dan Baekhyun jam berapa? Jangan sampai terlambat.”, kata Suho oppa pada Kai.

“Eung, nanti jam 8 kami berangkat hyung. Manajer hyung sudah bilang pada kami tadi.”, jawab Kai seadanya. “Noona, kau ikut kan?”

“Mwo? Ikut kemana?”, tanyaku kaget bercampur bingung.

“Tentu saja ke pemotretan Noona.”, jawab Kai agak kesal. Dia menghampiriku. “Kau ini polos atau memang tidak tahu sih, noona?”, tanya Kai gemas lalu mengacak rambutku pelan.

DEG. Entah kenapa darahku seperti berdesir dan jantungku berdegup saat Kai mengacak rambutku. Panik! Tapi aku mencoba menutup kepanikanku dan menjawab “Eung, umm..aku..aku tidak bisa. Aku sudah janji dengan Suho oppa hari ini.”, sahutku sambil menyingkirkan tangan besarnya dari kepalaku, kemudian aku memandang ke arah Suho oppa. Raut mukanya sedikit berubah, wajahnya memandang Kai seperti raut tidak suka.

“Benarkah itu hyung?”, tanya Kai pada Suho oppa, dan hanya dijawab dengan anggukan dan senyuman tipis. “Ya sudahlah. Tapi lain kali kau harus ikut noona,eoh?”, lanjut Kai dengan senyum lebarnya. Entah kenapa aku merasa hari ini Kai agak aneh dan berbeda. Mungkin otaknya sudah tidak waras. Itu yang kupikirkan.

“Sudahlah, cepat kau bergegas Kai. Lihatlah Sehun dan Baekhyun sudah siap.”, kata Suho oppa menengahi. Kai pun segera beranjak dari dapur dan pergi. Aku dan Suho oppa masih melanjutkan pekerjaan kami sambil sesekali bercanda. Udara di luar sangat dingin memang, namun aku masih punya semangat untuk berbelanja bersama Suho oppa.

Author POV

Suho menghabiskan makanan yang ada di hadapannya dengan cepat. Tak ada sedikit pun yang tersisa. Hal itu membuat Jaejae tersenyum, lalu dengan cekatan dia membereskan piring dan gelas yang dipakai oleh Suho tadi.

“Bagaimana Oppa? Enak?”, tanya Jaejae sambil membersihkan meja.

“Neoomu mashitta.”, jawab Suho sambil tersenyum.

“Wah!Wah! Ada apa ini? Kenapa hyung makan tak mengajak kami?”, tanya Chaenyol yang tiba-tiba datang bersama Kyungsoo.

“Og, mianhe. Karena Jaejae hanya memasak satu porsi dan itu khusus untukku.”, jawab Suho sambil tertawa puas.

“Ah, kau curang hyung. Jaejae, lain kali kau harus memasak untuk kami juga.”, kata Kyungsoo tak mau mengalah.

“Oke. Aku janji. Eh, tapi aku masih punya kue untuk kita berempat. Mau?”, tawar Jaejae yang langsung dijawab dengan anggukan dan senyuman lebar oleh yang lain.

Jaejae pun kembali ke dapur untuk mengambil kue dan coklat panas. Dibawanya satu piring kue dan empat cangkir coklat yang terlihat nikmat. Hari itu memang masih pukul dua siang, tapi cuacanya masih sangat dingin.

“kalau kita sedang berkumpul dan makan seperti ini paling asyik jika kita juga melakukan permainan.”, ajak Chanyeol tiba-tiba.

“Setuju. Bagaimana kalau kita bermain Truth and Dare?”, jawab Kyungsoo tak kalah semangat.

“Lalu apa hukumannya jika memilih Dare?”, tanya Jaejae.

“Hukumannya harus mencium orang yang ditunjuk, buka di pipi, tapi di bibir.”, jawab Suho serta merta yang sukses membuat semua mata berpaling padanya. Kyungsoo yang notabene bermata besar, wajahnya seperti tenggelam oleh matanya yang terlihat membulat saat itu.

“Aku setuju.”, celetuk Chanyeol.

“Aku juga.”, sahut Suho.

“Ba..baiklah. aku juga setuju.”, sambut Kyungsoo yang sempat terlihat ragu. Akhirnya mau tidak mau Jaejae pun mengangguk.

Botol pun diputar. Putarannya tidak terlalu kencang, namun cukup membuat mereka gugup. Putaran semakin melemah dan akhirnya berhenti di hadapan Kyungsoo. Semua pasang mata pun tertuju padanya.

“Aku yang memberi pertanyaan.”, celetuk Jaejae. “Tapi sebelumnya, kau pilih apa? Truth or Dare?”, lanjut Jaejae.

Kyungsoo terlihat berpikir sebentar, dan akhirnya mulutnya membuka “TRUTH!! Aku pilih itu!”.

“Baiklah, aku ingin tanya, peristiwa apa yang membuatmu sangat sedih?”, tanya Jaejae dengan wajah polos. Mendengar pertanyaan itu Suho dan Chanyeol langsung mengeluh. Di sisi lain, Kyungsoo memasang tampang lega dan tersenyum senang.

“Ya! Kenapa kau tanya hal yang tidak penting begitu, Jaejae? Kukira kau akan bertanya tentang mantan pacarnya atau apa? Huh!”, celetuk Chanyeol dengan muka kesal.

“Heung? Memangnya aku salah berkata seperti itu? Kukira namja tidak akan menceritakan kapan dan mengapa mereka menangis karena sedih. Jadi kutanyakan itu padanya.”, jawab Jaejae innocent. Suho dan Chanyeol yang gemas dengan Jaejae pun mencubit pipi Jaejae.

“Aww!!Appooo!!”, jerit Jaejae. Kedua pipinya memerah karena bekas cubitan kedua namja tadi.

“Sudahlah, pertanyaan sudah dilayangkan dan aku akan menjawab. Ini pertama kalinya aku bercerita pada orang lain. Aku memang pernah merasa sedih, sangat sedih, dan membuatku sangat terluka. Namun ini bukan karena yeoja atau masa training yang sangat berat.”, jawab Kyungsoo dengan wajah serius. Ketiga orang di hadapannya kini berkonsentrasi dengan apa yang akan dikatakan Kyungsoo lebih lanjut.

“Saat itu kami sedang mengadakan showcase di China. Dan saat showcase itu aku sangat merasa sedih. Saat itu Kai terluka di pinggangnya, sehingga dia tidak bisa menari di depan. Entah mengapa, aku merasa sangat sedih dan seperti merasakan kesakitan Kai. Dari wajahnya terlihat dia menahan rasa sakitya demi tampil.”, ucap Kyungsoo bersungguh-sungguh. Wajahnya pun seakan menerawang mengingat kejadian waktu itu. Suho dan Chanyeol terdiam.

“Benar sekali. Aku pun merasa sangat khawatir waktu itu. Aku sebagai leader merasa sangat sedih dengan keadaan Kai. Dia sudah kuanggap dongsaengku. Saat itu seakan-akan aku ingin menggantikan rasa sakitnya.”, tambah Suho tiba-tiba.

“Aku bisa membayangkan bagaimana kalutnya perasaan kalian waktu itu. Aku turut bersedih.”, kata Jaejae dengan wajah sedih.

“Sudah, kita kan sedang bermain. Kita tidak boleh bersedih. Ayo kita lanjutkan lagi. Kyungsoo, putar botolnya.”, celetuk Chanyeol menengahi. Kyungsoo pun segera meraih botol itu dan memutarnya. Botol itu pun berhenti tepat di hadapan Jaejae.

“Aku yang ingin bertanya.”, kata Suho. “Pilih truth or dare?”

“Bisakah aku memilih setelah kau memberikan pertanyaan? Kumohon.”, jawab Jaejae dengan wajah memohon. Ketiga namja itu berpikir, dan akhirnya membolehkannya.

“Baiklah, selama ini kau selalu bercerita mengenai oppamu yang bernama Jonghyun. Sebenarnya Jonghyun itu member SHINee atau bukan?”, tanya Suho serius.

“Ige bwoya???? Benar-benar membuatku stress!! Kenapa dari tadi pertanyaannya hanya enteng begitu?”, tanya Chanyeol berteriak sambil mengacak-acak rambutnya.

“Sudahlah, ini kan pertanyaan dari Suho hyung. Kita terima saja.”, kata Kyungsoo menghibur. Chanyeol masih terlihat stres. Di satu sisi, Jaejae menampakkan raut muka bingung.

“Jadi, kau mau memilih apa? Truth or dare?”, tanya Suho. Jaejae masih menimang-nimang jawabannya. Ketiga orang yang lain menanti pilihan jawaban Jaejae.

Dare”, akhirnya Jaejae membuka suara yang disambut dengan ekspresi kaget dan heran dari ketiga namja di hadapannya. “Ya, Dare. Aku memilih Dare.”, jawab Jaejae meyakinkan jawabannya. Ketiga namja itu heran dan saling berpandangan seakan tak percaya dengan apa yang dikatakan Jaejae.

Jaejae POV

Kalut. Bingung. Apa yang harus kulakukan? Pertanyaan itu terus berputar-putar di kepalaku. Kulihat kalender. Masih tanggal 10 Januari. Empat hari lagi. Ya, empat hari lagi ulang tahun Kai. Dan aku dibuat sangat pusing karenanya.

Empat hari yang sangat ditunggu-tunggu semua orang. Semua fans Kai tentunya. Dan juga ditunggu-tunggu oleh para member EXO. Tapi hari itu terasa gelap di mataku. Eottokae?eottokaji?

Still Jaejae POV

14 Januari, peringatan ulang tahun Kai…

Kami semua sudah berdandan. Para member EXO K memakai kaos dan baju yang casual, mengingat hari ini acara yang santai. Hari ini tepat ulang tahun Kai yang ke-21 untuk usia Korea. Dua hari sebelumnya Kyungsoo berulangtahun juga, dan sekarang usianya 22 tahun (umur Korea). Perayaan ulang tahun mereka berdua digabung hari ini karena permintaan dari manajer. Mungkin agar lebih menghemat waktu dan tenaga.

Para yeoja berkumpul dan bergabung dengan para fans EXO K yang sudah berdatangan. kami mengambil tempat duduk paling depan, karena sudah diatur oleh para staff. Pikiranku masih kalut. Dan sekarang semakin bingung. Aku bahkan tidak berkonsentrasi pada acara itu. Yang kutahu para member berbincang-bincang dengan fans, dan fans berteriak. Acara pemotongan kue, dan lain sebagainya. Sesaat mataku tertuju pada sosok Suho oppa dan Chanyeol.

Saat aku menatap kedua orang itu, tiba-tiba saja mata kami bertemu. Chanyeol tersenyum nakal padaku dan seolah-olah mengataan padaku “Ingat janjimu”. Hah! Kata-kata itu mengingatkanku pada kejadian seminggu yang lalu.

 

Flashback…

Dare”, kataku memberi keputusan. Entah apa yang ada di pikiranku saat itu sehingga aku memilih dare. Kulihat mereka semua kaget dengan pilihanku, sehingga memaksaku untuk mengulangi perkataanku. “Dare!”

            “Apa kau yakin, Jaejae? Hanya untuk pertanyaan semacam itu kau memilih Dare?”, tanya Suho oppa meyakinkanku. Aku mengangguk menyakinkannya. “Mungkin bagi kalian pertanyaan itu sangat mudah dijawab, tapi bagiku tidak.”, batinku.

            “Baiklah, aku yang putuskan hukumannya. Sesuai perjanjian kita tadi, hukumannya adalah mencium seseorang yang ditunjuk. Dan aku putuskan kau harus mencium Kai tepat saat ulang tahunnya nanti yang ke-21.”, Chanyeol pun mulai menengahi.

            Aku langsung terlonjak kaget. “Ya! Kenapa begitu? T..ti..tidak bisakah hukuman itu diganti saja?”. Saat itu kurasakan hukuman itu sangat keterlaluan.

            Chanyeol menggeleng. “Aniya. Kau harus mencium Kai. Dan bukan di pipi, tapi di bibir. Dan itu harus kau lakukan saat perayaan ulang tahun Kai.”

            “Tapi jika Jaejae noona melakukannya di depan para fans bukankah nanti akan menimbulkan keributan? Lebih baik saat kita merayakan di dorm saja. Jadi hanya kita yang tahu.”,  Kyungsoo menambahi. Dan itu semakin membuatku frustrasi.

            “Dan satu lagi, jangan sampai Kai tahu dengan perjanjian kita ini. Itu akan menjadi kejutan baginya.”, tambah Chanyeol sambil mengeluakan senyum evilnya.

            “Ok!Ok! Baiklah! Aku terima!”, putusku akhirnya. Saat itu pikiranku buntu. “Awas nanti suatu saat aku akan membalas kalian!”, lanjutku mengancam. Kyungsoo dan Chanyeol tertawa, lalu melakukan toss. Suho oppa kulihat dia hanya tersenyum, namun wajahnya terlihat aneh.

 

End of flashback…

Entah tatapan Chanyeol itu membuatku sangat kesal. Sehingga tanpa sadar aku merobek-robek kertas yang ada di hadapanku. Hal itu membuat orang-orang menatapku aneh. Tersadar, aku pun menghentikan aktivitasku. Kai yang juga menatapku malah semakin membuatku menjadi risih. Ah! Eottokae??

Suho POV

Tepat pukul tujuh malah kami semua berkumpul. Kami merayakan ulang tahun Kai hanya bersama para member dan keenam yeoja. Tetapi dari tadi kulihat Jaejae belum turun. Kami mulai berbincang-bincang sambil menanti Jaejae turun dan berkumpul. Sesaat kemudian Jaejae pun turun dengan sebuah kotak kecil berwarna coklat di tangannya. Wajahnya tampak pucat, ditambah lagi dengan lingkaran hitam di kedua matanya. Nampak ia sangat kelelahan.

Kami saling bercanda selama acara itu. Namun Jaejae hanya melamun dan sibuk pada pikirannya sendiri. Mungkin dia terbebani oleh janjinya seminggu yang lalu. Padahal sebenarnya hal itu sudah tidak aku permasalahkan. Malahan aku tidak ingin mengungkitnya.

Tibalah saat kami mengucapkan selamat ulang tahun pada Kai dan memberikan kado padanya satu persatu. Tibalah giliran Jaejae terakhir. Dia mendekat pada Kai ragu-ragu, namun sejurus berkata, “Bisakah kau tutup matamu sebentar?”. Kutatap Chanyeol yang tersenyum nyengir.

 

Jaejae POV

Ah, jinjja! Badanku terasa sangat lemas. Aku bahkan tak bisa berpikir apapun. Mungkin ini efek aku tidak makan sejak pagi tadi. Bukan karena diet, tapi memang aku tak doyan makan gara-gara memikirkan janjiku pada Chanyeol, Kyungsoo dan Suho. Dan akhirnya giliranku pun tiba. Giliranku mengucapkan selamat pada Kai, dan tentunya giliranku untuk melaksanakan janjiku.

Aku melangkahkan kakiku pelan. Sepertinya terasa sangat berat. Tenang, tenang.kau pasti bisa. Ujarku dalam hati, menghibur diriku sendiri. Sesaat kemudian aku sudah berdiri di hadapan Kai.

“Chukkahae Kaiah. Eung..aku ingin memberikan kado untukmu, namun, bisakah kau tutup matamu sebentar?”, kataku pada Kai pada akhirnya. Sebenarnya aku meminta Kai untuk menutup mata bukan karena aku ingin memberikan surprise padanay, namun karena aku tak sanggup menatap mata Kai yang begitu dalam. Entah akhir-akhir ini aku merasa mata Kai terlalu berbahaya untukku. Selalu bisa membuat hatiku mencelos saat matanya bertemu dengan mataku.

Kai pun mengangguk dan menutup kedua matanya. Perlahan namun pasti wajahku kudekatkan ke wajahnya untuk menyelesaikan misiku. Aku bahkan tak berani bernafas agar Kai tidak tahu. Kujingkatkan kedua kakiku agar wajahku bisa sejajar dengan wajahnya. Jantungku semakin tak karuan bekerja. Rasanya seperti ingin copot dan keluar dari tulang rusukku. Kututup juga mataku pada akhirnya. Perutku mulai sakit. Kepalaku juga terasa sangat berat. Semakin kucoba mendekatkan wajahku ke wajahnya. Gelap. Sedetik kemudian, kudengar teriakan dari orang-orang di sekitarku.

Kai POV

Kami semua berkumpul di kamarku. Kejadian tadi berlangsung sangat cepat, aku tidak begitu mengetahui persisnya. Mula-mula noona memintaku menutup mata, namun beberapa saat kemudian orang-orang menjerit karena noona pingsan tepat di hadapanku. Entah apa yang terjadi, namun segera saja kugendong tubuhnya ke kamarku. Sementara Kyungsoo hyung membuatkan bubur untuk noona,. Baekhyun hyung membuatkan teh ginseng hangat untuknya.

Suho hyung mengoleskan minyak ke hidung noona agar segera sadar. Kami semua masih merasa panik dengan pingsannya noona secara tiba-tiba. Beberapa saat kemudian noona pun sadar dan mengerjap-ngerjapkan matanya. Wajahnya pucat. Dia pun meringis sambil memegangi perutnya. Dengan sigap Baekhyun hyung menyodorkan secangkir teh kepada Suho hyung, yang segera dimunumkan pada noona.

“Kau tidak apa-apa Jaejae? Kenapa kau bisa pingsan begitu?”, tanya Suho hyung khawatir dengan keadaan noona.

“Gwenchana oppa. Mungkin ini karena aku belum makan sejak pagi tadi.”, jawab noona lemah.

“Sejak pagi? Sepertinya aku tidak melihatmu makan sejak kemarin sore noona.”, jawabku dengan nada khawatir.

“Kenapa kau tidak makan sejak kemarin Jaejae? Jaga kesehatanmu.”, kata Suho hyung lagi, yang dibalas dengan anggukan lemah noona.

“Kau harus makan ini. Perutmu harus diisi.ini bubur buatan Kyungsoo. Ayo makan.”, kata Suho hyung setelah menerima semangkuk bubur buatan Kyungsoo hyung. Entah karena insting leadernya, Suho hyung mulai menyuapi noona sendok demi sendok. Noona pun memakannya dengan lemah. Kami semua terpaku. Begitu juga aku.

“Noona, katakan padaku, sebenarnya apa yang kau pikirkan sehingga kau tidak mau makan dari kemarin?”, tanyaku pada noona. Semua orang telah pergi untuk membiarkan noona beristirahat. Aku menatap noona sebentar sambil menutup jendela kamar. Kulihat noona masih terdiam dan menunduk.

“Katakan saja padaku. Sebenranya apa masalahmu?”, tanyaku mendekat ke tempat tidurnya. Aku pun duduk di sampingnya, selimutnya pun kunaikkan sampai menutupi pundaknya. Kutatap dia serius. Dia pun berpikir agak lama, kemudian mulai membuka suara.

“Sebenarnya..seminggu lalu aku kalah bermain dengan Chanyeol, Suho dan Kyungsoo. Aku mendapat hukuman karena itu.”, jawabnya dengan wajah tertunduk.

“Lalu apa hukumannya?”, tanyaku lagi.

“A..A..aku harus menciummu di saat ulang tahunmu. Dan itu membuatku sangat stres tiap kali memikirkannya.”, jawabnya sambil mendengus kesal.

“O,,jadi begitu.”, aku menggumam, lalu terkekeh kecil.

“Kenapa kau tertawa begitu?”, tanyanya semakin kesal.

“Eung, aniya. Sudahlah, kau harus segera tidur. Kau masih sakit.”, jawabku tiba-tiba. Pandanganku mulai tertuju pada puluhan kado dari fans-fansku tadi. Aku pun duduk di tepian tempat tidurku dan membuka kado-kado itu satu persatu.

“Kai..jangan sampai Chanyeol tahu aku sudah mengatakannya padamu. Kau mau berjanji?”, tiba-tiba dia bertanya.

“Hmm? Jadi selama ini aku sebagai permainan?”, jawabku tanpa memandangnya.

“Ani. Ani. Aku minta maaf. Ini semua salahku. Kau benci saja padaku. Tapi kumohon jangan sampai Chanyeol tahu.”, katanya memohon.

“Waah,,topi ini benar-benar bagus. Kau tadi sepertinya membawa kado untukku ya noona?”, tanyaku mengalihkan. Noona hanya mendengus dan menunjuk ke arah meja, disitu terdapat dua kotak kecil. Satu berwarna biru muda, satu berwarna coklat.

“Ambil saja yang biru. Itu hadiah dari temanku, Junhae yang sangat menyukaimu. Jangan kau ambil yang berwarna coklat itu.”, jawabnya sambil menunjuk kotak kecil berwarna biru.

Kuambil kotak berwarna biru, kubaca suratnya, dari Park Junhae. Isi kado itu adalah boneka kecil. Kai kecil. Segera kuraih kotak kecil berwarna coklat yang dilarang disentuh oleh noona.

“Ya!!! Kenapa kau ambil?”, noona mulai protes.

“Wae? Di sini tertulis untuk Kai. Jadi aku berhak membukanya.”, jawabku mencibir. Noona ingin merebutnya, namun sepertinya ia terlalu lemah untuk bangkit. Akhirnya dia pun pasrah.

Kubuka kotak kecil itu. Sebuah sapu tangan berwanra biru muda dengan sulaman nama asliku di sudut sapu tangan, yang disulam dengan huruf hangul. Sederhana, namun manis.

“Kenapa kau memberiku ini noona?”, tanyaku pada noona yang masih cemberut. Wajahnya merah padam.

“Kubilang jangan kau buka. Aku malu.”, katanya.

“Wae? Ini bagus. Kenapa kau memberiku ini?”

“Itu..karena..Junhae dulu pernah menonton video tentang kau yang selalu kesulitan saat mengelap keringatmu setelah tampil. Jadi kuberikan itu agar kau bisa menyeka keringatmu dengan sapu tangan itu. Dan mengenai hadiah itu, aku malu karena fans-fansmu memberikan hadiah yang sangat bagus. Sedangkan aku, tidak.”, jawabnya sedikit menyesal. Aku tersenyum kecil.

“Aku bisa membantumu untuk menyelesaikan misimu dengan Chanyeol hyung. Jaejae noona kaget.

“Mwo? Apa maksudmu? Bagaimana kau membantuku?”, tanyanya tertarik.

“Ne. Aku akan membantumu. Tapi dengan satu syarat.”, jawabku sambil menarik selimut untuk bersiap tidur.

“A..apa? Apa syaratnya?”, tanya noona tertarik. Dari nada bicaranya mungkin dia sudah bangkit duduk dari tidurnya.

“Masih kupikirkan. Yang penting kau berjanji saja. Nanti akan kuberitahu. Sekarang cepatlah tidur. Selamat malam.”, kataku menutup pembicaraan. Mataku mulai kupejamkan. Dan noona mendengus kesal kembali.

 

-TBC-

Gimana chingu? Penasaran selanjutnya? Tunggu kelanjutannya ya *bow with Kai* ditunggu koomennya :D

 


Two Love (Chapter 1)

$
0
0

cats

Title            : Two Love / chapter I

Author        : @mawartheway

Main Cast   :

  • Park Hyemi (OC)
  • Byun Baekhyun

Support cast:

  • Kim seulmi
  • Kim jongin (Kai)

Genre            : romance, school life

Rated             : General

Length           : Chaptered

Desclaimer           : annyeonghaseyo! Ini ff pertamaku chingu jadi mian kalau banyak typo >< dan ini ff berchapter. Ngebayangin baekhyun jadi anak sekolah pasti kyeopta ya XD haha beberapa adegan aku ambil dari drama atau novel yang aku pernah baca. Semoga kalian suka ya ^^v

~Happy reading~

-Baekhyun POV-

Kupandangi sebuah foto yang terbingkai rapi diatas meja sana. Aku melihatnya tertawa lepas difoto itu, kita sangat bahagia pada waktu itu.

“Aishh.. aku sangat merindukanmu. Ini sudah tepat 2 tahun kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu disana? Apakah kamu merindukanku juga? Seperti disini aku sangat merindukanmu?” kumenarik nafas berat, dan mulai berjalan gontai menuju sekolah.

Sedikit semangatpun tidak ada untuk masuk sekolah hari ini. Ah biarlah aku telat masuk kelas, aku sedang tidak bersemangat hari ini. Dan tepat, bel sekolah pun berbunyi menandakan jam pelajaran akan segera dimulai, semua anak berlarian menuju kelasnya mungkin hanya beberapa anak yang berjalan seperti yang sedang kulakukan saat ini.

Dan tiba tiba… BUUKKK!!

Seseorang menabrakku, dan kulihat ternyata seorang yeoja yang menabrakku. Kuperhatikan yeoja itu, sepertinya aku tidak pernah melihat dia sebelumnya. Yeoja itu juga melirik kearahku.

“mwo? Apa yang sedang kau lihat? Gara gara kau, aku akan telat dihari pertamaku masuk sekolah!” dan benar saja, yeoja itu murid baru, pantas aku tidak pernah melihatnya. Ya walaupun aku juga tidak banyak bertemu murid murid disini karena kesibukan pekerjaanku yang menuntutku jarang masuk sekolah. Dan tunggu? Kenapa yeoja ini tiba tiba marah padaku? Harusnya aku yang marah padanya karena sudah menabrakku. Yah yasudahlah aku sedang malas berdebat, lebih baik aku pergi.

“perhatian anak anak! Hari ini kita mempunyai murid baru, ibu harap kalian bersikap soapan kepadanya. Ya hyemi, silahkan masuk”

Anak baru tadi akan sekelas denganku? Oh yang benar saja. Aku menarik nafas panjang dan menenggelamkan kepalaku lagi diatas meja,

-Baekhyun POV End-

 

 

-Hyemi POV-

 

Sepertinya aku akan telat masuk pada hari pertamaku di sekolah baru. Kulirik jam tanganku yang menunjukan pukul 6.55 am. Oh sial, kenapa hari ini begitu macet?

Bel masuk sekolah pun berbunyi, aku berlari  di lorong sekolah mencoba mencari dimana kelas ku.

BUKKKK!!

Oh sepertinya dewi keberuntungan tidak menyertaiku hari ini. Bagaimana tidak? Aku sudah hampir telat, oh ralat kali ini akan benar benar telat karena orang yang sudah menabrak ku ini. Kulirik orang yang sudah menabrakku itu, dan kulihat namja itupun juga sedang melihat kearahku.

“mwo? Apa yang sedang kau lihat? Gara gara kau, aku akan telat dihari pertamaku masuk sekolah!”  namja itu hanya diam dan pergi begitu saja tanpa meminta maaf kepadaku. Oh yang benar saja? Apakah namja itu tidak pernah diajarkan sopan santun oleh orang tuanya? Aku menghentakan kakiku dengan keras, begitu sial hari ini untukku.

Dengan nafas yang tersenggal senggal aku mengetuk pintu kelasku, dan langsung disambut oleh seorang guru yang terlihat ramah dan mempersilahkanku masuk.

“perhatian anak anak! Hari ini kita mempunyai murid baru, ibu harap kalian bersikap soapan kepadanya. Ya hyemi, silahkan masuk”

Kulangkahkan langkah pertamaku, dikelas ini. Semuanya menatap kearahku seolah ingin tau apa yang akan kulakukan. Aku berdiri di depan kelas dan mulai memperkenalkan diri kepada semuanya.

Aku membungkuk dan mulai memperkenalkan diriku. “annyeong! Park hyemi imnida. Saya pindahan dari daegu, mohon bantuannya disini”

Kupandangi satu persatu orang orang yang ada disini, dan.. tunggu. Itu namja yang tadi menabrakku, aku sekelas dengan namja itu? oh bertambah lagi kesialanku hari ini.

“hyemi kamu bisa duduk disebelah eunji” guru itu menunjuk salah satu kursi kosong, yang kursinya itu tidak jauh dari namja yang menyebalkan itu. kulangkahkan kakiku kearah kursi kosong itu.

“annyeong! Jung eunji imnida” sapa yeoja yang duduk disebelahku sembari mengulurkan tangannya. Dia akan menjadi chingu ku yang pertama.

“Park hyemi imnida” Aku tersenyum, dan membalas jabatan tanganya.

“hyemi, aku harap kita dapat menjadi teman baik.”

“nae…”

“hyemi kau tahu? Namja yang duduk disana, namja tertampan disekolah kita loh. Dia seorang penyanyi namanya byun baekhyun” aku melihat eunji menunjuk namja itu, namja yang telah menabrakku! Mwo? Dia tertampan? Aishh aku yakin banyak yang lebih tampan darinya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Suasana di dalam mall hari ini terlihat sangat ramai. Aku sedang berjalan jalan disekitar mall itu. Terlihat ada kerumunan orang orang yang sedang berdesakan. Begitu ramai tempat itu, Dan akhirnya rasa penasaranku membawaku ingin melihat apa yang sedang dikerumuni orang orang itu.

“aku duluan dong! Aku duluan!” teriak salah seorang yeoja yang ikut berkerumun di tempat itu. rasa penasaranku makin membuncah. Aku menerobos masuk kedalam kerumunan yeoja yeoja itu.

Seorang namja yang sedang duduk menandatangani kertas dari para orang orang itu. Dia seorang artis, pantas saja orang orang disini sangat bersemangat meminta tanda tangannya. dia memberikan kertas itu sembari tersenyum kepada para fansnya. Kuperhatikan namja itu, tapi tunggu! Oh my god, dia namja yang tadi pagi menabrakku. Jadi benar yang dikatakan eunji bahwa dia seorang artis? Yang benar saja, pantas dia sombong sekali saat itu, dan tidak minta maaf kepadaku saat itu. aku mendengus kesal melihatnya.

-Hyemi POV End-

 

Baekhyun POV

Banyak sekali hari ini yang datang. Dan tanganku mulai pegal menandatangani semua kertas kertas ini. Tapi mau bagaimana lagi? Ini sudah seharusnya aku jalani.

Aku memberikan tanda tanganku kepada seorang yeoja yang ada di depanku sembari tersenyum. Aku lelah, masih berapa banyak lagi yang harus kutanda tangani? Aku melihat sekelilingku. Dan tatapanku berhenti pada seorang yeoja yang membelakangiku agak jauh dari tempatku duduk. Sepertinya aku kenal padanya. Aku berdiri dari tempat duduk ku dan mencoba mengenali sosok yeoja itu. tiba tiba yeoja itu berbalik dan melihatku. Aku tertegun melihatnya, dia yeoja yang sangat kurindukan. Masih kuingat matanya yang sendu yang kini sedang menatap kearahku, rambut panjangnya yang terurai rapi, bibirnya yang mungil yang sekarang sedang tersenyum. Aku yang melihatnya ikut tersenyum, tidak ada yang berubah..

“seulmi…kau kembali” aku berjalan menghampirinya. Kini suasana menjadi lebih sunyi, mungkin orang orang sedang heran melihatku. Orang orang yang mengelilingii ku pun, memberikan jalan saat seulmi ingin menghampiriku. Senyumku pun makin mengembang melihat dia, orang yang sangat kurindukan berada tepat dihadapanku.

“annyeong baekhyun. Bagaimana kabarmu?” aku seakan mimpi, ya tuhan jika ini benar benar mimpi aku berharap untuk tidur selamanya. Aku langsung menarik tangan seulmi dan memeluknya. semua mata tak lepas memandang kami, kini aku tak memikirkan sekelilingku hanya rasa rindu yang membuncah dihatiku sekarang. Kini semua orang tertegun melihatku, mungkin seperti milihat sepasang kekasih yang sudah lama berpisah

“kamu kemana saja selama ini? aku merindukan kamu seulmi. aku sangat berharap kamu akan kembali lagi kesini” kulihat ekspresi seulmi menampakan wajah sedih. tapi dengan segera, dia menutupinya dengan senyuman.
“baekhyun, aku sudah pernah janji sama kamu, aku akan kembali lagi” aku pun melepaskan pelukanku. dan dia tersenyum manis. Semua orang larut dalam haru biru.

“chagiya, udah selesai?” aku menoleh kearah suara itu. seorang namja yang sedang bertanya pada seulmi. Siapa namja itu? berani sekali dia memanggil seulmi dengan sebutan itu.

“nae…” jawab seulmi singkat. Aku semakin bingung dengan keadaan ini. Kuberanikan diri untuk bertanya padanya.

“siapa dia?” Tanya ku pada seulmi.

“dia.. namjachinguku” jawab seulmi sambil menunduk. Betapa terkejutnya aku mendengar itu. seperti ribuan volt listrik menyerang tubuhku, sakit.. amat sakit. Begitu juga orang orang disekitarku yang juga ikut kaget mendengarnya.

“maksud kamu apa seulmi? Apa? Jelasin sekarang juga, apa maksud semua ini!” Tanya ku yang sedikit membentak karena emosi. Apa maksudnya dia melakukan ini? aku mencoba untuk menahan cairan bening dimataku ini agar tidak keluar. Aku melihatnya menangis. Oh tuhan.. aku tidak sanggup melihatnya menangis seperti itu, tapi aku harus berbuat apa? Dia mengkhianatiku selama ini.

“maafin aku baekhyun-shi.. maafin aku..” seulmi memegang tanganku, langsung saja kutepis tangannya. Aku sudah muak dengan semua ini. aku menunggunya selama 2 tahun, tapi apa yang dia berikan padaku sekarang? Hanya sebuah penghianatan.

“kamu udah nyakitin hati aku! kamu udah permaluin aku di hadapan semuanya! kamu engga punya hati!” emosiku sudah tidak tertahan.

“jaga mulut itu! jangan sampai tangan saya menjadi kotor karena anda” tiba tiba namja itu menaik kerah bajuku.

-Baekhyun POV End-

 

Hyemi POV

 

Entah kenapa aku tidak tega melihat baekhyun dipermalukan seperti itu, lalu aku menghampiri namja yang sedang menarik kerah baju baekhyun. Aku menepuk pundak namja itu lalu namja itu menoleh kaerahku.

“siapa kamu? yeojachingunya baekhyun? Atau bodyguardnya?” sial. Dia mau nantangin?

“anda mau tau siapa saya?” kepalanku tepat mendarat diatas muka namja brengsek itu. namja itu jatuh tersungkur dan keluar darah dari hidungnya. dia kira aku sanggup buat memukulnya? Cih jangan sebut aku hyemi jika tidak bisa hanya memukul seperti itu.

“sekarang anda sudah tau siapa saya kan?” aku tersenyum sinis pada namja itu dan langsung milirik kearah yeoja yang masih shock melihat kejadian itu. “dan buat kamu, saya tidak tau siapa kamu. tapi seharusnya kamu bisa menjaga perasaan baekhyun yang sangat mencintai kamu. ternyata kecantikan wajah kamu engga bisa mewakili hati kamu!” aku langsung berjalan menghampiri baekhyun.

“hyemi, ikut aku sekarang” sebelum aku menjawabnya, baekhyun sudah menarik tanganku pergi menjauh dari kerumunan orang orang itu. terlihat mata baekhyun yang merah, yang memancarkan emosi dan rasa kecewa yang amat besar. Aku sedikit takut melihatnya, kucoba untuk melepaskan cengkraman tangannya tapi cengkraman itu sangat kuat, dan aku hanya bisa pasrah dibawa olehnya. Baekhyun membawaku kemobilnya.

“masuk!” bentak baekhyun. Aku hanya bisa menurut, lalu masuk kedalam mobil itu. baekhyun mulai menjalankan mobilnya.

“baekhyun kita mau kemana? Kamu mau menculik aku?” tanyaku padanya. Tapi baekhyun tetap diam dan menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi.

“YAH! Byun baekhyun! STOP!” aku mulai takut karena baekhyun membawa mobil dengan kecepatan tinggi.

“hyemi-ah please shut up!”

“aku ngga akan diam sebelum kamu memberhentikan mobil ini! atau ngga? Aku akan lompat dari sini” aku mengancamnya dan langsung saja baekhyun memberhentikan mobilnya. Dia langsung menatapku, matanya merah. Aku takut melihatnya.

“yah! Kenapa kamu melihatku seperti itu” tiba tiba saja baekhyun menarik tanganku dan memelukku. Aku kaget dengan apa yang dilakukannya paduku. Aku mencoba melepaskan pelukan itu, tapi aku merasakan sesuatu yang basah pada pundakku. Dia menangis.. aku tidak tega meliahatnya menangis. aku mengusap punggungnya mencoba memberikan kekuatan padanya.

“baekhyun-shi.. sudahlah jangan menangis lagi. Aku tau bagaimana perasaan kamu” baekhyun melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya.

-Hyemi POV End-

 

Baekhyun POV

Sedikit tidak percaya melihat itu, bagaimana bisa hyemi seberani itu?

“Hyemi ikut aku sekarang” aku menarik tangannya dan membawanya kemobilku. Aku membawa mobil dengan kecepatan tnggi. Aku sangat kecewa pada hyemi, bagaimana bisa dia menghianatiku seperti ini?

“baekhyun kita mau kemana? Kamu mau menculik aku?” aishh kenapa orang ini sangat berisik? Apakah dia tidak tahu aku sedang kesal?

“YAH! Byun baekhyun! STOP!”

“hyemi-ah please shut up!” aku sudah geram oleh orang ini. kenapa dia sangat berisik?

“aku ngga akan diam sebelum kamu memberhentikan mobil ini! atau ngga? Aku akan lompat dari sini” oh please jangan nambah beban lagi. aku pun memberhentikan mobilku. Aku menatapnya lekat, kemarahan dan kekecewaan ini sudah tidak bisa kubendung. Aku menarik tangannya dan memeluknya. Memeluknya erat, aku sudah tidak kuat menahan semua ini, cairan bening yang sedari tadi kutahan akhirnya keluar begitu saja dari mataku. Terlalu sakit menurutku, kenapa dia begitu tega melakukan hal ini padaku.

“baekhyun-shi.. sudahlah jangan menangis lagi. Aku tau bagaimana perasaan kamu” aku baru sadar telah memeluknya. Langsung saja aku lepaskan pelukanku dan menghapus sisa sisa cairan bening yang ada di mataku.

“mianhae.. aku telah memelukmu sembarangan, aku tidak bermaksud..” belum selesai berbicara dia sudah memotong pembicaraanku.

“gwenchana, aku tau perasaan kamu, jika kamu butuh pundak untuk bersandar, aku siap kok”

“gomawo hyemi-ah” jawabku dengan mencoba untuk tersenyum.

-Baekhyun POV End-

 

Author POV

 

Walaupun baekhyun sakit hati karena perlakuan Seulmi padanya tapi dia tetap mencoba tegar dan bersikap seperti biasa. Banyak orang orang yang membicarakannya, tapi baekhyun lebih memilih diam karena dia tahu, jika dia marah dia hanya membuat dirinya lebih malu dari sekarang.

Semakin hari baekhyun dan hyemi semakin akrab, hyemi selalu menghiburnya saat baekhyun sedang merasa jatuh. Dan begitupun sebaliknya. Lambat laun, Benih benih cintapun mulai tumbuh diantara mareka.

Sampai di suatu hari, Baekhyun terlihat murung di dalam kelas. Dia menoleh kebangku hyemi tapi hasilnya, nihil. Tidak ada hyemi disana.

“kemana dia? Tidak biasanya jam segini belum datang” baekhyun melihat jam tangannya, tepat pukul 7.00 am tapi baekhyun belum melihat hyemi pagi itu. dan benar saja, hyemi tidak masuk sekolah hari itu. lalu baekhyun memutuskan untuk datang kerumahnya setelah pulang sekolah.

Sepulang sekolah, baekhyun datang kerumah hyemi. Dia memarkirkan mobilnya di halaman rumah hyemi.

“tunggu. Apa yang harus aku katakan padanya saat bertemu dengannya nanti? Baekhyun pabo. Tidak seharusnya kamu datang kesini” baru saja baekhyun melangkahkan kakinya untuk pergi, tapi terlambat pintu rumah hyemi terbuka dan terlihat hyemi keluar dari sana.

“baekhyun-shi? Sedang apa kamu disini?”

“ah, anni. Aku hanya… hanya ingin memberikan catatan. Ya catatan” jawab baekhyun kikuk.

“oh.. yasudah masuk saja dulu” tawar hyemi, baekhyun pun masuk kedalam.

“tadi kenapa ngga masuk sekolah?” Tanya baekhyun membuka pembicaraan.

“kenapa? Khawatir ya? Hehehe” jawab hyemi cengengesan.

“yah! Siapa yang khawatir? Anni, aku tidak mengkhawatirkanmu” jawab baekhyun dengan wajah yang sedikit merona.

“aku hanya bercanda baekhyun-shi. Orang tuaku pindah ke Jepang jadi tadi aku mengantar mereka ke bandara” baekhyun hanya mengangguk mendengarnya.

“nae.. jadi, mana catatan yang ingin kamu berikan padaku?” Baekhyun mengambil buku catatan di dalam tasnya, baru saja hyemi ingin mengambil buku itu dari tangan baekhyun, tapi baekhyun menariknya kembali.

“yah! Kau niat tidak memberikannya padaku?”

“tulisan ku tidak bagus..” jawab baekhyun sambil menunduk.

“gwenchana, aku akan tetap dapat membacanya” hyemi mencoba mengambil buku itu dari baekhyun tapi baekhyun malah bangkit dari duduknya dan menghindari hyemi.

“YAH! Baekhyun-shi! Berikan catatan itu!”

“shirreo! Aku tidak jadi memberikan catatan ini padamu” hyemi mencoba mengejar baekhyun, tapi baekhyun tidak sengaja tersandung kaki meja dan akhirnya baekhyun terjatuh dan hyemi pun ikut terjatuh dan tepat jatuh diatas baekhyun.

Mata mereka berdua saling bertemu, cukup lama itu terjadi. Hyemi pun sadar, lalu langsung bangkit dari posisi itu. wajah mereka berdua pun menjadi merah layaknya udang.

Baekhyun memasukan kembali buku catatannya, kedalam tasnya. Dia langsung bangkit berdiri.

“aku pulang dulu” pamit baekhyun dengan canggung, hyemi hanya mengangguk.

Didalam mobil, baekhyun senyum senyum sendiri. “mungkin, aku telah jatuh cinta padamu hyemi-ah”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hyemi POV

 

Pagi itu saat aku membuka lokerku, aku melihat sepucuk surat di dalam sana. Aku membuka surat itu dan mulai membacanya.

Ada yang ingin aku bicarakan padamu malam nanti. Aku akan menunggumu di café. Dan aku harap kamu dapat datang.

 

                                                                                                                        Byun Baekhyun

Aku tersenyum membaca surat itu. kenapa dia harus menulis surat? Sedangkan aku dengan dia sekelas. Baekhyun pabo, kenapa kamu tidak berbicara langsung padaku? Dan apa yang ingin dia bicarakan padaku? Ya sudahlah. Aku menaruh surat itu kedalam tasku dan menuju kelas. Disana aku melihat baekhyun sedang tertawa bersama chanyeol dan sehun tapi setelah dia melihatku dia langsung diam dan wajahnya menjadi merah. Aku tertawa melihatnya, kamu terlihat lucu baekhyun-shi.

-Hyemi POV End-

Tepat pukul 7 malam, hyemi pergi menuju café yang dimaksud baekhyun. Saat didepan café hyemi tidak sengaja menabrak orang, dia langsung membungkuk dan meminta maaf.

“Mianhamnida..” saat hyemi melihat siapa orang yang dia tabrak, namja itu tidak asing baginya.

“kau?!” Ya, dia namja yang pernah mempermalukan baekhyun.

“ya? Masih kenal dengan saya? Oh ya, kemana yeoja yang sudah nyakitin sahabatku?” Tanya hyemi dengan tatapan sinis.

“yah! Jangan sembarangan bicara ya! Kau tidak tau apa yang benar benar terjadi pada seulmi! Jadi jangan pernah bicara seperti itu lagi!” pria itu membentaknya, dan hampir saja tangannya menyentuh wajah hyemi tapi baekhyun segera datang dan menahan tangan namja itu.

“ada apa dengan seulmi sebenarnya?!” Tanya baekhyun pada namja itu dengan nada membentak.

“kau?” namja itu terlihat kaget melihat baekhyun tiba-tiba datang.

“jawab pertanyaan saya! Ada apa dengan seulmi sebenarnya!” baekhyun terlihat sangat marah saat itu.

Tiba tiba dari belakang seulmi datang dan memberhentikan perdebatan itu.

“aku baik baik saja baekhyun oppa” seulmi mendekati mereka. wajahnya terlihat sangat pucat. dan matanya sayu.

“seulmi?” serentak hyemi dan baekhyun saat melihat kedatangannya. Seulmi hanya membalasnya dengan senyum.

“maaf membuat kalian terkejut” baekhyun menatap seulmi tajam. dia ingin marah, tapi tidak bisa. mungkin masih tersimpan rasa sayang yang tersisa pada seulmi.
baekhyun sedikit khawatir melihat wajah seulmi yang sangat pucat.
“seulmi-ah.. kamu tidak kenapa-kenapa?” baekhyun menyentuh pipi seulmi. langsung saja tangan namja itu menangkisnya dengan kasar.
“jangan sentuh dia!” bentak namja itu. Baekhyun menjadi emosi dan ikut membentak dia.
“apa-apaan sih! mau cari ribut?!” Baekhyun dan namja itu menjadi bertengkar. seulmi pun mencoba melerainya.
“cukup!!” jerit seulmi. mereka berduapun berhenti.
“kalian itu kayak anak kecil tau ngga?! aku enggak suka kalian ribut hanya karena ini!”
“tapi seulmi..” mereka berdua coba menjelaskan.
“enggak ada tapi-tapi an! aku kasih tau kamu baekhun-shi, kamu lihat kan aku baik-baik saja? jadi kamu enggak perlu khawatir sama aku! dan kmau kai! lebih baik kita pulang” seulmi dan Kai pun pergi dari hadapan mereka. baekhyun kembali emosi.

“sial!” kata baekhyun. Tapi Baekhyun tidak menyerah, dia mengejar seulmi yang sudah hampir masuk kedalam mobilnya.

“seulmi tunggu!” Baekhyun berhasil meraih tangan Seulmi. tangan Kai sudah ingin menghantamnya. tapi dengan segera Seulmi mencegahnya.
“Kai, kamu pulang dulu. Nanti aku pulang menggunakan taxi” pinta Seulmi.
“tapi..”
“udah pulang saja, aku tidak apa apa kok.” suara lembutnya membuat Kai tidak tega melawannya.
“baiklah, tapi kalau ada apa-apa, kasih tau aku ya” Kai pun pergi dan meninggalkan mereka ber dua.
“sekarang Kai sudah pergi, kamu mau ngomong apa..” Baekhyun langsung memeluk Seulmi kedalam pelukannya. Saat itu cuaca sangat mendung. dan tiba-tiba hujan turun dengan derasnya membasahi mereka. Hyemi yang tidak tahan melihat itu langsung pergi.

Hyemi berlari ditengah derasnya hujan tanpa tujuan, sampai akhirnya dia bertemu dengan eunji.

“hyemi!” eunji yang melihat hyemi, langsung memanggilnya.
hyemi menoleh ke arah sumber suara. kemudian dia memeluk eunji dengan tangisan yang deras seperti hujan saat itu.
”eunji!” jerit hyemi.
“kamu kenapa hyemi?” eunji mengelus-ngelus punggung hyemi.
“kenapa ini semua terjadi sama aku.. kenapa?! apa aku salah mencintainya! apa aku salah!”
eunji  semakin bingung dengan sikap hyemi.
“maksud kamu apa hyemi? siapa yang buat kamu seperti ini?” hyemi tidak menjawab. dia hanya terus menangis.
“ya ampun hyemi.. kamu jangan nangis lagi. hyemi itu kuat, tidak cengeng.. udah ya.. jangan nangis lagi..” eunji mencoba menenangkan nya. lalu dia membawa hyemi ke mobilnya.
tangisan hyemi masih belum reda, seperti hujan yang juga semakin deras.

Eunji terfikir tentang cafe. karena tempat hyemi menangis tidak jauh dari cafe. dia pun menuju ke sana untuk memastikan apakah ada baekhyun.
sesampainya di depan cafe eunji keluar dan mengajak hyemi ikut dengannya. tapi hyemi menolak. dia ingin di dalam mobil saja. karena Eunji tidak mau merusak suasana hatinya, akhirnya dia pun masuk ke cafe itu sendirian.

“kemana si baekhyun? udah buat hyemi menangis. awas aja kalau ketemu,.uhh!” ucap eunji kesal. lalu dia mencari-vari baekhyun di cafe itu.
baekhyun ternyata memang masih di dalam cafe itu bersama seulmi. dia sedang mengelus-ngelus rambut seulmi dan memegang tangan nya saat duduk berdampingan. Baekhyun menyandarkan kepala Seulmi di dadanya.

setelah mengelilingi cafe, Eunji akhirnya melihat Baekhyun yang sedang duduk bersama seorang yeoja.
“itu dia.. tapi, dia sama siapa?”
tanpa basa basi, Eunji langsung menghampiri Baekhyun dan membentaknya.

“YAH BAEKHYUN-SHI!”

-Author POV End-

Baekhyun POV

 

 

Aku tidak bisa tinggal diam melihatnya pergi begitu saja dengan namja itu, aku tahu ada yang tidak benar pada seulmi, aku harus berbicara padanya terlebih dahulu. Ya harus!

“seulmi tunggu!” Aku berhasil meraih tangannya.
“Kai, kamu pulang dulu. Nanti aku pulang menggunakan taxi”
“tapi..”
“udah pulang saja, aku tidak apa apa kok.”
“baiklah, tapi kalau ada apa-apa, kasih tau aku ya” Akhirnya namja itu pergi juga.
“sekarang Kai sudah pergi, kamu mau ngomong apa..” aku tidak tahan lagi, aku langsung menariknya kedalam pelukanku. Dan tiba tiba hujan deras membasahi tubuh kami. itu lebih baik, aku tidak ingin seulmi sampai tau kalau aku menangis. aku tidak ingin berlama lama dibawah hujan, aku tidak mau seulmi sampai jatuh sakit karena ini.

Aku membawanya kedalam café. Aku berikan dia minuhan hangat, lalu aku memegang tangannya berharap dia tidak kedinginan.

“seulmi-ya kamu tidak mau kan buat aku khawatir sama kamu? kamu juga tau kan, kalo aku sayang sama kamu?” seulmi hanya tersenyum.
“aku tahu oppa, tapi aku enggak mau oppa menderita karena aku”
“aku akan menderita kalo kamu tinggalin aku” tiba tiba raut wajah seulmi menjadi sedih. Ada apa dengan dia sebenarnya? Kenapa dia berbicara seperti itu?

“YAH BAEKHYUN-SHI!” aku yang kaget langsung melepas tangan seulmi dan melihat siapa yang membentakku. Eunji? Apa yang dia lakukan disini?

“Eunji? nga.. ngapain kamu…” belum selesai bicara, eunji sudah memotong pembicaraanku

.
“ngapain aku ke sini maksud kau? hey aku enggak nyangka baekhyun-shi.. ternyata kau bejat! kamu udah buat hyemi menangis dan sakit hati karena kamu! ternyata kau asik-asik an berduaan yeoja enggak jelas ini!”  Hyemi menangis? apakah dia melihat semuanya? Tapi aku tidak terima atas penuturan eunji tentang seulmi.
“jaga mulut kamu! dia..”

“Diam!!”
“hyemi, kamu…” aku kaget dengan kemunculan hyemi tiba-tiba. Apa lagi melihat hyemi basah kuyup seperti itu.
“Baekhyun-shi.. kamu enggak perlu jelasin siapa dia ke Eunji. cukup aku aja”

”kenapa kamu tiba-tiba ke sini? Bukan nya kamu enggak mau keluar?” hyemi melirikku tapi langsung saja hyemi memalingkan wajahnya dan menatap Eunji. Apa yang terjadi pada hyemi sebenarnya?
“eunji.. aku ke sini agar kamu enggak salah faham dengan keadaan aku. yeoja ini adalah yeojachingunya Baekhyun. yang dulu sempat di gosipin putus. aku tadi nangis bukan karena Baekhyun kok. tapi karena namja lain yang sangat aku cinta” aku kaget mendengar penjelasan Hyemi yang terlihat mengada-ngada. Namja lain yang dia cinta? Siapa?
Hyemi langsung memeluk Seulmi.
“selamat ya, kamu sudah balikan lagi sama baekhyun. aku yakin dia bisa bahagiain kamu..” seulmi tersenyum. tapi aku hanya tertunduk mendengar kata-kata hyemi. Sakit mendengar penuturan hyemi seperti itu. ingin rasanya aku berteriak atas semua ini tapi enggak mungkin di depan seulmi aku menjerit.
“kamu bicara apa sih hyemi?” aku mencoba berbicara tenang, walau sebenarnya itu sulit. Tapi hyemihanya membalasnya dengan senyum.
“semoga bahagia ya” tutur hyemi. Akhirnya hyemi dan eunji pergi meninggalkanku dengan seulmi. Aku hanya dapat duduk terdiam memikirkan kata-kata hyemi sebelumnya. Tiba tiba dadaku terasa sakit mengingat semua itu. Niat awalku untuk menyatakan perasaanku pada hyemi, semuanya berantakan.
“oppa..”  seulmi memegang tanganku, aku tau dia khawatir.

“kamu kenapa? mengenai yeoja itu, oppa suka ya sama dia” kata-kata seulmi membuatku semakin bimbang. Aku tidak menjawabnya, aku bingung harus menjawab apa.

“kejarlah dia, sebelum dia pergi..”
“tapi seulmi.. aku..”
“kejarlah dia oppa.. aku yakin hatinya buat kamu..” melihat tatapan mata seulmi yang tulus,aku mendapatkan keberanian untuk memilih.

“seulmi.. oppa sayang kamu.. tapi, ada yang lebih special dari perasaan aku ke dia..” sebelum aku pergi, aku memeluk seulmi terlebih dahulu, lalu aku berlari mencoba mengejar hyemi. Diluar café aku melihat hyemi dan eunji hampir ingin masuk ke mobil. Aku mencoba memanggilnya.
“Hyemi! tunggu!” tapi hyemi tetap pergi dan eunji  mulai menjalankan mobilnya. Aku berusaha mengejarnya walaupun sedang hujan, aku tidak ingin menyesal untuk yang kedua kalinya.

“hyemi! berhenti!” aku tetep mengejar, sampai akhirnya aku lelah dan berhenti mengejarnya.

“PARK HYEMI! SARANGHAE!” aku mencoba berteriak walaupun aku yakin hyemi tidak mungkin mendengarnya.

-Baekhyun POV End-

 

Author POV

 

 

Di dalam cafe seulmi menangis. dia tau kalau Baekhyun sudah melupakannya.
“Oppa.. tolong tinggalin aku, dan kejarlah yeoja itu, aku akan bahagia melihat kamu bahagia..” kata seulmi dengan isakan tangisnya. tiba-tiba saat dia berdiri dan ingin beranjak pergi. dia merasa kepalanya sangat pusing.
“duh.. kepalaku..” dia memegang kepalanya. dia mencoba berjalan. tapi lama-lama penglihatan nya semakin kabur. kemudian dia terjatuh dan pingsan dengan darah keluar dari hidugnya.
semua orang di café itu kaget melihat seulmi pingsan. mereka langsung menolong seulmi dan membawa seulmi ke rumah sakit.

BERSAMBUNG….

apa yang terjadi pada seulmi? Baca kelanjutannya di chapter selanjurnya ya :D gomawo udah mau baca ^^ jangan lupa ninggalin jejak, araseo? Butuh coment dari kalian chingu ><


Persahabatan 2 Dunia Chapter 1

$
0
0

persahabatan

Title                       : Persahabatan 2 Dunia Chapter 1

Author                  : Yellowow

Cast                       : Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Kim Shin Yeong, Park Minri and other cast

Genre                   : Friendship, Sad, School Life

Length                  : Chaptered

Ratting                  : G

A/N                        : Annyeong, author balik dengan FF yang masih banyak typo dan ini hanyalah sebuah imajinasi author, jadi kalau tidak pas dengan kehidupan aslinya mianhe. Dan castnya tdak akan keluar semua pada setiap chapter jadi, jika bias kalian ada yang menjadi cast di FF ini dan belum keluar sabar ne, tunggu di chapter selanjutnya. :D

 

Happy Reading ^^

 

Author pov

 

“Kasihan, anak eomma menangis” ucap seorang namja dengan nada mengejek

“Kalau cengeng gak usah sekolah disini dech” ucap namja yang lainnya

“Aku…hiks…aku..ti..dak cengeng”ucap namja yang sedang menangis sambil menghapus air matanya yang telah keluar

“Benarkah? Aku tidak percaya” ucap namja yang lain

“Benar! Aku tidak cengeng” teriak namja yang tadi menangis

“Kalau begitu mana handphonemu?” Tanya namja memiliki kulit paling hitam

“Aku tidak membawa hp” jawab namja yang sedang dipalak itu

“Jadi, kau anak miskin”ucap namja yang memiliki wajah kebule-bulean

“Jika aku anak miskin kenapa ha’?” Tanya namja yang tadi menangis sekaligus dipalak

“Apa itu masalah untukmu ha’?” lanjutnya

“Dasar namja cengeng” ucap namja yang memiliki kulit paling hitam

“Sudahlah Kai, ayo kita pergi” ucap namja yang memiliki wajah kebule-bulean lalu segera pergi dan diikuti oleh namja yang lain kecuali namja yang disebut namja cengeng.

 

Author Pov end/Baekhyun Pov

 

“Baekhyun, ayo berangkat!” teriak eomma dari luar rumah

“Ne” teriakku sambil berlari keluar rumah

“Hyung! Aku berangkat” teriakku lalu segera membuka pintu mobil dan langsung masuk

“Tidak ada yang ketinggalankan?” Tanya eomma sambil menyetir mobil

“Tidak” jawabku

“Kau bawa hp?” Tanya eomma lagi sambil terus menatap jalan

“Annio, aku takut nanti dirampas”jawabku sambil membolak-balik majalah milik eomma

“Kalau begitu, ketika kau pulang telpon lewat telpon umum saja” ucap eomma yang masih serius dengan jalanan kota

“Ne” ucapku

“Sudah sampai” ucap eomma

“Aku keluar dulu” ucapku sambil membuka pintu mobil dan langsung segera keluar

“Ciih, anak eomma baru datang” ucap seseorang tiba-tiba yang aku yakini adalah salatah satu anggota Gank bad Boy

“Hei, anak eomma”

‘Dasar nappeun namja’ batinku sambil terus berjalan

Yaap, aku adalah salah satu murid yang sering dibully oleh Gank Bad Boy padahal aku baru 4 hari sekolah disini dan apa kalian tahu? Aku sudah dibully 6 kali dalam 3 hari mungkin hari ini akan menambah lagi, tapi aku tidak pernah mempedulikannya walaupun ketika dibully aku selalu menangis.

“Hei, anak eomma” ucapnya sambil mendorongku

“Anak eomma, mana uangmu?” ucapnya sambil menatapku tajam

“Aku tidak punya uang” jawabku simple meskipun dalam hatiku, aku sangat takut

“Jangan berbohong!” ucap Kai, anggota Gank Bad Boy yang mempunyai kulit hitam

“Kalau aku berbohong kenapa ha’?” tanyaku sambil menatapnya

“Kau mau mencari masalah dengan kami?” ucap Kris, ketua Gank Bad Boy sambil mencengkeram(?)kera bajuku

‘BUUK’ satu pukulan telah mengenai pipi kananku

“Mana uangmu?” Tanya sang ketua sambil menatapku tajam dan yang berhasil membuatku menangis ketakutan

“Kasihan anak eomma menangis” ucap Tao dengan nada mengejek

“Kalau cengeng gak usah sekolah disi dech” ucap Chen

‘Kau juga cengeng Chen’ batinku

“Aku..hiks..Aku..ti..dak..cengeng” ucapku terbata-bata

“Benarkah? Aku tidak percaya”ucap Xiu Min

“Benar! Aku tidak cengeng”teriakku

“Kalau begitu mana handphonemu?”

“Aku tidak membawa hp”

“Jadi, kau anak miskin”

“Jika aku anak miskin kenapa ha’?” Tanyaku

“Apa itu masalah untukmu ha’?” lanjutku

“Dasar namja cengeng” ucap Kai

“Sudahlah Kai, ayo kita pergi” ucap sang ketua lalu segera pergi dan diikuti oleh anggotanya.

“Baekhyun-sshi, apa kau dibully lagi?” Tanya seseorang yang kuyakini dia yeoja

“Ne” jawabku sambil menoleh ke sumber suara

“Shin Yeong sunbae!” ucapku senang karena mulai hari pertama aku masuk, dialah yang menemaniku

“Gwenchana?” ucapnya sambil melihat pipiku

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum.

“Shin Yeong!” teriak seseorang yang membuat kami menoleh ke sumber suara

“Suho!” ucap Shin Yeong sunbae

“Dia kenapa?” Tanya namja yang tadi dipanggil Shin Yeong sunbae Suho sambil menujukku

“Kena bully” jawab Shin Yeong sunbae sambil tersenyum manis kepada namja yang dipanggil Suho

“Kau murid baru?” tanyanya sambil menatapku lembut

“Ne, agas..ssunbae” jawabku gagap karena aku bingung untuk memanggilnya siapa?

“Panggil aku Suho saja” ucapnya

“Ne Suho sunbae” ucapku sambil tersenyum manis

“Namamu siapa?” tanyanya

“Byun Baekhyun, sunbae bisa memanggilku Baekhyun”

 

Baekhyun Pov end/Suho Pov

 

“Namamu siapa?” tanyaku

“Byun Baekhyun, sunbae bisa memanggilku Baekhyun” jawabnya sambil tersenyum kepadaku

‘Byun Baekhyun?Apa benar dia Bubu?Matanya sangat mirip dengan appa’ batinku sambil terus menatapnya

“Suho! Kau kenapa?” Tanya Shin Yeong

“Annio” jawabku sambil menggelengkan kepala

“Subae, aku pergi dulu” ucap Baekhyun lalu pergi meninggalkanku dan Shin Yeong

*

 

Suho Pov end/Shin Yeong Pov

 

“Minri” panggilku

“Sunbae!” ucapnya sambil menoleh ke arahku

“Baekhyun mana?” tanyaku sambil melihat sekeliling

“Dia di dikelas” jawabnya

“Ehm.. Sunbae, kenapa sunbae begitu peduli dengannya? Apa sunbae menyukainya?” tanyanya yang sontak membuatku kaget

“Annio, hanya saja ada surat wasiat tentang dia hehehe” jawabku

“Surat wasiat?” ucapnya bigung

“Ne” ucapku sambil mengangguk lalu segera pergi ke perpustakaan

 

Sesampainya di perpustakaan

Aku sangat merindukan ruangan ini, karena disinilah kenangan-kenangan terindahku bersama sahabatku yaitu Park Chanyeol.

 

Flash Back on

 

“Chanyeollie, aku punya foto idolamu” ucapku sambil menunjukkan hpku

“Betulkah? Aku minta” ucapnya

“Tidak boleh” ucapku tegas

“Yeongie, aku mohon. Kau kan sahabatku terbaik” ucapnya memelas kepadaku

“Kau tidak bisa bicara?” tanyaku sambil menahan tawa

“Aku bisa bicara” ucapnya sambil memanyunkan bibirnya

“Tapi, kau bicara saja terbalik” ucapku

“Apa yang terbalik?” tanyanya

“Kau kan sahabatku terbaik, seharusnya Kau kan sahabat terbaikku” jawabku sambil memberi penekanan pada kata-kata ‘Sahabat Terbaikku’

“Hehehehe…. Peace” ucapnya sambil mmembentuk jari-jari tangannya berbentuk huruf V

“Dasar namja pabo” ucapku

 

Flash Back off

Shin Yeong Pov end/Chanyeol Pov

 

“Shin Yeong, ternyata kau sudah sangat dekat dengan Baekhyun, semoga kalian selalu bahagia” ucapku sambil melihat Shin Yeong yang sedang berbincang-bincang dengan Baekhyun

“Sunbae, ada orang yang melihat kita” ucap Baekhyun sambil menunjukku sepertinya

“Mana?” Tanya Shin Yeong sambil melihat yang ditunjukkan oleh Baekhyun yaitu aku

“Chanyeol!” ucap Shin Yeong sambil tersenyum kepadaku

‘Mereka bisa melihatku?’ batinku

“Shin Yeong! Baekhyun!” sapaku sambil melambaikan tangan kepada mereka berdua

“Annyeong, kau mengenaliku?” Tanya Baekhyun sambil tersenyum manis

“Ne, aku adalah malaikat penjagamu” jawabku sambil tersenyum

“Mwo?Berarti aku mau mati donk” ucap Baekhyun yang membuatku gemas saja

“Annio, hanya saja aku seorang hantu yang ingin menyebarkan Happy Virus” ucapku sambil berusaha merangkul Baekhyun

“Wow! Daebak! Hahaha, malaikat, kau sangat daebak” ucapnya dan dia memanggilku dengan sebutan malaikat

“Chanyeol! Apa kau hantu?” Tanya Shin Yeong sambil berusaha  memegangku

“Hanya orang tertentu yang bisa melihatku ataupun menyentuh tubuhku dan kalian berdua termasuk” ucapku

“Malaikat! Tapi, kemana sayapmu?” Tanya BAekhyun sambil melihatiku

“Hehehe, aku malaikat tanpa sayap” jawabku sambil mencubit pipi Baekhyun*seperti Leeteuk SJ aja, malaikat tanpa sayap*

“Tapi, bisakah malaikat terbang?Kalau bisa ajak aku berkeliling dunia” ucap baekhyun yang membuatku makin gemas saja

“Kalau kau ingin terbang, kau masuk saja kejurang dan tunggu beberapa jam bahkan beberapa menit kau langsung bisa terbang” ucapku yang membuat BAekhyun memanyunkan bibirnya

“Baekhyun!Sunbae! Kalian sedang bicara dengan siapa?” Tanya seorang yeoja kepada Baekhyun dan Shin Yeong

“Malaikat tanpa sayap” jawab Baekhyun polos

“Dan satu lagi, malaikat penyebar Happy Virus” lanjut Baekhyun

 

Chanyeol Pov end/Author Pov

 

“Dan satu lagi, malaikat penyebar Happy virus” ucap Baekhyun

“Malaikat penyebar Happy virus?” ucap Minri bingung

“Ne, apa kau tidak bisa melihatnya? Dia ada disini” ucap Baekhyun sambil menunjuk temapt yang tadi ada si Penyebar Happy Virus

“Mana Baekhyun-sshi?” Tanya Minri sambil menoleh ke arah yang ditunjukkan Baekhyun

“Di..Loh, sunbae, Tadi, Malaikat Penyebar Happy virusnya mana?” ucap Baekhyun sambil menoleh ke  arah Shin Yeong

“Baekhyun, apa kau ingat katanya tadi?” Tanya Shin yeong

“Ehm…” ucap Baekhyun

“Aku ingat sunbae, katanya hanya orang tertentu yang bisa melihatnya”lanjut Baekhyun sambil tersenyum senang

“Sunbae tahu, siapa namanya?” Tanya Minri

“Namanya Park Chanyeol” jawab Shin Yeong

“Mwo?Chanyeol sunbae?” ucap Minri kaget

“Kau mengenalnya Park Minri?” Tanya Baekhyun

“Ehm… Annio” jawab Minri bohong

“Oh” ucap Baekhyun

***

Di rumah keluarga Baekhyun

“Eomma, Malaikat Penyebar Happy Virus itu ada?” Tanya Baekhyun polos kepada eomma tercintanya

“Setahuku, adanya malaikat pembagi rizki” lanjut Baekhyun

“Kau tahu dari mana?” Tanya sang eomma

“tadi, di sekolah ada hantu dan dia bilang, dia adalah Malaikat penyebar Happy Virus” jawab Baekhyun

“Annyeong!! Aku pulang” teriak seorang namja

“Jong Woon hyung!!” teriak Baekhyun

“Baekhyun, kau seperti anak kecil” ucap namja yang dipanggil Jong Woon itu

“Hyung! Ayo jalan-jalan, sekarang kan malam Minggu” ucap Baekhyun manja

“Ne” ucap Jong Woon sambil mengangguk

“Yoona noona ikut juga ne ?”ucap Baekhyun

“Ne, kau telpon Yoona dan aku akan bersiap-siap” ucap Jong Woon atau biasa dipanggil Yesung

“Siap bos” ucap Baekhyun dan langsung berlari menuju telpon rumah

0*******

“Annyeong Ahjumma”

“…..”

“Yoona noonanya ada?”

“…..”

“Noona, ayo kita pergi jalan-jalan, sekarangkan MalMing”

“……”

“Aku tunggu di depan rumah noona ne”

“…..”

“Bye bye Noona”

Tuut tuut

“Yesung hyung, ayo berangkat!” teriak Baekhyun sambil berlari keluar rumah

“Ne” teriak Yesung sambil berlari menyusul Baekhyun

“Baekhyun, Yoona ikut atau tidak?”Tanya Yesung

“Ikut, aku akan menunggunya didepan rumah..nya” jawab Baekhyun sambil berjalan menuju rumah Yoona

“Aku akan mengambil mobil dulu” ucap Yesung sambil berjalan menuju garasi

“Ne”

***

Author Pov end/Chanyeol Pov

 

“Baekhyun, kenapa kau sangat lucu?” tanyaku padanya sambil mencubit pipinya

“Karena aku lucu” jawab Baekhyun polos

“Hahahahahaha”tawaku pecah karena jawabannya dan tampangnya yang lucu itu

“Chanyeol!” panggilnya yang membuatku melongo

“Kau tahu namaku dari mana?”tanyaku

“Shin Yeong sunbae” jawabnya yang masih saja memakai wajah polosnya

“Jangan panggil aku Chanyeol, panggil aku hyung saja” ucapku sambil tersenyum kepadanya

“Hyung, kenapa aku tidak memiliki sahabat?” tanyanya lalu memanyunkan bibirnya

“Apa kau ingin memiliki sahabat?” tanyaku balik

“Ne, aku sangat ingin” jawabnya sambil mengangguk mantab

“Aku akan menjadi sahabatmu” ucapku sambil menatapnya

“Benarkah?” ucapnya

“Ne”ucapku sambil mengangguk mantab

“Gomawo hyung” ucapnya

***

Chanyeol Pov end/Suho Pov

 

“Noona!” panggilku

“Ne?” ucapnya sambil menoleh

“Bubu sudah pindah ke Seoul” ucapku yang sontak membuat noonaku yaitu Taeyeon noona membulatkan mata

“Kau tahu dari mana?”tanyanya

“Dia jadi hoobaeku di sekolah” jawabku

“Aku besok akan mengantarkanmu” ucapnya

“Oke” ucapku
Keesokan harinya

“Noona, itu Bubu” ucapku sambil menujuk Bubu atau Baekhyun

“Apa dia masih mengingatku?” Tanya noonaku

“Aku tidak tahu” jawabku

“Baiklah, aku akan kesana” ucap noonaku yang hanya aku ikuti dari belakang

“Ba..Baekhyun” sapa noonaku agak gagap mungkin karena dia gugup

“Ne agashi” ucap Baekhyun sambil melihat noonaku

“Anda siapa?” Tanya Baekhyun sambil menatap noonaku

“Baekhyun,ayo ke kelas” ajakku karena aku tahu Taeyeon noona sedang bingung

“Ne, sunbae” ucapnya sambil menghampiriku

“Sunbae, agashi tadi itu siapa?” tanyanya

“Dia noonaku” jawabku santai

“Dia seperti eommaku” ucapnya

“Oh” ucapku

*

Suho Pov end/Sehun Pov

 

“Park Minri!!”panggilku sambil melambaikan tangan kepadanya

“Sehun-ah, kesinilah!” ucapnya yang hanya aku respon dengan anggukan lalu segera berlari ke tempat Minri

“Ada apa Minri-ya?” tanyaku

“Baekhyun sudah memiliki banyak fans” ucapnya yang menurutku gak nyambung dengan apa yang aku tanyakan

“Hei, disini ada Sehun juga”

‘Mati kau Oh Sehun’ batinku

“Sehun, fansmu juga ada disini” ucap Minri sambil menyenggol tanganku

“Minri-ah, aku pergi dulu ne” ucapku lalu segera berlari menuju kelas

“Sehun, wae?”

“Ehm…” ucapku sambil menoleh ke sumber suara

“Tao!” lanjutku

“Kau kenapa?” tanyanya

“Aku takut dengan fansku” jawabku

“Mwo? Kau takut dengan fansmu?” ucapnya tak percaya

“Ne, mereka sangat ganas” ucapku lalu segera pergi meninggalkan Tao

 

Sehun pov end/Kris Pov

 

“Kai!” panggilku

“Ehm” ucapnya sambil menoleh ke arahku

“Apa kau merindukan Baekhyun?” tanyaku

“Merindukan Baekhyun?Untuk apa?” tanyanya balik

“Untuk membullynya” jawabku

“Oh iya” ucapnya

“Bagaimana kalau nanti pulang sekolah?” tanyaku

“Ide bagus” ucapnya

Aku sangat merindukan tangisan namja cengeng itu, karena jika dia menangis wajahnya sangat lucu, membuatku ingin tertawa saja. Tapi, dia tidak pernah dendam kepadaku, buktinya ketika malam Minggu kemarin.

 

Flash Back on

 

“Yakh, kenapa ada acara mogok-mogokan sih?” ucapku kesal sambil menendang(?) mobilku

“HP gak bawa lagi..Aissh” ucapku semakin kesal

‘Mobil siapa itu? Kenapa berhenti dibelakang mobilku?’batinku sambil melihat mobil Mercedez warna hitam dibelakan mobilku

“Sunbae!” pangil seseorang sambil membuka pintu mobilnya

“Baekhyun!”ucapku pelan

“Sunbae, kenapa mobilnya?” tanyanya sambil menghampiriku

“Mogok” jawabku

“Tidak dibawa ke bengkel?” tanyanya lagi

“Aku tidak bawa hp” jawabku

“Pakai hpku saja dulu” ucapnya sambil menyerahkan hpnya

“Benarkah?” tanyaku memastikan

“Ne” jawabnya sambil mengangguk

“Baiklah” ucapku lalu mengambil hpnya dan segera menelpon bengkel

“Gomawo” ucapku sambil memberikan hpnya

“Sunbae, pulangnya bagaimana?” tanyanya

“Aku juga tidak tahu” jawabku

“Bagaiamana kalau diantarkan hyungku?” tanyanya

“Jika tidak merepotkan, tidak masalah” jawabku

“Kalau  begitu ayo” ucapnya sambil menarik tanganku untuk masuk kedalam mobilnya

“Hyung! Antarkan sunbaeku dulu ne” ucapnya kepada seorang namja yang berada didepan

“Ne” ucap namja yang berada didepan

“Baekhyun, apa dia hyung kandungmu?” tanyaku pelan

“Annio, sunbae” jawabnya

‘Ommo, siapa yeoja itu? Kenapa dia sangat cantik?’batinku sambil melihat seorang yeoja yang duduk didepanku

“Sunbae, rumah sunbae, dimana?” Tanya Baekhyun yang membuatku membuyarkan lamunanku

“Ehm….Jalan bla bal bla” jawabku

 

Flash Back Off

 

“Hyung! Apa nanti kita jadi?” Tanya Kai

“Ehm.. Jadi, hanya saja jangan terlalu keras dengannya” jawabku panjang lebar

“Wae?” Tanya Kai lagi

“Itu urusanku” jawabku lalu pergi meninggalkan Kai

“Annyeong Kris oppa”

“Annyeong Kris-ah”

“Annyeong Uri Duizang”

Jadi, orang terkenal itu tidak terlalu enak, karena banyak yang mengikuti, apa lagi para yeoja yang kegatelan hiii.

 

Kris Pov end/Author Pov

 

“Baekhyun!” panggil seorang namja kepada temannya yang sedang asyik bermain dengan teman sebangkunya

“Ne?” ucap namja yang dipanggil itu yaitu Baekhyun

“Sungyeol!”lanjut Baekhyun

“Baekhyun, aku pinjam buku Fisikamu” ucap namja yang tadi memanggil Baekhyun yaitu Sungyeol

“Ini” ucap Baekhyun sambil memberikan buku Fisika miliknya ke Sungyeol

“Gomawo Baekhyunnie” ucap Sungyeol

“Sungyeol, kau dapat gelang itu darimana?” Tanya Baekhyun sambil menunjuk gelang yang berada di pergelangan tangan Sungyeol

“Aku tidak tahu” jawab Sungyeol sambil melihat gelang yang berada dipergelangan tangannya

“Bagaimana bisa?” Tanya Baekhyun heran

“Ini gelang pemberian sahabatku waktu aku masih kecil” jawab Sungyeol

“Memangnya kenapa?” Tanya Sungyeol

“Itu sama dengan gelangku, kalau begitu aku pergi dulu ne” ucap Baekhyun sambil berjalan keluar kelas

‘Gelangnya sama dengan gelangku, apa dia Bubu?’ batin Sungyeol sambil melihati gelang yang berada dipergelangan tangannya

 

Author Pov end/Chanyeol Pov

 

Hari ini aku menunggu Baekhyun, didepan sekolahnya, karena aku berjanji akan menemaninya sepulang sekolah,tapi, dari tadi dia tidak terlihat batang hidungnya, apa dia ada tambahan pelajaran mendadak?.

Eh, itu Suho dengan Baekhyun, Baekhyun menangis. Ommo.. Saengku kenapa? Apa aku harus muncul? Jika aku muncul nanti Suho bisa takut, tapi, aku ingin, eh, kurasa Suho dan Baekhyun itu adik kakak, lihat saja dari tampang Suho yang sangat khawatir, mungkin memang mereka adik kakak karena dulu Suho pernah bilang, kalau dia punya dongsaeng laki-laki hanya saja mereka hidup terpisah. Semoga perkiraanku benar.

TBC

 

 

 

 

 



[Oneshoot] Love Library

$
0
0

Love Library

Tittle : Love Library

Author : Kim Hyora

Cast :

-          Byun Baekhyun [EXO]

-          Shin Jihae [OC]

Other Cast :

-          Choi Sulli [f(x)]

-          Krystal Jung [f(x)]

-          Jessica Jung [SNSD]

-          Kim Hyora [OC]

-          Yoo Hana [OC]

Rating : PG 15+

Summary : Junior mencium Senior? Bisakah………….

Disclaimer : Nothing

Length : Oneshoot

 

Hey, I’m new Author here. FF ini sebenernya FF remake-nya author yang berjudul sama dengan cast yang berbeda. So, please RCL and gimme some kritik and saran(?)

 

***

“Hei, dia kan, anak kelas 3 yang aneh itu kan? Yang dekat-dekat dengan Baekhyun?”

“Iya. Dia itu, apa tidak sadar kalau dia tidak cocok dengan Baekhyun? Huh, aku yakin aku masih lebih menarik daripada dia!”

Aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Aku memang sudah biasa dianggap aneh oleh seluruh hoobae dan teman-teman seangkatanku. Tapi kali ini berbeda, hoobae-hoobae ku sudah mulai kurangajar. Dan seharusnya aku sudah memaki-maki mereka, sayangnya aku tidak bisa.

Well, ini berawal dari seorang hoobae-ku yang selalu saja mendekatiku. Namanya Byun Baekhyun, dia adalah murid kelas 1 yang sangat populer. Dan dia selalu mengganggu dan mendekatiku. Inilah yang membuat para hoobae yeoja-ku tidak menyukaiku. Yeah, walaupun beberapa hoobae namja-ku juga tidak menyukainya.

“Annyeong Jihae noona! Wah, kau cantik sekali pagi ini!”pujinya. Aku terdiam sambil menatapnya dengan tajam. Aku heran, kenapa anak ini bisa sebodoh itu dalam memuji. Jelas-jelas setiap hari dandananku seperti ini. Rambut panjangku yang menyentuh pinggang ku kepang hingga menjuntai. Akupun memakai kacamata dan selalu membawa buku kemanapun aku pergi.

“Noona, kenapa kau diam saja?”tanya Baekhyun menyebalkan. Aku segera membuka lokerku dan mengambil beberapa buku untuk pelajaran pertama dan kedua.

“Hei Baekhyun-ah! Mau sampai kapan kau menggoda yeoja aneh itu?! Ayo cepat, sebentar lagi bel!”teriak seorang yeoja yang kuketahui bernama Sulli. Aku menatap Sulli datar dan Sulli menatapku dengan tatapan meremehkan. Yeah, aku tau Sulli menyukai Baekhyun. Dan dia sangat tidak menyukaiku saat berdekatan dengan Baekhyun. Sungguh, aku tidak peduli.

“Ne, ne, arraseo! Tunggu!”kata Baekhyun malas. Lalu kembali menatapku. “Sampai bertemu di perpustakaan sepulang sekolah nanti noona~”ujarnya sambil mencium pipiku kilat. Aku kaget, namun diam sambil melihat Baekhyun yang berjalan menjauh bersama ketiga temannya.

~Kissing Time~

“Jihae, kau hebat ya bisa dekat dengan anak kelas satu. Apalagi Baekhyun kan populer.”ujar  Hana saat kami jalan beriringan menuju lab. Biologi. Disampingku juga ada Hyora.

Aku menghela napas panjang, “Aku merasa tersiksa, Hana-ya. Aku tidak suka diperlakukan seperti ini!”ujarku kesal. Ingin menangis rasanya. “Dia bersikap seolah-olah aku ini benar-benar kekasihnya, dan membuat semua orang membenciku!”

“Aish~ jangan begitu Jihae-ya! Aku yakin Baekhyun itu tulus padamu. Lagipula kalian bekerja di perpustakaan bersama kan?”kata Hyora sambil memegang bahuku.

“Yeah, itu kan hanya tugas sekolah. Dan aku tidak tahu kenapa anak itu sangat senang bekerja di perpustakaan yang sepi begitu.”keluhku kesal sambil membenarkan letak kacamataku.

“Itu kan karena ada kau, Jihae!”

Aku diam saja sambil terus berjalan dengan mereka berdua disampingku. Mereka terus mengoceh tentang Baekhyun yang tulus padaku-lah, Baekhyun yang menyukaiku-lah. Ah, aku sama sekali tak ingin mendengarnya. Uhm, walau dalam hati aku malah merasa tidak pantas untuk disukai oleh anak populer seperti dia.

Yeah, Baekhyun itu populer dan disukai oleh semua orang. Dia ramah, tampan, baik dan dia memiliki senyum yang amat manis. Sedangkan aku? Aku hanya anak murid kelas 3 yang sangat amat biasa. Bahkan terkesan cupu dan lugu. Aku hanya berteman dengan Hana dan Hyora yang sama sekali tidak bergaya. Dan semua teman-teman seangkatanku-pun menganggap aku aneh. Tidak pernah berdandan dan selalu mengepang rambutku. Membawa buku kemanapun dan memakai kacamata. Kurang aneh apa lagi aku?

“Ah, Jihae! Lihat itu!”teriak Hana saat kami melewati jendela yang terhubung langsung dengan lapangan futsal. Aku melihat keluar dan ada Baekhyun yang sedang melambaikan tangan ke arahku.

“Noona! Lihat aku akan bermain futsal! Tunggu aku sepulang sekolah nanti ya!”teriak Baekhyun. Wajahku terasa panas dan sepertinya memerah. Hyora tersenyum dan diikuti oleh Hana.

“Sepertinya dia benar-benar menyukaimu ya, Jihae-ya”kata Hyora sambil menunjukkan eye-smile-nya. Hyora ini sebenarnya manis dan banyak disukai namja. Tapi dia sangat gugup jika bertemu namja. Apalagi kalau bertemu dengan Sehun.

“Ah, annyeong Jihae-ya, Hana-ya dan Hyora-ssi.”sapa seseorang. Dan itu Sehun.

“Eh? A, annyeong. Ah, eumh, a, aku ke lab duluan ya. A, annyeong se, semuanya!”kata Hyora sambil berjalan cepat menuju lab. Wajah putihnya mendadak memerah tadi.

“Ehm, kami menyusul Hyora dulu ya, Sehun-ssi. Annyeong.”kataku sambil menarik Hana pergi.

Sebelum pergi, aku menatap keluar jendela dan melihat Baekhyun sedang bermain futsal dengan serius. Ya ampun, entah kenapa dia bisa menyukai aku yang sama sekali berbeda dengan dirinya. Atau mungkin dia hanya mempermainkan aku saja ya? Yeah, persepsi-persepsi itu memang bisa saja terjadi sih. Tapi tidak tahu-lah.

Sesampainya kami di lab, aku melihat Hyora sudah duduk manis di meja kerja kami. Hyora sedang menggambar sesuatu saat kami menghampirinya. Dan itu adalah gambar Sehun. Yup! Hyora memang suka menggambar, suka sekali. Tapi yang ia gambar hanya Sehun dalam berbagai posisi.

“Kenapa pergi begitu saja, Hyora-ssi?”tanyaku basa-basi sambil duduk dihadapannya.

“Aku gugup.”ujarnya pelan. Aku tertawa.

“Sehun jadi merasa aneh, Hyora-ssi.”tambah Hana sambil mengikik pelan. Hyora cemberut dan wajahnya memerah.

“Berhenti menggodaku!”teriak Hyora sehingga membuat teman-teman kami menengok. Aku dan Hana tertawa pelan.

~Kissing Time~

Aku membuka loker dan menaruh buku-bukuku di dalamnya. Merapikannya hingga rapi dan mengambil beberapa buku yang diberikan peer oleh songsaengnim. Lalu aku menutup lagi lokerku dan berbalik. Ternyata ada Baekhyun.

“Annyeong, noona!”sapa Baekhyun ramah. Aku menghela napas. Huh, sepertinya sejak Baekhyun mengganggu hidupku aku lebih sering menarik dan membuang napas dengan cara begitu. Seolah-olah aku lelah dengan hidup ini.

Aku berjalan melewati Baekhyun dan berjalan menuju perpustakaan. Uh-uh, Baekhyun dan aku memang bekerja sama dalam menjaga perpustakaan setalah pulang sekolah. Err- maksudku membersihkan perpustakaan yang hampir tak pernah dikunjungi oleh siapapun di sekolah ini.

Aku segera membuka pintu perpustakaan dan masuk kedalam diikuti oleh Baekhyun yang langsung duduk lantai. Aku melihatnya dan langsung mengambil beberapa buku yang harus aku kembalikan ke masing-masing rak-nya. Tiba-tiba pintu perpustakaan terbuka dan muncul Sulli, Krystal dan Luna.

“Baekhyun!”seru Sulli saat melihat Baekhyun sibuk dengan komputer perpustakaan. “Hei, apa kau tidak bosan, Baekhyun-ah? Lebih baik kita pergi keluar dan main!”ajak Sulli sambil menggelendot manja pada Baekhyun. Entah kenapa aku merasa panas melihat kelakuan Sulli pada Baekhyun. Rasanya aku ingin keluar dan membentak mereka yang seenaknya pada tugas Baekhyun.

“Ah, anii! Nanti Jihae noona bekerja sendirian. Kasihan.”kata Baekhyun. Tanpa sadar, aku langsung tersenyum dibalik buku-buku.

“M..mwo?! Sejak kapan kau peduli dengan anak cupu seperti dia? Apalagi dia kan hanya murid kelas 3 yang sama sekali tidak terkenal.”ejek Sulli. Aku memegang salah satu buku dengan kencang. Menyebalkan sekali ya, anak itu. Aku jadi ingin benar-benar keluar dan memaki-makinya.

“Baekhyun-ah, sebaiknya kau ikut kami. Memangnya kau tidak bosan ya, berada disini? Hanya berdua dengan yeoja cupu itu.”kata Yoona yang diangguki oleh Krystal. Wajahku memanas dan seperti ada yang mendidih di kepalaku.

“Maaf ya, yeojadeul. Tapi aku memang tidak ingin dan tidak bisa pergi dengan kalian. Sebaiknya kalian keluar dari sini sekarang.”kata Baekhyun dingin. Aku tersenyum senang saat ketiga gadis itu keluar dari perpustakaan.

Aku menghampiri Baekhyun dan segera mengambil tasku untuk mengambil beberapa buku dan mengerjakan peer. Aku berlagak seolah-olah biasa saja dengan ucapan para yeoja menyebalkan tadi. Dan Baekhyun beranjak dari duduknya dan pergi kesalah satu rak, ia mengambil sebuah novel dan membacanya. Bagus kalau dia tidak berulah.

Setengah jam kemudian, peerku selesai dan aku segera memasukkannya lagi kedalam tas. Aku meregangkan otot-otot tubuhku yang menegang dan berdiri lagi untuk mengambil sebuah novel. Aku mencari novel bagus diantara deretan buku-buku itu. Begitu dapat, aku segera berbalik.

“Kyaaa!!!”jeritku kaget saat mendapati Baekhyun sudah ada di depanku sambil tangannya bertumpu pada dinding disampingku. Yak! Aku terpojok.

“Noona, kenapa begitu kaget? Bukankah ini yang seharusnya kita tunggu-tunggu?”goda Baekhyun sambil menyentuh daguku. Aku mengerti maksudnya. Tapi aku tetap tidak ingin melakukannya, dan sayangnya aku tak pernah bisa menolah keinginan anak ini. Seperti ada pengaruh hipnotis yang menguasai aku untuk menuruti permintaannya.

Baekhyun mulai menaikan daguku agar wajahku berhadapan dengannya. Sekarang wajah kami telah berhadapan dan dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Sedetik kemudian, aku bisa mencium napasnya yang berbau mint dan menyegarkan itu. Sedetik berikutnya, dia melepas semua jarak yang ada. Ya, kami berciuman. Dan aku tak bisa menolaknya.

“Noona, jadilah pacarku.”pintanya begitu melepaskan bibirnya dari bibirku. Aku terdiam sejenak, lalu mengangguk. Ah, aku benar-benar tidak bisa menolak namja satu ini.

~Kissing Time~

“M..MWOYA?!!! Kau jadian dengan Baekhyun, Jihae-ya?!”jerit Hana sambil berusaha menelan makanannya.

“Ya! Jangan berteriak begitu Hana-ya!”ujarku malu. Untung saja tidak ada yang menoleh kearah kami. Kalau semua orang tau tentang hubungan ini, bukan hanya aku saja yang akan dikucilkan, tapi Baekhyun juga akan terlibat. Dia pasti akan di benci karena berpacaran dengan murid tidak populer sepertiku.

“Ceritakan, Jihae-ya!”kata Hyora bersemangat. Akupun menceritakan kejadian kemarin tanpa menceritakan bagian kami yang berciuman. Hyora dan Hana melihatku dengan tatapan berbinar saat aku selesai bercerita. Mereka seperti orang yang akan diberikan makanan saat melihat aku bercerita, mendengar ceritaku.

Aku terdiam dan memikirkan sesuatu. Semoga saja Baekhyun tidak membocorkan hal ini kepada murid lain. Karena aku tidak mau dia juga di jelek-jelekkan oleh murid-murid disini. Apalagi sampai dikucilkan.

Tak lama, aku, Hana dan Hyora kembali ke kelas dan melanjutkan obrolan kami tentang Baekhyun kemarin. Dan saat kami sedang asyik mengobrol, Suho menghampiri meja kami. Aku sedikit kaget saat anak itu datang tiba-tiba dengan tatapan penuh selidik.

“Jihae-ssi, ada anak kelas satu mencarimu.”kata Suho membuat aku mengernyitkan dahi. Perasaanku mulai tidak enak. Jangan-jangan……….

“Nugu?”tanyaku pada Suho.

“Itu, si anak populer. Siapa namanya? Aku lupa.”kata Suho sambil memasang wajah seolah berpikir. Perasaanku jadi sangat tidak enak. Aku segera menuju pintu dan…

“Annyeong noona chagiya!”sapanya membuatku diam ditempat, seketika aku merasa sangat lemas melihat Baekhyun disini, dikelasku, dan memanggilku dengan sebutan seperti itu. Aku yakin wajahku sudah pucat pasi.

“Chagiya? Kau berpacaran dengan Jihae?”tanya Jessica sambil memandangku aneh.

“Yup! Ada yang aneh noona?”

Dan sejak saat itu, semua anak disekolahku memandangku aneh. Kecuali beberapa anak yang seangkatan denganku. Ah, ya ya, aku harus menjalani sisa waktuku di sekolah ini dengan tatapan menyebalkan dari para hoobae. Aduh, Baekhyun itu memang benar-benar kelewatan deh.

“Eh, itu kan Jihae sunbae. Itu lho, yeoja cupu yang pacaran dengan Byun Baekhyun.”Paling tidak, gadis itu masih memberiku embel-embel sunbae yang lebih sopan.

Aku berjalan memasuki kelas dan melihat Jessica sudah duduk dimejaku dengan tatapan yang super duper tajam. Ada apa ini? Apa dia juga tidak suka bila aku berpacaran dengan Baekhyun? Atau..

“Hai, Jess.”sapaku pada Jessica. Dia tersenyum, senyum meremehkan.

“Kau tahu tidak sih? Karena kelakuan-mu itu, Sulli jadi amat sangat sakit hati!”katanya kasar. Aku memandang Jessica aneh.

“Tapi adikmu itu Krystal, bukan Sulli. Dan Krystal sudah memiliki Minho kan?”tanyaku hati-hati. Well, aku baru ingat kalau Sulli adalah teman baiknya Krystal.

“Teman adikku, temanku juga!”katanya tegas. Aku mengedikkan bahu. “Karena kau, Baekhyun jadi susah dan dijauhi semua orang.”desisnya tajam, lalu pergi.

Aku terduduk lesu di mejaku. Jessica benar, Baekhyun jadi susah karena aku. Dia dijauhi oleh teman-temannya juga karena aku. Huh, seandainya saja aku tidak gegabah, pasti Baekhyun tidak akan dijauhi.

“Pagi, Jihae-ya. Kau melamun?”tanya Hyora yang entah baru atau sudah lama ada dihadapanku.

“Ah, pagi Hyora-ssi. Aku tidak melamun kok. Gwenchana.”kataku sambil tersenyum.

“Uh-uh. Baiklah~”kata Hyora sambil mengeluarkan sketsanya. Lagi-lagi gambar Sehun.

~Kissing Time~

“Noona, kau terlihat lesu?”tanya Baekhyun saat kami berada di perpustakaan. Aku diam saja sambil menatap Baekhyun. Kenapa aku menyukainya yang begini? Bukankah dulu aku merasa terganggu olehnya?

“Noona, sebaiknya kau makan siang dulu.”kata Baekhyun. Aku masih diam, lalu menggeleng. Aku tidak lapar dan tak ingin memasukkan apapun kedalam mulutku.

Aku bangkit dan menuju rak tempat novel di simpan. Aku mengambil salah satu novel dan membawanya kesamping Baekhyun. Lalu aku duduk disampingnya dan mulai membaca buku itu. Tidak ada satu kalimatpun yang bisa aku cerna. Yang aku pikirkan hanyalah Baekhyun. Seharusnya aku menjauh darinya agar dia tidak dikucilkan.

“Noona, ada masalah?”tanyanya sambil menoel pipiku. Ya, ada.

Aku menatapnya, tapi kemudian aku mengalihkan tatapanku. Tak terasa air mataku terjatuh. Wae? Kenapa aku mau menangis? Kenapa aku merasa sakit didadaku? Ah, sepertinya aku mulai merasakan suka yang lebih pada Baekhyun. Ya Tuhan, perasaan apa ini? Benarkah aku menyukainya?

“Noona, katakan padaku siapa yang membuatmu begini?”tanya Baekhyun. Aku tetap diam sedangkan Baekhyun mengusap air mataku. Ah, aku menyukai sentuhannya di pipiku.

“Noona…”lagi-lagi dia mengangkat wajahku dengan menyentuh daguku. Aku melihat ada kekhawatiran dalam matanya. Tulus dan tidak main-main. Dia seriuskah padaku? Aku mulai merasakan napasnya dihidungku. Lalu dia mendaratkan ciumannya dibibirku. Kali ini agak aneh dan berbeda. Tapi aku tidak tahu dimana letak perbedaan itu.

~Kissing Time~

JAUHI BAEKHYUN! DIA JADI SUSAH KARENAMU!

Arraseo. Tapi maaf ya, aku tidak bisa menjauhi Baekhyun. Aku sadar kalau aku mencintai dia. Huh, aku meremas kuat ujung kertas itu. Tulisan itu benar-benar mengancamku. Aku egois, memang. Tapi aku tak bisa jauhi Baekhyun. Terlebih kami selalu berada di perpustakaan berdua saja. Bahkan kami sudah berkali-kali bersentuhan bibir jauh sebelum kami jadian.

“Cih! Jauhi Baekhyun! Dia itu jadi susah karenamu, sunbae!”teriak Sulli di depan wajahku. Aku terdiam. Lidahku kelu, padahal aku ingin sekali membalasnya. “Kenapa? Kenapa diam? Aku tahu kau hanya ingin kepopuleran Baekhyun kan? Sudahlah, hentikan saja usahamu itu!”bentak Sulli. Aku mencengkram ujung rok pendekku.

Entah kenapa aku sangat tidak suka melihat Sulli mati-matian mempertahankan Baekhyun dan berusaha mengambil Baekhyun dariku. Ya, aku memang merasakan hal yang aneh ketika bersama Baekhyun. Aku juga merasa cemburu ketika Sulli mencoba mendekati Baekhyun-ku. Tapi, haruskah aku merasa tidak menyukai hoobae-ku yang memiliki perasaan yang sama padaku terhadap Baekhyun?

“Hei, Sulli! Jauhi dia!”suara Baekhyun yang berat terdengar dingin dan mengancam. Aku segera memasukkan kertas ini kedalam loker dan menutupnya. Sulli pun pergi dengan hentakan kaki yang cukup keras dan membahana di koridor.

“Noona, kau tidak apa?”tanya Baekhyun. Aku diam, lalu tersenyum ceria.

“Gwenchana Baekhyun. Aku, aku pergi ke kelas dulu ya..”ucapku, tapi Baekhyun segera menahan rambutku dan melepas ikatan rambutku. Rambutku jadi tergerai. “Ba, Baekhyun. Kenapa kau melepasnya?!”bentakku lemah.

Baekhyun memelukku dari belakang. “Noona, mianhae. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu malu.”bisiknya pelan. Aku melepas kacamataku dan melepas pelukannya juga. Lalu pergi ke kelas.

“E, eh, kau siapa? Kenapa kau masuk ke kelas ini?!”jerit Xiumin. Aku diam saja dan duduk ditempatku. Aku merasakan punggungku memanas. Pasti hampir seluruh murid dikelasku tengah memandangku. Ah, kenapa aku jadi serba salah begini.

“Jihae-ya, gwenchanayo?”tanya Hyora dan Hana bersamaan.

Aku mencoba tersenyum, “Gwenchana.”

Xiumin, Suho dan Chanyeol langsung berkerumun dimejaku dan bertanya-tanya siapa aku. Mereka ini benar-benar payah, teman sekelas saja sampai tidak mengenali. Aku menunjuk salah satu buku tulisku.

“He?! Kau Shin Jihae? Anii! Kau pasti bohong kan? Jihae tidak mungkin semanis kau!”jerit Suho. Aku menelungkupkan kepalaku.

“YA! Jawab, siapa kauu!!”teriak Chanyeol.

“Sudahlah Chanyeol-ah. Dia itu memang Jihae.”kata Hana. Setelah itu, tak terdengar lagi suara-suara menyebalkan dari Chanyeol, Xiumin maupun Suho.

~Kissing Time~

“Noona, lepas ikatanmu, jebal~”kata Baekhyun sambil memain-mainkan rambutku yang aku kuncir kuda. Aku diam saja sambil membaca buku. Lalu Baekhyun menidurkan kepalanya dikakiku dan membawa rambutku yang menjuntai kedepan. Baekhyun menatap wajahku, “Noona~!”sentaknya sambil mengambil bukuku.

“Lakukan sesuka hatimulah.”jawabku singkat. Baekhyun tersenyum senang, lalu membuka ikatan rambutku.

“Noona sangat cantik.”puji Baekhyun sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Hari inipun dia akan melakukannya lagi.

Tapi kegiatannya terhenti karena ada suara tertawa di lorong sepanjang menuju perpustakaan. Dan aku yakin itu adalah teman-teman Baekhyun, karena suara mereka makin lama makin dekat. Baekhyun segera menarikku kebawah meja guru.

CKLEK!

Pintu perpustakaan terbuka dan aku bisa melihat kaki-kaki itu berjalan memasuki perpustakaan. Mereka memanggil-manggil nama Baekhyun, tapi Baekhyun malah membekap mulutku dan diam. Aku tahu dia tak pernah mau diganggu saat sedang berdua denganku, tapi kan tidak biasanya dia bersembunyi dan menyembunyikan aku seperti ini.

“Mungkin dia bolos. Ayo, kita pergi saja.”kata seorang namja, lalu mereka keluar dari perpustakaan. Baekhyun melepas bekapannya dan membuat aku menatapnya dengan amat sangat tajam.

“Kenapa harus bersembunyi segala?!”jeritku tertahan.

“Noona, aku hanya ingin berdua denganmu tanpa ada satu orangpun yang mengganggu kita. Arra?”Baekhyun mendekatkan wajahnya ke wajahku. Napasnya yang berbau mint dan tangannya yang besar itu mulai menyentuhku. Lagi-lagi kami berciuman.

~Kissing Time~

Noona! Datang ke kelasku saat jam istirahat ya :D

Eh? Apa-apaan Baekhyun menyuruh aku untuk menemuinya dikelas 1? Dia ingin membuat aku dipandang aneh oleh murid-murid lain? Anii. Pokoknya aku tidak akan pergi kesana. Itu pasti akan mengganggu para murid lain.

“Jihae-ya, ada apa? Sepertinya kau pucat sekali?” tanya Hana sambil menyentuh pundakku. Aku terdiam sambil memberikan ponselku pada Hana dan Hyora.

“Pergilah. Aku yakin Baekhyun ingin membuat kejutan untukmu.” kata Hyora bijak. Hana mengangguk menyetujui.

“Iya, bisa saja dia ingin memberitahu semua teman-temannya kalau dia tidak main-main denganmu.” ucap Hana menambahi.

“Begitukah? Jadi aku harus pergi kesana?” tanyaku ragu. Hana dan Hyora langsung mengangguk mantap.

Dan benar saja, saat Istirahat datang aku memberanikan diri untuk pergi ke kelas 1. Tempat dimana dia ditempatkan. Jujur saja aku tidak berani masuk dan memanggil namanya. Jadi aku terus berdiri disamping ambang pintu.

“Hei, Baekhyun. Kau aneh sekali, padahal kan Jihae sunbae bukan tipemu. Dan Sulli jauh lebih cantik dari dia.”

DEG! Jantungku berdetak kencang saat mendengar itu.

“Iya, lagipula Jihae sunbae sama sekali tidak populer dikalangan para yeoja. Tidak bisa dijadikan panutan.”

Kali ini seorang yeoja yang berbicara. Aku lemas.

“Kenapa kau memilih Jihae yang aneh itu dibanding Sulli? Aku heran padamu.”

Aku sudah tak dapat menahan perasaanku lagi. Aku segera beranjak untuk pergi dari sana, tapi kemudian aku mendengar seseorang keluar dari kelas sambil berkata, “Yaya, terserah kalian saja mau bicara apa. Yang penting aku menyukai dia, titik!”

Aku terdiam saat dia bicara itu, tapi dia belum menyadari keberadaanku, jadi selagi sempat, aku segera berbalik dan…

“YA! Noona kau mau kemana?!”teriaknya sambil mencengkram tanganku dengan kuat. Aku meringis.

“Sa, sakit Baekhyun. Aku, aku ingin kembali ke kelas!”desisku. Murid-murid lain mulai berdatangan dan menonton adegan ini. Aku malu sekali.

“Noona, maaf ya, aku akan membuatmu lebih malu lagi.”Baekhyun dengan segera mencopot kacamatku dan langsung mencium bibirku hangat. Aku sangat menikmati ciuman ini. Tapi sekaligus aku malu.

“Waah, aku rasa Baekhyun serius. Buktinya sampai mempermalukan diri begitu. Pergi yuk. Iri aku melihatnya.”

“Romantisnya. Sudah ah, aku tidak punya pacar.”

Setelah kerumunan itu hilang, Baekhyun segera membawaku ke perpustakaan. Ternyata disana sepi tidak ada orang, termasuk guru piket. Baekhyun memelukku erat dan mencium tengkukku. Aku terdiam menerima perlakuannya, lalu aku memutar tubuhku menghadapnya.

“Noona, saranghaeyo. Jeongmal saranghaeyo.”ujar Baekhyun lirih, matanya menatap mataku dalam. Ada ketulusan disana.

“Nado, Baekhyun. Nado saranghaeyo.”balasku sambil mencium pipinya. Dia tersenyum, lalu memelukku lagi. “Noona, hari ini aku akan melakukannya lagi.”bisiknya membuat aku bingung.

“Eh? Ma, maksudmu?”tanyaku bingung. Tapi tiba-tiba dia mendorong tubuhku pelan hingga membentur rak buku. Dia kembali menciumku. Well, aku baru sadar kalau bibirnya itu sangat amat manis.

~Kissing Time~

How? Please RCL ya, emang ga bagus sih-_-


What Is Love (Song Fic)

$
0
0

wil

Tittle: What Is Love (Song Fic)

Author : Meta Anindita© (twitter: @metta110)

Cast:

- Kim JongIn (Kai)

- Jung SooJung (Krystal)

- Members EXO

- Members f(x)

- All Supported Casts

Genre: Romance, Fluffy

Type: One Shoot (Song Fic)

PG: +15

Note: Red Italic Bold is Song Lyric (D.O. Part)

Blue Italic Bold is Song Lyric (Baekhyun Part)

Green Italic Bold is Song Lyric (Both Part)

Italic is Flashback and Dialogue

­­_oOo_

Girl, I can’t explain what I feel.
Oh baby my baby, baby, baby, baby.. yeah
.

Haruga machi ilbuncheoreom neukkyeojige mandeulji
Karenamu, satu hari terasa seperti hanya satu menit

Neomanisseumyeon yeonghwasogui juingong
Ketika bersamamu, aku merasa menjadi seorang karakter utama dalam sebuah film

Neol boreodallyeoganeun aeksyeonsinirado jjigeulgeot cheoreom Nan machi yeongungi doen geotcheoreom

Rasanya aku adalah seorang pahlawan dalam adegan film action yang akan datang menyelamatkanmu

“kau akan kalah Kim Jongin!!” tantang seorang yeoja pada namja di sampingnya

“ya.. di dalam mimpimu Soojung-ah. Rasakan ini” balas sang namja. Ia kini tengah menendang Fei –karakter yang dimainkan Soojung- dalam sebuah permainan dalam PlayStation

“ya!! kau curang Oppa!” teriak Soojung tak terima

Kring~ kring~

Baru saja Jongin akan membalas perkataan Soojung. Sebuah suara yang berasal dari ponsel sang gadis menghentikan niatnya itu

“yeoboseyo?”

“ya!!Krystal Jung, sampai kapan kau akan disana huh? Apa kau tidak bosan? sedari pagi kau sudah disana. Ya! Hari sudah malam!” cerocos Song Qian atau yang biasa dipanggil Victoria  yang tak lain adalah leader grupnya, f(x)

“whoa.. jinjjayo eonni?” tanya Soojung sambil memutar pandangannya ke arah jendela

“apa di dorm EXO tak ada jam? Atau kau tak bisa membaca jam Jung Soojung ?”

“ah~ ne.. ne.. aku segera pulang vic eomma” Soojung menjawab dengan malas. Sebenarnya ia enggan meninggalkan Dorm sang kekasih, namun waktu yang memisahkan mereka

“biar aku antar” Jongin segera menuju ruang tamu dan mengambil kunci mobilnya

“oppa, tak apa aku pulang?”

“ne.. keurom~ benar kata eonnimu, ini sudah malam. Lagipula kau harus istirahat” jawab Jongin lembut

“ne.. tapi oppadeul EXO yang lain belum pulang” tanyanya lagi saat mereka sudah di tempat parkir mobil jongin

“gwaenchana, sebentar lagi mereka juga pulang. Bukankah kau tak mau eonnimu khawatir?” Jongin mengusap pelan rambut sang kekasih.

“ne.. arra”

TIINN…. TIINN…

“awas Soojung-ah” Jongin menarik lengan Soojung. Hampir saja Soojung tertabrak mobil. Sekarang posisinya adalah tertidur terlentang dan diatas tubuh kekarnya terdapat Soojung yang tengah memeluknya dengan erat.

“kau seperti Brad Pitt dalam fim Mr. And Mrs. Smith saja oppa.. hahaha” canda Soojung

“ya! seharusnya kau berterimakasih padaku Mrs. Angelina Jolie. hahaha” mereka tertawa bersama di bawah indahnya bintang yang menghiasi langit dan guyuran cahaya bulan yang terasa lebih terang dari sebelumnya

Neon naege wanbyeok sangsanghaebwasseo

Kau sempurna bagiku, aku membayangkan…

Gamkkeramyeon eotteolkka
Bagaimana jadinya jika kita bersama?

Nan neoman gwaenchantago malhaejumyeon modu wanbyeokhae oh baby

Hanya dengan kata oke darimu, semuanya menjadi sempurna, oh baby

“Krystal-ah.. apa aku tak terlihat aneh?” tanya Jongin setelah ia keluar dari fitting room. Ia mengenakan jas berwarna putih, tuksedo dengan warna senada, dasi berwarna hitam dilengkapi dengan sepatu kulit berwarna hitam pekat. Dan ya.. ia mengenakan pakaian yang biasa digunakkan untuk mempelai pria yang akan melangsungkan pernikahan.

“emm.. ani. Neo jinjja gwaenchaneun, Meosittta”  (kau terlihat baik, tampan) gadis itu menjawab dengan senyuman manis terpatri di wajahnya

“ahaha.. kau ini bisa saja”  Jongin tersipu malu mendengar jawabannya

“Dan kau sangat cantik menggunakan gaun pengantin itu Kim Soojung” bisik Jongin pada telinga Soojung

“ya!! Kkamjong. Kau sedang merayuku huh?”

“haha.. kita seperti akan benar-benar menikah. Bukankah begitu hyung?” ia bertanya pada rekannya di EXO –boyband bentukkan SMEntertaiment- dan dirangkulnya pinggang Soojung

“eo.. kalian sangat serasi” jawab Suho sang leader

“KaiStal Jjang!! hahaha” teriak Baekhyun

“KaiStal-ah Saranghae!!” teriak Chanyeol tak mau kalah. Ia sampai membuat ‘love sign’ menggunakan lengannya. Diikuti gelakkan tawa member EXO dan f(x) yang lain. Sementara Soojung hanya menundukkan wajahnya yang telah memerah

“EXO dan f(x) ayo segera bersiap ke stage, sebentar lagi photo shoot akan segera dimulai”ucap salah seorang kru

I lost my mind neoreul cheoeummannasseulttae
I lost my mind, ketika aku melihatmu

Neo hanappaego modeungeoseun get in slow motion
Kecuali dirimu, apapun yang ada didunia ini get in slow motion

Naege malhaejwo ige sarangiramyeon
Katakanlah padaku, jika yang aku rasakan ini adalah cinta

Maeilgeudaewa sumanheun gamjeongdeureul nanwojugo baewogamyeo
Berbagi dan belajar berbagai hal yang aku rasakan bersama denganmu

Ssaugo ulgo anajugo
Perjuangan, tangisan dan pelukan

Naege malhaejwo ige sarangiramyeon

Katakanlah padaku, jika yang aku rasakan ini adalah cinta

“ya! kau harus berkedip Jongin-ah. Dan jangan sampai karena melihat Krystal kau membuat dorm kita menjadi banjir akibat air liurmu itu” gurau KyungSoo atau yang lebih dikenal dengan nama D.O

“Ya! hyung sejak kapan kau disini?” kaget Jongin, ketika ia sedang menonton MV terbaru gadisnya. Electric shock

“bahkan kau tak tahu aku masuk kesini. Jongin.. Jongin, kau seperti kehilangan akalmu. Kau benar-benar sedang mabuk cinta . Hahaha” tawa KyungSoo meledak. Sementara Jongin, hanya heran melihat tingkah hyungnya. Kemudian ia melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.

Sesangnamjadeul modu nalbureowohae
Semua pria di dunia cemburu padaku

Neoreul gajin naega jiltuna jukgennabwa
Mereka pasti cemburu setengah mati padaku

“Krystal-ssi, kau menduduki peringkat ke #8 sebagai artis dari SMEntertaiment yang dinilai memiliki tubuh paling seksi. Bahkan kau juga masuk kedalam selebritis wanita ber-ABS indah itu sangat mengagumkan, mengingat umurmu yang masih sangat muda. Bagaimana perasaanmu?” tanya seorang MC di sebuah reality show

“ah.. eumm.. nan.. molla (aku.. tidak tahu) hahaha. Aku rasa tak ada yang harus dibanggakan dari itu” jawab Soojung

“ne.. ne.. tapi mungkin ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi namjachingumu. Bukankah begitu? haha” canda sang MC

“haha.. entahlah” ia kedipkan satu matanya

“ne.. betapa beruntungnya namja itu, aku sangat iri. Tapi apakah kau sudah memiliki namjachingu Krystal-ssi ?” tanya MC yang lain. Ketika Krystal akan menjawab pertanyaan tiba-tiba seseorang menghentikan niatnya

“ah.. jika belum, jadikanlah aku namjachingumu Krystal-ssi” canda L infinite yang menjadi salah satu bintang tamu di acara yang sama. Diikuti oleh gelakkan tawa bintang tamu yang lain dan penonton yang berada di studio

Haega gado dari gado jeoldae anbyeonhae oh whoa~
Bahkan hingga matahari dan bulan sudah tenggelam, perasaanku takkan pernah berubah

Nan bogiboda ujikhage mideullamjaraneungeol Neon algedoeltenikka oh whoa~

Kau akan menyadari bahwa akulah seorang pria yang bisa kau percaya

I don’t know why jeoldaejeogin igamjeong
I don’t know why, ini adalah perasaan tak bersyarat

Naega saenggakjocha haesseulkka
Apakah aku pernah membayangkan hal ini?

Nae gyeote isseulttae nan jeomjeom daedanhan namjaga doedo bitnaneun geol

Disampingku, kau bersinar lebih terang membuatku menjadi seorang pria yang lebih baik

“oppa, kenapa kau menyukaiku?” Tiba-tiba saja Soojung melontarkan pertanyaan ini. sontak menghentikan Jongin yang tengah berlatih gerakan baru

“mwo? kenapa kau bertanya begitu Soojung-ie?” tanya Jongin balik. Ia membenarkan posisi duduknya, berhadapan dengan gadis ini.

“hmm.. ani keunyang (tidak hanya saja). aku melihat komentar para antis dan sebagian netizen yang berkata jika aku ‘bad attitude’, caraku melihat pada artis lain seperti rasa tak suka, aku..” jelas Soojung, matanya mulai berkaca-kaca

“sudahlah, jangan dengarkan kata mereka Soojung” Jongin menarik Soojung kedalam pelukannya

“Kau adalah wanita yang aku pilih, tak peduli apa yang mereka katakan. Entahlah.. yang aku rasakan adalah Aku mencintaimu. Sampai kapanpun akan tetap mencintaimu. Kau percaya padaku?” ucap Jongin lembut. Dapat Soojung rasakan bahwa namja disampingnya tengah bericara sangat tulus. Soojung membalasnya dengan anggukan. Jongin semakin membawanya tubuh mungil Soojung ke dalam pelukannya

I lost my mind neoreul cheoeummannasseulttae
I lost my mind,  ketika aku melihatmu

Neo hanappaego modeungeoseun get in slow motion
Kecuali dirimu, apapun yang ada didunia ini get in slow motion

Naege malhaejwo ige sarangiramyeon
Katakanlah padaku, jika yang aku rasakan ini adalah cinta

Maeilgeudaewa sumanheun gamjeongdeureul nanwojugo baewogamyeo
Berbagi dan belajar berbagai hal yang aku rasakan bersama denganmu

Ssaugo ulgo anajugo
Perjuangan, tangisan dan pelukan

Naege malhaejwo ige sarangiramyeon

Katakanlah padaku, jika yang aku rasakan ini adalah cinta

“oppa!!” teriak seseorang dari arah pintu kamar inap Jongin

“Soojung?! Sedang apa kau disini?” tanya Jongin. Ia membenarkan posisinya saat ini, agar terlihat baik-baik saja di mata gadisnya. Walaupun telihat jelas selang infus yang menusuk  pergelangan tangannya

“kenapa kau tak menghubungiku kalau kau sedang sakit? Aku bisa menjagamu oppa” diabaikannya pertanyaan dari Jongin. Ia mendekati pria yang terduduk lemah dalam ranjangnya. Menyentuh dahi dan pipinya dengan lembut

“aku hanya demam biasa Soojung. Tenang saja, Kau tak usah khawatir”

“iya.. kau demam. Dan karena demammu itu yang menyebabkanmu pingsan saat latihan, dan membawamu kesini. Apa menurutmu aku bisa tenang saja? Sekarang kau harus makan bubur ini dan istirahat. Arra?” kata-katanya itu justru membuat Jongin diam seribu bahasa, ia tak tahu harus menjawab apa

“jika kau sedang senang, sedih, sakit, kesal, atau apapun itu.. hiks.. jebal. Bagilah perasaan itu padaku. Hiks..” Soojung menangis ketika ia akan menyiapkan bubur ginseng untuk Jongin

“uljima (jangan menangis)” dengan seluruh tenaga yang ia punya. Jongin memeluk Soojung dengan erat. Seakan ia mencoba membagi apa yang ia rasakan untuk yeoja yang amat dicintainya itu

Ganjeolhi barago barandamyeon
Jika kau ingin dan mengharapkannya dengan sungguh-sungguh

Irwojilkka donghwayaegicheoreom
Akankah semuanya terwujud, seperti cerita dongeng?

Yeongwonhan dulmanui haepiaending happily ever after
berakhir dengan happy ending, happily ever after


Namaneun neol mideojugo jikyeojugo dallaejulkke
Aku akan mempercayaimu, melindungimu dan menghiburmu

Nipyeoni doelkke
Aku akan berada disampingmu

Nigyeoteseo jeoldae antteona

Aku takkan pernah meninggalkanmu

“oppa! Bagaimana jika wajahku seperti putri fiona saat menjadi ogre?” pertanyaan random Soojung menerjang pendengaran Jongin ketika mereka sedang menonton Film Animasi ‘Shrek’

“kau ini kenapa selalu bertanya yang tidak-tidak Jung-ah?” Jongin mendesah

“heung.. hanya saja, aku takut kau akan meninggalkanku jika suatu saat nanti wajahku sudah tak baik lagi” SooJung menyentuh wajahnya yang cemberut

“baiklah.. lebih baik kita menonton film ini saja” Jongin mengambil sebuah CD baru dan meletakkannya pada DVD Player. Ia memutar film animasi Up, produksi Disney

“oppa~~  aku sudah melihat film ini” keluh SooJung

“lihat saja Soojungie~” dengan santai JongIn merangkul pundak Soojung

“Ya.. kau lihat wajah ellie saat sudah tua?” dan dibalas anggukan singkat dari krystal

“ia tak secantik saat ia masih muda kan? Dan apakah kakek Carl berhenti mencintainya?”

“ani..”

“kau benar, bahkan saat Ellie telah meninggal. Cinta Carl tak berhenti begitu saja, bahkan ia selalu menjaga rumah yang mereka bangun, barang-barang yang mereka miliki, sampai cita-cita mereka saat kecil. Ia masih mengingatnya dan mewujudkannya. Bukankah itu cerita yang indah?” jelas Jongin membuat Soojung menatapnya kedua bola mata Jongin yang ia baru sadari bahwa sepasang matanya berkilau indah, melebihi kilauan berlian

“apa kau ingin cinta kita seperti ini?”

“keurom..”

“maka percayalah padaku, aku pun akan mempercayaimu. Aku akan berusaha menjadi namja yang kau impikan. Agar kau tak bertanya hal-hal seperti ini lagi”

Sesangnamjadeul modu nalbureowohae
Semua pria di dunia cemburu padaku

Neoreul gajin naega jiltuna jukgennabwa
Mereka pasti cemburu setengah mati padaku

My babe, baby babe, baby baby
Neol araboneungeol ige sarangingeol
Aku bisa mengatakannya, yang ku rasakan ini memang cinta

Aicheoreom neol jaju utgemandeulgo
Aku akan membuatmu tertawa sesering mungkin, seperti seorang anak kecil

Chingucheoreom neol gajang pyeonhage mandeulkkeoya
Aku akan membuatmu merasa lebih nyaman, seperti seorang teman

My babe, baby babe, baby baby
Malhaejwo naege what is love

Jelaskanlah padaku apa itu cinta..

 

“hahaha.. oppa, ini benar-benar kau? hahaha” Soojung tertawa terbahak-bahak melihat video predebut Kai EXO-K, a.k.a Kim Jong In

“kau puas nona Jung?”

“haha.. ne. Aku sangat puas.. hahaha”  Soojung masih tertawa, hingga ia mengeluarkan air mata

“kau senang aku melakukan ini?” Jongin memperagakan gerakan konyolnya saat pre-debut dihadapan Soojung. Dan tentu saja itu membuat tawanya semakin membesar, Soojung memegang perutnya dan terus tertawa

“haha.. o.. oppa, hentikan. perutku sakit. Bagaimana jika orang-oarang melihatmu. Ini taman kota oppa. Haha” pintanya

“hmm.. kenapa aku harus berhenti? Aku senang melihatmu tertawa. Kau semakin cantik, kau tahu?!”

“jangan memulai menggodaku Kai”

“haha.. kau sangat lucu. Aku mencintaimu” ucap Jongin tiba-tiba. Ia tatap kedua mata  polos gadis itu dengan lekat. Sedangkan Soojung hanya menatap Jongin dengan tatapan seakan tak percaya.

“..”

“ya! aku berbicara padamu Jung Soojung”

“aku tahu, dan kau juga pasti tahu apa yang aku rasakan” balas Soojung

“hmm.. aku tak tahu. Malhaejwo naege what is love (Jelaskanlah padaku apa itu cinta)”ucap JongIn, dan  memperlihatkan aegyonya

Perlahan, Soojung mendekatkan tubuh mereka hingga kedua bibir mereka bertemu. Mereka berciuman dengan lembut diselimuti indahnya langit malam Seoul. Membiarkan Bulan dan Bintang menjadi sakasi bisu cinta mereka.

The End

Kyaa.. eottokhae readers? Nan neomu neomu phiryohae your comment. Kurang puoll ya? kalian dapet feelnya gak? Enggak ya? mian kalo kurang memuaskan. Gomawo udah read my Fiction J


kehilangan|FF EXO COMEDY

$
0
0

Tittle:kehilangan

Author: Aki (marisa)

Genre:comedy yg sesat

Cast: sebagian member exo

Other cast: hoya infinite, Amber f(x)

Warning: jgn baca klo kga suka ,,jgn komen klo gak mau baca ,,don’t be plagiat.

Disclaimer:cast milik mereka sendiri(?), tapi klo D.O itu bini aki,, otomatis dia milik aki #digigit kai

TYPO,ALUR KGA JELAS, BIKIN MATA BERBUSA BIKIN MULUT MELOTO(?)

Ini Aki ngetiknya ngebut, habis TRY OUT soalnya ,#apa hubungannya

Jan lupa tinggalkan jejak klo kalian udah baca ni epep

Sekian trimakasih ^o^

Ttd

AKI NAN KECE

 

D.O dan luhan bersiap –siap berangkat kepasar buat ngegosip sama ibu2 #plak ,, TYPO PEMIRSA#buat

Belanja bahan makanan

“umma mau kemana?”ucap anak manusia berkulit putih muluskya triplek (?)

“mau kesurga hyung”jawab AKI (R:loh kok lu masuk? Ah jelek dah ff nya *bubar*) (aki:iya aki keluar *pundung)

BACK TO STORY

“mau kepasar” jawab D.O

“thehun mau ikut? “ Tanya luhan

“ya deh thehun ikut , siapa tau ada yg jualan obat pembasmi cadel”

Akhirnya tuyul bertiga itu pergi kepasar #diimjek exotics

At pasar

DO sedang menawar ikan

“bang berapa ni ikan sekilo?’DO menunjuk ikan yg berbentuk ikan #maksudnya?

“25 rb cin” jwb abang yg jualan ikan yg diketahui bernama hoya

“buset dah mahal amat ,  15rb gih”D,O ngeluarin winknya

“10 rb ajadah”ucap hoya

“kemahalan weh(?)5 rb aja gih”tawar D.O lagi

“ya udah gratis aja dah” hoya pasrah

Luhan yg melihat percakapan antara dua curut itu hanya bias geleng kepala dan tiba tiba……

“loh sehun mana?” ucap luhan kaget sambil loncat2 gaje

“ada ini di kantung celana gua” D.O yg masih sibuk dengan acara tawar menawarnya pun langsung dijitak AKI #emang nyampe o.o ?

“sehun si cadel maknae terunyu sejagat raya dunia akhirat lahir dan batin(?) ilang woy”ucap luhan yg mulai naik tinggi badan #eh naik darah

“WAW” ucap D.O dengan mata bulatnya yg bikin Aki klepek klepek(?)

“ya udin lu bantuin gua nyari tuh bocah “luhan yg lagi ngebongkar tong sampah siapa tau ada sehun nyungsep disitu

Disisi lain #wew bahasa gua #ditabok

“aduh umma,, hyung dimana kalian (?) kok ngilang”  ucap sehun seperti anak curut yg tersesat dan tak tau arah jalan pulang , aku tanpa mu butiran ingus(?)

“bang ,,,bang ! liat hyung thehun kga ?  mereka ilang” Tanya thehun kepada mas bro yg lagi nawar ikan asin

“weh sialan lu , gua cewek bray!” ucap amber kesal

“hehe map mbak bro hehe ,, abisnya diragukan(?)”sehun cengengesan

“yaudah cirri” hyung lu tuh gimana?”Tanya amber

“yang thatu itu namanya D.O dia thering thehun panggil umma , ciri2nya pendek dari thehun ,thuka mathak, matanya begini ni >>O_O<< yg thatu lagi , imut , thehun thuka thama dia , dia juga lebih pendek dari thehun “jelas sehun dengan kecadelannya yg kambuh (?) tanpa sehun sadari amber pun sudah tertidur dengan stylenya yg berdiri

“yah malah mati di thitu ,, aduh thehun muthi gimana ini? Hiks “ ucap sehun yg mulai tertawa upil(?)

BACK TO DOHAN

“adoh saeng lu kemana ? aku galau tanpa mu(?)” ucap luhan

“tuh sicadel pke ngilang lagi , seharusnya klo mau ngilang tu wajib lapor 2×24 jam(?) “ ucap D.O yg mulai ketularan somvlaknya aki

“ya sudahlah kita minta bantuan yg lain aja” ucap luhan pasrah karena kehilangan dongsaeng tercintanya

AT DORM

“woy buka pintunya!” teriak luhan tak lama pintu pun terbuka menapakan sosok namja imut memegang boneka panda #istri kedua aki itu #dibakar kris dijaddin upil bakar

‘lu bedua dri mana ?udah lapar ni kga ada yg dimasak! Klo gua mati gimana ? kesian kan chen kga ada yg ngurus(?)” ucap xiumin ngaco

“hyung si cadel ngilang ,, diculik eyang subur mau dijadiin istri ke10nya”ucap d.o yg dihadiahin sandal jepit terbaru oleh luhan

“serius weh -.-… ini sehun ngilang tadi di pasar , telpon 911 gih(?) ucao luha yg mulai jingkrak2 sambil ngutak-atik #bahasa apa ini -.-# hp

Semua member kecuali DO dan luhan hanya cengo melihat dua curut (tapi imut *o*)yg mereka piker sudah ketularan somvlak AKI #loh kok gua di bawa2 sih?*aki ngerusuh* “yeh lu sendiri yg ngetik kok gua dimarahin” ucap salah satu member

*aki nyengir pamer gigi aki yg ompong(?)

“ada apa ini hyung , kok ribut?”Tanya sehun yg baru keluar  dari dalam kulkas(?)

“ini ada iklan kakaotalk ,, T.O.P hyung ganteng masa *o*” jawab aki tiba2 masuk (lagi) yg langsung ditendang keluar dorm

BACK TO STORY

“ini sehun ilang T,T” jawab luhan

“iya hun , tadi si sehun ilang di pasar,, gua takut dia di tangkep satpol pp”tambah D,O

Hening O_O

“yak hun kok lu ada disini “ ucap keduanya yg baru sadar (?) yg langsung memeluk dan mencipook sehun #abaikan

“lah yg ilang itu hyung berdua. Thehun cariin keliling dari timur kebarat , selatan ke utara sampai musim GANGguan STLE, kga ketemu jadi thehun pulang aja siapa tau hyung pada nyelip di sela2 lemari”jawab sehun yg buat kepala aki mules (?) (R: KSI BAYGON)

Sehun menelan ludahnya karena melihat D.O yg sudah megang panic dan luhan yg menatapnya tajam setajam pisau emak aki dirumah(?)ditambah dgn latar api yg dibuat oleh chanyeol dibelakangnya

_END_

FF gaje dri Aki (Author baru)

Ingat ya klo kaga suka kga usah komen ya ^^


Sehun Birthday

$
0
0

Untitled-1

Title                       : Sehun birthday

Author                  : Yellowow

cast                        : Oh Sehun, Oh Jung Kyu, Kim Shin Yeong (OC) and other cast

Genre                   : Friendship

Ratting                  : G

Length                  : Ficlet

A/N                        :FF ini author buat untuk memperingati ultahnya Sehun oppa, oh ya, ini adalah sebuah imajinasi author dan jika FFnya gk nyambung mianhe soalnya buatnya Cuma 1 jam

Warning               :Typo bertebaran dimana-mana

Happy Reading

Terlihat 2 orang namja yang sedang berbincang-bincang sambil memakan es krim mereka masing-masing.

“Hyung, apa kau ingat besok hari apa?” Tanya salah satu namja yang memiliki rambut berwarna coklat

“Besok hari Jumat” jawab namja yang memiliki rambut berwarna hitam

“Hyung, besok aku ingin ke Lotte World” ucap namja yang memiliki rambut warna coklat tersebut

“Mianhe, Sehun, aku besok ada kuliah” ucap namja yang memiliki warna hitam tersebut kepada namja yang memiliki warna coklat yaitu Sehun

“Jung Kyu hyung, ayolah” ucap Sehun sambil menampakkan aegyonya

“Mianhe, Sehun-ah” ucap namja yang tadi dipanggil Jae Kyung

“Baiklah, ayo pulang” ucap Sehun sambil menarik Jae Kyung

‘Hyung jahat! Ulang tahunku saja tidak ingat’ucap Sehun dalam hati

‘Hehehehe, rencana pertama berhasil’ucap Jae Kyung dalam hati sambil tersenyum puas

***

Di dorm EXO

“Hyung! Besok Sehun, ulang tahun” teriak Baekhyun sambil berlari ke kamar Suho sang leader

“Aku sudah tahu Baekhyunnie” ucap Suho

“Kita beri surprise saja” kata Kai tiba-tiba

“Luhan hyung!” teriak Baekhyun

“Ada apa?” Tanya Luhan sambil berjalan mendekati Baekhyun, Suho dan Kai

“Besok Sehun ulang tahun” kata Kai

“Kita beri surprise” ucap Baekhyun

“Aku ikut!” teriak Chanyeol sambil berlari ke arah BaekHan dan KaiHo

“Aku juga!” teriak Tao, Xiu Min, Lay, dan Chen

“Surprisenya apa?” Tanya Kris tiba-tiba

“Molla” jawab semua member EXO yang berada di dorm kecuali sang uri Duizang

“Kita pura-pura tidak tahu saja kalau besok Sehun ulang tahun lagi pula Jae Kyung hyung tadi telpon kalau kita semua harus mencari gara-gara ke Sehun” ujar Kris panjang lebar

“Bagus hyung!” ucap BaekYeol

“Aku pulang!” teriak Sehun

“Sehun datang!” ucap Kai pelan lalu pergi ke kamarnya

“Ayo masuk ke kamar!” ucap Luhan

“Ne” ucap BaekYeol lalu berlari ke kamar mereka

“Luhan hyung! Ayo beli bubble tea” teriak Sehun sambil membuka kamar Luhan

“Mianhe, Sehunnie, aku capek” ucap Luhan

“Kalau begitu besok ne”ucap Sehun lalu meninggalkan Luhan

Keesokan harinya

“Luhan hyung! Apa kau ingat hari, ini hari apa?” Tanya Sehun

“Annio” jawab Luhan

“Oh ya, tadi Shin Yeong telpon kamu, katanya dia ingin bertemu denganmu di Sungai Han” lanjut Luhan

“Kalau begitu aku kesana” ucap Sehun lalu keluar dari dorm

‘Kenapa tidak ada yang ingat ulang tahunku?Semoga Shin Yeong ingat’ batin Sehun

***

“Shin Yeong apa kau ingat sekarang hari apa?” Tanya Sehun

“Annio” jawab Shin Yeong

“Sehun-ah, ayo ke rumahku” lanjut Shin Yeong sambil menarik tangan Sehun

‘Ternyata Shin Yeong juga tidak ingat’ batin Sehun

***

“Sehun-ah, kau tunggu disini, aku akan ke kamar sebentar” ucap Shin Yeong lalu berjalan kea rah kamarnya

‘Semua orang jahat’ batin Sehun

Tiba-tiba lampu mati

“Yaakh, kenapa lampunya mati?” teriak Sehun

“Aish.. Shin Yeong, kau dimana?” teriak Sehun  lagi

“Shin Yeong! Shin Yeong!” ucap Sehun

“Kau dimana?” Tanya Sehun

“Kenapa..” ucap Sehun terpotong karena lampu tiba-tiba menyala dan didepannya telah ada Jae Kyung, Shin Yeong dan member EXO

“Saengil Chukkae Hamnida Sehunnie”ucap Jae Kyung sambil membawa kue tart

“Go..Gomawo” teriak Sehun senang

“Chukkae, Sehunnie” teriak member EXO bersamaan

“Gomawo” ucap Sehun senang.

The END


(LightHeaven’s Story) A Confession

$
0
0

 cats-vert

Author :: Seara Sangheera

Main Cast :: Byun Baekhyun of EXO-K, Xi Luhan of EXO-M, and Hwang Sera (OC)

Support Cast :: Rest Member of EXO

Genre :: Romance, Comedy (gagal…)

Lenght :: Oneshot

Disclaimer :: EXO member adalah milik Tuhan Yang Maha Kuasa. Aku tidak punya kontribusi sama sekali dalam penciptaan mereka. Tapi Sera adalah milik author, boleh dipinjam kalau ada yang berminat. Cerita ini adalah hasil dari kerja keras neuron di otak kanan author sendiri, jadi mohon jangan diplagiat ya.

Backsong :: DB5K – You’re My Melody

Beige feat. Ryeowook of Super Junior – When I Falling in Love with Friend

 

April 4th, 2013 – 14.30 KTS

……at Rehearsal Room of EXO – SMent Building……

“Jalan satu-satunya ya ungkapkan perasaanmu, Baekhyun-ah!”Suho berkata dengan tenang sambil menepuk bahu Baekhyun yang sudah kaku ditempatnya.

“Yaya… aku setuju! Itu memang yang harusnya namja lakukan, chingu!”Chanyeol menambahi, tidak peka dengan kegalauan hati Baekhyun. Enak sekali dia bicara! Urusan menyatakan cinta itu bukan perkara mudah, bahkan untuk namja sekalipun.

“Mau bagaimana lagi kan? Noona itu walaupun yeoja tapi radarnya sama sekali tidak canggih, sih.”Kai berkata cuek sambil mengetik SMS untuk Taemin. Sudah lama mereka tidak latihan bareng, Kai kangen. Mendengar kata-kata Kai, Baekhyun tertunduk. Kai 100% benar. Sera memang selalu menganggap Baekhyun spesial, tapi rasa-rasanya tidak pernah lebih dari sekadar sahabat. Bagaimana tidak spesial, kalau kau bersahabat lebih dari sepuluh tahun dengan seseorang. Tentu saja definisi spesial ini sangat amat berbeda dari definisi spesial menurut Baekhyun. Sera spesial karena Baekhyun mencintainya. Cinta yang sudah ada selama bertahun-tahun tapi sangat sulit diungkapkan.

Sekarang walau yeoja itu telah bersedia menjadi pacarnya. Baekhyun tidak pernah merasa yakin pada perasaan Sera karena memang tidak pernah ada kata cinta keluar dari bibir yeoja itu. Mereka berpacaran dengan komitmen untuk menjadi pacar yang baik bagi satu sama lain. Tidak lebih.

“Urutan berpacaran kalian saja sudah aneh. Mana ada yang jadian dahulu baru mengungkapkan cinta?”kritik Kris yang sedang menyuapi Tao kripik kentang.

“Seharusnya sih akan lebih mudah. Kalau Sera mau pacaran dengan Baekhyun, bukankah itu berarti dia punya perasaan yang istimewa pada Baekhyun?”Lay bagai air yang menyejukkan hati Baekhyun dan menyemai harapan berkata dengan bahasa Korea patah-patah. Baekhyun langsung memeluknya dengan penuh haru.

“Aighoo, Lay hyung benar-benar tidak mengenal Sera noona dengan baik ya? Mana mengerti noona masalah cinta atau tidak, yang dia tahu kan hanya untung-rugi. Kira-kira pacaran dengan Baekhyun lebih banyak untung atau ruginya ya??”Sehun menirukan mimik muka imut Sera saat sedang berpikir, dengan menelengkan kepala dan mengigiti kuku jempolnya, persis sekali. Baekhyun langsung menimpuknya dengan sepatu Chanyeol yang tergeletak disampingnya. “AWW!!”Pekik Sehun saat moncong sepatu Chanyeol tepat mendarat dikepalanya.

Siang hari ini, EXO sedang ngaso santai ditempat latihannya. Mereka sudah latihan dari pagi, sekarang waktunya mereka istirahat sambil mengobrol. Kali ini topiknya adalah kegalauan Baekhyun akan perasaan Sera yang tidak jelas kepadanya. Sebenarnya awalnya dia hanya curhat pada Suho, tapi ternyata member lain penasaran, ikut mendengarkan dan mengomentari macam-macam tanpa diminta.

“Bukankah kemarin noona juga sudah bilang kalau dia sangat mempercayaimu, itu suatu tanda kan?”kata Kai. Namja dancing machine itu mengungkit kejadian seminggu yang lalu saat Sera bilang pada Baekhyun kalau dia adalah satu-satunya namja yang Sera percaya.

“Dia percaya padaku karena sudah bersamaku selama bertahun-tahun, Kai…”

“Ck, kalau kau tidak cepat bertindak, Sera-chan bisa disambar orang lho…”Luhan yang tiduran dipangkuan Sehun berujar kalem.

“Memangnya Sera ikan, pake disambar segala…”Chen terkekeh. Semua member menyeringai mendengar lelucon jayus Chen.

“Luhan benar. Dalam hal apapun, selalu ‘siapa cepat, dia dapat’ kan?”Xiumin angkat suara. “Walaupun nantinya kau ditolak, bukankah itu lebih bagus daripada tidak ada kejelasan sama sekali? Jadi nanti kau bisa memperbaiki apa yang salah dari dirimu sampai Sera tidak menerima cintamu…”

“Hyung tidak perlu takut Sera noona kabur menghindari hyung.  Asal rumah noona masih dibelakang rumah hyung, dia bisa hyung tangkap kapanpun hyung mau…”kata D.O.

Baekhyun bersidekap. Ia mendesah pelan. “Mendengar kata-kata kalian, rasanya semua mudah saja. Padahal tidak.”

“Jangan dibikin sulit lah hyungg…”Kai menanggapi.

Baekhyun hendak protes lagi, tapi suara dering telepon menginterupsinya. Semua mata kemudian menoleh kearah Luhan yang bangkit dari tidurnya. Suara dering ponsel itu berasal dari saku celana namja chinesse itu.

Moshi-moshi, Sera-chan…”

Kuping Baekhyun dan member EXO lain langsung berdiri mendengar nama yeoja yang barusan mereka bicarakan disebut oleh Luhan. Panjang umur sekali yeoja itu…

“Sudah selesai kuliah? Sekarang? Ahh, kau tidak bawa mobil? Aku bisa menjemputmu kok…”

Demi mendengar kata-kata Luhan, Baekhyun langsung pindah posisi kedepan namja itu. Matanya melotot. “Hyung mau pergi dengan Sera?”katanya.

Luhan mengangguk polos. “Eo, Sera-chan. Kau tidak mau ijin dulu dengan Baekhyun. Yahh, soalnya dia sedang melototi aku sekarang, aku khawatir kepalaku sudah lepas dari badanku sebelum menemuimu…  Mmm… Haha… Ne, araseo…”

Luhan menyodorkan ponselnya yang langsung direbut Baekhyun. “YA! Kau mau pergi kemana dengan Luhan hyung?”

Yeoja diseberang sana menjawab santai. “Kencan.”

“MWO?!”

“Lulu kemarin membelikanku tiket konser Michi-GO’nya Jiyong-oppa. Jadi, sebagai balasannya aku akan kencan dengannya…”

“Ya!! Bagaimana bisa kau semudah itu menerima ajakan berkencan dengan orang lain hanya karena tiket konser, hah??”

“YA!! Byun Baekhyun! Apa maksudmu ‘hanya’?? Itu tiket konser VIP!! Aish, kau bahkan tidak pernah memberi aku apapun saat mengajak kencan, seharusnya kau malu bicara seperti itu!”

“Mwoya?! Hwang Sera, kau lupa kalau aku ini pacarmu?! Kencan itu hak dan kewajibanku, jadi buat apa pakai sogokan segala? YA!! Hyungg~”

Luhan merebut ponselnya. “Sera, aku kesana sekarang, ne?”

“Eo, menjauhlah segera dari Byun Baekhyun, Xi Lulu…”

“HYUNG!! Aku tidak akan membiarkanmu pergi!” Baekhyun yang merasa terkhianati, mencengkeram kerah baju Luhan, membuat Sehun turun tangan demi melindungi hyung tercintanya.

“Baekhyun hyung, andwae!! Lepaskan!”serunya sambil berusaha melepas tangan Baekhyun dari Luhan.

“Yaaa~, kita baru setaun debut, jangan begini…”Suho ikut panik, berusaha menarik tubuh Baekhyun menjauh dari Luhan. Chanyeol dan Tao membantunya.

“Kan tadi aku bilang, kalau kau tidak cepat bertindak, Sera bisa disambar orang, Baekkie. Orang itu bisa saja aku…”Luhan malah memanas-manasi dan langsung dijitak oleh Kris.

“Astaga!! Bisa-bisanya kalian memperebutkan Sera noona!!! Seperti tidak ada yeoja lain saja didunia. Sadar hyung sadaaar!”Kai berkata histeris.

“Benar kata-kata Yoo Young Seok sunbaenim. Biasanya ada dua hal yang menyebabkan sebuah grup bubar, uang dan yeoja.”D.O berkata diplomatis, sambil bersidekap dan menggeleng-gelengkan kepalanya prihatin. Lay yang ada dihadapannya, mengeryitkan dahi melihat tingkah sok dewasa D.O.

“Kalau yeojanya Jessica sunbaenim atau Victoria noona sih aku mengerti, tapi ini Sera noona!! Kurang kerjaan banget sih kaliannn.”

Sera yang ternyata masih mendengarkan dari ujung telepon yang dipegang Luhan, berdenyut urat marahnya mendengar kata-kata Kai.

“Hyung, bagaimana bisa kau melakukan ini padaku?!”

“Wae?? Kau tidak suka? Kalau tidak, cepat ungkapkan perasaanmu pada Sera, aku ingin tahu apa jawaban yeoja itu! Jadi kalau kau ditolak, aku bisa langsung merebutnya…”

“Hyung!”

“Aduuuh, udah dooong~~”

“Yaaa!! Jangan hanya gara-gara Sera noona, EXO jadi terpecah!! Aku tidak terima!”

“Heeii, Kamjjong-ah!! Kenapa kau malah ikut-ikutannn~!”

Pip.

Sambungan telepon diputus. Sera menggerutu kesal sambil memasukkan ponselnya kedalam tas.

“Dasar kumpulan orang konyol!”

Kemudian yeoja cantik blasteran Korea-Jepang itu melangkah menuju halte depan kampus. Tempat ia akan menunggu Luhan menjemputnya.

-

-

-

17.20 KTS

…….at Cafe……

“Hahaha, tadi itu asyik sekali…”Luhan tergelak senang. Capucon yang dipakainya sampai melorot. Sera yang ada dihadapannya hanya memandangnya aneh sambil meminum orange juice float-nya. “Kau pasti tertawa kalau melihat wajah Baekhyun!”

“Baekhyun pasti akan membunuhmu, Luluu.”

“Wae? Karena aku berencana merebutmu darinya?”

Ie.”Sera meletakkan gelasnya. “Baekkie akan membunuhmu karena kau mempermainkan perasaannya. Lagipula, baka sekali dia. Bagaimana mungkin kau bisa merebutku darinya? Aku kan tidak mau kau rebut.”

“Aigooo-aighooo, jadi seorang Hwang Sera akan selalu setia pada Byun Baekhyun?”

“Mmmm, tidak juga. Aku akan setia sampai aku menemukan seseorang yang lebih baik dari Baekkie.”

Luhan menyandarkan tubuhnya dan bersedekap.”Eiii, maksudmu aku tidak lebih baik dari Baekhyun.”

“Kalau visual jelas kau ratusan kali lebih baik.” Sera nyengir. “Tapi tidak ada orang lain yang mengenalku sebaik Baekhyun.”

“Oya? Kau pikir, karena Baekhyun sudah bersamamu selama bertahun-tahun, itu berarti dia jauh lebih mengenalmu daripada orang lain, begitu? Kurasa tidak.”

Nani?”

“Sera… sera… Kau bahkan tidak mengenali dirimu sendiri, bagaimana mungkin Baekhyun bisa mengenalmu dengan baik.”

“Maksudmu apa sih, Lulu?”

Luhan meminum milkshake-nya, membuat Sera merengut tak sabar. Luhan terkekeh. “Ya! Coba aku tanya, sebenarnya apa alasanmu menolakku dan malah berpacaran dengan Baekhyun?”

Sera membelalakkan matanya. Kaget dengan pertanyaan Luhan. Luhan memang pernah menyatakan cinta pada Sera. Itu dulu, saat member-member EXO masih trainee. Mereka pernah bertemu beberapa kali dan lumayan akrab karena rajin berkirim pesan. Tapi saat itu, dia tidak menyangka sama sekali kalau Luhan bisa suka padanya bahkan sampai berani mengajaknya berpacaran. Masalah ini, hanya Suho, Amber, Chaerin sahabatnya dan Jaejoong yang tahu. Baekhyun bahkan tidak tahu kalau Luhan adalah rivalnya sejak lama. Untuk urusan namja yang dekat dengannya, Sera memang tidak pernah terbuka pada Baekhyun. Entah apa alasannya.

“Kan dulu aku sudah bilang kalau aku hanya menganggapmu teman, Luluuu…”

“Bukankah kau juga menganggap Baekhyun teman? Lalu kenapa kau menerimanya?

Sera mengeryit. “Baekhyun itu bukan teman biasa—“

“Oya?”sambar Luhan. “Lalu teman seperti apa dia?”

“Dia temanku sejak kecil. Sahabat sejatiku…”

“Jadi, jika aku ingin berpacaran dengan seorang Hwang Sera, aku harus menjadi temanmu sejak kecil dan sahabat sejatimu dulu?”

“Bukan begituuu…”

“Lalu bagaimana?”

“Yahhh… aku…”

“Aighooo, Sera-chan. Bagaimana kalau kita buat ini jadi lebih mudah, ne? Kau tidak mencintaiku karena itu kau menolakku. Tapi, kau mencintai Baekhyun karena itu kau berpacaran dengannya, gampang kan?”

“Eh?? Masa begitu?”

“Coba tanyakan pada hatimu dulu. Setelah selesai makan ini, aku ingin dengar jawaban seperti apa yang dikatakan hatimu.”

Sera merengut. Menatap Luhan yang sibuk makan sambil otaknya keras berpikir. Bagaimana caranya bertanya pada hati kita sendiri coba?

“Hatiku bilang, dia tidak tahu!”kata Sera asal. Putus asa karena tidak kunjung mendengar suara hatinya. Mungkin hatinya sedang tidur? Siapa tahu?

“Ckckck, itulah mengapa aku bilang kau tidak mengenal dirimu sendiri. Kau bahkan tidak bisa mendengarkan suara hatimu sendiri. Ya! Padahal jawaban sudah ada tepat didepan hidungmu dan kau sama sekali tidak bisa melihatnya, konyol sekali. Apa yang hyung bilang dulu juga sama seperti apa yang kubilang sekarang kan? Karena itu dia memutuskanmu. Kenapa sih kau tidak mau mengakuinya?”

Sera mendesah pelan. Hyung yang dimaksud Luhan adalah mantan pacarnya dulu.

“Kalau kau benar tidak mencintai Baekhyun, lepaslah dari dia. Jangan bikin orang salah paham.”tandas Luhan. Sambil meminum minumannya, ia mengamati ekspresi Sera yang masih nampak sedang berpikir keras. Yeoja itu menggigit-gigiti sedotan minumannya dengan gemas. Ya ampun, ada ya orang yang tidak bisa menyimpulkan perasaannya sendiri seperti Sera.

“Aku tidak pernah tahu cinta itu apa…”gumam Sera. Luhan yang mendengarnya langsung mengeryit bingung. “Kupikir aku mencintai oppa, tapi saat dia pergi, aku menangisinya karena banyak kenangan yang sudah kita habiskan bersama. Aku menangis karena dia melepasku. Aku kehilangan dirinya tapi tidak pernah berharap kembali bersamanya lagi. Karena itu, aku berpikir, oh, berarti aku tidak mencintai oppa? Bukankah cinta-lah yang mendorong seseorang untuk selalu ingin bersama? Lalu, aku mulai berpikir lagi, oh, jadi bukan cinta yang membuat seseorang bisa mempertahankan hubungan yang lama. Oppa dulu seringkali bilang kalau dia mencintaiku, lalu kenapa dia bisa melepasku begitu saja. Aku dan Baekhyun bisa selalu bersama. Kami bertahan selama bertahun-tahun tanpa perlu cinta bukan?

“Dan aku mulai tidak mengerti, sebenarnya cinta itu apa? Perasaan seperti apa yang bisa didefinisikan sebagai cinta? Berdebar-debarkah atau perasaan ingin selalu bersama? Kalau iya begitu, berarti aku sudah jatuh cinta pada G-Dragon oppa dong.”Sera nyengir.  “Aku tidak pernah punya gambaran jelas, Lulu. Jadi aku selalu iri pada orang yang langsung tahu bahwa dirinya sedang jatuh cinta saat bersama dengan lawan jenis, menurutku itu hebat sekali.”

“Kau hanya tahu, itu saja. Memang tidak ada ciri-ciri yang jelas saat kau jatuh cinta, Sera-chan. Lalu, apa yang kau rasakan saat bersama Baekhyun?”

“Saat bersama Baekhyun? Nggg… aku merasa nyaman. Dia satu-satunya orang yang aku percaya tidak akan meninggalkanku apapun yang terjadi. Bahasa lebaynya, walau seluruh dunia memusuhiku, aku percaya Baekhyun akan setia berdiri disampingku. Dia itu adalah musikku, aku tidak akan suka hidup tanpa dirinya… eh? Apa itu berarti aku mencintai Baekhyun??”

Luhan mengedikkan bahunya. “Molla. Menurutmu bagaimana?”

“Eiii, kan aku bilang aku tidak mengerti masalah begituan. Beri saran dikit laaahhh”

Luhan memainkan sedotan milkshake-nya dengan ekspresi bosan. “Aku sudah terlalu banyak memberi saran dan stimulus. Sebagai seseorang yang kusuka, seharusnya kau tidak boleh menyakiti hatiku seperti ini…”

“Ck, kan tadi kau yang mulai. Lagipula, ini kan sudah lebih dari setahun lamanya. Move on dong, Lulu. Yeoja lain kan banyak…”

“Astaga. Enak sekali kau bicara! Bagaimana bisa aku jatuh cinta pada yeoja kejam sepertimu. Pasti dikehidupan sebelumnya aku sudah mengkhianati negaraku makanya aku dihukum seperti ini…”

“Kekeke~, terimalah nasibmu dengan lapang dada, Xi Lulu…”

Luhan tertawa.

“Eh, Lulu, kalau ternyata iya aku jatuh cinta pada Baekhyun, bagaimana kalau Baekhyun tidak mencintaiku? Aku kan tidak mau cinta bertepuk sebelah tangan…”

Luhan yang sedang meminum milk shakenya, hampir saja tersedak demi mendengar kata-kata polos Sera. Wajahnya langsung berubah masam. Sera dan Baekhyun, bagaimana mereka bisa punya pikiran yang kompak sekali seperti itu? Dua orang bodoh yang senang memperumit masalah. Luhan jadi kesal. “Itu urusan kalian berdua, bukan urusanku!”

“Huuu, dasar.”

“Ah, sudah. Ayo kita ke bioskop. Aku butuh refresing!”

“Kau yang bayar tiketnya ya? Hehe.”

“Ck, kau ini…Arraseooo… Kkaja!”

-

-

-

20.00 KTS

……Baekyeol’s Room…..

Nowadays I’m confused about you and even more about myself, are we friends or dating
When we’re walking and also watching movie I have a deep secret to tell you.

We’re friends which closer than lovers
But what should I do, I love you babe

(Beige feat Ryeowook – When I Falling in Love with Friend)

 

“Ya!! Mwohaneungeoya jigeum?! Kenapa jam segini kau belum pulang?”sembur Baekhyun. Barusan ia menelepon Haru—kakak Sera—saat yeoja itu tidak menjawab telepon dan membalas sms-nya, dan marahlah dia karena sejak sore tadi, yeoja itu belum pulang juga. Akhirnya ia meneror ponsel Sera tanpa henti, dan setelah telepon keempat akhirnya yeoja itu mengangkat teleponnya.

“YA!”Sera balas berteriak lebih keras. Lalu yeoja itu batuk-batuk kecil dan memelankan suaranya. “Ini baru jam8, Baekkie. Astaga kenapa kau cerewet sekali seperti appa!”

“Aissh, cepat pulang!”

“Wae?!”

“Kau tanya kenapaaa?!”Baekhyun mengacak-acak rambutnya kesal. “Aku tidak suka kau pergi dengan Luhan hyung.”

“Mwo? Kau tidak apa-apa kalau aku pergi dengan Jongin, kenapa dengan Lulu tidak boleh??”

“Kau bahkan punya panggilan manis buat Luhan hyung…”gerutu Baekhyun. “Nan keunyang shireo!!”

“Dasar kekanakan!”

Pip.

“Ya! YA!! HWANG SERA!! Kenapa malah dimatikan?! Aissssh, yeoja itu!”Baekhyun mengomel. Suho yang kebetulan lewat kamar Baekyeol yang pintunya terbuka, menggeleng-geleng melihat Baekhyun yang marah-marah pada ponselnya yang tidak berdosa. Sungguh ponsel yang malang.

Sejak Luhan meninggalkan ruang latihan, namja berwajah imut itu bertingkah mengerikan. Berkali-kali mengacak-acak rambut coklatnya dan kerutan muncul ditengah alisnya. Nampaknya ia benar-benar kesal, sekaligus tidak berdaya. Ingin dia lari kerumah Sera, tapi member lain menghalanginya karena tidak mau Baekhyun kalap dan melakukan hal yang aneh-aneh pada Luhan diluar teritori perlindungan dorm dan perusahaan. Kalau sampai ada fans yang melihat kan gawat. Byun Baekhyun memang jadi agak kurang waras jika jealous-nya kumat.

“Ahh, kenapa dengan Luhan hyung sihh…”gumamnya pelan. Baekhyun merasa merana karena kalau benar Luhan berniat merebut Sera darinya berarti kali ini dia mendapat saingan yang berat lagi. Sial.

BUK.

“Aw!”

“Ya! Bagaimana bisa seorang Byun Baekhyun kehilangan kepercayaan diri seperti itu? Menyedihkan!”

Baekhyun menoleh ke-empunya suara dan tersangka yang menimpuk kepalanya dengan bantal.

“Sakit tauk!”protesnya.

Chanyeol terkekeh, lalu ambil posisi duduk disamping Baekhyun, membuat kasur yang mereka tempati berguncang pelan.

“Kau ini konyol sekali. Bisa-bisanya kau cemburu pada Luhan hyung. Kau tidak percaya pada pacar dan temanmu sendiri, huh?”

“Bukan begitu. Aku hanya khawatir, apalagi kemarin Sera memuji-muji Luhan hyung karena tambah tampan dengan rambut barunya itu. Astaga, kau pasti akan kesal sekali melihat ekspresinya, ‘omo-omoooo, Luluuuu, tampan sekaliiii~~’”Baekhyun menirukan suara dan mimik wajah Sera yang tentu saja sama sekali tidak mirip. Chanyeol tergelak.

“Euhh, kau sendiri tahu kan di EXO yang paling Sera suka kan Luhan hyung. Mereka bahkan sudah saling kenal sebelum aku kenal dengan Luhan hyung. Tapi Sera tidak pernah cerita sedekat apa mereka dulu dan sekarang. Luhan hyung bahkan sampai membelikan Sera tiket konser, tidak mungkin jika mereka tidak dekat sekali kan? Rasanya jadi tidak tenang membiarkan mereka berdua.”

“Kau siiih, tidak mau membelikan Sera tiket itu…”

“Aigho, mana sudi aku membelikan Sera tiket konser G-dragon sunbaenim. Sunbae itu adalah rival-ku nomer satu…”

“Sekarang jadi tambah lagi kan rivalmu?”

Baekhyun langsung muram. “Iya siiih…”

“Heiiish, kenapa aku jadi terbawa??”omel Chanyeol pada dirinya sendiri sambil memukul pelan kepalanya. “Luhan hyung itu bukan rival, jangan begitu ah! Kita kan satu grup, mana boleh seperti ini.”

“Habiss, Luhan hyung gitu sih…”

“Aku yakin Sera pasti tidak punya maksud apa-apa. Dia Cuma ingin membalas budi Luhan hyung yang membelikannya tiket, jadi sekarang dia pasti sedang mentraktir hyung makan atau kenoraebang. Makanya daripada kau galau tidak jelas kayak gini, mending kamu cepat ungkapkan perasaanmu pada Sera. Biar kau lega dan tahu perasaan Sera.”

“Kalau aku ditolak gimana?”

“Ya itu konsekuensinya!”

“Enak sekali kau bicara, yeollie!”

“Kau yang bikin rumit! Kau dulu saja bisa bilang I Love U pada pacar-pacarmu, kenapa dengan Sera yang sudah bersamamu selama bertahun-tahun malah tidak bisa?”

“Nah, karena sudah bersama selama bertahun-tahun itulah kenapa aku sulit mengungkapkan perasaanku! Aku semakin takut dia akan menjauh dariku…

“Atau dia akan semakin dekat denganmu. Itulah bodohnya dirimu, kenapa sih kau selalu melihat kemungkinan buruknya? Kau selalu berpikir Sera akan menolakmu! Kenapa kau tidak berpikir bahwa Sera mencintaimu dan akan menerima cintamu. Think Positively, Baekhyun-ah! Gitu kan lebih enak!”

“Bagaimana bisa aku berpikir Sera mencintaiku kalau aku sama sekali tidak melihat tanda-tandanya?!”

“Haish, Jincha! Ya! Sera mau jadi pacarmu, itu belum cukup apa membuktikan dia cinta padamu?”

“Eo! Apa susahnya dia menjadi pacarku? Kita hanya berubah status dan kebiasaan. Apa gunanya kalau tidak ada cinta. Aaaah, molla-molla-molla!!”Baekhyun menghempaskan tubuhnya kekasur dan menyurukkan kepalanya ke bantal.

“YAAA!! HYUNG BABOOOO~~~”

Buakk.

Kai meloncat dan langsung menindih tubuh Baekhyun yang tengkurap. Membuat Chanyeol terlonjak dari duduknya.

“YA!! KKAMJONG!! KAU MAU MEMBUNUHKU HAH?? Sakit. Awwh. TURUN DARI TUBUHKU!”

“Nee. Neo Jugeoshipeo. Aish, aku kesal punya hyung babo sepertimu. YA! SEHUNNIE! Nawa palli!!”

Sehun yang dipanggil, muncul dibalik daun pintu dan langsung berlari kencang-kencang dan menindih Kai. Membuat Baekhyun yang berada ditumpukan terbawah tambah tergencet.

“Yaaaa~~~”teriak Baekhyun putus asa.

Chanyeol ikut-ikutan. “Aigho, aku ikut main yaaa…” lalu menindih Sehun.

“Ya! Kau ini berat hyung,”protes Kai.

“Suho hyung!! Kyungsoo-ahhh!! Tolonggg~~”jerit Baekhyun. Suho dan Kyungsoo yang menonton, hanya tertawa.

“Ya, hyung! Sebagai namja, kau seharusnya malu, eo? Bilang cinta pada yeoja yang disuka saja tak berani. Bagaimana bisa kau menghadapi dunia dan menjadi kepala keluarga!”Kai mulai berkhotbah. Tangannya sigap memiting leher Baekhyun, membuat namja yang tubuhnya lebih kecil dari dia itu mengaduh kesakitan.

“Yaaa, kkamjong… jeball…”

“Noona selalu hanya ingin bersama hyung, apa itu belum cukup sebagai bukti. Dasar hyung berotak sempit. Kau harusnya tahu bagaimana noona putus dengan orang itu dulu. Pasti kau akan menyesal…”

“YA! Kkamjong!!”Suho yang merasa Kai sudah menyebut hal yang tidak boleh disebut, berseru memperingatkan.

“Jongin-ah, Suho hyung? Apa maksudnya itu? kalian tahu? Sera dan orang itu—“

“Eo. Na ara. Tapi aku tidak akan bilang. Kau harus tanya sendiri!”potong Kai.

“Kenapa Suho dan kau tahu sedangkan aku tidak?!”

“Aku juga tahu,”kata Chanyeol. “Amber, Chaerin, L Myungsoo, Minsoo dan Luhan hyung juga tahu…”

“Mwoooo?? Bahkan Luhan hyung tau?!”

“Aishhh, kenapa kau sebut-sebut nama Luhan hyung?”Suho memukul kepala Chanyeol.

“Ahaha, maaf hyung…”

Baekhyun meronta-ronta. “AHHH, Lepaskan aku!! Aku mau menemui Sera sekarang!! Akan aku siksa yeoja itu sampai dia mengaku!! Bagaimana bisa dia memberitahu semua orang, bahkan Luhan hyung, tapi padaku tidakkk!!”

“Ah, andwae! Sebelum itu kau harus kami siksa dulu. Kyungsoo-ah, ready? GO!”

Kyungsoo yang sudah siap sedia didepan kaki Baekhyun, mengeluarkan jurus gelitikannya yang paling dahsyat kekaki Baekhyun. Baekhyun yang kegelian langsung menghentak-hentakkan kakinya dan menjerit-jerit. Apalagi tubuhnya masih tertindih tubuh Chanyeol, Kai dan Sehun. Sungguh penyiksaan. Suho tertawa dan tanpa empati sedikitpun leader EXO itu mengabadikan moment berharga itu dihandycam-nya.

“Anak-anak, tertawa yang lebarrr!!”Suho appa berseru gembira.

“YA!! HYUNG!! KAU INI MANUSIA APA BUKAN??? HENTIKAN!!”

“HAHAHA….”

-

-

-

20.46 KTS

…………Luhan’s Car……….

Sera menatap jalanan kota Seoul yang gemerlap oleh lampu-lampu dan bangunan-bangunan dipinggir jalan. Malam sudah turun saat ia dan Luhan keluar dari bioskop. Jadi tadi saat Baekhyun menelepon, Sera masih dalam ruang bioskop menonton bersama Luhan. Setelah makan tteokpoki sebentar diwarung pinggir jalan, Luhan mengantar Sera pulang. Saat Sera tanpa sengaja melihat iklan Sunny 10 EXO-K yang ditayangkan di big screen salah satu mall, ia jadi teringat sesuatu.

“Lulu, aku baru ingat sesuatu,”

“Ne?”

“Memangnya apa yang akan diungkapkan Baekhyun padaku? Sepertinya aku tadi dengar kau menyuruh Baekhyun mengungkapkan sesuatu padaku.”

“Oya, aku tadi lupa mematikan telepon darimu. Jadi kau masih dengar?”

Sera mengangguk. “Sedikit sih, tadi berisik sekali.”

“Mmm.. menurutmu apa?”

“Eunggg… apa dia punya yeoja yang disukai sekarang?”

Luhan mengangguk. Tapi ternyata Sera tidak menyadarinya. Yeoja itu terlalu semangat berpikir.

“Atau jangan-jangan dia menyembunyikan sesuatu dariku. Apa dia melakukan sesuatu yang aneh padaku?”

Luhan mengeryit. “Tentu saja tidak. Kenapa kau berpikir begitu?”

“Tingkah Baekhyun aneh sih…”

“Mungkin dia jealous kau pergi denganku…”

“Tentu saja, dia kan tidak pernah suka disaingi…”ujar Sera ringan.

Luhan memutar bola matanya. Yeoja disampingnya ini ternyata benar-benar bebal. Bagaimana mungkin Sera tidak bisa melihat tanda-tanda sejelas itu. Kalau Baekhyun tidak melakukan apa-apa ya tidak mungkin perasaan mereka terungkap. Aigho, pasangan yang menyusahkan. Dan kenapa juga Luhan harus peduli.

“Sial…”rutuk Luhan dalam hati.

“Eo, Luhan… menurutmu Baekhyun akan memaafkanku tidak? Tadi ditelepon sepertinya dia marah sekali.”

“Kau cemas?”

“Sedikit. Kami jarang bertengkar, jadi agak gak enak gitu rasanya…”

“Setelah tahu alasan yang sebenarnya kenapa kau pergi denganku, dia tidak akan mungkin marah. Kalau aku jadi Baekhyun aku akan sangat senang punya pacar seperti dirimu,”kata Luhan tulus.

“Jincha? Hehehe, aku ini memang hebat…”

Luhan tertawa. “Narsis!”

“Hahaha, biarin.” Sera mengganti posisi duduknya, lebih menghadap ke Luhan dan menatap namja itu. “Ya! Xi Lulu, karena sekarang Baekhyun menjadi pacarku, aku jadi tidak punya sahabat lagi. Kau mau menggantikan posisinya?”

“Kau memilihku?”

“Eo.”

“Wae?”

“Karena aku ngefans padamu…”jawab Sera polos yang membuat Luhan tertawa.

“Ya!! Hwang Sera! Alasan apa itu? Kau ini apa tidak punya sence of romantic hah? Bukan seperti itu caranya merayu namja…”

“Siapa juga yang sedang merayu! Sudah jawab saja mau apa tidak?!”

“Yah, baiklah… daripada tidak sama sekali. Tapi hati-hati ya, kalau Baekhyun sedikit saja melepasmu, aku akan langsung merebutmu, ara?”

“Eiii, masih saja seperti itu…”Sera manyun.

Luhan tersenyum penuh arti. Bukankah Baekhyun lebih beruntung dari dirinya sekarang? Walaupun Sera tidak pernah mengakui dan menunjukkan perasaannya, paling tidak yeoja itu selalu ada untuk Baekhyun dan melakukan apapun untuk membuat Baekhyun senang. Seperti sekarang ini. Hhhh, betapa beruntungnya adik ‘seperguruannya’ itu.

Mobil yang mereka kendarai memasuki kawasan elit perumahan tempat Sera tinggal. Mereka sudah berjalan-jalan berdua dari sore sampai semalam ini. Setelah ini, Luhan masih harus menghadapi member-member lain yang menunggunya didorm. Tadi saat hendak menyalakan mobil untuk menjemput Sera, Luhan mendapat SMS dari Kris.

“Kau harus menjelaskan semuanya nanti, Xi Luhan!”

Apanya yang harus dijelaskan? Apa Luhan harus menceritakan kalau ia pergi dengan Sera sebenarnya adalah demi Baekhyun? Aish, Luhan merasa akan lebih baik baginya jika ia memang benar-benar berkencan dengan Sera.

“Sampai, Lulu. Aish, hentikan mobilnya!”

Luhan kaget, tak sadar kalau tadi dia melamun sambil nyetir. Fiuh, bisa gawat kalau tadi dia berbelok dan menabrak tiang listrik.

“Ah, aku lupa rumahmu yang mana…”kata Luhan ngeles.

“Eiiii, belum ada sebulan kau kesini. Mau masuk dulu?”

“Boleh? Aku mau menyapa appa-mu…”

“Oh iya, kau belum pernah bertemu appa ya? Okay, Kkaja. Appa libur hari ini.”

Luhan dan Sera keluar dari mobil. Tidak lupa namja tampan itu mengeluarkan belanjaan yang ditaruh dijok belakang. Sera berniat membantu, tapi Luhan dengan gentle menolak dan membawa semuanya.

Saat mereka menaiki tangga didepan rumah Sera, appa Sera sudah membukakan pintu dan berdiri disana. Beliau mendengar suara putrinya, karena itu beliau langsung meletakkan koran yang beliau baca dan membukakan pintu.

“Kenapa baru pulang, Hime-sama?”

“Ck, tadi Baekhyun sekarang gantian appa. Aku tadi mampir belanja dan nonton sebentar appa…”

“Annyeong haseyo, ahjussi…”Luhan menyapa appa Sera sambil membungkuk 90 derajat saat beliau mengalihkan tatapan kearahnya.

“Annyeong haseyo. Kau teman Sera?”

“Ne, ahjussi…”

“Siapa namamu?”

“Xi Luhan, ahjussi.”

“Ahh, chinesse?”

“Ne…”

Appa Sera manggut-manggut sambil menatap Luhan dari bawah keatas. “Ya! Hwang Sera, seharusnya kau memacari namja seperti ini…”kata appa Sera usil. “Kau namja yang tampan nak. Orang tuamu pasti bangga.”

“Gamsa hamnida, ahjussi. Sayang sekali, putri anda ini sudah menolak saya…”

Sera melotot.

“Mwoya?? Aighoo, apa yang kau lakukan sebenarnya, Hime-sama. Kau menolak namja tampan seperti dia dan malah berpacaran dengan Baekhyun. Apa belum cukup kau menempel terus pada Baekhyun selama bertahun-tahun?”

“Ah, appa… kenapa berkata seperti itu?”protes Sera.

“Aduuuh, suamiku. Kenapa kau menggoda Hime-sama seperti itu? hahaha…” Mama Sera muncul. “Luhan-kun, orenmanida…”

“Orenmanida, ahjumma…”balas Luhan sambil membungkuk penuh hormat.

“Kau sudah makan? Ayo makan dulu dirumah kami…”

“Gamsahamnida, ahjumma. Tapi kami tadi sudah makan…”

“Dan Lulu juga sudah mau pulang. Ya kan Lulu?”Sera tersenyum penuh arti pada Luhan.

Luhan tertawa garing. “Hahaha, iya. Teman-teman saya sudah menunggu didorm. Kalau begitu saya permisi, ahjumma, ahjussi…”

“Ne, hati-hati Luhan-kun…”

Mobil Luhan melaju pergi diiringi lambaian tangan Sera. Fiuh, kalau namja itu lama-lama disini bisa habis dia digoda appa-nya yang menyebalkan itu.

“Dia temanmu dikampus?”tanya Appa Sera.

“Ani. Dia teman Baekhyun digrupnya…”jawab Sera sambil masuk mengikuti appa dan mamanya kedalam rumah.

“Aigho! Bisa-bisanya kau selingkuh dengan teman Baekhyun, Hime-sama. Siapa yang mengajarimu bersikap memalukan seperti itu?!”

“Aduh appa! Lulu itu Cuma teman, tidak lebih!”

“Sera-chan… apa yang kau bawa itu?”Haru—kakak Sera—yang sedang menonton tivi bertanya saat Sera lewat sambil menenteng-nenteng tas belanjaan.

“Hadiah,”jawab Sera singkat. Ia masuk kedapur dan mendapati mamanya sudah kembali berkutat menghias kue yang ada dimeja makan.

“Sudah jadi ya kuenya? Yatta!! Mama memang mama terhebat didunia!”

-

-

-

21.07 KTS

……..EXO’s Dormitory…………

Baekhyun sedang memakan sup kacang merah buatan Kyungsoo dengan enggan saat ponselnya berdering nyaring. Wajah Sera muncul dilayar LCD, meminta namja itu untuk mengangkat teleponnya. Baekhyun terlonjak, antara senang dan kesal. Dia berdeham sedikit, lalu dengan menarik napas dalam Baekhyun mengangkat telepon Sera. Chanyeol yang duduk diseberang meja, memperhatikannya.

“Mwoo?!”

“Baekkieee, Annyeong!!”jerit Sera dari seberang sana. Suaranya terdengar ceria sekali. Baekhyun tambah kesal. Kenapa yeoja itu senang sekali sementara dirinya merana seperti ini? Apa terjadi sesuatu antara Sera dan Luhan?? Baekhyun menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha mengenyahkan pikiran-pikiran buruk diotaknya.

“Mau apa kau meneleponku malam-malam begini!”

Chanyeol yang mendengar kata-kata ketus Baekhyun memutar bola matanya jengah. Padahal sejak tadi Baekhyun memelototi ponsel terus-terusan dan mengutuk-ngutuk Sera jika yeoja itu tidak meneleponnya. Tapi sekarang, setelah akhirnya Sera menelepon, dia malah bertingkah sok dingin seperti itu. Aneh.

“Aigho, kau tidak suka ya aku meneleponmu? Yasuda kalau begitu, tidak jadi sajalahh…”

“Ya! Ada apa?! Kau kan sudah membuatku susah payah mengangkat teleponmu, sekarang kau harus mengatakan apa maumu, Sera!”

“Cih, apa susahnya mengangkat telepon? Dasar Baekhyun baka!”

“Mwo?! Kenapa kau mengataiku baka?”

“Karena kau merajuk seperti anak kecil. Aneh sekali tauk!”

“Siapa yang merajuk?!”sembur Baekhyun tak terima.

“HYUNG YANG MERAJUK!!”Sehun berteriak lalu terdengar suara terkikik geli dari ruang tv tempat member lain berkumpul. Baekhyun melempar sendok dari tempatnya duduk kearah ruang tv. Dasar dongsaeng durhaka, barusan Baekhyun sudah memukulinya habis-habisan sebagai balasan karena sudah menindih sampai tulang Baekhyun rasanya remuk semua, masih berani juga ia nyeletuk gak guna.

“Kekeke~…”Sera yang mendengar keributan kecil itu terkekeh senang.

“Cepat katakan apa maumu!”kata Baekhyun sewot.

“Ck, dasar tidak sabaran. Ya! Jawab dengan jujur, kau marah padaku ya?”

“Eo…”

“Eiii, dasar. Kalau begitu dengarkan ceritaku, ne?”

“Kenapa aku harus mendengarkan ceritamu?”

“Haish, sudah. Dengarkan saja!!”Sera berdeham. “Suatu hari diminggu sore. Ada seorang namja berwajah sangat manis. Walaupun tingkahnya tidak ada manis-manisnya dan menyebalkan sekali, tapi karena wajahnya lumayan jadi dimaafkan. Dia sedang berjalan-jalan dengan tiga orang temannya didaerah Myeongdong…”

“Kau ini cerita apa sih?”

“Ck, dengarkan dulu, Baekkie! Bukan hal yang biasa bagi namja itu berjalan-jalan seperti ini, karena dia bukan namja biasa. Ia harus merapatkan jaket dan memakai kacamata minus palsu demi menutupi identitasnya. Saat dia melewati sebuah toko, dia terhenti saat melihat sesuatu yang begitu menarik perhatiannya. Dengan antusias ia masuk ketoko tersebut dan langsung mengambil barang yang dia sukai itu dietalase. Salah seorang teman namja itu—yang lebih tampan tentunya,hehe—bertanya,”Kau suka?”. Dan dengan antusias namja berwajah manis itu mengangguk. Dia suka sekali desain barang yang ia pegang itu, matanya sampai berbinar melihatnya. Tapi saat ia mengecek label harganya, mata yang berbinar itu seolah kehilangan sinarnya. Malang sekali namja itu, harga barang itu mahal sekali. Dia bisa menghabiskan banyak uang untuk satu barang ini dan itu bukan sesuatu yang bijaksana. Apalagi dia sedang mulai menabung untuk membeli mobil. Akhirnya dengan berat hati ia mengembalikan barang itu keetalase…”

“Sera-channn~”Lidah Baekhyun terasa kelu, ia mengerti sekarang. Namja itu tahu benar cerita itu, karena namja yang ingin membeli barang tapi tak jadi itu adalah dirinya.

“Aku mendengar cerita itu dari Lulu. Sungguh malang ya nasib namja baka tapi manis itu? Karena itu hari ini aku meminta tolong Lulu untuk menunjukkan toko mana dan barang apa sih yang namja itu inginkan. Karena selain namja itu, hanya Lulu yang tahu. Kebetulan dia-lah namja tampan yang tadi ikut masuk ketoko itu dan bertanya ‘Kau suka?’. Eotte? Ceritaku bagus kan, Baekkie? Sekarang kalau kau melihat namja manis yang kumaksud tadi, suruh dia datang ketaman didekat rumahmu sekarang ya? Aku ingin menemuinya…”

“Eo. Dia juga ingin segera menemuimu sekarang…”Baekhyun bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu keluar. Membuat kepala-kepala yang ada didorm itu sempurna tertoleh padanya.

“Jincha? Bilang padanya juga, jangan lupa menutupi wajahnya. Dia kan bukan namja biasa…”

Baekhyun menghentikan langkahnya dan kembali kekamar untuk mengambil jaketnya. Dia hampir saja lupa.

“Kau mau kemana?”tanya Suho yang menyusul Baekhyun kekamar.

“Ketempat Sera…”

“Eo, Joonie. Aku pinjam Baekhyun sebentar,”kata Sera yang mendengar suara Suho. Baekhyun menyampaikan kata-kata Sera yang tentu saja hanya didengarnya itu ke Suho.

“Baiklah. Jangan pulang terlalu malam…”

“Ne. Araseo…”

Baekhyun langsung melesat keluar dorm.

“Lho? Baekhyun hyung gak pinjem mobil hyung ya? Trus mau naik apa dia?”tanya Kai saat melihat kunci mobil Suho masih tergeletak manis dimeja ruang tamu.

“Eh? Baekhyun pasti lupa karena terburu-buru.”Suho tertawa geli. “Dasar bodoh.”

-

-

-

21.56 KTS

………….at Park beside Baekhyun’s Home……….

Sera menimang-nimang bungkusan yang ada dipangkuannya. Senyum manis terukir dibibir. Yeoja berambut panjang coklat itu sampai tidak mempedulikan udara yang dingin malam itu, padahal lagi-lagi ia keluar rumah tanpa memakai jaket tebal karena lupa. Senang rasanya membayangkan ekspresi orang yang akan menerima hadiahnya ini. Mata orang itu pasti akan berbinar-binar dengan wajah takjub. Disamping Sera, teronggok manis kue ulang tahun berwarna biru muda dengan lilin-lilin kecil menyala disekeliling kue. Kue itu bukan buatannya tentu saja, tapi buatan mamanya.

Alunan musik terdengar dari headphone ditelinganya. Suara Changmin, suara empat oppa-oppanya yang selalu Sera cintai mengalun lembut penuh harmoni. Terlintas kenangan-kenangan saat ia masih trainee dan DBSK masih utuh lima orang. Kenangan saat Sera pertama kali dikenalkan pada Changmin, Junsu, Yoochun dan Junho oleh Jaejoong yang sudah ia anggap sebagai oppa kandungnya sendiri. Sera tiba-tiba merasa rindu, ingin berkumpul lagi seperti dulu.

“Apa aku memang harus kembali ke SM ya?”gumamnya pelan sambil menatap kelangit yang sempurna gelap tanpa bulan maupun bintang.

Lagu berganti, bayangan Jaejoong dan kawan-kawan pun ikut berlalu dari pikiran Sera. Digantikan oleh bayangan seseorang. Ya, dia selalu muncul ketika Sera mendengarkan lagu ini.

“Sera-chan!”panggilan seseorang membuyarkan lamunannya. Sera menatap kedepan, kearah sesosok namja yang membungkuk dan memegangi lututnya. Napasnya terengah-engah hingga membentuk banyak kepulan asap. Mata Sera membulat. Tidak menyangka sosok Baekhyun sekarang ada dihadapannya. Seolah namja itu baru saja melompat dari pikirannya.

“Kau ini kenapa?”tanya Sera saat Baekhyun berhasil mengatur napasnya dan berjalan menghampirinya.

“Aku lupa membawa mobil Suho-hyung. Jadi tadi aku naik bus dan lari kesini…”

Baka. Kenapa pake lari segala? Aku masih tetap akan menunggumu sampai kau datang tauk! Ah iya…” Sera mengambil kue yang diletakkan disampingnya. “Jeng! Jeng! Saengil chukkae Baekhyuniiee.”Yeoja itu mulai menyanyi dengan semangat. “Saengil chukkahamnida. Saengil Chukkahamnida. Saranghaee ne Baekhyunnie. Saengil chukkahamnida!!”

Baekhyun cengo. “Ya! Ulang tahunku masih sebulan lagi, Sera…”

“Aighooo, ini kan surprise! Mana seru kalau surprisenya diberikan saat hari-H ultahmu. Eotte? Kau terkejut kaaan? Aku ini memang jeniuss…kekeke~”

“Aish jincha…”

“Ya! Kau tidak mau meniup lilinnya? Ah, chankaman! Make a wish dulu, ne?”

Baekhyun tersenyum geli. “Kau ini aneh sekali? Mana ada orang yang meniup lilin ultah dan make a wish sebulan sebelum tanggal ultahnya.”

“Ada kok?”

“Nugu?”

“Kamu, hehe…”

“Heiiss… Arasseo, aku akan make a wish dulu, ne?”

Sera mengangguk senang.

Baekhyun menutup matanya dan berdoa dengan sungguh-sungguh didalam hatinya. Saat ia membuka mata, wajah Sera yang pertama tergambar dimatanya. Baekhyun tersenyum lalu meniup lilin-lilin ulang tahunnya sampai padam. Meniupkan doanya yang ia ucapkan dalam hati tadi keudara, Baekhyun berharap doanya tadi bisa sampai ketelinga Sera dan membuka hati yeoja itu.

“Hehe, kau senang? Aku juga membelikanmu hadiah…” Sera meletakkan kuenya dan mengambil kado spesial yang sudah ia beli khusus untuk Baekhyun. “Kau pasti sudah tahu ini apa? Untung belum terjual…”

Baekhyun mengambil kado itu dan membukanya. Walau ia sudah tahu apa yang dibelikan Sera dari ceritanya tadi, Baekhyun tetap saja merasa takjub saat melihat sepasang sepatu yang begitu diinginkannya dua minggu yang lalu. Jujur, ia sebenarnya sudah melupakan sepatu limited edition itu, jadi ia tidak menyangka sepatu itu ada ditangannya sekarang. Apalagi barang itu Sera yang membelinya. Baekhyun tahu yeoja itu sangat pelit dalam urusan uang. Dia akan merelakan uangnya terpakai dalam jumlah besar hanya untuk dua hal, buku dan BIGBANG. Namun sekarang Sera mau membelikannya sesuatu yang mahal seperti ini, apa mungkin karena Baekhyun adalah hal yang spesial bagi Sera, sama spesialnya seperti buku dan BIGBANG yang dicintainya itu?

Tiba-tiba hati Baekhyun serasa diremas kuat oleh tangan tak kasat mata. Teringat olehnya tingkah konyolnya seharian tadi. Sekarang Baekhyun tahu, Sera ternyata hanya bermain-main dengannya demi suksesnya kejutan ini. Bodoh sekali ia bisa terjebak permainan Sera. Sebagai namja, Baekhyun merasa sangat malu. Yeoja yang dicintainya ini, walaupun tidak pernah mengucapkan kalimat cinta padanya, begitu sangat peduli pada Baekhyun. Bukan masalah sepatu mahal itu, tapi keinginan Sera untuk menyenangkan hati Baekhyun-lah yang membuat namja itu begitu terharu.

“Kenapa kau melakukan ini?”tanya Baekhyun.

“Kenapa ya?”Sera menelengkan kepalanya. “Aku hanya ingin membuat kejutan untukmu. Itu saja, hehe. Eotte? Kau suka?”

“Eo, aku suka.”

“Kau sudah melakukan banyak hal untukku dimasa lalu, ini bukan apa-apa dibandingkan semua itu, Baekkie.”

Perlahan Baekhyun mempersempit jaraknya dengan Sera, lalu memeluk yeoja itu erat. “Mianhae…”

………on the other side………….

“Wahhh, Baekhyun hyung beruntung sekali!”komen Tao setelah Luhan selesai menceritakan alasan sebenarnya dibalik kencannya hari itu dengan Sera.

“Yah,, dia memang beruntung…”kata Luhan malas.

“Aku tidak menyangka Sera ternyata romantis juga…”Kris ikut berkomentar disela makannya. Hari ini Lay berbaik hati membuatkan mie telur untuk seluruh penghuni dorm-M, kecuali Luhan. Luhan sudah makan tadi.

“Tapi bukan Sera namanya kalau tidak ada maksud tersembunyi. Dia bukan tipe gadis yang spontan melakukan sesuatu hanya demi menyenangkan orang lain.”

“Maksud hyung?”tanya Chen.

“Liat saja besok, apa yang terjadi dengan couple bodoh itu…”

“Memangnya besok ada apa? Kau tau sesuatu?”Xiumin balas bertanya, penasaran.

“Aku tidak tahu, hanya saja firasatku bilang kalau besok ada sesuatu yang terjadi…”

“Eiii, jangan berburuk sangka dulu dong, han!”

“Sera bilang hanya Baekhyun yang mengenalnya dengan baik. Dia tidak tau saja kalau aku lebih baik mengenalnya daripada Baekhyun. Lihat saja nanti, aku akan…”

Buak!

“Auw! Choijang!! Kenapa kau memukulku?!”

“Jangan memicu peperangan Xi Luhan…”kata Kris tajam.

Luhan merengut.

……….bact to Baek-Sera……..

Sera terkejut mendapatkan pelukan tiba-tiba seperti itu. tubuhnya menegang seketika. Tapi demi mendengar kata-kata Baekhyun ia membalas pelukan Baekhyun dan membuat dirinya lebih nyaman dalam pelukan hangat itu. “Ah, ani, Baekkie. Akulah yang seharusnya minta maaf karena telah membuatmu salah paham. Mianhae, ne? Kau tahu kan kadang-kadang usilku kumatt… hehe”

Baekhyun menjewer pelan telinga Sera yang ada disebelahnya. “Kau nyaris membuatku mati kesal, tauk…”

“Aw, kau ini terlalu posesif. Mengerikan,”canda Sera. Yeoja cantik itu menatap rambut Baekhyun dan memegangnya. “Aku suka warna rambutmu yang ini, jangan sekali-kali kau mem-blonde lagi rambutmu, ne? Akan kugunting habis nanti!!”

“Aighooo, tidak akan lagi, Mrs. Byun. Kecuali hairstylist noona mem-blonde rambutku saat aku tidur…”

“Cih. Aku tidak akan membiarkan dia melakukannya lagi pada rambutmu, Mr. Hwang!”

“Hahaha… Wae? Aku tidak tampan ya saat rambutku blonde?”

“Tentu saja tidak…”

“Aish… kau ini jujur sekali.”

“Biarin…”

Baekhyun tersenyum. Hidungnya menghirup aroma melon yang menguar dari rambut Sera. Yeoja dipelukannya ini tidak berubah sama sekali sejak ia kecil. Tubuhnya selalu wangi buah, entah itu karena parfum atau shampoo yang Sera pakai. Bagi Baekhyun aroma tubuh Sera adalah aromaterapi paling ampuh untuknya. Membuatnya merasa nyaman dan rindu. Memeluk Sera seperti ini selama setahun penuh tidak akan cukup baginya.

“Ya! Aku mau tanya!”kata Baekhyun.

“Mwo?”

“Kenapa Luhan hyung bisa tahu masalah putusmu dengan orang itu?”

“Ne? Karena dia tanya, trus aku kasih tahu,”jawab Sera enteng sekali.

“Hah?”

“Kau pasti mau protes kenapa aku tidak memberitahumu, ya kan? Itu karena kau tidak pernah bertanya dan aku juga tidak merasa penting menceritakannya padamu. Kupikir pasti juga kau tidak akan suka mendengarnya…”

Baekhyun mendongakkan kepalanya. Ahhh, benar juga. Dia selalu enggan mendengarkan apapun tentang namja itu. Selama 3 tahun Sera berpacaran dengan orang itu, Baekhyun sama sekali tidak pernah menanyakan apapun tentang hubungan mereka berdua. Sera kadang bercerita, tapi ekspresi tidak berminat Baekhyun mungkin membuat Sera tau kalau Baekhyun tidak suka pada orang itu.

“Baekkie… Lepaskan dulu…”Sera tiba-tiba mendorong pelan tubuh Baekhyun, membuat namja itu melepaskan pelukannya dengan enggan. “Aku ingin kau mendengar sebuah lagu. Ini lagu kesukaanku…”

“Bigbang?”

Sera melepas sebelah earphonenya. “Anii. Aku belum pernah bilang padamu kalau aku suka lagu ini.”

“Lagu baru?” Baekhyun memakai earphone yang diberikan Sera. “Eo? Ini Dongbangshinki?”tebaknya saat mengenali suara Jaejoong dipembukaan lagu.

Sera mengangguk dan tersenyum kecil. Lalu yeoja itu kembali memeluk Baekhyun dengan earphone masing-masing terpasang ditelinga kanan Sera dan telinga kiri Baekhyun. Baekhyun mengeratkan pelukannya pada Sera sambil mendengarkan alunan lembut lagu ditelinganya. Baekhyun memang jarang mendengar lagu-lagu DBSK, terutama karena ada suara orang itu disana. Tapi sekarang, dia malah mendengarnya bersama Sera dengan posisi berpelukan seperti ini. Situasi yang aneh menurutnya. Kenapa Sera ingin dia mendengarkan lagu ini?

Sera dengan nyamannya, menyandarkan tubuhnya ketubuh Baekhyun. Memejamkan mata dan menggumamkan lirik dari lagu yang mengalun ditelingannya.

You’re my melody norul yonjuhalke
On & On
(You’re my melody
I’ll perform for you)


Non naui norae nae sarmui saunduturaek
(You are my song
The soundtrack in my life)

 

Insaengui mudael
Barkhyojunun norul saranghae
To bullojullae non naui norae

(I love you
You lighted up the stage of my life
(I’ll sing it again) You’re my song)

 

Baekhyun terhenyak.

“Sera-chann?”

“Lagunya bagus kan, Baekkie?”ujar Sera lembut. “Kau tahu? Oppa sering sekali menyanyikan lagu ini untukku. Alasannya, karena aku sangat menyukai lagu ini…”

Sera melepas pelukannya dan menatap Baekhyun. Yeoja itu tidak tahu, namja dihadapannya ini sangat merana saat mendengar kata-katanya tadi. Bagaimanalah tidak, yeoja yang dicintainya memintanya mendengarkan lagu kenangannya bersama namja lain. Hati Baekhyun serasa ditusuk pisau berkarat. Sakit.

Sera tersenyum. “Tapi anehnya, aku tidak pernah merasa lagu ini adalah lagu soundtrack-ku dan oppa. Ini salah satu dosaku padanya…”

Eh?

“Aku ingin mengaku. Bagiku lagu ini adalah kau, Baekkie. Kau adalah laguku. Hampir seumur hidupku kuhabiskan bersamamu. Bersama dengan suaramu, tingkah lakumu, senyummu…”Sera tertawa. “…tapi kebanyakan sih dengan tingkah konyolmu ya? Kau benar-benar mengisi hidupku dengan baik. Seperti halnya lagu. Musik. Simphoni. Mereka mengiringiku tumbuh. Seumur hidup mengisi hari-hariku dengan baik. Jadi bagaimanalah bisa, aku hidup tanpa mereka, tanpa musik-musik itu, tanpamu? Ah, jincha, aku benar-benar tidak mau hidup didunia yang sepi tanpa musik, yang kosong tanpa dirimu. Jadi, Byun Baekhyun, jangan pernah kau berani meninggalkan diriku atau aku akan mematahkan kakimu…”

Baekhyun membeku.

“Aku sedang mengungkapkan perasaanku dan kau hanya diam saja seperti itu? napeun!”

“Katakan sekali lagi…”pinta Baekhyun lirih.

“Apa?”

“Katakan sekali lagi, apa aku bagimu, Hwang Sera?”

Sera memandang Baekhyun sejenak, lalu senyumnya perlahan terukir diwajah cantiknya. “Kau adalah laguku, Byun Baekhyun…”

Jantung Baekhyun kali ini sepertinya benar-benar terlonjak dari sarangnya. Baekhyun merengkuh wajah Sera. “Astaga. Kau ini benar-benar manis…”katanya lembut sebelum bibirnya sempurna mendarat kebibir yeoja yang dicintainya itu.

Sera membelalakkan matanya saat dirasakannya sesuatu yang hangat melekat dibibirnya. Tubuhnya reflek berusaha mendorong tubuh Baekhyun. Tapi tenaganya seperti telah tersedot keluar. Jantungnya yang hanya sebesar kepalan tangan itu seolah memenuhi tubuhnya dengan alunan detakan yang kuat. Ciuman Baekhyun melumpuhkan syaraf sensorinya. Semua berpusat pada bibirnya. Kehangatan itu. Rasa manis itu.

Sera merasa terlempar kembali ke-tahun-tahun lalu, saat ciuman pertamanya yang diam-diam membekas dihatinya selama bertahun-tahun. Ciuman main-mainnya dengan Baekhyun saat SMP telah membuat Sera tanpa sadar tidak bisa menerima ciuman lain. Defensif bahkan pada pacarnya sendiri.

Kumohon Sera, jangan memaksakan diri lagi. Jujurlah pada dirimu sendiri…”suara namja itu, namja yang telah dilukainya, terngiang dibenak Sera.

“…Kau tidak mencintaiku karena itu kau menolakku. Tapi, kau mencintai Baekhyun karena itu kau berpacaran dengannya, gampang kan?”kata-kata Luhan tadi sore.

Sera terkesiap. Sebuah pemahaman tiba-tiba tertanam dikepalanya.

Kehangatan dibibir Sera lenyap. Yeoja itu mendongak menatap wajah Baekhyun yang masih berada dalam jarak yang sangat dekat dengan wajahnya. Napas namja itu terasa hangat menerpa wajahnya. Entah dorongan dari mana, Sera merangkulkan tangannya keleher Baekhyun dan menarik namja itu untuk menciumnya kembali. Mereka berciuman lagi, lebih dalam, lebih intens.

Mereka berdua berciuman lama. Meluapkan seluruh perasaan yang terpendam dalam dihati masing-masing. Tanpa kata-kata. Hening dalam penghayatan. Sampai akhirnya napas mereka memendek, Baekhyun melepas ciumannya.

Saat menatap wajah Sera, tiba-tiba jantungnya meledak tak terkendali. Astaga, mereka barusan berciuman? Wajah tampannya langsung merah padam.

Reaksi Sera juga sama. Yeoja itu bahkan tidak berani menatap Baekhyun.

“A—bagaimana kalau kita pulang?”ujar Sera gugup setengah mati.

“Ahh—ide  bagus, haha”Baekhyun tak kalah gugup mengambil bungkusan sepatunya yang entah sejak kapan tergeletak disebelah kakinya.

“E-eh, jangan lupa, ini..”Sera mengambil kue ultah Baekhyun dan memasukkannya kembali kekotaknya. “Untuk teman-teman didorm…”

“Oh, ne. Gomawo…”

“Hehe, berterimakasihlah pada mama…”

“Hahaha, iya…”

Hening.

“Kkaja…”

“E-eo…”

Baekhyun dan Sera berjalan beriringan. Otak mereka tiba-tiba terasa kosong. Seolah terformat dan hanya tersisa satu file. Sebuah video adegan ciuman mereka tadi. Baekhyun menggigit bibirnya. Sera menggigiti kukunya. Keduanya merasa resah pada perasaan masing-masing.

Sampai akhirnya mereka sampai dipersimpangan jalan.

“Konbanwa, Sera-chan. Mimpi indah, ne?”

Sera tersenyum kaku. Sepertinya malam ini dia tidak akan bisaa tidur.

“Eo. Kau juga.”

Baekhyun tersenyum kaku. Berpikir hal yang sama seperti Sera. Sepertinya ia tidak akan bisa tidur malam ini.

Mereka berdua berbalik. Menapaki jalan masing-masing menuju rumah mereka.

Baekhyun dengan bungkusan dikedua tangan, sebuah senyuman merekah dibibirnya. Ia menoleh, melihat yeoja yang dicintainya yang tadi sempat ia peluk dan ia cium. Ahhh… bahagianya. Pasti Sera tidak tahu, bahwa bukan sepatu mahal limited edition itu hadiah kejutan spesial bagi Baekhyun, melainkan kata-kata sederhana yang Sera ucapkan.

Kau adalah laguku, Byun Baekhyun…”

“Assa!”pekik Baekhyun.

Sementara itu, Sera, tidak mampu lagi menahan senyuman dibibirnya. Kesadaran itu membawa perasaan hangat dihatinya dan merambat kepipinya.

“Aish, jincha…”serunya pelan sambil menepuk kedua pipinya. “Lulu benar-benar hebatt…”

“Kau hanya tahu, itu saja. Memang tidak ada ciri-ciri yang jelas saat kau jatuh cinta, Sera-chan…”

 

I want to give my love that is more than love
I will slowly and slowly give you all my heart
I like everything about you
Please stay with me sometimes like friends, sometimes like lovers

(Beige feat Ryeowook – When I Falling in Love with Friend)

-

-

-

END?

Continue on the other story^0^

Pasti ada yang komen kalau ceritanya nggantung de? Hehe… ya memang begitu. Sebenarnya ini bisa dibilang series. Karena pada tiap cerita konfliknya sama. Tapi kalau series, berarti harus runtut dong alurnya. Ibaratnya kayak Drama Korea gitu, jadi tiap bersambung dilanjutannya ada sambungannya lagi dengan alur yang nyambung. Tapi ini gak, jadi ibaratnya kayak sit-kom. Tiap story ada permasalahannya sendiri tapi permasalahan utama itu tidak hilang.

Kenapa begitu?

Karena saya tidak bisa bikin cerita yang panjang dengan alur continue seperti cerita series, huhu…(-_-!!)

Wah kok aku jadi bicara panjang lebar ya? Hoho..

Pokoknya mohon RCL-nya ya… dan kalau responnya bagus, akan ada Lightheaven selanjutnyaa…

Arigatou!!

 


Iam Not Crazy!

$
0
0

15041aaaaaaaaaaa

Author : Intaaany

Tittle : Iam Not Crazy!

Length : Ficlet

Genre : Teenager, friendship, supranatural, fantasy.

Casts :

-          Xi Lu Han

-          Kim Hyun Ri (OC)

Disclaimer : All of this fanfic is belong to me. Luhan is belong to God, His family, SMEnt, and me.

A/N : Hai, saya author baru di sini. Mohon bantuannya *bow* Ini adalah postingan pertama saya .-. FF ini juga udah pernah saya publish di http://www.exofanfictionindonesia.wordpress.com dan blog saya pribadi hehehe. Saya paling suka bikin FF dengan genre supranatural, atau angst gitulah #gak ada yang nanya. Kalo begitu, selamat membaca :3

Intaaany present!

 

Happy Reading~ ^^

 

•••

“Please believe me! Iam not crazy, iam sure”

 

“Selamat datang Dokter Luhan, semoga anda nyaman bekerja di rumah sakit ini, selamat bekerja” ujar kepala rumah sakit ini kepadaku.

“Terimakasih, dok” jawabku sambil tersenyum.

Ya, hari ini aku dipindah tugaskan dari China ke Korea Selatan. Aku adalah seorang dokter yang dianggap sudah profesional. Percayalah, aku tidak seprofesional yang mereka katakan. Mungkin itu karena aku masih muda dan lebih sabar, mungkin. Aku pun memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar rumah sakit ini. Hanya ingin mengenal rumah sakit ini. Ya, begitulah.

Pasien-pasien di sini terdiri dari segala usia. Mulai dari anak-anak, remaja, atau bahkan orang dewasa sekali pun. Semuanya memakai pakaian yang sama, pakaian khas rumah sakit berwarna biru kelam. Suara teriakan, tertawa, atau bahkan menangis sangat jelas terdengar di sini. Tentu saja, ini adalah rumah sakit jiwa. Semua pasien di sini adalah pasien yang dianggap mengalami gangguan kejiwaan.

Karena rasa ingin tahu, aku pun pergi ke ruang dokumen. Hanya ingin mengenal nama-nama pasien yang ada di sini selama aku ditugaskan di sini. Karena itu akan mempermudah akses praktekku. Semacam mempermudah pendekatan pada pasien. Sedikit aneh ketika melihat ada satu nama yang di beri stabile berwarna merah. Kim Hyun Ri. Seorang…….. Gadis? Dia seusia denganku. Kenapa dari ratusan pasien di sini hanya namanya yang di beri stabilo? Rasa keingin tahuanku muncul. Aku pun berniat untuk mengunjungi kamar 204 tempat pasien bernama Kim Hyun Ri dirawat.

Betapa terkejutnya aku ketika mendapati pasien ini dipasung, kedua tangannya diikat, dan kamar yang jauh dari kata layak. Serangga seperti kecoa, tikus, dan yang lainnya ikut menjadi penghuni kamar ini. Aneh.

“Halo, Hyunri-ssi” ucapku.

Hening.

Tak ada jawaban.

Dia hanya diam, dan terus menundukkan kepalanya.

Suara isakkan terdengar, apakah…….. Ia menangis?

“Pergilah” ucapnya di sela-sela isakannya.

“Kenapa aku harus pergi?” tanyaku.

“Kau tidak lihat kalau aku dipasung? Bahkan tanganku diikat, itu tandanya aku berbahaya, Luhan-ssi” tunggu dulu. Dia tahu namaku? Dari mana?

“Kau tahu namaku?” tanyaku tidak mengerti.

Belum sempat ia menjawab. Seorang office boy datang menghampiriku. Ia menarik lenganku sedikit kasar. Aku hanya menatapnya dengan tatapan “ada apa?”

 

“Seharusnya kau tidak perlu mendekati gadis itu, dok” ujarnya. Aku tidak perlu mendekati Hyunri? Mengapa? Bukankah dia salah satu pasien di sini juga? “Kau tahu mengapa namanya diberi stabilo? Itu karena menurut kedua orangtuanya, dia berbahaya, dan itu juga sebabnya mengapa ia dipasung dan diikat”.

Aku mengangguk tanda mengerti. Jadi, itukah alasannya? Office boy itu pun berlalu meninggalkanku yang masih terpaku di depan kamar Hyunri. Aku masih penasaran, dari mana Hyunri tahu bahwa namaku adalah Luhan? Padahal kami belum pernah bertemu sebelumnya, iyakan?

**

Hari ini, aku berniat untuk mengunjungi pasien bernama Hyunri lagi. Bagaimanapun juga, aku masih penasaran pada sosoknya. Dari mana ia mengetahui namaku?

“Selamat pagi Hyunri” ujarku sambil tersenyum. Ia hanya menengadahkan kepalanya sesaat, kemudian menunduk kembali. Ia kembali terisak. Sedikit sakit melihatnya seperti itu. Aku yakin ia merasa tersiksa. Bagaimana bisa pihak rumah sakit ini membiarkannya dipasung dan diikat seperti itu?

“Ada apa lagi?” tanyanya tanpa merubah posisinya sedikit pun.

“Aku tahu kau tidak gila, iya kan?” tanyaku.

“Tebakan beruntung, Dokter Luhan, mereka hanya menganggapku gila, padahal kenyataannya aku masih waras, aku masih bisa berfikir jernih seperti kalian, dan bahkan aku tahu cara menghitung secara matematika” jelasnya. Aku menatapnya tidak percaya. Dugaanku benar, kan?

“Lalu bagaimana kau bisa berada di sini?” tanyaku lagi.

Ia menghela nafasnya dalam-dalam sebelum akhirnya mengangkat kepalanya. “Orangtuaku beranggapan bahwa aku gila, padahal yang sebenarnya aku normal, aku masih berada ditahap orang waras, tes psikotes pun mengatakan bahwa aku masih waras, namun, aku memiliki kelebihan, aku dapat berbicara dengan benda kasat mata, kau tahu angin? Aku dapat berbicara dengan angin, dan angin itulah yang kemarin membisikkanku namamu, Luhan, aku tak memiliki teman, karena mereka juga menganggapku bahwa aku adalah orang gila yang suka berbicara sendiri, bahkan terkadang aku bisa tertawa sendiri, atau pun menangis sendiri, itu disebabkan oleh angin, sahabatku” jelasnya panjang lebar.

Sedikit terssentuh mendengar perkataannya. Bagaimana bisa kedua orangtuanya tidak ingin mendengarkan penjelasan anaknya terlebih dahulu?

“Aku memercayaimu, Hyunri” ucapku. Aku pun mengelus-elus surai hitam miliknya. “Aku akan melepaskan pasung dan ikatanmu”.

Aku pun melepaskan pasung dan ikatannya. Kemudian menggandeng tangannya keluar dari kamar atau lebih tepatnya neraka kecil baginya. Sedikit banyak ia berbicara padaku. Ia menceritakan banyak hal padaku. Ia merupakan sosok yang ceria. Ia hanya tertekan.

••

Sudah dua bulan aku menjadi dokter jiwa di Korea Selatan, dan sudah dua bulan pula Hyunri kembali ke dunia nyata. Aku dan dia menjadi dekat. Entah kenapa aku hanya ingin melindunginya. Karena melihatnya tersakiti, mengiris hatiku juga. Aku paham dengan sikapnya yang terkadang berbicara sendiri, karena itu pasti sahabatnya. Angin.

Tidak semua yang terlihat adalah yang baik

Karena terkadang, sesuatu yang tidak terlihat bisa lebih baik

 

 

-END-


[Ficlet] IT’S OVER

$
0
0

krisica_fn

IT’S OVER

by

ellenmchle

Main Cast : SNSD’s Jessica Jung & EXO-M’s Kris Wu || Genre : Angst, Hurt & Life

Rating : PG-17 || Length : Ficlet || Disclaimer : Plot is pure mine.

 

“Everything about you, about us… seemed to be a lie” – Jessica Jung

 

Paris, France – 01.17 PM

 

Suasana studio siang itu tak berbeda jauh dengan hari-hari sebelumnya, beberapa orang terlihat sedang sibuk mengotak-atik kamera mereka, berkutat di depan layar monitor seraya menggerakan mouse dengan lincah, ada juga yang tampak sibuk mempadupadankan pakaian-pakaian dengan accessories yang jumlahnya tidak sedikit. Semua orang di studio itu tampak sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing tak terkecuali seorang perempuan yang sedang duduk di sebuah sofa bergaya eropa berwarna beige itu, sedari tadi perempuan itu terus menatap layar ponselnya dengan gelisah, berharap ada sebuah pesan yang masuk ataupun panggilan dari seseorang.

“Jessica, Qui êtes-vous prêt ? (Apa Anda sudah siap ?)”

Perempuan yang sedari tadi menunduk itu akhirnya mengangkat kepalanya seraya memberikan sebuah senyuman pertanda dirinya sudah siap untuk sesi pemotretan selanjutnya.

Sesi pemotretan terakhir itu tidak memakan waktu yang lama mengingat sang model merupakan seorang yang sangat profesional dalam pekerjaannya. Ya, karena hal itu juga yang membuatnya bisa menjadi seorang model internasional dan tentu namanya tidak asing lagi bagi mereka yang berada dan terlibat dalam dunia permodelan.

“Sica, kau baik-baik saja ?”, tanya seorang perempuan bermarga Park itu yang tak lain adalah manager Jessica.

“Mukamu pucat sekali..”, lanjutnya dengan raut wajah yang menunjukkan dirinya cukup khawatir.

“Apa Kris mencariku ?”

“Sica-ya..”

“Apa dia sama sekali tidak menelponmu ?”

“Sica, cukup ! Kau tahu keadaanmu sekarang lebih penting dari apapun, berhenti memikirnya !”

Perempuan bernama lengkap Jessica Jung itu sudah tidak kuat menahan air mata yang sedari tadi sudah menggenangi matanya. Menangis, mungkin itulah satu-satunya hal yang bisa dilakukannya saat ini.

“Dia hanya sedang sibuk, Sica. Besok kita juga sudah akan kembali ke Seoul, kan ?”

“Tidak ! Kau tidak mengerti yang sebenarnya terjadi…”

“Baiklah, aku rasa kau memang butuh istirahat..”

Park Hana, begitu nama lengkap perempuan itu, ia pun segera meninggalkan kamar Jessica dan memilih untuk kembali ke kamarnya sebelum dirinya tidak tahan akan keadaan ini dan memilih untuk mengatakan hal yang tidak seharusnya dikatakannya dan Jessica memang sebaiknya tidak mengetahui yang sebenarnya.

Seoul, South Korea – 09.23 PM

 

@ Kris’s Apartment

 

Seorang laki-laki yang baru saja selesai menggunakan pakaian tidurnya dan berencana untuk segera menenggelamkan dirinya dibalik selimut itu harus menunda sebentar rencananya setelah mengetahui bahwa kekasihnya sudah menunggu di balik pintu apartmentnya.

“Sudah kembali ?”, tanya laki-laki itu seraya memamerkan senyuman terbaiknya dan sedetik kemudian menarik perempuan di hadapannya itu ke dalam pelukannya.

“Miss U, baby…”, bisiknya tepat di telinga perempuan itu.

“Kris, ada yang ingin ku katakan.”

“Masuklah..”

Perempuan itu berjalan masuk meninggalkan kekasihnya yang hendak menutup pintu sebelum ada netizen atau bahkan wartawan yang menangkap basah mereka bersama di dalam satu kamar.

“Mau minum ?”

“Tidak usah, aku tidak haus.. Kenapa tidak mencariku selama 3 hari ini ?”

“Aku lupa menyimpan nomor yang kau berikan, baby.. Sorry..”

“Kau juga tidak menyimpan nomor Hana ?”

“Ya, aku lupa meninggalkannya dimana, Hey, kenapa mukamu pucat sekali ? Apa kau sakit ?”

Kris ikut duduk di sofa kemudian membenarkan poni Jessica seraya membelai lembut pipi kekasihnya itu dengan tangan kanannya. Merasa ada yang tidak beres dengan kekasihnya Kris mendekatkan wajahnya ke wajah Jessica yang terlihat sangat pucat, memastikan bahwa kekasihnya tidak sedang dalam masalah.

“Kau baik-baik saja ?”, tanyanya lembut seraya menunduk, berusaha mensejejerkan wajahnya dengan wajah Jessica.

Jessica masih terdiam, tidak bergeming sama sekali, ia tidak yakin ia bisa mengatakan yang sebenarnya pada Kris. Ia belum siap.

Perlahan Kris semakin memperkecil jarak di antara mereka dan dalam hitungan detik dirinya sukses mempertemukan bibir mungil kekasihnya dengan bibirnya. Sebuah ciuman yang lama kelamaan berganti menjadi lumatan, merasa kekasihnya semakin susah mengambil nafas, Kris pun memutuskan beralih dari bibir menuju leher jenjang kekasihnya itu, cukup lama bermain-main di leher Jessica, tangannya pun berinisiatif mencari kancing kemeja yang dikenakan Jessica, membukanya satu persatu dan kemudian menggerakan tangannya ke bagian punggung Jessica untuk mencari pengait bra kekasihnya.

“Kris..”

Sebelum Kris sukses melepas pengait bra-nya, Jessica dengan sigap menahan tangan Kris dan hal itu membuat Kris menghentikan aksinya dan beralih menatap wajah cantik kekasihnya.

“Aku hamil, Kris…”

“Sudah 2 minggu.”, lanjut Jessica dengan bibirnya yang sedikit bergetar.

“Jangan bercanda, baby. Ulang tahunku masih beberapa minggu lagi.”

“Aku serius, Kris. Aku juga tidak me- ”

Ucapan Jessica terhenti saat Kris melepaskan tubuhnya dan beranjak dari sofa.

“Sica, kau tahu kita tidak mungkin bisa hidup dalam situasi seperi ini kan ?”

“Apa maksudmu ?”

“Kau model, Sica. Bagaimana dengan kariermu ?”

“Kris…”

“Kau yakin itu karenaku ?”

“KRIS !”

“Sica, kau seorang ‘model’, ‘model internasional’. Kau tidak mungkin ‘hanya’ berhubungan dengan- “

Tepat sebelum Kris menyelesaikan kalimatnya sebuah tamparan melayang ke pipi kirinya.

“Dari awal harusnya aku tidak berharap lebih pada laki-laki sepertimu..”, ucap Jessica seraya memaksakan tersenyum, sebuah senyuman penuh luka itulah juga yang mengakhiri hubungan 3 tahun 2 bulan 5 hari mereka.

Tidak ada yang bisa diharapkan bukan jika seorang laki-laki sudah berkata seperti itu ? Tidak perlu mengemis untuk meminta sesuatu yang tidak akan pernah dilakukannya. Semuanya sudah berakhir. Bantingan pintu itulah yang menandakan semuanya.

Semua kenangan yang pernah mereka ukir, semua yang telah mereka lakukan, semua yang mereka lewati bersama selama 3 tahun 2 bulan 5 hari, everything about you, about us… seemed to be a lie.

—-

“Han-ah, aku membutuhkanmu sekarang…”, Kris.

 

 

-END-

 

 

MWOYA IGE ?? Hancur banget de kayaknya -_- 

Setelah lama hiatus akhirnya author comeback.. kkkk.

Blank mau nulis apa, ini aja terinspirasi gegara nonton fancam Kris-Sica yang bisa dibilang sweet banget..kkk. Tiba-tiba jadi suka couple satu ini setelah ngeship KaiStal hampir setahun, the power of JUNG SISTERS ! LOL. 

Niat mau bikin sequel si, gimana readers ?? COMMENT ya :)

DON’T BE A SILENT READER !



[Teaser] Serendipity

$
0
0

serendipity

Serendipity

by

ellenmchle

Main Cast : EXO-M’s Kris Wu & SNSD’s Tiffany Hwang || Support Cast : SNSD’s Jessica Jung & 2PM’s Nichkhun Buck Horvejkul || Genre : Romance & Life || Rating : PG-15 || Length : Chaptered || Disclaimer : Inspired by “Serendipity” Movie (2001) - Marc Klein

Credit Poster : pearlshafirablue

“Two people who are meant to be together will have occurences happening around them, if they look out for those signs they will be together in the end.”

“You don’t have to understand. You just have to have faith.” – Tiffany
“Faith in what ?” – Kris
“Destiny..” – Tiffany

“YA ! Kembalikan padaku ! Itu milikku !”, teriak gadis berambut merah itu seraya mengangkat kedua tangannya dan berjinjit demi menggapai tangan seorang pemuda dengan tinggi badan mencapai 187 cm itu.

“Kau ? orang Korea ?”, tanya pemuda itu tidak percaya, pemuda itu tidak menyangka bisa menemukan seorang korea di kota sebesar New York ini.

“Apa kau bodoh ? Jelas-jelas aku sedang berbicara denganmu menggunakan bahasa korea. Aish, sudahlah ! Tidak penting membahas itu ! Cepat kembalikan sarung tangan itu padaku !”

“Aku yang melihatnya duluan, dan ini milikku !”

“Dan aku yang menemukannya duluan, itu milikku !”

“Pinjamkan aku uangmu.”, pinta gadis berambut merah itu seraya menggerakkan tangan kanannya tepat di wajah pemuda yang duduk di sampingnya.

“Untuk apa ?”

“Berikan saja dulu.”

“Ah, pasti uang yang dikirimi orangtuamu sudah kau habiskan untuk mem-”

“Sok tahu ! Cepat berikan padaku.”

“Mau berapa ?”

“Terserah.”

Sedetik kemudian gadis berambut merah itu menarik selembar dollar Amerika yang disodorkan pemuda itu, mengambil pen bermotif polkadot dari tas channelnya dan ia juga mengeluarkan sebuah buku yang dibelinya beberapa bulan yang lalu.

“Apa yang kau lakukan ?”, tanya pemuda bermarga Wu itu penasaran.

“Kau akan tahu sendiri nantinya..”, ucap gadis berambut merah itu masih sibuk dengan kegiatannya.

Gadis itu menuliskan sebuah kalimat pada benda-benda yang dimaksudkan pemuda itu menggunakan pen bertinta hitam, entah apa tujuannya.

“Ah, selesai !”, lanjutnya.

“Apa ini ? Kau terlihat bodoh, Fany-ah”, ejek pemuda itu setelah membaca tulisan pada dollar Amerika miliknya.

“Jika memang kita ditakdirkan bersama maka kita akan kembali dipertemukan dengan benda-benda ini.”

“Fany-ah..”

Kira-kira uda dapat belum  gambaran ceritanya, readers ??

Leave comment yaaa bagi yang mau Serendipity ini dilanjutkan :)

1 comment akan sangat berarti bagi kelanjutan FF ini :)


Announcement for EXOMKFF’s Authors

$
0
0

Bagi author EXOMKFF yang merasa sudah hampir sebulan tidak mempulish 1 FF pun sebaiknya mempunyai kesadaran sendiri, EXOMKFF sudah cukup mentoleransi dengan memberikan kelonggaran waktu pada author-author yang bersangkutan, jika memang ingin hiatus silahkan baca kembali rules for author untuk cara dan syarat-syaratnya.

Bagi yang namanya tertulis di bawah ini diharapkan untuk segera mempublish minimal 1 FF sebelum 25 April 2013 atau author yang bersangkutan akan diremove dari blog oleh admin.

  1. Muriza / woaikriswu
  2.  Angelina Devi.S.Q / myfanfictionstory

 

Untuk semua author yang masih aktif tolong kirimkan kembali biodata kalian ke email exomkfanfiction@ymail.com sebagai konfirmasi bahwa kalian masih ingin menjadi author di EXOMKFF. Kami tunggu selambat-lambatnya 28 April 2013.

SEKIAN ~


[FREELANCE] Caffeine

$
0
0

Caffeine

Caffeine

Cast : Kris (Exo-M) and OC || Support Cast : Find by yourself ! || Genre : Angst, Romance || Length : Vignette || Rating : G

Ghivorhythm’s special present

= C.A.F.F.E.I.N.E =

 

Karena kau seperti kafein.

 

Membuatku kecanduan.

 

Membuatku terjaga hanya karena dirimu.

 

Karena memikirkanmu.

 

Cause you’re like caffeine

= C.A.F.F.E.I.N.E =

Kris. Namja bertato yang hampir menyelesaikan kuliahnya. Baju ala rocker, rambut yang diberi highlight merah, piercing di telinga, hingga kecanduannya terhadap kafein. Itulah Kris. Seorang playboy yang telah berhenti. Berhenti karena menemukan kafein. Hal yang membuatnya kecanduan. Kafein bernama Ling Zhi.

.

.

.

.

.

“Tao, bisakah kau bangunkan Kris ??” pinta Luhan yang sedang memasukan buku ke dalam tasnya. Suaranya terdengar samar karena masih ada roti di dalam mulutnya.

Tao pun beranjak menuju kamarnya dan Kris, maknae penurut.

“Luhan, percuma saja kau meminta Tao untuk membangunkan Kris.” Kata Xiumin sambil membawa sepiring telur yang baru saja dibuatkan Lay. Ia kemudian duduk di meja yang sama dengan Luhan.

“oh, sudahlah. Yang penting Kris bangun.”

“kalau mau Kris-gege bangun, seharusnya kau telpon Ling Zhi.” sambung Chen yang baru saja keluar dari kamar mandi (apa pembicaraan mereka terdengar sampai kamar mandi ?).

“aku tak mau merepotkan gadis manis itu, Chen.” Oh, ayolah.. apa Luhan masih menyukai Ling Zhi ? ini gawat.

Pandangan Xiumin dan Chen beralih, membuat Luhan mengikuti arah bola mata mereka yang ternyata tertuju pada Tao. “dia tidak mau bangun, gege.” lapornya. Sudah kuduga Luhan, usaha mu sia-sia saja.

“selamat pagi..?” suara lembut yang tak asing lagi memecah atmosfer apartemen kecil yang sering mereka sebut dengan dorm itu. Tentu saja semua mata kini tertuju pada si pemilik suara yang berjalan menghampiri mereka. “apa aku mengganggu ?”

Semua menggeleng. Oh, ini bagaikan sebuah keajaiban bagi Luhan ! ia tak perlu bersusah payah membangunkan Kris lagi !

“oh, Ling Zhi ?” Itu Lay. Dia menyembulkan kepalanya dari mini bar.

Luhan segera menarik tangan Ling Zhi, menggenggamnya dengan erat. “oh, untunglah kau datang !”

“memangnya ada apa ?”

“tolong bangunkan Kris..” mata Luhan benar-benar berbinar dan itu membuat Ling Zhi tersenyum lucu akan tingkahnya.

“hei, Xi Luhan ! lepaskan tangannya !” seru Kris yang berdiri di ambang pintu kamarnya, secepat itukah dia bangun ? sepertinya Kris memiliki semacam ‘alat pendeteksi Ling Zhi’.

Luhan segera melepaskan genggamannya, tentu ia tak mau badannya remuk karena menjadi korban aksi kecemburuan Kris. Kris kemudian berjalan menghampiri mereka dengan mata yang agak menyipit akibat perbedaan intensitas cahaya di kamarnya dan ruang tengah.

“kenapa baru bangun ? ini sudah siang, Kris !” omel Ling Zhi pada Kris. Sepertinya Kris tidak merasa terbebani, dia malah mengacak-acak rambut Ling Zhi dengan gemas.

“hei ! sulit untuk merapikannya lagi tahu !” protesnya. Kris hanya tersenyum sedang Ling Zhi berusaha menata rambutnya seperti semula.

“Kris, kau tidak pergi ke kampus ? ini sudah siang, lho.” Kata Lay mengingatkan. Ya, lelaki itu baru saja bergabung dengan mereka di ruang tengah setelah memasak beberapa telur dadar untuk sarapan mereka semua.

“sebentar lagi aku akan lulus, hanya menunggu wisuda saja. Untuk apa ke kampus ?”

Lalu untuk apa kau meminta Luhan membangunkanmu, Kris ??

“bagaimana dengan kuliah mu, Zhi ?” Ling Zhi segera mengalihkan pandangannya pada si pemilik suara, Lay.

“sejauh ini, semua berjalan dengan lancar kok.” Jawabnya, riang. Ya, gadis manis itu memang ramah pada siapa pun.

Sepertinya  Kris tidak suka ketika teman-temannya bertanya ini itu pada Ling Zhi, atau lebih tepatnya mengganggu waktunya dengan Ling Zhi, “hei, apa kalian tidak pergi ke kampus ? kau juga Xiumin, apa tidak pergi ke toko bapao mu ?”

“hari ini toko tutup..” sahut Xiumin seraya melahap telur dadarnya.

“aku sih tidak ada jadwal kuliah..” sambung Chen, enteng.

Luhan pun bangkit dari kursi, membuat suara decitan kecil. “baiklah aku akan pergi. Karena aku mengerti dirimu, Kris !” katanya sambil mengerdipkan sebelah mata. “Ling Zhi, aku duluan ya ? hati-hati dengan Kris.”

Sebenarnya Kris ingin melayangkan tinjunya pada Luhan, enak saja dia memperingatkan Ling Zhi untuk berhati-hati padaku, tapi dia sudah keburu pergi. Lalu, bagaimana dengan yang lain ?? oh, ayolah apa mereka tidak mengerti maksud Kris dan Luhan ?

“sepertinya aku harus pergi..” kata Chen sambil memastikan jam. Ia kemudian pergi dengan terburu-buru.

“aku juga..” sambung Xiumin dan Tao.

“Kris, jangan lupa makan sarapanmu !” tambah Lay, lalu mengikuti Chen, Xiumin dan Tao yang sudah terlebih dahulu meninggalkan dorm.

Oke, sekarang hanya ada Kris dan Ling Zhi.

Hanya mereka berdua.

.

.

.

.

Makan jajanan di pinggir jalan, jalan-jalan di tengah keramaian, hingga mengobrolkan hal-hal kecil yang sebenarnya tidak penting. Itulah yang dilakukan Kris dan Ling Zhi saat ini. Menghabiskan waktu mereka bersama-sama.

“hari ini sangat menyenangkan, Kris.” Kata Ling Zhi dengan senyum mengembang diakhir kalimat. Hei, Kris ! pipimu  memerah !

“ya, hari ini memang sangat menyenangkan.” Kris menggenggam erat tangan Ling Zhi, sepertinya ia tak ingin kehilangan gadis manis itu.

“aku ingin terus seperti ini..”

“aku juga..”

Mereka terus berjalan seirama, dengan tangan yang bertautan. Membelah lautan orang yang lalu-lalang. Yang mereka pikirkan, hanyalah cinta mereka.

“lain kali aku akan membelikan mu cincin.”

“..tidak usah.”

“kau sedang merendahkan ku ? aku ini memang pria yang tak punya banyak uang. Tapi, apapun akan ku lakukan demi kekasihku tahu !”

“ya, aku tahu Kris.”

Tapi, sebuah masalah muncul di benak Kris. Alasan yang menghalangi dirinya dan Ling Zhi bersama; orang tua Ling Zhi.

“Zhi,” Kris menghentikan kakinya membuat irama langkahnya dan Ling Zhi tidak beraturan. “aku tahu orang tua mu tidak menyetujui hubungan kita.”

Ling Zhi tak bergeming, ia tak tahu apa yang harus ia katakan. Maka ia hanya diam menunggu Kris melanjutkan kalimatnya.

“aku hanyalah seorang pria miskin yang ingin hidup bahagia bersamamu. Aku hanyalah seorang pria yang bahkan tak tahu apa masa depanku cerah atau tidak. Tapi,” Kris berhenti sejenak seperti memberi jeda untuknya bernapas, membiarkan oksigen masuk memenuhi paru-parunya.

“demi dirimu aku akan berubah. Aku akan membuktikan pada orang tua mu kalau aku adalah pria yang pantas untukmu. Seseorang yang layak untuk menjadi pendamping hidupmu. Aku janji, Zhi.”

.

.

.

.

.

.

.

Pagi ini terasa sangat berbeda. Bagaimana tidak ? baru saja Ling Zhi mendapat telpon dari Luhan. Luhan bilang pagi ini Kris akan pergi ke Canada !

Hal itu membuat Ling Zhi panik, ia pun segera menyerbu kunci mobilnya. Keluar dari rumah mewahnya dengan tergesa-gesa dan memacu mobilnya dalam kecepatan tinggi. Oh, Ling Zhi ! pikirkan keselamatanmu !

.

.

.

.

.

.

Pemandangan yang langka. Dimana Lay, Xiumin, Tao, Chen dan tentunya Luhan menitikan air mata mereka karena kepergian Kris.

“oh, ayolah ! ada apa dengan kalian ?” tanya Kris, menyemangati. Hanya sebuah ransel yang menemani perjalannya kali ini.

gege.. aku akan merindukanmu..” kata Tao ditengah isakannya. Oh, Tao bersihkan lendir yang mulai keluar dari hidungmu itu !

“maafkan aku.” Kata Chen pada akhirnya. Matanya terlihat berkaca-kaca, lengkap dengan hidung yang memerah. “aku selalu membuatmu kesal.”

“maaf, kalau masakanku tidak enak, Kris.” Oke, itu pasti Lay.

Kris tertawa kecil mendengar ucapan teman-temannya. Inikah salam perpisahan mereka ??

“aku hanya pergi ke Canada ! tak akan lama, kok.”

“itu akan memakan waktu yang lama, Kris.” kini Luhan buka mulut. Dia kemudian menyeka air matanya dengan punggung tangannya.

“makanya, doakan aku agar cepat mendapat uang banyak !”

“untuk apa uang-uang itu ? kami tak peduli jika kau tak punya Kris.” Oh, itu sedikit menyakitkan Xiumin ! “kami berjanji jika kau tidak pergi kami tidak akan meminjam uang darimu lagi Kris.”

Kris tersenyum miring. Alasan mengapa ia harus mencari uang yang banyak, menjadi orang yang sukses, menjadi orang yang berguna, semua itu karena satu hal. Hanya karena Ling Zhi.

“..ini semua demi gadis itu.”

Semua terdiam. Ini benar-benar perpisahan yang menyedihkan.

“kurasa Ling Zhi menerimamu apa adanya, Kris.” Komentar Luhan. Ia tahu benar kalau Ling Zhi sangat menyukai Kris, tak peduli Kris memiliki tato ataupun Kris hanyalah pemuda miskin. Ling Zhi mencintai Kris.

“aku tahu itu, Han.”

“lalu, apa masalahnya ?” tanya Tao masih sesunggukkan. Tampaknya Tao benar-benar tak ingin Kris pergi. Atau karena dia takut tidur sendirian di dorm ??

“..aku harus membuktikan pada orang tua Ling Zhi, kalau aku ini adalah orang yang bertanggung jawab. Orang yang pantas menjadi pendamping hidup Ling Zhi.”

“kau orang yang bertanggung jawab. Buktinya, selama ini kau lah leader kami.”

“bukan itu Tao !”

“kau serius akan menikahi Ling Zhi ?” tanya Chen. Lagi-lagi Kris tersenyum tipis.

“ya. Tapi, setelah aku berhasil menjadi orang sukses yang memiliki banyak uang. Haha.” Oh, Kris ! itu tidak lucu.

“dengar. Sekarang ini aku hanyalah pemuda yang baru lulus kuliah. Belum memiliki pekerjaan yang tetap dan masa depan yang cerah. Kalian tahu ‘kan konsekuensinya jika seseorang memutuskan untuk menikah ? ia harus menghidupi keluarganya. Lalu, kalau aku masih menjadi pemuda miskin yang tak punya uang, bagaimana caranya aku akan menghidupi Ling Zhi dan anak-anak ku kelak ?”

Darimana kau belajar merangkai kata-kata seperti itu, Kris ?? kau benar-benar membuat mereka menangis sejadi-jadinya karena kata-katamu yang seratus persen benar.

“Kris !” suara yang tak asing lagi memanggil Kris. Ya, itu Ling Zhi.

Kris tersenyum melihat Ling Zhi yang akhirnya datang menemuinya. Gadis yang ia sukai. Gadis yang ia cintai.

“apa yang kau lakukan ??!” tanya Ling Zhi langsung ke inti permasalahan. Ia masih mengatur napasnya yang sedikit terengah-engah akibat berlari.

“seperti yang kau dengar dari Luhan. Aku akan pergi ke Canada.”

“untuk apa ?? disini juga banyak pekerjaan Kris !”

“dosenku memiliki kenalan disana, dia bilang gaji disana itu cukup tinggi.”

“lalu, kalau kau punya gaji yang tinggi untuk apa ?!”

“..tentu untuk menikah denganmu.”

Kris ! kau ini pria yang pandai merayu !

“..aku tidak membutuhkan uang, Kris. Yang aku butuhkan hanya dirimu.”

Tapi, Kris tak memperdulikannya Ling Zhi. Dia memiliki harga diri yang tinggi dan tekad yang sudah bulat.

“aku tahu, Zhi. Tapi, orang tua mu tidak berkata seperti itu.”

“memangnya kau akan menikah dengan orang tua ku ?! apa peduli mereka ?!”

Kris tersenyum, lalu melayangkan tangannya membelai lembut rambut Ling Zhi.

“restu dari orang tua adalah yang terpenting, Zhi. Jangan lupakan itu.”

Oke, Ling Zhi tak dapat berbuat apa-apa lagi. Ia tak tahu bagaimana caranya menghentikan Kris, pria keras kepala itu.

“cukup tunggu aku, Zhi. Dan aku akan menunjukkan pada orang tua mu kalau aku layak menjadi pendamping hidup dari pewaris tunggal White Group.”

Kris menarik kembali tangannya, bersamaan dengan jatuhnya air mata Ling Zhi. Kris lalu membetulkan letak ranselnya menjadi lebih nyaman.

“Tao, jangan takut tidur sendirian di dorm.” Pesan Kris sambil menatap Tao. “Lay, masakanmu itu enak, tapi akan lebih baik lagi jika kau menambahkan sedikit garam. Xiumin. Bekerja keraslah di toko bapao mu itu ! Lalu, Chen. Jangan buat kesal orang lain dengan celotehanmu itu ! cukup aku saja yang kau buat kesal ! dan terakhir, Luhan. Hiduplah dengan baik. Carilah seorang gadis untuk menemani hari-harimu ! tapi, jangan Ling Zhi !”

Kelima pemuda itu hanya bisa mengangguk kecil mendengar pesan perpisahan dari leader mereka.

“dan kau, Ling Zhi.” Suara Kris melembut dan tatapannya sangat hangat. “cukup tunggu aku.”

Kris mendaratkan tangannya di pipi Ling Zhi. Menyapukan jejak air mata gadis itu. “Kris, kumohon jangan pergi.” Pinta Ling Zhi, lirih. Ia memegangi tangan Kris yang masih hinggap di pipinya.

“aku tidak bisa, Zhi.”

Kris menarik tangannya. Sesaat kemudian terdengar panggilan untuk para penumpang pesawat tujuan Canada. Kris pun segera berpamitan. Mulai melangkah menuju pintu keberangkatan. Menyisakan lima teman dan kekasihnya disana.

.

.

.

.

.

Aku bilang jangan. Tapi, dia tidak mendengarkannya. Dia terus berjalan mengikuti keyakinannya. Seperti awan yang akan selalu mengikuti arah angin.

Aku hanya bisa memandang sendu kearah punggungnya yang terus menjauh, hingga akhirnya lenyap dari pandanganku.

 

Kris

 

Aku mencintaimu

= C.A.F.F.E.I.N =

Seorang pria tampan mengenakan stelan jas dan sepatu mengkilap yang indah, memakai parfum mahal, serta memiliki banyak uang, rumah dan mobil. Aku yakin, banyak wanita yang akan bertekuk lutut hanya untuk mendapatkan cintanya.

Tapi, lelaki itu sudah meninggalkan hatinya untu seorang gadis yang ia cintai. Gadis bernama Ling Zhi.

.

.

.

.

.

.

Kris benar-benar berubah. Pepatah yang mengatakan, hidup ini bagaikan roda yang akan terus berputar, memang benar adanya. Kini hidupnya tak sesulit dulu. Ia sudah memiliki rumah yang mewah serta mobil mahal yang menjadi nilai tambah.

Tak ada Kris yang senang bermain-main. Hanya ada Kris si pekerja keras yang telah menuai hasil. Tak ada tato yang terlihat, walau aku yakin masih ada tato bertuliskan nama Ling Zhi di balik kemejanya.

Kali ini mobil yang ia gunakan sedang melaju menuju sebuah rumah yang Kris yakini sebagai tempat Ling Zhi berteduh. Ia benar-benar tak sabar ingin melepas rindu dengan kekasihnya itu.

 

Bagaimana keadaan Ling Zhi ?

 

Wangi parfum seperti apa yang ia gunakan ?

 

Apakah rambutnya masih sepanjang saat terakhir kali mereka bertemu ?

 

.

.

.

.

.

.

.

Ternyata Ling Zhi masih sama seperti dulu. Rambut panjang yang tergerai indah, hingga parfum yang disukai Kris. Ia masih sama.

Tapi, ada satu hal yang membedakan Ling Zhi yang sekarang dan Ling Zhi 5 tahun yang lalu. Ada sebuah perbedaan Kris. Perbedaan yang membuatmu dan Ling Zhi tak dapat bersatu.

“aku merindukanmu..” bisik Kris tepat di telinga Ling Zhi. Tangannya yang melingkar di pinggang Ling Zhi membuatnya semakin terkejut.

“Kris ?”

Kris tersenyum penuh kemenangan. Sepertinya ia sangat senang membuat Ling Zhi terkejut. “lama tak bertemu.”

“..kau, bagaimana bisa kemari ?”

“itukah kalimat pertamamu setelah sekian lama tak bertemu denganku ?”

Kau membuat suasana menjadi canggung Kris.

“oh, baiklah. Aku baru saja pulang dari Canada. Dan aku memutuskan untuk menemui mu.”

“bagaimana kabarmu ?”

“tentu baik. Kau bisa lihat itu, kan ?”

“kau sangat berubah Kris.”

“apa aku seberbeda itu ? sepertinya iya. Tapi, ada dua hal yang tak berubah, Zhi.”

“apa ?”

“tato bertuliskan namamu disini,” Kris menunjuk kearah dada kanannya. “dan cintaku untukmu.”

Ling Zhi terdiam. Ia masih memandangi Kris lekat, hatinya begitu kacau. Hingga tak sadar air mata mulai menggenang disana.

“hei ? apa kau tidak merindukanku ?” tanya Kris. Ia tampak khawatir karena respon Ling Zhi yang seperti itu. Apa ada yang salah ?

“bagaimana mungkin aku tidak merindukanmu, Kris ?”

“kalau begitu peluklah aku.” Kris membentangkan tangannya, bersiap menyambut Ling Zhi dalam pelukannya.

Tapi.. sudah tidak bisa Kris.

 

“aku pulang..” terdengar suara seorang pria menggema di seluruh ruangan. Kini pria yang menggendong seorang gadis kecil itu berdiri tak jauh dari Kris dan Ling Zhi.

“ada tamu ?” katanya sambil menatap Ling Zhi. Gadis kecil yang baru saja turun dari gendongan pria yang bisa diprediksi adalah ayahnya itu segera berlari menyerbu Ling Zhi.

“ibu, aku lapar.” rengek gadis kecil itu sambil memeluk kaki Ling Zhi.

Ling Zhi berjongkok dihadapan gadis kecil itu, “tunggu sebentar, ya ? ibu akan membuatkan makanan untukmu. Tapi, sebelum itu ganti baju dulu, ya ?”

“iya.”

“kau bisa ‘kan ganti baju sendiri ? ibu harus bicara dulu dengan paman ini.”

Gadis kecil itu mengangguk. “paman, aku ke kamar dulu, ya ? permisi.” Katanya sembari membungkuk di hadapan Kris. Sesaat kemudian gadis kecil itu sudah lenyap dari pandangan Kris.

Ini merupakan pukulan yang sangat keras untuk Kris. Hatinya benar-benar kacau. Dadanya terasa sesak dan kakinya terasa lemas. Peruangannya selama 5 tahun ini ternyata sia-sia.

“seorang suami dan anak ?” kata Kris dengan pandangan kosong. Ling Zhi tak dapat berkata apapun, air matanya juga tak dapat terbendung lagi.

“kenapa ? kenapa kau tidak menungguku ?!”

Isakan Ling Zhi mulai terdengar. Ini benar-benar kacau.

“hei ! jangan berteriak pada istriku !”

“Chanyeol-ah !” suara Ling Zhi seperti mengisyaratkan agar suaminya, Park Chanyeol, tidak mencampuri urusan mereka.

“katakan padaku. Katakan padaku. Sekalipun itu kenyataan yang pahit, aku ingin mendengarnya langsung darimu.”

Ling Zhi terus menangis. Kedua tangannya tertaut dan terlihat gemetar.

“kau sudah menikah ?”

Ling Zhi mengangguk.

“dia suamimu ?”

Sekali lagi Ling Zhi mengangguk.

“dan.. gadis kecil itu. Dia anakmu ?”

Ling Zhi mengangguk pasti sebagai jawaban dari pertanyaan Kris, walau matanya sembap dan pipinya terbasahi air mata.

Kris hanya bisa berdengus kecil. Hatinya hancur seketika.

“apa tak ada yang ingin kau katakan ?” tanya Kris, datar. Sepertinya ia menginginkan sebuah alasan mengapa Ling Zhi tidak menunggunya.

Dan, Ling Zhi menggeleng pelan.

“kalau aku ada,”

“gadis kecil itu. Anakmu. Dia cantik sekali. Mirip seperti kau.”

Kris pun membalikan tubuhnya, melangkahkan kakinya keluar dari rumah yang sejak 4 tahun lalu ditinggali Ling Zhi.

Tangisan Ling Zhi semakin menjadi. Ia tak dapat menahan isak tangisnya lagi. Hatinya juga hancur, seperti hati Kris yang hancur. Tapi, ia tak dapat mengatakan apapun pada Kris. Karena jujur saja, sampai saat ini Ling Zhi masih menunggu Kris.

Lalu, mengapa Ling Zhi tak memberi Kris penjelasan mengapa ia menikahi seorang pria bernama Park Chanyeol ?

Hanya karena ingin Kris tak semakin terjatuh.

Hanya karena ingin Kris tetap bertahan.

Hanya karena ingin Kris membencinya dan menemukan wanita lain untuk menemani harinya.

Ling Zhi meminta Kris agar ia tak pergi. Tapi, Kris tidak memperdulikannya. Ia tetap pergi. Maka, tak ada Kris yang akan memperjuangkan Ling Zhi disaat ia akan dijodohkan oleh orang tuanya dengan pria bernama Park Chanyeol.

Tak ada Kris saat itu.

Tak ada.

.

.

.

.

.

.

.

.

“kau tahu ? kau seperti kafein bagiku.”

 

 

“apa ? kenapa kafein ?”

 

 

“karena kau membuatku kecanduan..”

 

 

“tapi, aku tidak suka kafein.”

 

 

“mengapa ?? kafein itu sangat mirip denganmu, lho.”

 

 

“jangan samakan aku dengan kafein, Kris !”

 

 

“haha, ayolah~”

 

 

.

 

.

 

.

 

 

Kau benar Kris.

 

 

Aku seperti kafein.

 

 

Membuatmu kecanduan.

 

 

Sekaligus membuatmu sakit.

 

 

= C.A.F.F.E.I.N =

It’s late, I need to sleep and I already counted all the sheep in my head

In order to fall asleep somehow, I showered again

I keep drawing your face out on the ceiling and when I close my eyes,

A book with the story our ended love opens

.

 

.

 

.

Cause you’re like caffeine, I can’t fall asleep all night

My heart keeps racing and again, I hate you

Like caffeine, I try to stay away

I try to forget about you but I can’t do it, I can’t help it

END

a/n : First of all, elap keringet dulu. Haha, akhirnya FF ini beres juga *party kembang api bareng Kris* Oke, saatnya aku curhat *check sound : one two three* Ini FF aku buat ditengah hujan gede, petir menggelegar dan gelapnya rumah aku akibat pemadaman listrik gara-gara ada petir. So, ini adalah hasil kolaborasi aku sama Rain dan Thunder *nah loh ?* yang keduaaaa, ini FF persembahan spesial aku sebelom UN ^^ ntar abis UN juga aku ngepost FF lagi, hehey. Yang ketigaaa *banyak amat ghi ???* Thank you for read my first angst story ! and I hope you’ll leave your comment. So, I can know what do you think and feel about my FF ^.^ Last, thank you very much and wish me luck on National Exam !!!! pai pai~


[FREELANCE] Beautiful In White

$
0
0

beautiful-in-white

Author : Kim Tae_Ah

Title : Beatiful In White

Genre : Romance,Friendship,Sad.

Length : One Shoot

Rating : PG-15

Disclamer : WARNING !! INI FF HASIL PEMIKIRAN SAYA DAN TERINSPIRASI DARI LAGU DAN FF WHAT IS LOVE ?(DRABBLE) KARYA SAYA SENDIRI.

Main Cast :

- Chanyeol Exo K

- Tiffany SNSD

Support Cast : (temukan sendiri dalam Cerita)

Note : DON’T PLAGIAT !! DON’T COPAS !! DON’T BASH !! PLEASE LEAVE YOUR COMENT  J DON’T BE MISTERIOUS READER ^^ *GOMAWO ^^

 

Poster by : PearlShafiraBlue *ExoshidaeFanfiction* pernah dipost disana :-)

 

Hope You Like It ^_^

Warning Typo + Garing !!!

Enjoy This ~

Matahari menyambut pagi dengan membawa suasana tenang dimana  kupu-kupu bertebarang dengan indah. Angin mehembus dengan tenang. Dimana seorang yeoja terbangun dari tidur yang nyenyak itu.  Yeoja itu bernama Tiffany. Tiffany meregangkan kakinya dan tangannya dan menghirup udara segar. Tiffany kemudian turun dari tempat tidurnya dan membuka tirai jendelanya dan membiarkan cahaya matahari masuk ke dalam kamarnya.  Tiffany pun tersenyum dengan memperlihatkan eyesmile nya. Dia ingat ini hari adalah hari spesial baginya. Dengan cepat dia mengambil handuknya dan segera mandi,kalau tidak dia bakal terlambat kuliah dan hari spesialnya berantakan. 15 menit kemudian tiffany sudah keluar dari kamar mandi nya dengan segera dia berpakaian dan menata rambutnya. Dia memoles wajahnya dengan bedak,memaikaikan lipstick pink di bibirnya,memaikai kan eye shadow natural di sekitar matanya dan terakhir dia menggulung rambut coklatnya itu. Dan Perfect! Lengkap sudah kecantikan dan tampak natural terlihat dalam diri Tiffany. Dengan cepat dia mengambil tas nya dan menuju ke mobilnya dan siap berangkat di tempat kuliah.

@University Seoul Star

“Annyeong Tiff.” Sapa Yuri sahabat tiffany.

“Annyeong Yuri.” Sapa balik tiffany.

“Kenapa wajahmu bersinar cerah hari ini? “ tanya yuri heran.

“Ya ! kau ini apa kau tidak ingat ? “ seketika membuat wajah tiffany berubah kesal.

“Ow iya aku ingat…. Hari ini ada pertandingan basket. Ayo tiff kita ke ruangan kuliah.” Yuri menarik tiffany dan membuat yeoja itu sedikit berlari.

“Ya…Ya…Ya… ta..tapi bukan. ..” ujar tiffany sambil mendengus kesal. Mereka sampai di ruangan kuliah dan mata pelajaran kuliah pun di mulai. Disaat pelajaran dimulai tiffany tidak sepenuhnya konsentrasi dengan pelajaran yang diberikan oleh dosen saat itu. Bagaimana tidak,sahabat nya sendiri tidak mengingat bahwa besok adalah hari ulang tahunnya dan tinggal menghitung jam. Huft,tiffany kembali  menghela nafas kesal. Tapi itu tidak membuat senyumnya memudar karena masih ada namja yang ia cintai pasti mengingatnya. Tiba saat istirahat dimana pertandingan basket di mulai dengan segera yuri menarik tangan tiffany untuk melihat para pemain basket tersebut.

***

@Lapangan Basket.

Dimana para pemain bermain dengan baik dan membuat yeoja-yeoja histeris karena ketampanan namja yang bermain basket tersebut. Diantaranya ada Kris sebagai kapten basket dan anggotanya ada Kai,Chanyeol,Sehun,dan Tao. Ketampanan dan karismatik mereka membuat yeoja siapa pun pasti menggilai mereka.  Pertandingan pun selesai dimana dimenangkan oleh University Seoul Star.  Dan para namja itu pun berisitirahat. Tiffany pun menghampiri salah satu namja tersebut tidak lain adalah namjachingu nya Park Chanyeol. Sedangkan yuri pergi sebentar ke toilet.

“Oppa… ini minum lah.” Ujar tiffany menyodorkan botol air minum pada chanyeol.

“Gomawo chagiya.” Jawab chanyeol sambil meneguk air minum tersebut.

“Chukkae oppa atas kemenanganmu hari ini.” Tiffany memperlihatkan eyesmilenya dan tersenyum bahagia.

“Ne chagiya. Ini juga berkat dukunganmu.” Jawab chanyeol sambil mengacak-ngacak rambut tiffany.

“Ya… oppa nanti berantakan.” Tiffany memanyukan bibirnya. Dan itu membuat chanyeol tertawa lepas melihat yeojachingu nya itu kesal. Tapi membuat dia terlihat tambah lucu.

“Kau lucu chagiya. Hahaha….” Tawa chanyeol semakin menjadi. Dan membuat tiffany memukul lengan chanyeol.

“Oppa… kau ingat tidak? “tanya tiffany.

“ingat apa chagiya ? “tanya chanyeol heran.

“Ya ! masa kau tidak ingat besok kan hari……..” tiba-tiba perkataan tiffany terpotong karena yuri memanggilnya. Spontan saja membuat tiffany kesal.

“Hei  tiff, ayo kita harus segera masuk. Kau mau dihukum,huh.” Pekik yuri sambil menarik tangan tiffany.

“Ya..ya… tunggu dulu aku belum selesai bicara.” Tiffany pun semakin kesal karena omongannya terpotong ditambah kedua orang yang disayangi nya tidak mengingat hari spesialnya besok. Bagus ! itu membuat dia semakin kesal dan membuat itu adalah hari terburuknya. Selama pelajaran kuliah berlangsung tiffany memilih untuk diam dan melamun tanpa mendengar perkataan dari dosennya. Jam kuliah pun selesai dan akhirnya tiffany beranjak dari tempatnya dan memilih pulang duluan dan meninggalkan yuri. Saat tiffany memasuki mobilnya dari jauh chanyeol yang melihatnya pun menyapanya tapi hasilnya tiffany masuk dalam mobilnya dan segera menancapkan gas mobilnya. Sungguh ironis,itu membuat chanyeol terkejut dengan sikap tiffany saat ini. Saat yang bersamaan tiba-tiba Yuri sahabat tiffany datang dan menyapa chanyeol.

“Hai chanyeol-ah. Kau kenapa?” tanya yuri dengan wajah heran.

“Tidak,aku heran dengan sikap tiffany tadi saat aku menyapa nya dan ingin menghampirinya dia begitu saja masuk dalam mobil dan pergi. Apa dia punya masalah?” tanya chanyeol heran. Seketika itu yuri tertawa melihat ekspresi chanyeol. Chanyeol jadi heran disaat seperti ini yuri masih saja tertawa.

“Ya! Yuri –ah kenapa kau tertawa? Disaat seperti ini kau masih bisa tertawa.” Kesal chanyeol sambil menggelengkan kepalanya.

“Astaga chanyeol-ah kau benar-benar lupa?” ujar yuri terkejut. Dan membuat chanyeol seketika itu menggeleng dengan wajah polosnya.

“Apa kau tidak ingat besok ulang tahun Tiffany,huh? Dasar pabo! “seru kesal yuri dengan menjitak kepala chanyeol. Bagaimana tidak pacar sendiri lupa ulang tahun yeojachingunya. Sungguh yuri kasihan dengan tiffany.

“Omo…… Jinjja? Kenapa aku bisa melupakannya? Aish pabo-pabo kau park chanyeol !” ujar chanyeol sambil menepuk jidatnya berulang kali.

“Sudah-sudah jangan menyalahkan dirimu. Jadi bagaimana? Apa kau akan merencanakan sesuatu?” tanya yuri sambil melipat kedua tangannya.

“Tentu. Aku akan mengejutkannya. Dan kau harus membantuku,ne?

***

@Tiffany Home

“Sungguh mengesalkan!!!” pekik tiffany sambil melempar tasnya di kursi. Kenapa kedua orang itu tidak mengingatnya sama sekali? Aish kalau begini lebih baik aku tidur. Sore pun berganti menjadi malam. Tiffany pun bangun dan dengan segera dia melirik jam di sebelahnya sudah menunjukkan pukul  7  malam. Sebenarnya tiffany masih kesal dengan kejadian hari ini jadi dia memutuskan untuk keluar sekedar jalan dan mengisi perutnya yang kelaparan. Dengan cepat dia mengganti bajunya dan mengikat satu rambutnya. Tiffany memutuskan untuk tidak memakai mobil dan memilih berjalan kaki. Tiffany pun memilih berhenti  dan memasuki restaurant seoul tepat di pinggir jalan seoul. Tiffany memasuki restaurant sederhana itu dan memesan makanan.  Tidak lama kemudian pesanan tiffany datang dan kemudia tiffany pun memakannya. Saat tiffany sedang memakan makanannya tiba-tiba tiffany menangkap sosok namja dan benar saja dia Park Chanyeol. Dia ingin menghampiri chanyeol tapi niatnya berhenti karena dia menangkap sosok yeoja tidak lain sahabatnya sendiri. Membuat tiffany semakin heran dan banyak memunculkan pertanyaan di pikirannya. “Tenang tiff, jangan berpikiran buruk.” Ujar batin tiffany. Tapi jelas saja semakin lama-kelamaan sikap mereka mencurigakan dan kemudian mereka tertawa bersama dan tiba-tiba saja Park chanyeol memegang tangan yuri. Jelas saja membuat tiffany geram dan kesal. Saat itu Yuri menangkap sosok tiffany dari jauh yang sedang memperhatikannya dengan chanyeol. Dan melihat wajah tiffany yang marah dan tumpukan air mata mengalir dari matanya. Jelas saja saat itu juga Tiffany keluar dari restaurant itu dengan penuh air mata. Spontan saja yuri berdiri dan membuat chanyeol terkejut.

“Hei yuri-ah. Kau kenapa? “tanya chanyeol yang terkejut dengan sikap yuri.

“Tiff… tiffany chanyeol-ah. Dia menangis dan keluar begitu saja.” ujar yuri cemas dan panik.

“Maksudmu apa? Kenapa bisa?” tanya chanyeol ikut cemas.

“Pasti dia salah paham saat dia melihat kita bersama dan kau memegang tanganku. Dan aku baru sadar ternyata dia dari tadi memperhatikan kita.”seketika itu yuri berlari keluar dan mengejar sahabatnya.

“Yuri-ah tunggu.” Chanyeol pun ikut mengejar tiffany dengan pikiran kacau. Semua orang menoleh dan memperhatikan mereka,tapi chanyeol tidak mempedulikan hal itu.

Tiffany masih saja terus berlari dengan isakkan tangis. Bagaimana tidak,dia ingin menenangkan dirinya malah bertemu dengan masalah baru. Seketika itu tiffany berhenti  di tengah jalan dengan menangis sejadi-jadinya. Tiba-tiba dari arah lain mobil berkecepatan tinggi menuju ke arahnya.

“Tiffany awas!!!

#Bukk

“Aah…. “ pekik chanyeol.

“Tiff,Chanyeol… kalian tidak apa-apa?” tanya yuri berlari kearah mereka.

#FlashBack

#Author POV

Tiffany berhenti di tengah jalan akan tetapi dari arah berlawanan datang sebuah mobil dan dengan kecepatan tinggi mobil itu bisa menabrak tiffany. Saat itu yuri berteriak memperingatkannya tapi tiffany tidak mendengar yang dia lakukan hanya menangis dan terus menangis. Saat itu Chanyeol berlari kearahnya dan memeluknya dan melindunginya dan seketika itu juga mereka bersama terjatuh di pinggiran jalan dan itu membuat chanyeol pekik kesakitan karena tangannya membentur jalanan aspal. Saat itu yuri langsung berlari kearah mereka dan melihat keadaan temannya. Disitu tiffany terkejut dan tangisannya semakin menjadi-jadi.

#FlashBack End.

“Kalian tidak apa-apa?

“Ne.  aku hanya luka sedikit. Sebaiknya kau membantuku mengantar pulang tiffany.” Yang seketika itu chanyeol langsung membawa tiffany menuju ke mobil. Untung saja chanyeol membawa mobil jadi dia bisa dengan cepat membawa pulang tiffany.

@Tiffany Home

Dengan cepat chanyeol mengendong tiffany sampai ke kamarnya. Karena selama di mobil tiffany menangis dan akhirnya tertidur. Sampai dikamarnya chanyeol langsung menutupi tubuh tiffany dengan selimut. Sedangkan yuri membawa air hangat dan segera membersihkan kotoran di wajah tiffany. Sedangkan chanyeol meninggalkan mereka dengan keadaan luka di tangannya. Tapi yuri dengan sigap memberikan kotak P3K pada chanyeol untuk membersihkan lukanya.

“Gomawo Yuri-ah.

“Ne. sebaiknya kau pulang chanyeol biar aku menjaga tiffany.” Ujar yuri.

“Tapi… kau yakin?

“Ne. aku hanya membersihkan wajahnya dan segera pulang.

“Baiklah. Kalau begitu jaga tiffany untuk ku yuri-ah.

“Ne. hati-hati.

“Ne. annyeong.” Seketika itu chanyeol keluar dari pintu dan meninggalkan mereka. Kau memang sahabat yang baik yuri-ah tidak salah tiffany memiliki teman seperti mu.” Ujar chanyeol dalam hati. Chanyeol segera pulang dan menyiapkan kejutan untuk tiffany besok.

***

#Keesokan harinya.

@University Seoul Star

Tiffany datang kuliah tapi saat dia sampai di ruangan dia tidak melihat yuri sahabatnya. Entahlah dia ingin berterima kasih kepada Yuri dan meminta penjelesan pada Yuri soal kemarin. Tiffany memutuskan ke lapangan basket dan tidak menemukan Chanyeol yang dia temukan hanya teman-teman Chanyeol.

“Kai-ssi apa kau melihat Chanyeol ? karena aku tidak melihat dia bersama kalian.” Tanya tiffany dengan wajah cemas.

“Tidak aku tidak melihatnya, mungkin saja dia telat datang.” Ujar kai sambil mengangkat bahunya.

“Baiklah kai. Gomawo.” Jawab tiffany sambil tersenyum. Saat tiffany ingin meninggalkan lapangan basket. Tiba-tiba salah seorang mahasiswi berlari ke arahnya.

“Kau tiffany hwang ? “ tanya seorang siswi dengan nafas ngos-ngosan.

“Ne. ada apa mencariku? “ tanya tiffany heran.

“Ini ada surat untukmu. Dan katanya kau harus membacanya sekarang. Kalau begitu saya pergi dulu.” Mahasisiwi itu langsung saja pergi meninggalkan tiffany dengan pesan singkat yang di ucapkannya. Tentu saja tiffany semakin heran belum saja dia ingin menemui sahabatnya dan pacarnya sekarang dia mendapat surat? Dan surat itu berwarna biru dengan gambar hati. Saat tiffany melihat nama pengirimnya disitu hanya bertuliskan,from: CT<3  dengan gambar hati disebelahnya. Tiffany tidak mengenal nama maupun istilah CT ? tiffany pun membuka surat itu.

 

From :CT<3

To: Tiffany

 

Hei.. kau heran bukan dengan inisial nama diatas dan sekarang kau bertanya siapa pengirim itu bukan? Jika kau ingin tau jawabannya ikuti petunjuk surat ini. Pertama kau harus pergi ke taman dan ambil bunga disitu dan buka suratnya untuk langkah selanjutnya.  

Tiffany mengernyit heran. Apaa-apaan orang ini mengirim surat dan tidak tau siapa pengirimnya. Sekarang dia menyuruhku untuk mengikuti permainannya?  Tiffany sebenarnya tidak ingin mengikuti permainan bodoh itu tapi dia penasaran dengan pengirim surat itu. Dengan terpaksa tiffany menuju taman. Sesampainya di taman dia mengambil bunga itu dan membuka suratnya dan disana ada petunjuk lagi. Itu membuat tiffany sedikit kesal harus mengikuti petunjuk itu. Tiffany mengikuti petunjuk selanjutnya dan di surat yang ketiga  tiffany disuruh untuk menuju ke N Seoul Tower. Tiffany semakin heran untuk apa orang itu menyuruh ku ke tempat itu. Bukan kah itu tempat dimana jutaan gembok cinta digembok disana.

@N Seoul Tower.

Tiffany tiba di tempat itu dan jelas saja tempat itu sepi dan ini masih siang biasanya banyak yang datang di tempat ini. Dia ingat di surat itu tertulis bahwa dia harus mencari surat itu diantara gembok dan Bingo! Tiffany menemukannya dia membuka surat itu.

From : CT<3

 

To : Tiffany

 

Daebak ! kau sampai di tempat ini. Dan sekarang tanganmu memegang sebuket mawar merah dan boneka teddy bear coklat besar.  Jangan berbalik dan tutuplah matamu. Tentu hal ini membuat tiffany kesal bagaimana tidak bukannya menemui orang disurat itu malah sekarang dia disuruh menutup matanya. Tapi tiffany tetap saja melakukannya. Dan saat itu tiba-tiba seseorang dari belakang menutup matanya dengan sehelai kain hitam.

“Hei ! apa yang kau lakukan? Kenapa kau menutup mataku? Siapa kau ?”tiffany memberontak dengan suara panik.

“Diam ! sekarang kau harus mengikutiku dan aku akan menuntunmu.” Ujar orang itu dengan mulut yang di tutupi oleh masker dengan ketus. Sontak saja tiffany semakin takut apalagi jika orang ini adalah orang jahat. Tiffany pun dituntun jalan dan kain hitam itu dilepas.

“Happy Birthday ……………….. happy birthday to you. Happy birthday to you.“ucap  orang-orang di depannya. Betapa tidak dia begitu terkejut saat melihat Yuri,dan teman-teman chanyeol di depannya dan memberikan surprise. Tiffany menutup mulutnya dengan senyum bahagia dengan menitikkan air mata bahagia. Tiba-tiba seorang namja dibelakang tiffany bersuara.

“Saengil chukkae chagiya.” Ujar namja itu sambil membuka masker yang menutupi mulutnya.

“Oppa? Kau ternyata… hikss…. Kenapa oppa? “ tiffany menangis sambil memeluk chanyeol dan bunga mawar dan boneka itu jatuh begitu saja. Dan jelas saja chanyeol tersenyum bahagia melihat kekasihnya  itu terkejut.

“Mianhae chagiya, ini surprise untukmu. Saengil chukkae semoga kau sehat selalu. You look so Beatiful In White.” Ucap chanyeol mengelus puncak kepala tiffany dan meciumnya serta menghapus air mata tiffany. Sedangkan disisi lain Yuri membawakan kue untuk tiffany dengan lilin nyala.

“Nah sekarang tiup lilinnya dan buatlah permohonan.” Ucap yuri sambil tersenyum bahagia. Tiffany pun membuat permohonan dan meniup lilinnya. Saat selesai meniup lilin itu Yuri mencolek krim di kue itu dan mencolek di wajah tiffany. Dan tentu saja membuat wajah tiffany dipenuhi krim. Tapi bukannya tiffany mencolek yuri malah dia mencolek wajah chanyeol. Spontan saja saat tiffany ingin lari chanyeol memeluknya dan menahannya dengan mencolek wajah tiffany balik.

“Hhhmm… kami juga ingin memberikan selamat.”ujar Kris yang menghentikan keisengan mereka.

“Saengil chukka noona…” ujar Kris,Kai,Tao dan Sehun serempak.

“Ya… kenapa kau mengikutiku.” Ujar sehun protes.

“Hei kau juga mengikutiku. Pabo!”ujar kris menjitak kepala sehun dan Mereka berdebat satu sama lain dan tentu saja membuat tiffany tertawa melihat tingkah mereka. Dan saat itu juga Yuri memeluk sahabatnya.

“Saengil chukkae tiff. Mianhae ya soal kejadian kemarin.”

“Gomawo yuri. Ne,aku memaafkanmu. Tapi aku masih ingin meminta penjelesan itu.” Tiffany melepaskan pelukkan yuri dan melipat kedua tangannya dengan wajah pura-pura marah. Tentu saja membuat yuri tertawa melihat wajah sahabatnya itu.

“Baiklah aku akan menceritakannya. Ayo kita potong kue mu dulu dan aku akan menceritakan semuanya. Termasuk surat konyol itu. Hahahaa…..” yuri menarik tangan sahabatnya.

-TBC-

*Akhirnya selesai juga. Fiuhh ~ Gimana Readers? Pasti banyak typo kan?  Harap meninggalkan komentar ^^ XD ow iya saya ingin memberitahukan sedikit tentang yang ingin dikatakan Yuri.

#Author POV

Nah saat kejadian itu. Ingat kan yang direstaurant. Itu yuri dan chanyeol sedang membahas kejutan yang ingin diberikan kepada tiffany. Dan saat itu mereka tertawa karena ide mereka yang sebelumnya itu sungguh aneh dan saat terakhir yang chanyeol memegang tangan yuri itu karena chanyeol mengharapkan agar idenya berjalan baik dan setuju dengan ide itu. Dan surat yang berinisial CT<3 itu adalah singkatan dari nama Chanyeol Tiffany love. Yah memang itu sangat konyol bukan?

#Author POV End ~

*Gomawo sudah mau baca chingudeul dan ini adalah One shoot dari pairing What Is Love? (Drabble)  saya buat yang khusus TiffYeol. Ditunggu ya couple lainnya. ^o^ *bow*


[FREELANCE] (LightHeaven’s Story) A Confession

$
0
0

 cats-vert

Author :: Seara Sangheera

Main Cast :: Byun Baekhyun of EXO-K, Xi Luhan of EXO-M, and Hwang Sera (OC)

Support Cast :: Rest Member of EXO

Genre :: Romance, Comedy (gagal…)

Lenght :: Oneshot

Disclaimer :: EXO member adalah milik Tuhan Yang Maha Kuasa. Aku tidak punya kontribusi sama sekali dalam penciptaan mereka. Tapi Sera adalah milik author, boleh dipinjam kalau ada yang berminat. Cerita ini adalah hasil dari kerja keras neuron di otak kanan author sendiri, jadi mohon jangan diplagiat ya.

Backsong :: DB5K – You’re My Melody

Beige feat. Ryeowook of Super Junior – When I Falling in Love with Friend

 

April 4th, 2013 – 14.30 KTS

……at Rehearsal Room of EXO – SMent Building……

“Jalan satu-satunya ya ungkapkan perasaanmu, Baekhyun-ah!”Suho berkata dengan tenang sambil menepuk bahu Baekhyun yang sudah kaku ditempatnya.

“Yaya… aku setuju! Itu memang yang harusnya namja lakukan, chingu!”Chanyeol menambahi, tidak peka dengan kegalauan hati Baekhyun. Enak sekali dia bicara! Urusan menyatakan cinta itu bukan perkara mudah, bahkan untuk namja sekalipun.

“Mau bagaimana lagi kan? Noona itu walaupun yeoja tapi radarnya sama sekali tidak canggih, sih.”Kai berkata cuek sambil mengetik SMS untuk Taemin. Sudah lama mereka tidak latihan bareng, Kai kangen. Mendengar kata-kata Kai, Baekhyun tertunduk. Kai 100% benar. Sera memang selalu menganggap Baekhyun spesial, tapi rasa-rasanya tidak pernah lebih dari sekadar sahabat. Bagaimana tidak spesial, kalau kau bersahabat lebih dari sepuluh tahun dengan seseorang. Tentu saja definisi spesial ini sangat amat berbeda dari definisi spesial menurut Baekhyun. Sera spesial karena Baekhyun mencintainya. Cinta yang sudah ada selama bertahun-tahun tapi sangat sulit diungkapkan.

Sekarang walau yeoja itu telah bersedia menjadi pacarnya. Baekhyun tidak pernah merasa yakin pada perasaan Sera karena memang tidak pernah ada kata cinta keluar dari bibir yeoja itu. Mereka berpacaran dengan komitmen untuk menjadi pacar yang baik bagi satu sama lain. Tidak lebih.

“Urutan berpacaran kalian saja sudah aneh. Mana ada yang jadian dahulu baru mengungkapkan cinta?”kritik Kris yang sedang menyuapi Tao kripik kentang.

“Seharusnya sih akan lebih mudah. Kalau Sera mau pacaran dengan Baekhyun, bukankah itu berarti dia punya perasaan yang istimewa pada Baekhyun?”Lay bagai air yang menyejukkan hati Baekhyun dan menyemai harapan berkata dengan bahasa Korea patah-patah. Baekhyun langsung memeluknya dengan penuh haru.

“Aighoo, Lay hyung benar-benar tidak mengenal Sera noona dengan baik ya? Mana mengerti noona masalah cinta atau tidak, yang dia tahu kan hanya untung-rugi. Kira-kira pacaran dengan Baekhyun lebih banyak untung atau ruginya ya??”Sehun menirukan mimik muka imut Sera saat sedang berpikir, dengan menelengkan kepala dan mengigiti kuku jempolnya, persis sekali. Baekhyun langsung menimpuknya dengan sepatu Chanyeol yang tergeletak disampingnya. “AWW!!”Pekik Sehun saat moncong sepatu Chanyeol tepat mendarat dikepalanya.

Siang hari ini, EXO sedang ngaso santai ditempat latihannya. Mereka sudah latihan dari pagi, sekarang waktunya mereka istirahat sambil mengobrol. Kali ini topiknya adalah kegalauan Baekhyun akan perasaan Sera yang tidak jelas kepadanya. Sebenarnya awalnya dia hanya curhat pada Suho, tapi ternyata member lain penasaran, ikut mendengarkan dan mengomentari macam-macam tanpa diminta.

“Bukankah kemarin noona juga sudah bilang kalau dia sangat mempercayaimu, itu suatu tanda kan?”kata Kai. Namja dancing machine itu mengungkit kejadian seminggu yang lalu saat Sera bilang pada Baekhyun kalau dia adalah satu-satunya namja yang Sera percaya.

“Dia percaya padaku karena sudah bersamaku selama bertahun-tahun, Kai…”

“Ck, kalau kau tidak cepat bertindak, Sera-chan bisa disambar orang lho…”Luhan yang tiduran dipangkuan Sehun berujar kalem.

“Memangnya Sera ikan, pake disambar segala…”Chen terkekeh. Semua member menyeringai mendengar lelucon jayus Chen.

“Luhan benar. Dalam hal apapun, selalu ‘siapa cepat, dia dapat’ kan?”Xiumin angkat suara. “Walaupun nantinya kau ditolak, bukankah itu lebih bagus daripada tidak ada kejelasan sama sekali? Jadi nanti kau bisa memperbaiki apa yang salah dari dirimu sampai Sera tidak menerima cintamu…”

“Hyung tidak perlu takut Sera noona kabur menghindari hyung.  Asal rumah noona masih dibelakang rumah hyung, dia bisa hyung tangkap kapanpun hyung mau…”kata D.O.

Baekhyun bersidekap. Ia mendesah pelan. “Mendengar kata-kata kalian, rasanya semua mudah saja. Padahal tidak.”

“Jangan dibikin sulit lah hyungg…”Kai menanggapi.

Baekhyun hendak protes lagi, tapi suara dering telepon menginterupsinya. Semua mata kemudian menoleh kearah Luhan yang bangkit dari tidurnya. Suara dering ponsel itu berasal dari saku celana namja chinesse itu.

Moshi-moshi, Sera-chan…”

Kuping Baekhyun dan member EXO lain langsung berdiri mendengar nama yeoja yang barusan mereka bicarakan disebut oleh Luhan. Panjang umur sekali yeoja itu…

“Sudah selesai kuliah? Sekarang? Ahh, kau tidak bawa mobil? Aku bisa menjemputmu kok…”

Demi mendengar kata-kata Luhan, Baekhyun langsung pindah posisi kedepan namja itu. Matanya melotot. “Hyung mau pergi dengan Sera?”katanya.

Luhan mengangguk polos. “Eo, Sera-chan. Kau tidak mau ijin dulu dengan Baekhyun. Yahh, soalnya dia sedang melototi aku sekarang, aku khawatir kepalaku sudah lepas dari badanku sebelum menemuimu…  Mmm… Haha… Ne, araseo…”

Luhan menyodorkan ponselnya yang langsung direbut Baekhyun. “YA! Kau mau pergi kemana dengan Luhan hyung?”

Yeoja diseberang sana menjawab santai. “Kencan.”

“MWO?!”

“Lulu kemarin membelikanku tiket konser Michi-GO’nya Jiyong-oppa. Jadi, sebagai balasannya aku akan kencan dengannya…”

“Ya!! Bagaimana bisa kau semudah itu menerima ajakan berkencan dengan orang lain hanya karena tiket konser, hah??”

“YA!! Byun Baekhyun! Apa maksudmu ‘hanya’?? Itu tiket konser VIP!! Aish, kau bahkan tidak pernah memberi aku apapun saat mengajak kencan, seharusnya kau malu bicara seperti itu!”

“Mwoya?! Hwang Sera, kau lupa kalau aku ini pacarmu?! Kencan itu hak dan kewajibanku, jadi buat apa pakai sogokan segala? YA!! Hyungg~”

Luhan merebut ponselnya. “Sera, aku kesana sekarang, ne?”

“Eo, menjauhlah segera dari Byun Baekhyun, Xi Lulu…”

“HYUNG!! Aku tidak akan membiarkanmu pergi!” Baekhyun yang merasa terkhianati, mencengkeram kerah baju Luhan, membuat Sehun turun tangan demi melindungi hyung tercintanya.

“Baekhyun hyung, andwae!! Lepaskan!”serunya sambil berusaha melepas tangan Baekhyun dari Luhan.

“Yaaa~, kita baru setaun debut, jangan begini…”Suho ikut panik, berusaha menarik tubuh Baekhyun menjauh dari Luhan. Chanyeol dan Tao membantunya.

“Kan tadi aku bilang, kalau kau tidak cepat bertindak, Sera bisa disambar orang, Baekkie. Orang itu bisa saja aku…”Luhan malah memanas-manasi dan langsung dijitak oleh Kris.

“Astaga!! Bisa-bisanya kalian memperebutkan Sera noona!!! Seperti tidak ada yeoja lain saja didunia. Sadar hyung sadaaar!”Kai berkata histeris.

“Benar kata-kata Yoo Young Seok sunbaenim. Biasanya ada dua hal yang menyebabkan sebuah grup bubar, uang dan yeoja.”D.O berkata diplomatis, sambil bersidekap dan menggeleng-gelengkan kepalanya prihatin. Lay yang ada dihadapannya, mengeryitkan dahi melihat tingkah sok dewasa D.O.

“Kalau yeojanya Jessica sunbaenim atau Victoria noona sih aku mengerti, tapi ini Sera noona!! Kurang kerjaan banget sih kaliannn.”

Sera yang ternyata masih mendengarkan dari ujung telepon yang dipegang Luhan, berdenyut urat marahnya mendengar kata-kata Kai.

“Hyung, bagaimana bisa kau melakukan ini padaku?!”

“Wae?? Kau tidak suka? Kalau tidak, cepat ungkapkan perasaanmu pada Sera, aku ingin tahu apa jawaban yeoja itu! Jadi kalau kau ditolak, aku bisa langsung merebutnya…”

“Hyung!”

“Aduuuh, udah dooong~~”

“Yaaa!! Jangan hanya gara-gara Sera noona, EXO jadi terpecah!! Aku tidak terima!”

“Heeii, Kamjjong-ah!! Kenapa kau malah ikut-ikutannn~!”

Pip.

Sambungan telepon diputus. Sera menggerutu kesal sambil memasukkan ponselnya kedalam tas.

“Dasar kumpulan orang konyol!”

Kemudian yeoja cantik blasteran Korea-Jepang itu melangkah menuju halte depan kampus. Tempat ia akan menunggu Luhan menjemputnya.

-

-

-

17.20 KTS

…….at Cafe……

“Hahaha, tadi itu asyik sekali…”Luhan tergelak senang. Capucon yang dipakainya sampai melorot. Sera yang ada dihadapannya hanya memandangnya aneh sambil meminum orange juice float-nya. “Kau pasti tertawa kalau melihat wajah Baekhyun!”

“Baekhyun pasti akan membunuhmu, Luluu.”

“Wae? Karena aku berencana merebutmu darinya?”

Ie.”Sera meletakkan gelasnya. “Baekkie akan membunuhmu karena kau mempermainkan perasaannya. Lagipula, baka sekali dia. Bagaimana mungkin kau bisa merebutku darinya? Aku kan tidak mau kau rebut.”

“Aigooo-aighooo, jadi seorang Hwang Sera akan selalu setia pada Byun Baekhyun?”

“Mmmm, tidak juga. Aku akan setia sampai aku menemukan seseorang yang lebih baik dari Baekkie.”

Luhan menyandarkan tubuhnya dan bersedekap.”Eiii, maksudmu aku tidak lebih baik dari Baekhyun.”

“Kalau visual jelas kau ratusan kali lebih baik.” Sera nyengir. “Tapi tidak ada orang lain yang mengenalku sebaik Baekhyun.”

“Oya? Kau pikir, karena Baekhyun sudah bersamamu selama bertahun-tahun, itu berarti dia jauh lebih mengenalmu daripada orang lain, begitu? Kurasa tidak.”

Nani?”

“Sera… sera… Kau bahkan tidak mengenali dirimu sendiri, bagaimana mungkin Baekhyun bisa mengenalmu dengan baik.”

“Maksudmu apa sih, Lulu?”

Luhan meminum milkshake-nya, membuat Sera merengut tak sabar. Luhan terkekeh. “Ya! Coba aku tanya, sebenarnya apa alasanmu menolakku dan malah berpacaran dengan Baekhyun?”

Sera membelalakkan matanya. Kaget dengan pertanyaan Luhan. Luhan memang pernah menyatakan cinta pada Sera. Itu dulu, saat member-member EXO masih trainee. Mereka pernah bertemu beberapa kali dan lumayan akrab karena rajin berkirim pesan. Tapi saat itu, dia tidak menyangka sama sekali kalau Luhan bisa suka padanya bahkan sampai berani mengajaknya berpacaran. Masalah ini, hanya Suho, Amber, Chaerin sahabatnya dan Jaejoong yang tahu. Baekhyun bahkan tidak tahu kalau Luhan adalah rivalnya sejak lama. Untuk urusan namja yang dekat dengannya, Sera memang tidak pernah terbuka pada Baekhyun. Entah apa alasannya.

“Kan dulu aku sudah bilang kalau aku hanya menganggapmu teman, Luluuu…”

“Bukankah kau juga menganggap Baekhyun teman? Lalu kenapa kau menerimanya?

Sera mengeryit. “Baekhyun itu bukan teman biasa—“

“Oya?”sambar Luhan. “Lalu teman seperti apa dia?”

“Dia temanku sejak kecil. Sahabat sejatiku…”

“Jadi, jika aku ingin berpacaran dengan seorang Hwang Sera, aku harus menjadi temanmu sejak kecil dan sahabat sejatimu dulu?”

“Bukan begituuu…”

“Lalu bagaimana?”

“Yahhh… aku…”

“Aighooo, Sera-chan. Bagaimana kalau kita buat ini jadi lebih mudah, ne? Kau tidak mencintaiku karena itu kau menolakku. Tapi, kau mencintai Baekhyun karena itu kau berpacaran dengannya, gampang kan?”

“Eh?? Masa begitu?”

“Coba tanyakan pada hatimu dulu. Setelah selesai makan ini, aku ingin dengar jawaban seperti apa yang dikatakan hatimu.”

Sera merengut. Menatap Luhan yang sibuk makan sambil otaknya keras berpikir. Bagaimana caranya bertanya pada hati kita sendiri coba?

“Hatiku bilang, dia tidak tahu!”kata Sera asal. Putus asa karena tidak kunjung mendengar suara hatinya. Mungkin hatinya sedang tidur? Siapa tahu?

“Ckckck, itulah mengapa aku bilang kau tidak mengenal dirimu sendiri. Kau bahkan tidak bisa mendengarkan suara hatimu sendiri. Ya! Padahal jawaban sudah ada tepat didepan hidungmu dan kau sama sekali tidak bisa melihatnya, konyol sekali. Apa yang hyung bilang dulu juga sama seperti apa yang kubilang sekarang kan? Karena itu dia memutuskanmu. Kenapa sih kau tidak mau mengakuinya?”

Sera mendesah pelan. Hyung yang dimaksud Luhan adalah mantan pacarnya dulu.

“Kalau kau benar tidak mencintai Baekhyun, lepaslah dari dia. Jangan bikin orang salah paham.”tandas Luhan. Sambil meminum minumannya, ia mengamati ekspresi Sera yang masih nampak sedang berpikir keras. Yeoja itu menggigit-gigiti sedotan minumannya dengan gemas. Ya ampun, ada ya orang yang tidak bisa menyimpulkan perasaannya sendiri seperti Sera.

“Aku tidak pernah tahu cinta itu apa…”gumam Sera. Luhan yang mendengarnya langsung mengeryit bingung. “Kupikir aku mencintai oppa, tapi saat dia pergi, aku menangisinya karena banyak kenangan yang sudah kita habiskan bersama. Aku menangis karena dia melepasku. Aku kehilangan dirinya tapi tidak pernah berharap kembali bersamanya lagi. Karena itu, aku berpikir, oh, berarti aku tidak mencintai oppa? Bukankah cinta-lah yang mendorong seseorang untuk selalu ingin bersama? Lalu, aku mulai berpikir lagi, oh, jadi bukan cinta yang membuat seseorang bisa mempertahankan hubungan yang lama. Oppa dulu seringkali bilang kalau dia mencintaiku, lalu kenapa dia bisa melepasku begitu saja. Aku dan Baekhyun bisa selalu bersama. Kami bertahan selama bertahun-tahun tanpa perlu cinta bukan?

“Dan aku mulai tidak mengerti, sebenarnya cinta itu apa? Perasaan seperti apa yang bisa didefinisikan sebagai cinta? Berdebar-debarkah atau perasaan ingin selalu bersama? Kalau iya begitu, berarti aku sudah jatuh cinta pada G-Dragon oppa dong.”Sera nyengir.  “Aku tidak pernah punya gambaran jelas, Lulu. Jadi aku selalu iri pada orang yang langsung tahu bahwa dirinya sedang jatuh cinta saat bersama dengan lawan jenis, menurutku itu hebat sekali.”

“Kau hanya tahu, itu saja. Memang tidak ada ciri-ciri yang jelas saat kau jatuh cinta, Sera-chan. Lalu, apa yang kau rasakan saat bersama Baekhyun?”

“Saat bersama Baekhyun? Nggg… aku merasa nyaman. Dia satu-satunya orang yang aku percaya tidak akan meninggalkanku apapun yang terjadi. Bahasa lebaynya, walau seluruh dunia memusuhiku, aku percaya Baekhyun akan setia berdiri disampingku. Dia itu adalah musikku, aku tidak akan suka hidup tanpa dirinya… eh? Apa itu berarti aku mencintai Baekhyun??”

Luhan mengedikkan bahunya. “Molla. Menurutmu bagaimana?”

“Eiii, kan aku bilang aku tidak mengerti masalah begituan. Beri saran dikit laaahhh”

Luhan memainkan sedotan milkshake-nya dengan ekspresi bosan. “Aku sudah terlalu banyak memberi saran dan stimulus. Sebagai seseorang yang kusuka, seharusnya kau tidak boleh menyakiti hatiku seperti ini…”

“Ck, kan tadi kau yang mulai. Lagipula, ini kan sudah lebih dari setahun lamanya. Move on dong, Lulu. Yeoja lain kan banyak…”

“Astaga. Enak sekali kau bicara! Bagaimana bisa aku jatuh cinta pada yeoja kejam sepertimu. Pasti dikehidupan sebelumnya aku sudah mengkhianati negaraku makanya aku dihukum seperti ini…”

“Kekeke~, terimalah nasibmu dengan lapang dada, Xi Lulu…”

Luhan tertawa.

“Eh, Lulu, kalau ternyata iya aku jatuh cinta pada Baekhyun, bagaimana kalau Baekhyun tidak mencintaiku? Aku kan tidak mau cinta bertepuk sebelah tangan…”

Luhan yang sedang meminum milk shakenya, hampir saja tersedak demi mendengar kata-kata polos Sera. Wajahnya langsung berubah masam. Sera dan Baekhyun, bagaimana mereka bisa punya pikiran yang kompak sekali seperti itu? Dua orang bodoh yang senang memperumit masalah. Luhan jadi kesal. “Itu urusan kalian berdua, bukan urusanku!”

“Huuu, dasar.”

“Ah, sudah. Ayo kita ke bioskop. Aku butuh refresing!”

“Kau yang bayar tiketnya ya? Hehe.”

“Ck, kau ini…Arraseooo… Kkaja!”

-

-

-

20.00 KTS

……Baekyeol’s Room…..

Nowadays I’m confused about you and even more about myself, are we friends or dating
When we’re walking and also watching movie I have a deep secret to tell you.

We’re friends which closer than lovers
But what should I do, I love you babe

(Beige feat Ryeowook – When I Falling in Love with Friend)

 

“Ya!! Mwohaneungeoya jigeum?! Kenapa jam segini kau belum pulang?”sembur Baekhyun. Barusan ia menelepon Haru—kakak Sera—saat yeoja itu tidak menjawab telepon dan membalas sms-nya, dan marahlah dia karena sejak sore tadi, yeoja itu belum pulang juga. Akhirnya ia meneror ponsel Sera tanpa henti, dan setelah telepon keempat akhirnya yeoja itu mengangkat teleponnya.

“YA!”Sera balas berteriak lebih keras. Lalu yeoja itu batuk-batuk kecil dan memelankan suaranya. “Ini baru jam8, Baekkie. Astaga kenapa kau cerewet sekali seperti appa!”

“Aissh, cepat pulang!”

“Wae?!”

“Kau tanya kenapaaa?!”Baekhyun mengacak-acak rambutnya kesal. “Aku tidak suka kau pergi dengan Luhan hyung.”

“Mwo? Kau tidak apa-apa kalau aku pergi dengan Jongin, kenapa dengan Lulu tidak boleh??”

“Kau bahkan punya panggilan manis buat Luhan hyung…”gerutu Baekhyun. “Nan keunyang shireo!!”

“Dasar kekanakan!”

Pip.

“Ya! YA!! HWANG SERA!! Kenapa malah dimatikan?! Aissssh, yeoja itu!”Baekhyun mengomel. Suho yang kebetulan lewat kamar Baekyeol yang pintunya terbuka, menggeleng-geleng melihat Baekhyun yang marah-marah pada ponselnya yang tidak berdosa. Sungguh ponsel yang malang.

Sejak Luhan meninggalkan ruang latihan, namja berwajah imut itu bertingkah mengerikan. Berkali-kali mengacak-acak rambut coklatnya dan kerutan muncul ditengah alisnya. Nampaknya ia benar-benar kesal, sekaligus tidak berdaya. Ingin dia lari kerumah Sera, tapi member lain menghalanginya karena tidak mau Baekhyun kalap dan melakukan hal yang aneh-aneh pada Luhan diluar teritori perlindungan dorm dan perusahaan. Kalau sampai ada fans yang melihat kan gawat. Byun Baekhyun memang jadi agak kurang waras jika jealous-nya kumat.

“Ahh, kenapa dengan Luhan hyung sihh…”gumamnya pelan. Baekhyun merasa merana karena kalau benar Luhan berniat merebut Sera darinya berarti kali ini dia mendapat saingan yang berat lagi. Sial.

BUK.

“Aw!”

“Ya! Bagaimana bisa seorang Byun Baekhyun kehilangan kepercayaan diri seperti itu? Menyedihkan!”

Baekhyun menoleh ke-empunya suara dan tersangka yang menimpuk kepalanya dengan bantal.

“Sakit tauk!”protesnya.

Chanyeol terkekeh, lalu ambil posisi duduk disamping Baekhyun, membuat kasur yang mereka tempati berguncang pelan.

“Kau ini konyol sekali. Bisa-bisanya kau cemburu pada Luhan hyung. Kau tidak percaya pada pacar dan temanmu sendiri, huh?”

“Bukan begitu. Aku hanya khawatir, apalagi kemarin Sera memuji-muji Luhan hyung karena tambah tampan dengan rambut barunya itu. Astaga, kau pasti akan kesal sekali melihat ekspresinya, ‘omo-omoooo, Luluuuu, tampan sekaliiii~~’”Baekhyun menirukan suara dan mimik wajah Sera yang tentu saja sama sekali tidak mirip. Chanyeol tergelak.

“Euhh, kau sendiri tahu kan di EXO yang paling Sera suka kan Luhan hyung. Mereka bahkan sudah saling kenal sebelum aku kenal dengan Luhan hyung. Tapi Sera tidak pernah cerita sedekat apa mereka dulu dan sekarang. Luhan hyung bahkan sampai membelikan Sera tiket konser, tidak mungkin jika mereka tidak dekat sekali kan? Rasanya jadi tidak tenang membiarkan mereka berdua.”

“Kau siiih, tidak mau membelikan Sera tiket itu…”

“Aigho, mana sudi aku membelikan Sera tiket konser G-dragon sunbaenim. Sunbae itu adalah rival-ku nomer satu…”

“Sekarang jadi tambah lagi kan rivalmu?”

Baekhyun langsung muram. “Iya siiih…”

“Heiiish, kenapa aku jadi terbawa??”omel Chanyeol pada dirinya sendiri sambil memukul pelan kepalanya. “Luhan hyung itu bukan rival, jangan begitu ah! Kita kan satu grup, mana boleh seperti ini.”

“Habiss, Luhan hyung gitu sih…”

“Aku yakin Sera pasti tidak punya maksud apa-apa. Dia Cuma ingin membalas budi Luhan hyung yang membelikannya tiket, jadi sekarang dia pasti sedang mentraktir hyung makan atau kenoraebang. Makanya daripada kau galau tidak jelas kayak gini, mending kamu cepat ungkapkan perasaanmu pada Sera. Biar kau lega dan tahu perasaan Sera.”

“Kalau aku ditolak gimana?”

“Ya itu konsekuensinya!”

“Enak sekali kau bicara, yeollie!”

“Kau yang bikin rumit! Kau dulu saja bisa bilang I Love U pada pacar-pacarmu, kenapa dengan Sera yang sudah bersamamu selama bertahun-tahun malah tidak bisa?”

“Nah, karena sudah bersama selama bertahun-tahun itulah kenapa aku sulit mengungkapkan perasaanku! Aku semakin takut dia akan menjauh dariku…

“Atau dia akan semakin dekat denganmu. Itulah bodohnya dirimu, kenapa sih kau selalu melihat kemungkinan buruknya? Kau selalu berpikir Sera akan menolakmu! Kenapa kau tidak berpikir bahwa Sera mencintaimu dan akan menerima cintamu. Think Positively, Baekhyun-ah! Gitu kan lebih enak!”

“Bagaimana bisa aku berpikir Sera mencintaiku kalau aku sama sekali tidak melihat tanda-tandanya?!”

“Haish, Jincha! Ya! Sera mau jadi pacarmu, itu belum cukup apa membuktikan dia cinta padamu?”

“Eo! Apa susahnya dia menjadi pacarku? Kita hanya berubah status dan kebiasaan. Apa gunanya kalau tidak ada cinta. Aaaah, molla-molla-molla!!”Baekhyun menghempaskan tubuhnya kekasur dan menyurukkan kepalanya ke bantal.

“YAAA!! HYUNG BABOOOO~~~”

Buakk.

Kai meloncat dan langsung menindih tubuh Baekhyun yang tengkurap. Membuat Chanyeol terlonjak dari duduknya.

“YA!! KKAMJONG!! KAU MAU MEMBUNUHKU HAH?? Sakit. Awwh. TURUN DARI TUBUHKU!”

“Nee. Neo Jugeoshipeo. Aish, aku kesal punya hyung babo sepertimu. YA! SEHUNNIE! Nawa palli!!”

Sehun yang dipanggil, muncul dibalik daun pintu dan langsung berlari kencang-kencang dan menindih Kai. Membuat Baekhyun yang berada ditumpukan terbawah tambah tergencet.

“Yaaaa~~~”teriak Baekhyun putus asa.

Chanyeol ikut-ikutan. “Aigho, aku ikut main yaaa…” lalu menindih Sehun.

“Ya! Kau ini berat hyung,”protes Kai.

“Suho hyung!! Kyungsoo-ahhh!! Tolonggg~~”jerit Baekhyun. Suho dan Kyungsoo yang menonton, hanya tertawa.

“Ya, hyung! Sebagai namja, kau seharusnya malu, eo? Bilang cinta pada yeoja yang disuka saja tak berani. Bagaimana bisa kau menghadapi dunia dan menjadi kepala keluarga!”Kai mulai berkhotbah. Tangannya sigap memiting leher Baekhyun, membuat namja yang tubuhnya lebih kecil dari dia itu mengaduh kesakitan.

“Yaaa, kkamjong… jeball…”

“Noona selalu hanya ingin bersama hyung, apa itu belum cukup sebagai bukti. Dasar hyung berotak sempit. Kau harusnya tahu bagaimana noona putus dengan orang itu dulu. Pasti kau akan menyesal…”

“YA! Kkamjong!!”Suho yang merasa Kai sudah menyebut hal yang tidak boleh disebut, berseru memperingatkan.

“Jongin-ah, Suho hyung? Apa maksudnya itu? kalian tahu? Sera dan orang itu—“

“Eo. Na ara. Tapi aku tidak akan bilang. Kau harus tanya sendiri!”potong Kai.

“Kenapa Suho dan kau tahu sedangkan aku tidak?!”

“Aku juga tahu,”kata Chanyeol. “Amber, Chaerin, L Myungsoo, Minsoo dan Luhan hyung juga tahu…”

“Mwoooo?? Bahkan Luhan hyung tau?!”

“Aishhh, kenapa kau sebut-sebut nama Luhan hyung?”Suho memukul kepala Chanyeol.

“Ahaha, maaf hyung…”

Baekhyun meronta-ronta. “AHHH, Lepaskan aku!! Aku mau menemui Sera sekarang!! Akan aku siksa yeoja itu sampai dia mengaku!! Bagaimana bisa dia memberitahu semua orang, bahkan Luhan hyung, tapi padaku tidakkk!!”

“Ah, andwae! Sebelum itu kau harus kami siksa dulu. Kyungsoo-ah, ready? GO!”

Kyungsoo yang sudah siap sedia didepan kaki Baekhyun, mengeluarkan jurus gelitikannya yang paling dahsyat kekaki Baekhyun. Baekhyun yang kegelian langsung menghentak-hentakkan kakinya dan menjerit-jerit. Apalagi tubuhnya masih tertindih tubuh Chanyeol, Kai dan Sehun. Sungguh penyiksaan. Suho tertawa dan tanpa empati sedikitpun leader EXO itu mengabadikan moment berharga itu dihandycam-nya.

“Anak-anak, tertawa yang lebarrr!!”Suho appa berseru gembira.

“YA!! HYUNG!! KAU INI MANUSIA APA BUKAN??? HENTIKAN!!”

“HAHAHA….”

-

-

-

20.46 KTS

…………Luhan’s Car……….

Sera menatap jalanan kota Seoul yang gemerlap oleh lampu-lampu dan bangunan-bangunan dipinggir jalan. Malam sudah turun saat ia dan Luhan keluar dari bioskop. Jadi tadi saat Baekhyun menelepon, Sera masih dalam ruang bioskop menonton bersama Luhan. Setelah makan tteokpoki sebentar diwarung pinggir jalan, Luhan mengantar Sera pulang. Saat Sera tanpa sengaja melihat iklan Sunny 10 EXO-K yang ditayangkan di big screen salah satu mall, ia jadi teringat sesuatu.

“Lulu, aku baru ingat sesuatu,”

“Ne?”

“Memangnya apa yang akan diungkapkan Baekhyun padaku? Sepertinya aku tadi dengar kau menyuruh Baekhyun mengungkapkan sesuatu padaku.”

“Oya, aku tadi lupa mematikan telepon darimu. Jadi kau masih dengar?”

Sera mengangguk. “Sedikit sih, tadi berisik sekali.”

“Mmm.. menurutmu apa?”

“Eunggg… apa dia punya yeoja yang disukai sekarang?”

Luhan mengangguk. Tapi ternyata Sera tidak menyadarinya. Yeoja itu terlalu semangat berpikir.

“Atau jangan-jangan dia menyembunyikan sesuatu dariku. Apa dia melakukan sesuatu yang aneh padaku?”

Luhan mengeryit. “Tentu saja tidak. Kenapa kau berpikir begitu?”

“Tingkah Baekhyun aneh sih…”

“Mungkin dia jealous kau pergi denganku…”

“Tentu saja, dia kan tidak pernah suka disaingi…”ujar Sera ringan.

Luhan memutar bola matanya. Yeoja disampingnya ini ternyata benar-benar bebal. Bagaimana mungkin Sera tidak bisa melihat tanda-tanda sejelas itu. Kalau Baekhyun tidak melakukan apa-apa ya tidak mungkin perasaan mereka terungkap. Aigho, pasangan yang menyusahkan. Dan kenapa juga Luhan harus peduli.

“Sial…”rutuk Luhan dalam hati.

“Eo, Luhan… menurutmu Baekhyun akan memaafkanku tidak? Tadi ditelepon sepertinya dia marah sekali.”

“Kau cemas?”

“Sedikit. Kami jarang bertengkar, jadi agak gak enak gitu rasanya…”

“Setelah tahu alasan yang sebenarnya kenapa kau pergi denganku, dia tidak akan mungkin marah. Kalau aku jadi Baekhyun aku akan sangat senang punya pacar seperti dirimu,”kata Luhan tulus.

“Jincha? Hehehe, aku ini memang hebat…”

Luhan tertawa. “Narsis!”

“Hahaha, biarin.” Sera mengganti posisi duduknya, lebih menghadap ke Luhan dan menatap namja itu. “Ya! Xi Lulu, karena sekarang Baekhyun menjadi pacarku, aku jadi tidak punya sahabat lagi. Kau mau menggantikan posisinya?”

“Kau memilihku?”

“Eo.”

“Wae?”

“Karena aku ngefans padamu…”jawab Sera polos yang membuat Luhan tertawa.

“Ya!! Hwang Sera! Alasan apa itu? Kau ini apa tidak punya sence of romantic hah? Bukan seperti itu caranya merayu namja…”

“Siapa juga yang sedang merayu! Sudah jawab saja mau apa tidak?!”

“Yah, baiklah… daripada tidak sama sekali. Tapi hati-hati ya, kalau Baekhyun sedikit saja melepasmu, aku akan langsung merebutmu, ara?”

“Eiii, masih saja seperti itu…”Sera manyun.

Luhan tersenyum penuh arti. Bukankah Baekhyun lebih beruntung dari dirinya sekarang? Walaupun Sera tidak pernah mengakui dan menunjukkan perasaannya, paling tidak yeoja itu selalu ada untuk Baekhyun dan melakukan apapun untuk membuat Baekhyun senang. Seperti sekarang ini. Hhhh, betapa beruntungnya adik ‘seperguruannya’ itu.

Mobil yang mereka kendarai memasuki kawasan elit perumahan tempat Sera tinggal. Mereka sudah berjalan-jalan berdua dari sore sampai semalam ini. Setelah ini, Luhan masih harus menghadapi member-member lain yang menunggunya didorm. Tadi saat hendak menyalakan mobil untuk menjemput Sera, Luhan mendapat SMS dari Kris.

“Kau harus menjelaskan semuanya nanti, Xi Luhan!”

Apanya yang harus dijelaskan? Apa Luhan harus menceritakan kalau ia pergi dengan Sera sebenarnya adalah demi Baekhyun? Aish, Luhan merasa akan lebih baik baginya jika ia memang benar-benar berkencan dengan Sera.

“Sampai, Lulu. Aish, hentikan mobilnya!”

Luhan kaget, tak sadar kalau tadi dia melamun sambil nyetir. Fiuh, bisa gawat kalau tadi dia berbelok dan menabrak tiang listrik.

“Ah, aku lupa rumahmu yang mana…”kata Luhan ngeles.

“Eiiii, belum ada sebulan kau kesini. Mau masuk dulu?”

“Boleh? Aku mau menyapa appa-mu…”

“Oh iya, kau belum pernah bertemu appa ya? Okay, Kkaja. Appa libur hari ini.”

Luhan dan Sera keluar dari mobil. Tidak lupa namja tampan itu mengeluarkan belanjaan yang ditaruh dijok belakang. Sera berniat membantu, tapi Luhan dengan gentle menolak dan membawa semuanya.

Saat mereka menaiki tangga didepan rumah Sera, appa Sera sudah membukakan pintu dan berdiri disana. Beliau mendengar suara putrinya, karena itu beliau langsung meletakkan koran yang beliau baca dan membukakan pintu.

“Kenapa baru pulang, Hime-sama?”

“Ck, tadi Baekhyun sekarang gantian appa. Aku tadi mampir belanja dan nonton sebentar appa…”

“Annyeong haseyo, ahjussi…”Luhan menyapa appa Sera sambil membungkuk 90 derajat saat beliau mengalihkan tatapan kearahnya.

“Annyeong haseyo. Kau teman Sera?”

“Ne, ahjussi…”

“Siapa namamu?”

“Xi Luhan, ahjussi.”

“Ahh, chinesse?”

“Ne…”

Appa Sera manggut-manggut sambil menatap Luhan dari bawah keatas. “Ya! Hwang Sera, seharusnya kau memacari namja seperti ini…”kata appa Sera usil. “Kau namja yang tampan nak. Orang tuamu pasti bangga.”

“Gamsa hamnida, ahjussi. Sayang sekali, putri anda ini sudah menolak saya…”

Sera melotot.

“Mwoya?? Aighoo, apa yang kau lakukan sebenarnya, Hime-sama. Kau menolak namja tampan seperti dia dan malah berpacaran dengan Baekhyun. Apa belum cukup kau menempel terus pada Baekhyun selama bertahun-tahun?”

“Ah, appa… kenapa berkata seperti itu?”protes Sera.

“Aduuuh, suamiku. Kenapa kau menggoda Hime-sama seperti itu? hahaha…” Mama Sera muncul. “Luhan-kun, orenmanida…”

“Orenmanida, ahjumma…”balas Luhan sambil membungkuk penuh hormat.

“Kau sudah makan? Ayo makan dulu dirumah kami…”

“Gamsahamnida, ahjumma. Tapi kami tadi sudah makan…”

“Dan Lulu juga sudah mau pulang. Ya kan Lulu?”Sera tersenyum penuh arti pada Luhan.

Luhan tertawa garing. “Hahaha, iya. Teman-teman saya sudah menunggu didorm. Kalau begitu saya permisi, ahjumma, ahjussi…”

“Ne, hati-hati Luhan-kun…”

Mobil Luhan melaju pergi diiringi lambaian tangan Sera. Fiuh, kalau namja itu lama-lama disini bisa habis dia digoda appa-nya yang menyebalkan itu.

“Dia temanmu dikampus?”tanya Appa Sera.

“Ani. Dia teman Baekhyun digrupnya…”jawab Sera sambil masuk mengikuti appa dan mamanya kedalam rumah.

“Aigho! Bisa-bisanya kau selingkuh dengan teman Baekhyun, Hime-sama. Siapa yang mengajarimu bersikap memalukan seperti itu?!”

“Aduh appa! Lulu itu Cuma teman, tidak lebih!”

“Sera-chan… apa yang kau bawa itu?”Haru—kakak Sera—yang sedang menonton tivi bertanya saat Sera lewat sambil menenteng-nenteng tas belanjaan.

“Hadiah,”jawab Sera singkat. Ia masuk kedapur dan mendapati mamanya sudah kembali berkutat menghias kue yang ada dimeja makan.

“Sudah jadi ya kuenya? Yatta!! Mama memang mama terhebat didunia!”

-

-

-

21.07 KTS

……..EXO’s Dormitory…………

Baekhyun sedang memakan sup kacang merah buatan Kyungsoo dengan enggan saat ponselnya berdering nyaring. Wajah Sera muncul dilayar LCD, meminta namja itu untuk mengangkat teleponnya. Baekhyun terlonjak, antara senang dan kesal. Dia berdeham sedikit, lalu dengan menarik napas dalam Baekhyun mengangkat telepon Sera. Chanyeol yang duduk diseberang meja, memperhatikannya.

“Mwoo?!”

“Baekkieee, Annyeong!!”jerit Sera dari seberang sana. Suaranya terdengar ceria sekali. Baekhyun tambah kesal. Kenapa yeoja itu senang sekali sementara dirinya merana seperti ini? Apa terjadi sesuatu antara Sera dan Luhan?? Baekhyun menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha mengenyahkan pikiran-pikiran buruk diotaknya.

“Mau apa kau meneleponku malam-malam begini!”

Chanyeol yang mendengar kata-kata ketus Baekhyun memutar bola matanya jengah. Padahal sejak tadi Baekhyun memelototi ponsel terus-terusan dan mengutuk-ngutuk Sera jika yeoja itu tidak meneleponnya. Tapi sekarang, setelah akhirnya Sera menelepon, dia malah bertingkah sok dingin seperti itu. Aneh.

“Aigho, kau tidak suka ya aku meneleponmu? Yasuda kalau begitu, tidak jadi sajalahh…”

“Ya! Ada apa?! Kau kan sudah membuatku susah payah mengangkat teleponmu, sekarang kau harus mengatakan apa maumu, Sera!”

“Cih, apa susahnya mengangkat telepon? Dasar Baekhyun baka!”

“Mwo?! Kenapa kau mengataiku baka?”

“Karena kau merajuk seperti anak kecil. Aneh sekali tauk!”

“Siapa yang merajuk?!”sembur Baekhyun tak terima.

“HYUNG YANG MERAJUK!!”Sehun berteriak lalu terdengar suara terkikik geli dari ruang tv tempat member lain berkumpul. Baekhyun melempar sendok dari tempatnya duduk kearah ruang tv. Dasar dongsaeng durhaka, barusan Baekhyun sudah memukulinya habis-habisan sebagai balasan karena sudah menindih sampai tulang Baekhyun rasanya remuk semua, masih berani juga ia nyeletuk gak guna.

“Kekeke~…”Sera yang mendengar keributan kecil itu terkekeh senang.

“Cepat katakan apa maumu!”kata Baekhyun sewot.

“Ck, dasar tidak sabaran. Ya! Jawab dengan jujur, kau marah padaku ya?”

“Eo…”

“Eiii, dasar. Kalau begitu dengarkan ceritaku, ne?”

“Kenapa aku harus mendengarkan ceritamu?”

“Haish, sudah. Dengarkan saja!!”Sera berdeham. “Suatu hari diminggu sore. Ada seorang namja berwajah sangat manis. Walaupun tingkahnya tidak ada manis-manisnya dan menyebalkan sekali, tapi karena wajahnya lumayan jadi dimaafkan. Dia sedang berjalan-jalan dengan tiga orang temannya didaerah Myeongdong…”

“Kau ini cerita apa sih?”

“Ck, dengarkan dulu, Baekkie! Bukan hal yang biasa bagi namja itu berjalan-jalan seperti ini, karena dia bukan namja biasa. Ia harus merapatkan jaket dan memakai kacamata minus palsu demi menutupi identitasnya. Saat dia melewati sebuah toko, dia terhenti saat melihat sesuatu yang begitu menarik perhatiannya. Dengan antusias ia masuk ketoko tersebut dan langsung mengambil barang yang dia sukai itu dietalase. Salah seorang teman namja itu—yang lebih tampan tentunya,hehe—bertanya,”Kau suka?”. Dan dengan antusias namja berwajah manis itu mengangguk. Dia suka sekali desain barang yang ia pegang itu, matanya sampai berbinar melihatnya. Tapi saat ia mengecek label harganya, mata yang berbinar itu seolah kehilangan sinarnya. Malang sekali namja itu, harga barang itu mahal sekali. Dia bisa menghabiskan banyak uang untuk satu barang ini dan itu bukan sesuatu yang bijaksana. Apalagi dia sedang mulai menabung untuk membeli mobil. Akhirnya dengan berat hati ia mengembalikan barang itu keetalase…”

“Sera-channn~”Lidah Baekhyun terasa kelu, ia mengerti sekarang. Namja itu tahu benar cerita itu, karena namja yang ingin membeli barang tapi tak jadi itu adalah dirinya.

“Aku mendengar cerita itu dari Lulu. Sungguh malang ya nasib namja baka tapi manis itu? Karena itu hari ini aku meminta tolong Lulu untuk menunjukkan toko mana dan barang apa sih yang namja itu inginkan. Karena selain namja itu, hanya Lulu yang tahu. Kebetulan dia-lah namja tampan yang tadi ikut masuk ketoko itu dan bertanya ‘Kau suka?’. Eotte? Ceritaku bagus kan, Baekkie? Sekarang kalau kau melihat namja manis yang kumaksud tadi, suruh dia datang ketaman didekat rumahmu sekarang ya? Aku ingin menemuinya…”

“Eo. Dia juga ingin segera menemuimu sekarang…”Baekhyun bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu keluar. Membuat kepala-kepala yang ada didorm itu sempurna tertoleh padanya.

“Jincha? Bilang padanya juga, jangan lupa menutupi wajahnya. Dia kan bukan namja biasa…”

Baekhyun menghentikan langkahnya dan kembali kekamar untuk mengambil jaketnya. Dia hampir saja lupa.

“Kau mau kemana?”tanya Suho yang menyusul Baekhyun kekamar.

“Ketempat Sera…”

“Eo, Joonie. Aku pinjam Baekhyun sebentar,”kata Sera yang mendengar suara Suho. Baekhyun menyampaikan kata-kata Sera yang tentu saja hanya didengarnya itu ke Suho.

“Baiklah. Jangan pulang terlalu malam…”

“Ne. Araseo…”

Baekhyun langsung melesat keluar dorm.

“Lho? Baekhyun hyung gak pinjem mobil hyung ya? Trus mau naik apa dia?”tanya Kai saat melihat kunci mobil Suho masih tergeletak manis dimeja ruang tamu.

“Eh? Baekhyun pasti lupa karena terburu-buru.”Suho tertawa geli. “Dasar bodoh.”

-

-

-

21.56 KTS

………….at Park beside Baekhyun’s Home……….

Sera menimang-nimang bungkusan yang ada dipangkuannya. Senyum manis terukir dibibir. Yeoja berambut panjang coklat itu sampai tidak mempedulikan udara yang dingin malam itu, padahal lagi-lagi ia keluar rumah tanpa memakai jaket tebal karena lupa. Senang rasanya membayangkan ekspresi orang yang akan menerima hadiahnya ini. Mata orang itu pasti akan berbinar-binar dengan wajah takjub. Disamping Sera, teronggok manis kue ulang tahun berwarna biru muda dengan lilin-lilin kecil menyala disekeliling kue. Kue itu bukan buatannya tentu saja, tapi buatan mamanya.

Alunan musik terdengar dari headphone ditelinganya. Suara Changmin, suara empat oppa-oppanya yang selalu Sera cintai mengalun lembut penuh harmoni. Terlintas kenangan-kenangan saat ia masih trainee dan DBSK masih utuh lima orang. Kenangan saat Sera pertama kali dikenalkan pada Changmin, Junsu, Yoochun dan Junho oleh Jaejoong yang sudah ia anggap sebagai oppa kandungnya sendiri. Sera tiba-tiba merasa rindu, ingin berkumpul lagi seperti dulu.

“Apa aku memang harus kembali ke SM ya?”gumamnya pelan sambil menatap kelangit yang sempurna gelap tanpa bulan maupun bintang.

Lagu berganti, bayangan Jaejoong dan kawan-kawan pun ikut berlalu dari pikiran Sera. Digantikan oleh bayangan seseorang. Ya, dia selalu muncul ketika Sera mendengarkan lagu ini.

“Sera-chan!”panggilan seseorang membuyarkan lamunannya. Sera menatap kedepan, kearah sesosok namja yang membungkuk dan memegangi lututnya. Napasnya terengah-engah hingga membentuk banyak kepulan asap. Mata Sera membulat. Tidak menyangka sosok Baekhyun sekarang ada dihadapannya. Seolah namja itu baru saja melompat dari pikirannya.

“Kau ini kenapa?”tanya Sera saat Baekhyun berhasil mengatur napasnya dan berjalan menghampirinya.

“Aku lupa membawa mobil Suho-hyung. Jadi tadi aku naik bus dan lari kesini…”

Baka. Kenapa pake lari segala? Aku masih tetap akan menunggumu sampai kau datang tauk! Ah iya…” Sera mengambil kue yang diletakkan disampingnya. “Jeng! Jeng! Saengil chukkae Baekhyuniiee.”Yeoja itu mulai menyanyi dengan semangat. “Saengil chukkahamnida. Saengil Chukkahamnida. Saranghaee ne Baekhyunnie. Saengil chukkahamnida!!”

Baekhyun cengo. “Ya! Ulang tahunku masih sebulan lagi, Sera…”

“Aighooo, ini kan surprise! Mana seru kalau surprisenya diberikan saat hari-H ultahmu. Eotte? Kau terkejut kaaan? Aku ini memang jeniuss…kekeke~”

“Aish jincha…”

“Ya! Kau tidak mau meniup lilinnya? Ah, chankaman! Make a wish dulu, ne?”

Baekhyun tersenyum geli. “Kau ini aneh sekali? Mana ada orang yang meniup lilin ultah dan make a wish sebulan sebelum tanggal ultahnya.”

“Ada kok?”

“Nugu?”

“Kamu, hehe…”

“Heiiss… Arasseo, aku akan make a wish dulu, ne?”

Sera mengangguk senang.

Baekhyun menutup matanya dan berdoa dengan sungguh-sungguh didalam hatinya. Saat ia membuka mata, wajah Sera yang pertama tergambar dimatanya. Baekhyun tersenyum lalu meniup lilin-lilin ulang tahunnya sampai padam. Meniupkan doanya yang ia ucapkan dalam hati tadi keudara, Baekhyun berharap doanya tadi bisa sampai ketelinga Sera dan membuka hati yeoja itu.

“Hehe, kau senang? Aku juga membelikanmu hadiah…” Sera meletakkan kuenya dan mengambil kado spesial yang sudah ia beli khusus untuk Baekhyun. “Kau pasti sudah tahu ini apa? Untung belum terjual…”

Baekhyun mengambil kado itu dan membukanya. Walau ia sudah tahu apa yang dibelikan Sera dari ceritanya tadi, Baekhyun tetap saja merasa takjub saat melihat sepasang sepatu yang begitu diinginkannya dua minggu yang lalu. Jujur, ia sebenarnya sudah melupakan sepatu limited edition itu, jadi ia tidak menyangka sepatu itu ada ditangannya sekarang. Apalagi barang itu Sera yang membelinya. Baekhyun tahu yeoja itu sangat pelit dalam urusan uang. Dia akan merelakan uangnya terpakai dalam jumlah besar hanya untuk dua hal, buku dan BIGBANG. Namun sekarang Sera mau membelikannya sesuatu yang mahal seperti ini, apa mungkin karena Baekhyun adalah hal yang spesial bagi Sera, sama spesialnya seperti buku dan BIGBANG yang dicintainya itu?

Tiba-tiba hati Baekhyun serasa diremas kuat oleh tangan tak kasat mata. Teringat olehnya tingkah konyolnya seharian tadi. Sekarang Baekhyun tahu, Sera ternyata hanya bermain-main dengannya demi suksesnya kejutan ini. Bodoh sekali ia bisa terjebak permainan Sera. Sebagai namja, Baekhyun merasa sangat malu. Yeoja yang dicintainya ini, walaupun tidak pernah mengucapkan kalimat cinta padanya, begitu sangat peduli pada Baekhyun. Bukan masalah sepatu mahal itu, tapi keinginan Sera untuk menyenangkan hati Baekhyun-lah yang membuat namja itu begitu terharu.

“Kenapa kau melakukan ini?”tanya Baekhyun.

“Kenapa ya?”Sera menelengkan kepalanya. “Aku hanya ingin membuat kejutan untukmu. Itu saja, hehe. Eotte? Kau suka?”

“Eo, aku suka.”

“Kau sudah melakukan banyak hal untukku dimasa lalu, ini bukan apa-apa dibandingkan semua itu, Baekkie.”

Perlahan Baekhyun mempersempit jaraknya dengan Sera, lalu memeluk yeoja itu erat. “Mianhae…”

………on the other side………….

“Wahhh, Baekhyun hyung beruntung sekali!”komen Tao setelah Luhan selesai menceritakan alasan sebenarnya dibalik kencannya hari itu dengan Sera.

“Yah,, dia memang beruntung…”kata Luhan malas.

“Aku tidak menyangka Sera ternyata romantis juga…”Kris ikut berkomentar disela makannya. Hari ini Lay berbaik hati membuatkan mie telur untuk seluruh penghuni dorm-M, kecuali Luhan. Luhan sudah makan tadi.

“Tapi bukan Sera namanya kalau tidak ada maksud tersembunyi. Dia bukan tipe gadis yang spontan melakukan sesuatu hanya demi menyenangkan orang lain.”

“Maksud hyung?”tanya Chen.

“Liat saja besok, apa yang terjadi dengan couple bodoh itu…”

“Memangnya besok ada apa? Kau tau sesuatu?”Xiumin balas bertanya, penasaran.

“Aku tidak tahu, hanya saja firasatku bilang kalau besok ada sesuatu yang terjadi…”

“Eiii, jangan berburuk sangka dulu dong, han!”

“Sera bilang hanya Baekhyun yang mengenalnya dengan baik. Dia tidak tau saja kalau aku lebih baik mengenalnya daripada Baekhyun. Lihat saja nanti, aku akan…”

Buak!

“Auw! Choijang!! Kenapa kau memukulku?!”

“Jangan memicu peperangan Xi Luhan…”kata Kris tajam.

Luhan merengut.

……….bact to Baek-Sera……..

Sera terkejut mendapatkan pelukan tiba-tiba seperti itu. tubuhnya menegang seketika. Tapi demi mendengar kata-kata Baekhyun ia membalas pelukan Baekhyun dan membuat dirinya lebih nyaman dalam pelukan hangat itu. “Ah, ani, Baekkie. Akulah yang seharusnya minta maaf karena telah membuatmu salah paham. Mianhae, ne? Kau tahu kan kadang-kadang usilku kumatt… hehe”

Baekhyun menjewer pelan telinga Sera yang ada disebelahnya. “Kau nyaris membuatku mati kesal, tauk…”

“Aw, kau ini terlalu posesif. Mengerikan,”canda Sera. Yeoja cantik itu menatap rambut Baekhyun dan memegangnya. “Aku suka warna rambutmu yang ini, jangan sekali-kali kau mem-blonde lagi rambutmu, ne? Akan kugunting habis nanti!!”

“Aighooo, tidak akan lagi, Mrs. Byun. Kecuali hairstylist noona mem-blonde rambutku saat aku tidur…”

“Cih. Aku tidak akan membiarkan dia melakukannya lagi pada rambutmu, Mr. Hwang!”

“Hahaha… Wae? Aku tidak tampan ya saat rambutku blonde?”

“Tentu saja tidak…”

“Aish… kau ini jujur sekali.”

“Biarin…”

Baekhyun tersenyum. Hidungnya menghirup aroma melon yang menguar dari rambut Sera. Yeoja dipelukannya ini tidak berubah sama sekali sejak ia kecil. Tubuhnya selalu wangi buah, entah itu karena parfum atau shampoo yang Sera pakai. Bagi Baekhyun aroma tubuh Sera adalah aromaterapi paling ampuh untuknya. Membuatnya merasa nyaman dan rindu. Memeluk Sera seperti ini selama setahun penuh tidak akan cukup baginya.

“Ya! Aku mau tanya!”kata Baekhyun.

“Mwo?”

“Kenapa Luhan hyung bisa tahu masalah putusmu dengan orang itu?”

“Ne? Karena dia tanya, trus aku kasih tahu,”jawab Sera enteng sekali.

“Hah?”

“Kau pasti mau protes kenapa aku tidak memberitahumu, ya kan? Itu karena kau tidak pernah bertanya dan aku juga tidak merasa penting menceritakannya padamu. Kupikir pasti juga kau tidak akan suka mendengarnya…”

Baekhyun mendongakkan kepalanya. Ahhh, benar juga. Dia selalu enggan mendengarkan apapun tentang namja itu. Selama 3 tahun Sera berpacaran dengan orang itu, Baekhyun sama sekali tidak pernah menanyakan apapun tentang hubungan mereka berdua. Sera kadang bercerita, tapi ekspresi tidak berminat Baekhyun mungkin membuat Sera tau kalau Baekhyun tidak suka pada orang itu.

“Baekkie… Lepaskan dulu…”Sera tiba-tiba mendorong pelan tubuh Baekhyun, membuat namja itu melepaskan pelukannya dengan enggan. “Aku ingin kau mendengar sebuah lagu. Ini lagu kesukaanku…”

“Bigbang?”

Sera melepas sebelah earphonenya. “Anii. Aku belum pernah bilang padamu kalau aku suka lagu ini.”

“Lagu baru?” Baekhyun memakai earphone yang diberikan Sera. “Eo? Ini Dongbangshinki?”tebaknya saat mengenali suara Jaejoong dipembukaan lagu.

Sera mengangguk dan tersenyum kecil. Lalu yeoja itu kembali memeluk Baekhyun dengan earphone masing-masing terpasang ditelinga kanan Sera dan telinga kiri Baekhyun. Baekhyun mengeratkan pelukannya pada Sera sambil mendengarkan alunan lembut lagu ditelinganya. Baekhyun memang jarang mendengar lagu-lagu DBSK, terutama karena ada suara orang itu disana. Tapi sekarang, dia malah mendengarnya bersama Sera dengan posisi berpelukan seperti ini. Situasi yang aneh menurutnya. Kenapa Sera ingin dia mendengarkan lagu ini?

Sera dengan nyamannya, menyandarkan tubuhnya ketubuh Baekhyun. Memejamkan mata dan menggumamkan lirik dari lagu yang mengalun ditelingannya.

You’re my melody norul yonjuhalke
On & On
(You’re my melody
I’ll perform for you)


Non naui norae nae sarmui saunduturaek
(You are my song
The soundtrack in my life)

 

Insaengui mudael
Barkhyojunun norul saranghae
To bullojullae non naui norae

(I love you
You lighted up the stage of my life
(I’ll sing it again) You’re my song)

 

Baekhyun terhenyak.

“Sera-chann?”

“Lagunya bagus kan, Baekkie?”ujar Sera lembut. “Kau tahu? Oppa sering sekali menyanyikan lagu ini untukku. Alasannya, karena aku sangat menyukai lagu ini…”

Sera melepas pelukannya dan menatap Baekhyun. Yeoja itu tidak tahu, namja dihadapannya ini sangat merana saat mendengar kata-katanya tadi. Bagaimanalah tidak, yeoja yang dicintainya memintanya mendengarkan lagu kenangannya bersama namja lain. Hati Baekhyun serasa ditusuk pisau berkarat. Sakit.

Sera tersenyum. “Tapi anehnya, aku tidak pernah merasa lagu ini adalah lagu soundtrack-ku dan oppa. Ini salah satu dosaku padanya…”

Eh?

“Aku ingin mengaku. Bagiku lagu ini adalah kau, Baekkie. Kau adalah laguku. Hampir seumur hidupku kuhabiskan bersamamu. Bersama dengan suaramu, tingkah lakumu, senyummu…”Sera tertawa. “…tapi kebanyakan sih dengan tingkah konyolmu ya? Kau benar-benar mengisi hidupku dengan baik. Seperti halnya lagu. Musik. Simphoni. Mereka mengiringiku tumbuh. Seumur hidup mengisi hari-hariku dengan baik. Jadi bagaimanalah bisa, aku hidup tanpa mereka, tanpa musik-musik itu, tanpamu? Ah, jincha, aku benar-benar tidak mau hidup didunia yang sepi tanpa musik, yang kosong tanpa dirimu. Jadi, Byun Baekhyun, jangan pernah kau berani meninggalkan diriku atau aku akan mematahkan kakimu…”

Baekhyun membeku.

“Aku sedang mengungkapkan perasaanku dan kau hanya diam saja seperti itu? napeun!”

“Katakan sekali lagi…”pinta Baekhyun lirih.

“Apa?”

“Katakan sekali lagi, apa aku bagimu, Hwang Sera?”

Sera memandang Baekhyun sejenak, lalu senyumnya perlahan terukir diwajah cantiknya. “Kau adalah laguku, Byun Baekhyun…”

Jantung Baekhyun kali ini sepertinya benar-benar terlonjak dari sarangnya. Baekhyun merengkuh wajah Sera. “Astaga. Kau ini benar-benar manis…”katanya lembut sebelum bibirnya sempurna mendarat kebibir yeoja yang dicintainya itu.

Sera membelalakkan matanya saat dirasakannya sesuatu yang hangat melekat dibibirnya. Tubuhnya reflek berusaha mendorong tubuh Baekhyun. Tapi tenaganya seperti telah tersedot keluar. Jantungnya yang hanya sebesar kepalan tangan itu seolah memenuhi tubuhnya dengan alunan detakan yang kuat. Ciuman Baekhyun melumpuhkan syaraf sensorinya. Semua berpusat pada bibirnya. Kehangatan itu. Rasa manis itu.

Sera merasa terlempar kembali ke-tahun-tahun lalu, saat ciuman pertamanya yang diam-diam membekas dihatinya selama bertahun-tahun. Ciuman main-mainnya dengan Baekhyun saat SMP telah membuat Sera tanpa sadar tidak bisa menerima ciuman lain. Defensif bahkan pada pacarnya sendiri.

Kumohon Sera, jangan memaksakan diri lagi. Jujurlah pada dirimu sendiri…”suara namja itu, namja yang telah dilukainya, terngiang dibenak Sera.

“…Kau tidak mencintaiku karena itu kau menolakku. Tapi, kau mencintai Baekhyun karena itu kau berpacaran dengannya, gampang kan?”kata-kata Luhan tadi sore.

Sera terkesiap. Sebuah pemahaman tiba-tiba tertanam dikepalanya.

Kehangatan dibibir Sera lenyap. Yeoja itu mendongak menatap wajah Baekhyun yang masih berada dalam jarak yang sangat dekat dengan wajahnya. Napas namja itu terasa hangat menerpa wajahnya. Entah dorongan dari mana, Sera merangkulkan tangannya keleher Baekhyun dan menarik namja itu untuk menciumnya kembali. Mereka berciuman lagi, lebih dalam, lebih intens.

Mereka berdua berciuman lama. Meluapkan seluruh perasaan yang terpendam dalam dihati masing-masing. Tanpa kata-kata. Hening dalam penghayatan. Sampai akhirnya napas mereka memendek, Baekhyun melepas ciumannya.

Saat menatap wajah Sera, tiba-tiba jantungnya meledak tak terkendali. Astaga, mereka barusan berciuman? Wajah tampannya langsung merah padam.

Reaksi Sera juga sama. Yeoja itu bahkan tidak berani menatap Baekhyun.

“A—bagaimana kalau kita pulang?”ujar Sera gugup setengah mati.

“Ahh—ide  bagus, haha”Baekhyun tak kalah gugup mengambil bungkusan sepatunya yang entah sejak kapan tergeletak disebelah kakinya.

“E-eh, jangan lupa, ini..”Sera mengambil kue ultah Baekhyun dan memasukkannya kembali kekotaknya. “Untuk teman-teman didorm…”

“Oh, ne. Gomawo…”

“Hehe, berterimakasihlah pada mama…”

“Hahaha, iya…”

Hening.

“Kkaja…”

“E-eo…”

Baekhyun dan Sera berjalan beriringan. Otak mereka tiba-tiba terasa kosong. Seolah terformat dan hanya tersisa satu file. Sebuah video adegan ciuman mereka tadi. Baekhyun menggigit bibirnya. Sera menggigiti kukunya. Keduanya merasa resah pada perasaan masing-masing.

Sampai akhirnya mereka sampai dipersimpangan jalan.

“Konbanwa, Sera-chan. Mimpi indah, ne?”

Sera tersenyum kaku. Sepertinya malam ini dia tidak akan bisaa tidur.

“Eo. Kau juga.”

Baekhyun tersenyum kaku. Berpikir hal yang sama seperti Sera. Sepertinya ia tidak akan bisa tidur malam ini.

Mereka berdua berbalik. Menapaki jalan masing-masing menuju rumah mereka.

Baekhyun dengan bungkusan dikedua tangan, sebuah senyuman merekah dibibirnya. Ia menoleh, melihat yeoja yang dicintainya yang tadi sempat ia peluk dan ia cium. Ahhh… bahagianya. Pasti Sera tidak tahu, bahwa bukan sepatu mahal limited edition itu hadiah kejutan spesial bagi Baekhyun, melainkan kata-kata sederhana yang Sera ucapkan.

Kau adalah laguku, Byun Baekhyun…”

“Assa!”pekik Baekhyun.

Sementara itu, Sera, tidak mampu lagi menahan senyuman dibibirnya. Kesadaran itu membawa perasaan hangat dihatinya dan merambat kepipinya.

“Aish, jincha…”serunya pelan sambil menepuk kedua pipinya. “Lulu benar-benar hebatt…”

“Kau hanya tahu, itu saja. Memang tidak ada ciri-ciri yang jelas saat kau jatuh cinta, Sera-chan…”

 

I want to give my love that is more than love
I will slowly and slowly give you all my heart
I like everything about you
Please stay with me sometimes like friends, sometimes like lovers

(Beige feat Ryeowook – When I Falling in Love with Friend)

-

-

-

END?

Continue on the other story^0^

Pasti ada yang komen kalau ceritanya nggantung de? Hehe… ya memang begitu. Sebenarnya ini bisa dibilang series. Karena pada tiap cerita konfliknya sama. Tapi kalau series, berarti harus runtut dong alurnya. Ibaratnya kayak Drama Korea gitu, jadi tiap bersambung dilanjutannya ada sambungannya lagi dengan alur yang nyambung. Tapi ini gak, jadi ibaratnya kayak sit-kom. Tiap story ada permasalahannya sendiri tapi permasalahan utama itu tidak hilang.

Kenapa begitu?

Karena saya tidak bisa bikin cerita yang panjang dengan alur continue seperti cerita series, huhu…(-_-!!)

Wah kok aku jadi bicara panjang lebar ya? Hoho..

Pokoknya mohon RCL-nya ya… dan kalau responnya bagus, akan ada Lightheaven selanjutnyaa…

Arigatou!!

 


Viewing all 317 articles
Browse latest View live